RIVAL (End) Revisi

By StarsShine_1603

6.7M 1M 91.2K

⚠️WARNING, CERITA INI MENGANDUNG KEBENGEKAN DAN KEBAPERAN. AWALNYA NYEBELIN LAMA-LAMA NAGIH⚠️ Follow sebelum... More

Prolog
1. Rival
2. Genta
3. Family
4. Empat
5. Lima
6. Enam
7. Tujuh
8. Delapan
9. Sembilan
10. Sepuluh
11. Sebelas
13. Tiga Belas
14. Empat Belas
15. Lima Belas
16. Enam Belas
17. Tujuh Belas
18. Delapan Belas
19. Sembilan Belas
20. Dua Puluh
21. Dua Satu
22. Dua Dua
23. Dua Tiga
24. Dua Empat
25. Dua Lima
26. Dua enam.
27. Dua Tujuh
28. Dua Lapan
29. Dua Sembilan
30. Tiga Puluh
31. Tiga satu
32. Tiga Dua
33. Tiga Tiga
34. Tiga Empat
35. Tiga lima
36. Tiga Enam
37. Tiga Tujuh
38. Tiga Lapan
39. Tiga Sembilan
40. Empat Puluh
41. Empat satu
42. Empat Dua
43. Empat Tiga
44. Empat Empat
45. Empat Lima
46. Empat Enam
47. Empat Tujuh
48. Empat Lapan
49. Empat sembilan
50. Lima Puluh
51. Lima Satu
52. Lima dua
53. Lima Tiga
54. Lima empat
55. Lima lima
56. Lima Enam
Special part Rival
57. Lima Tujuh
58. Lima lapan
59. Lima Sembilan
60. Enam Puluh
61. Enam satu
62. Enam Dua
63. Enam Tiga
64. Enam empat
65. Enam Lima
66. Enam-enam
67. Enam Tujuh
68. Enam Lapan
69. Enam sembilan
70. Tujuh Puluh
71. Tujuh Satu
72. Tujuh dua
73. Tujuh Tiga

12. Dua Belas

94.5K 16.2K 2.4K
By StarsShine_1603

Rival dengan segala kegigihannya. Rencana untuk ke kuburan mengambil bunga Kamboja malam ini akan terlaksana. Genta, Lego, Gilang memasang muka suram. Tanda, mereka kesal atau mungkin menyesal punya teman seperti Rival. Ngomong-ngomong, mereka saat ini sedang di pos ronda, masih satu komplek dengan kuburan yang akan dituju.

"Lo bener-bener gila emang!" sinis Genta.

"Lo udah beban negara, beban keluarga, beban pacar, nggak cukup apa, Val? Sampe jadi beban teman juga!" sahut Lego. Mereka bersama-sama menyerang Rival dengan hujatan.

Rival monyong-monyong. Hujatan temannya hanya angin lalu.

"Buat apa sih ngambil bunga Kamboja di kuburan? Lo mau masang susuk hah? Atau mau melet orang?!" Gilang emosi. Baru kali ini ia melakukan hal yang tidak penting.

"Gue mau masang ilmu kebal kanuraga."

"HALAH BACOT!"

Rival cengengesan. "Yang minta Cahya."

"Hah?!"

Rival mengangguk. "Yang minta bunga Kamboja Cahya."

"Dan, lo mau ngambil bunga di kuburan cuman demi permintaan ga masuk akal si Cahya?!" desak Genta tak habis pikir. Dengan santainya Rival mengangguk.

"BUCHENNNN!" maki Lego menggebu-gebu.

Rival menggeleng tegas. "Enggak ya, Go!"

"Halah! Tingkat bucin lo udah akut! Najrong tralala!" hina Gilang. Bisa-bisanya Rival seperti itu.

"Dah ayok berangkat! Motor ditaro sini aja. Kita ke sana jalan kaki."

Keempatnya jalan kaki dengan was-was. Perasaan takut tak bisa dihindari. Apalagi suasana begitu dingin dan gelap, mendukung sekali kehororan. Tak ada obrolan yang terucap, semua fokus dengan pikiran masing-masing, hanya terdengar suara jangkrik di tengah sunyinya malam.

Lima meter lagi sampai di tempat kuburan. Pohon Kamboja itu ada di samping gerbang kuburan. Rival menoleh ke teman-temannya.

"Genta! Lo yang depan," suruh Rival dengan suara pelan.

"Gila lo! Ogah!"

"Lo aja, Val." Gilang menyuruh.

"Iya lo aja. Lo kan manusia setengah setan!" sahut Gilang jengkel.

"Enteng bener lo ngomong!" ucap Rival tak terima. Mana ada setan ganteng macam dirinya.

"Ya udah kita suit aja!" usul Rival. Ketiganya nampak protes dengan kelicikan Rival, harusnya kan mereka hanya menemani.

Gilang kalah, itu artinya dia yang harus memimpin. "Anj---"

Genta dengan cepat membekap mulut Gilang yang ingin mengumpat. "Jaga omongan lo! Ini kuburan!"

"Jangan nglakuin yang enggak-enggak! Masalahnya ini mahluk halus, nggak bisa kita tonjok atau tendang asal lo tau," beritahu Rival sok bijak.

Gilang memimpin di depan. Di belakangnya tiga orang berjejer dengan ketakutan. Mereka jalan pelan-pelan menuju pohon Kamboja di depan gerbang.

"Lego! Siap-siap cari di YouTube ayat kursi. Nanti kalo ada yang aneh-aneh langsung nyalain, kan mantep tuh, setannya pasti kena mental breakdance," suruh Rival ngawur. Lego hanya mengiyakan.

Rival mengumpat dalam hati ketika ia di dorong-dorong untuk memimpin di depan. Bulu kuduk semua orang meremang ketika sampai di bawah pohon Kamboja. Aura horor begitu terasa.

"Bau apa, nih?" keluh Gilang sambil mengendus. "Bau melati!"

"Lo juga nyium, Lang?" tanya Lego memastikan. Ia pikir tadi hanya ia saja yang merasakan itu.

"Heh diem lo!" beritahu Genta sedikit ketakutan. Cowok-cowok gesrek ini malah gibah di bawah pohon Kamboja. "Val, cepetan ambil."

Rival meneguk salivanya gugup. Demi apapun ini moment yang paling membuatnya takut.

"Gila! Baunya makin kecium!" keluh Gilang.

Rival melirik Lego kode untuk menyalakan video ayat kursi dari YouTube. Lego mengerti, ia menyalakannya dengan volume tinggi.

"Woi bangke! Malah tambah bau pandan, melati plus bau bangke!" maki Gilang kelepasan. Genta langsung memukul Gilang keras.

Bulu kuduk meremang. Semua merinding. Perasaan Rival tidak enak. Kepalanya mendongak untuk melihat bunga Kamboja. Tapi, bukan bunga yang dilihat tapi malah sosok cewek rambut panjang nangkring di atas pohon.

"Astaga! Lo kenapa nangkring di sana? Sini turun, Genta jomblo soalnya," kata Rival yang masih belum sadar itu mahluk halus.

Lantunan ayat kursi di YouTube berhenti, tergantikan oleh iklan shopee. Kunti yang nangkring di pohon Kamboja itu tertawa mengerikan. Semua sadar itu bukan manusia kecuali Rival. Cowok itu malah sibuk membujuk agar turun. Dasar setres!

"I-ini ke-kenapa you-youtube ha-harus iklan, sih," keluh Lego terbata-bata sudah ketakutan. Keringat mengalir di pelipisnya. Ia ingin menangis rasanya. YouTube sedang tidak berpihak kepada mereka.

"Makanya pake YouTube premium," sahut Genta sambil menunduk melihat kakinya. Ia tak sanggup melihat di atas pohon.

"Astaga, malah ketawa di atas pohon. Jangan gitu, nggak baik ciwi cantik malem-malem main di kuburan. Ayo sini gue anter pulang, mumpung jomblo, abis putus soalnya."

"Ayo! Kalo nggak mau sama gue, nanti boncengan sama Genta yang ganteng. Kita ngedugem bareng."

"Itu setan goblok!" teriak Genta lalu berlari bersama Lego dan Gilang ngibrit meninggalkan Rival. Mereka sudah tak tahan dengan kegoblokan Rival.

Rival linglung. Sedetik kemudian ia sadar. Ia langsung lari sekencang mungkin. Ini moment tak terlupakan sepanjang hidupnya.

"Otak gue ke mana, sih?! Papa pasti jual otak gue nih, biar dia kaya. Pantesan dia jadi sultan!" gerutu Rival di sela-sela larinya.

Semuanya berhenti di pos ronda. Begitu sampai Rival langsung disambut dengan kata-kata mutiara Lego.

"RIVAL STRES!"

Rival mengangguk lemah. "Gue tau."

"SETAN LO AJAK NGOMONG! OTAK LO DIGADAI DI MANA SIH WOII!" Gilang histeris. Tak habis pikir dengan Rival.

"SETAN LO AJAK DUGEM. LO WARAS NGGAK, SIH, VAL?!" timpal Lego histeris.

Rival hanya diam merenungi kebodohannya. Ia tak sadar tadi itu makhluk halus.

"Genta! Lo ngomong kek, maki-maki nih orang!" hasut Lego karena melihat Genta hanya diam.

"Val."

"Apa, Gen?"

"Sini otak lo gue beli. Nggak guna juga tuh otak ada di kepala lo."

****

Cahya mengernyit heran ketika ada beberapa motor berhenti di depan rumahnya. Cahya yang penasaran langsung keluar. Matanya membelalak ketika melihat Rival dan ketiga temannya langsung tepar di teras.

"Genta, lo nggak pa-pa?" tanya Cahya duduk di samping Genta.

Rival melirik sinis mantannya itu. Harusnya kan ia yang diperiksa lebih dulu.

"Mantan lo di sini, Cay. Bukan di situ."

"Sewot lo!"

Genta menatap Cahya dengan tatapan kesal.

"Kenapa?" tanya Cahya linglung. Dari tadi Lego, Genta, dan Gilang menatapnya aneh.

"Gara-gara permintaan aneh lo itu, kita jadi ketemu setan!" Lego menumpahkan kekesalannya.

Cahya menyatukan alisnya. Perasaan ia tak minta apa-apa.

Rival berdiri lalu memberikan kotak bening berisi bunga Kamboja yang tadi ia beli di toko bunga, ia berikan kepada Cahya. Mau mengambil lagi di kuburan, ia tak berani.

Cahya membekap mulutnya kaget. Tak menyangka Rival akan menuruti ucapannya yang bercanda.

"Rival lo---"

"Permintaan lo. Sorry, gue beli di toko bunga. Abisnya di kuburan nggak jadi, karena ketemu Miss key a.k.a Kunti."

"Padahal gue ngomong itu cuman becanda." Cahya berkata itu tanpa beban.

"APA?!" Keempat cowok itu berteriak bersamaan.

"Lo nggak tau, Cay! Gimana ketakutannya kita malem-malem ke kuburan! Wah gilasehh!" protes Lego.

"Lo nggak tau betapa depresot-nya kita saat nyetel ayat kursi malah ada iklan shopee. Mana kuntinya ketawa cekikikan," timpal Gilang kecewa.

Mata Rival menatap sinis Cahya.

Semua menyadari Rival sedang emosi. Hening sebentar, hingga Cahya perlahan bergerak memeluk Rival penuh sayang. Kepalanya ia tenggelamkan di dada cowok itu.

Cahya mendongak untuk melihat Rival. Tapi tak ada tanda-tanda Rival ingin menunduk membalas tatapannya. Cowok itu malah memalingkan wajahnya. Pelukan Cahya juga tak dibalas.

"Maafin gue."

"Hm."

Cahya melepaskan pelukannya.

"Maaf, Rival. Gue nggak tau lo segoblok itu sampe nurut sama becandaan gue."

Ketiga orang di sana malah jadi nyamuk. Menatap malas drama yang tersuguh di depannya.

"Gue pulang dulu." Raut Rival masih datar. Mungkin cowok itu kecewa.

"Kita balikan lagi, ya."

"Iya."

Lego, Gilang, dan Genta melongo. Semudah itu balikan?!

"MARI ... KITA BUNUH!" teriak ketiganya kompak dengan nada bicaranya Siska Kohl.

Continue Reading

You'll Also Like

996K 110K 78
Hidup di tengah-tengah keluarga yang tidak menginginkan kehadirannya membuat Tafia merasa serba salah. Apalagi dia harus sekelas dengan saudara tiri...
58.1K 3.8K 37
Mempunyai seorang kakak yang sangat manja, Jovan perlu banyak² bersabar untuk mengendalikan perasaan dan semua keinginan kakaknya. Before: "adek mau...
951K 54.3K 53
BELUM DIREVISI. "Suutttt Caa," bisik Caca. "Hem?" jawab Eca. "Sttt Caa," "Apwaa?" Eca yang masih mengunyah, menengok ke samping. "Ini namanya ikan ke...
29.6M 1.3M 44
[Story 4] Di penghujung umur kepala tiga dan menjadi satu-satunya orang yang belum nikah di circle sudah tentu jadi beban pikiran. Mau tak mau perjod...