♛ BUTTERFLY's CURSED [JOHNTEN...

By ezzy_6104

79.2K 8.6K 1.3K

John Nylan Suehn adalah seorang raja yang sangat dicintai dan diagungkan oleh rakyatnya. Ia merupakan jelmaan... More

༊ CAST & PROLOG
༊ Der Anfang
༊ Ursache
༊ Probieren
༊ Dich Gefunden
༊ Deal
༊ Fortschritt
༊ Schließen
༊ Warten
༊ Kronprinz
༊ Die Zeit Ist Gekommen
༊ Verlassen
༊ Neugier
༊ Winchesters Entscheidung
༊ Suchen I
༊ Suchen II
༊ Treffen
༊ Papa and Dery
༊ Der Kronprinz ist zurückgekehrt
༊ Wahrheit
༊ Hendery ist erwacht
༊ das Versprechen eines Vaters
༊ Finden
༊ Überreden
༊ Willkommen, Papa!

༊ Deal II

2.5K 397 18
By ezzy_6104


   ∧_∧ 
(。・ω・。)つ☆・*。
   ⊂  ノ  ・゜+.
   しーJ  °。+ *'¨)
        .· '¸.·*'¨) ¸.·*¨)
         (¸.·' (¸.·' ENJOY✨



Pagi hari pada hari ini terasa berbeda bagi Ten. Bagaimana tidak, saat kelopak matanya baru terbuka dia sudah melihat enam orang dayang yang berdiri disamping kasurnya. Kemudian mereka membawa Ten pergi kesebuah ruang pemandian. Di tengah-tengah ruangan itu terdapat sebuah kolam yang tidak terlalu besar dan dalam, mungkin sebatas dada Ten. Kepala dayang bilang itu adalah kolam pemandian untuk tamu kerajaan, sedangkan kolam pemandian khusus raja jauh lebih besar dan mewah dari ini.

Saat masuk ke dalam ruang pemandian, Ten tidak bisa untuk tidak terkagum lagi. Selain terdapat sebuah kolam di tengah ruangan, ruangan ini juga memiliki desain yang cantik dan mewah serta ada sebuah ranjang dibelakang kolam. Ranjang itu digunakan untuk tempat memijat dan beristirahat. Jangan lupakan jika kolam tersebut telah diisi dengan air susu dan ditambah minyak ekstrak bunga matahari serta ribuan kelopak mawar yang mengambang diatasnya. Dipinggir-pinggir kolam juga terdapat beberapa lilin aroma terapi.

Setelah melepas baju yang ia kenakan, Ten mulai memasukkan tubuhnya kedalam kolam. Rasa lelah dan pegal menguap seketika ketika kulitnya bersentuhan dengan air susu yang hangat. Aroma bunga matahari dan mawar yang bercampur jadi satu membuat pikirannya menjadi tenang. Dan jangan lupakan aroma dari lilinnya juga. Ini adalah sebuah mandi yang sangat berkesan dalam hidupnya.

Sebenarnya terdapat drama kecil sebelum Ten membuka bajunya. Kepala dayang dengan kekeuh tidak memperbolehkan Ten untuk membuka bajunya sendiri melainkan membiarkan dayang yang harus melakukannya, alasannya itu adalah tugas mereka katanya. Sedangkan Ten bersikeras untuk membuka pakaiannya sendiri serta menyuruh mereka untuk berbalik. Ten juga bilang jika dia hanyalah tamu biasa, jadi mereka tidak perlu memperlakukannya seperti itu.

Karena demi Tuhan Ten malu. Memangnya siapa yang tidak malu telanjang didepan orang yang tidak dikenal? Terutama para wanita lagi. Akhirnya setelah lima menit terlewati untuk berdebat, Kepala dayang itu mengalah. Ia segera berbalik dan menyuruh dayang lainnya untuk melakukan hal yang sama. Ah, akhirnya Ten tidak menjadi malu.

Ketika Ten sudah merasa rileks, tiba-tiba saja ia dikagetkan dengan dua pasang tangan yang menyentuh kedua pundaknya. Ternyata itu adalah sepasang tangan dari dua orang dayang yang memijat pundak miliknya.

"Ah nona tidak perlu, terimakasih" Tolak Ten sungkan.

"Tidak apa tuan, ini adalah pekerjaan kami. Tolong jangan menolaknya" Ucap dayang yang berada disebelah kanannya.

"Benar tuan. Lagipula pijatan ini bisa membuat otot-otot tuan menjadi lebih rileks dan tidak tegang lagi" Ucap dayang disebelah kirinya membenarkan ucapan rekannya.

"Baiklah kalau begitu, terimakasih"

Ya baiklah, mungkin Ten harus menerima tawaran ini. Dan benar kata dayang itu, otot-ototnya juga tidak tegang. Sekarang tubuhnya menjadi lebih rileks lagi. Perasaan damai juga bisa ia rasakan. Haaah, inilah yang dinamakan hidup.

^

^

^

^

^

Setelah selesai dengan acara mandinya, kini Ten berada di ruang makan kerajaan. Dengan meja makan yang panjang dan 32 kursi, dengan raja yang duduk di kursi ujung meja sedangkan dia duduk di kursi sebelah kanan raja. Hanya ada dia, raja dan dua jenderal didepannya yang makan disana. Semua pelayan sudah disuruh pergi semenjak mereka selesai menghidangkan makanan.

Acara makan berlangsung sepi, hanya ada suara dentingan antara sendok garpu dengan piring. Ten sangat menikmati makanannya, ini adalah kali pertama dia memakan makanan kerajaan yang mewah ini. Setelah acara makan selesai, raja mulai membuka suaranya.

"Jadi, Bangchan telah membacakan semua isi surat perjanjiannya pada anda kan Ten?" Tanya Johnny dengan atensi yang sepenuhnya ke Ten.

"Ya Yang Mulia" Ten mengangguk kecil.

"Jadi bagaimana? Apakah kau menyetujuinya? Atau ada poin yang tidak kau setujui?" Tanya Johnny.

"Itu... Yang Mulia, apakah saya harus benar-benar berpisah dengan anak saya? Dan saya tidak boleh bertemu dengan dia nantinya?" Tanya Ten meminta kepastian.

"Saya tahu itu berat, saya minta maaf Ten. Ya itu benar. Para penasehat kerajaan telah berdiskusi dan itulah hasilnya. Kita tidak tahu apa reaksi rakyat Illiya jika tahu bahwa yang melahirkan putra mahkota adalah seorang pria. Kami hanya menghindari kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Saya harap kau dapat mengerti" Jelas Johnny.

"Saya mengerti Yang Mulia. Kalau begitu saya memiliki beberapa  permintaan"

"Apa itu?"

"Pertama, saya ingin tetap berada di istana dan mengurus anak saya nantinya sampai sekitar mencapai umur dua tahun. Dan terakhir, ketika saya sudah pergi nantinya saya ingin anak saya mengetahui saya adalah seseorang yang baik. Bukan seseorang yang telah meninggal atau berkhianat dari Kerajaan dan anda Yang Mulia" Ujar Ten mengungkapkan keinginannya.

"Hm... Baiklah kalau begitu, permintaan dikabulkan. Bangchan cepat tambahkan itu ke surat perjanjian" Perintah Johnny. Bangchan dengan cepat menuliskan ucapan Ten tadi pada surat perjanjian.

Acara makan pagi itu diakhiri dengan Ten yang menandatangani surat perjanjian.

^

^

^

^

^

Malam telah tiba. Kini Ten sedang duduk ditepi ranjang, menunggu raja datang ke kamarnya. Ia sangat gugup, karena malam ini akan menjadi persetubuhan pertama dengan sang raja. Itu berarti ia juga akan melepaskan keperjakaannya malam ini.

Seperti yang terdapat pada poin surat perjanjian, Ten akan tinggal di istana selama sepuluh minggu. Selama satu minggu, dia dan raja akan melakukan hubungan badan sebanyak dua kali. Tapi, jika kedua belah pihak menyetujui untuk melakukan lebih maka itu diperbolehkan. Dia dan raja akan melakukan hubungan badan sampai diminggu kesembilan. Lalu setelah 2 minggu, Ten akan diperiksa apakah dia telah hamil atau tidak. Dan begitu seterusnya sampai minggu kesepuluh. Namun jika sampai minggu kesepuluh ia tetap tidak hamil, maka tugas Ten telah selesai. Dia akan mendapatkan imbalan dan pergi dari istana.

"Yang Mulia Raja memasuki ruangan!"

Lamunan Ten terhenti ketika seruan dari penjaga di depan pintunya terdengar. Perasaan gugup kembali menjalari dirinya. Pintu terbuka, dan Raja Johnny pun masuk. Malam ini Raja Johnny hanya mengenakan pakaian yang sederhana namun tetap mewah yang dimana masih menunjukkan jika ialah sang pemimpin kerajaan Luxious.

Tampan. Itulah yang Ten pikirkan ketika melihat sang raja. Ya semua orang juga mengakui jika rajanya ini memang sangat Tampan. Garis rahang tajam, dagu lancip, alis tebal, tatapan mata tajam, hidung mancung, juga kedua belah bibir yang penuh dan tebal, itu semua merupakan kesempurnaan yang Tuhan ciptakan. Rajanya Yang Agung memang sempurna.

Ten baru sadar, jika baru sekarang dia mengaggumi ketampanan Raja Johnny yang orang-orang bicarakan setelah dua kali dirinya dirinya bertemu dengan raja. Dapat Ten lihat jika Johnny berjalan mendekat kearahnya. Jantungnya menjadi berdetak lebih cepat dan semakin menggila ketika Johnny sudah duduk disampingnya. Hening selama beberapa detik disana, sebelum Ten sadar jika dia belum mengucapkan sapaan selamat malam kepada Johnny.

"Selamat malam Yang Mulia. Semoga malam anda indah" Ten berdiri dan membungkukkan badannya kearah raja.

"Selamat malam juga Ten. Duduklah kembali" Balas Johnny. Tangan kanannya memegang tangan kiri Ten dan kemudian menuntun Ten untuk kembali duduk disamping dirinya.

"Jadi, apa kau tahu apa yang akan kita lakukan malam ini Ten?" Tanya Johnny dengan menatap Ten.

"Iya Yang Mulia"

"Bagus kalau begitu. Tapi kurasa kita tidak perlu melakukan hubungan badan malam ini kita bisa melakukannya di waktu yang berikutnya"

"K-kenapa Yang Mulia?" Tanya Ten bingung. Walaupun sebenarnya dia sangat senang. Dia merasa lega. Bagaimanapun dia belum siap.

"Kau masih sangat gugup dan terlihat belum siap. Kau dan saya juga masih merasa canggung. Ada baiknya kita saling mengenal dan mendekatkan diri terlebih dahulu" Jelas Johnny.

"Yang Mulia tidak perlu memikirkan saya. Yang Mulia bisa melakukannya sekarang. Saya s-siap Yang Mulia" Ujar Ten menyakinkan. Walaupun ada sedikit keraguan di kalimat terakhirnya.

"Baiklah jika kau bicara seperti itu. Biarkan saya bertanya satu hal Ten. Menurut kau, apa itu hubungan badan?"

"Emm... Penyatuan tubuh antara dua orang?" Jawab Ten tidak yakin.

"Lalu?"

"Ugh... Emm... "

"Hanya itu? Kekeke kau polos sekali Ten. Kau harus belajar lebih banyak" Ucap Johnny. Tangan kanan mengusak rambut milik Ten. Yang kemudian membuat pipi Ten bersemu.

Johnny berdiri dan menghadapkan tubuhnya ke Ten. "Jadi karena kita tidak akan melakukan hubungan badan malam ini, dan seperti yang saya bilang sebelumnya jika lebih baik kita saling mengenal terlebih dahulu, bagaimana jika kita saling mengobrol dengan tidur bersama disana?" Saran Johnny sembari menunjuk ranjang.

"Uhmm... Saya dan Yang Mulia tidur bersama di ranjang ini? Se-seranjang?" Tanya Ten memastikan dengan gugup. Dia berdiri dan ikut menunjuk ranjangnya juga.

"Ya. Apakah ada masalah? Atau ranjangnya tidak muat? Jika begitu kita bisa tidur di ranjang kamar saya" Ucap Johnny santai.

"Ah! Bukan begitu maksud saya Yang Mulia!" Ten berucap panik. Itu akan semakin canggung jika mereka di kamar sang raja.

"Hm baiklah" Johnny mulai membuka pakaiannya, dan hanya menyisakan kemeja berwarna putih dan celananya.

Johnny melangkahkan kakinya menuju sisi sebelah kiri ranjang. Sisi yang berlawanan dari tempat Ten berdiri. Setelah sampai, ia menaiki ranjang itu dan menidurkan tubuh tingginya.

"Kemarilah Ten. Tidurlah disamping saya. Kita tidak akan mulai mengobrol jika kau terus berdiri disana. Dan bagaimana dengan sebuah pelukan selama berbaring? Kurasa itu dapat membuat kita lebih dekat dan terbiasa" Ajak Johnny memiringkan badannya kearah Ten. Tangannya menepuk bantal disebelahnya.

"Uhm baik, Yang Mulia"

Ten melangkah dengan kaku. Detak jantungnya menggila, pun kedua pipinya yang menjadi lebih merah disetiap jarak yang mulai menipis. Dan disinilah dia. Berada disamping raja. Tidur dalam pelukan hangat sang penguasa Illiya.

Dipihak Johnny, ia sendiri tidak tahu kenapa dia berlaku seperti ini. Padahal sebelumnya, dia tidak peduli apakah dia dan partnernya sudah saling mengenal atau tidak. Dia tidak peduli apakah suasananya canggung atau partnernya belum siap. Tapi entah kenapa dengan Ten berbeda. Kenapa dia begitu peduli?. Mungkin itu karena Ten yang terlalu muda? Ditambah dia adalah seorang laki-laki. Ya mungkin karena itu.

"Bagaimana jika kita memulai dengan mengubah panggilan masing-masing dengan aku-kamu?"




TBC

♛ ࿐
♛ ࿐
♛ ࿐
♛ ࿐
♛ ࿐
♛ ࿐
♛ ࿐


👋Hai~👋

Mulai hari ini aku bakal lebih sering pake Winwin sama Bangchan yaa. Winchester sama Christopher tetep dipake kok tapi bakal lebih sedikit.

Last, makasih untuk semua readers yang nungguin, baca, vote, komen🥰🥰🥰.

Stay healthy and don't forget to be happy >.<💖.
See you on next chapter👋.

°•.April, 25 2021.•°

Continue Reading

You'll Also Like

59.2K 9.9K 43
Zhu Yinan berasal dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Gu Shangjun disisi lain adalah Jenderal yang dulu berada di pasukan yang sama dengan Zhu Yinan...
546K 26.3K 44
"Anjing sekali everybody, yakali gue tidur langsung beda dunia" Bagaimana jadinya seorang Queena Selvi Dealova Kenward jiwa masa depan bertransmigras...
4.2M 575K 69
18+ HISTORICAL ROMANCE (VICTORIAN ERA/ENGLAND) Inggris pada masa Ratu Victoria Sebelum meninggal, ibu dari Kaytlin dan Lisette Stewart de Vere menyer...
Won't Get Divorce! By Berry.

Historical Fiction

11.8K 1.6K 22
Ketika keinginannya untuk bisa mengulang waktu terwujud, Edith segera berusaha memperbaiki hubungannya dengan suaminya, Julian. Ia berjanji tidak aka...