Arcadia | KNJ

By frvrxxodairable

184K 29.9K 36.7K

Dan saat jiwanya mulai lelah, Namjoon mendengar bisikan itu. "Kembali ke sini, kau akan temukan yang apa kau... More

Off the Map
Healing Souls
Stay Here
Embrace Me
Arcadia: Video
Gray Sight
Homelike Kindness
Falling in Love
Bliss of the Soul
Another You
The Heart Knows
Living A Lie
Mystery of the Human Mind
Child at Heart
Departure Time
Like a Mirror
Late Night Confession
Make It Right
Arcadia: Trailer 1
Eternal First Love
Those Who Left and Stay
Before It's Too Late
Waiting For You
The Safest Place
You Still Hold Me
Zero O'Clock
Another Hidden Truth
The Warm Hug
From The Start
Whenever, Wherever
The Realest of Them All
Small Warm Town
The Unexpected Life
Last Day of Winter
Epilog: The Turning Point
Informasi Penerbitan!
OPEN PRE-ORDER
Vote Cover + Giveaway!!
Trailer 2 + OPEN PO

Melody From the Past

2.9K 631 905
By frvrxxodairable

Song Dain
Ulsan, 23rd October 2018

Boots plastikku berdecit setiap kali aku melangkahkan kaki di lantai berkarpet plastik rumah makan milik ibu Sooah. Ia menyapaku dengan dialek Ulsan yang kental, menggantikan huruf 'eo' dan 'o' menjadi 'e' dan penekanan di huruf tertentu.

Wanita paruh baya itu memanggilku hari ini untuk berbicara tentang kebun strawberry miliknya yang sejak beberapa tahun belakangan ini diurus oleh anak tertuanya, Seonho.

Tapi anaknya itu berhasil lolos ujian PNS tahun ini dan pindah ke Seoul untuk kuliah, jadi ia ingin menawarkan pekerjaan itu padaku.

Jujur, mengurus kebun strawberry itu tidak begitu sulit karena lahannya tidak besar dan perawatannya cukup mudah meski harus dilakukan serutin mungkin.

Belum selesai aku bercengkrama dengan ibu Sooah, Namjoon membuka pintu masuk, menyebabkan lonceng keramik yang tergantung berbunyi.

"Selamat siang," sapanya sembari membungkuk. Lelaki itu kemudian memamerkan senyumnya, lalu meletakkan payung di samping pintu masuk. "Tidak apa jika saya letakkan di sini?"

"Tidak apa-apa, santai saja," jawab ibu Sooah dengan suara keras.

"Kalguksu hana juseyo," sahut Namjoon kemudian menghampiri salah satu meja dan melipat kaki panjangnya itu untuk berlesehan. (Kalguksu: Korean cut noodles) (Saya pesan satu kalguksu)

Aku tersenyum pada ibu Sooah, "aku akan melakukannya, tapi sebelum membahas lebih jauh lagi aku juga ingin kalguksu."

Begitu mendapat anggukan dari ibu Sooah, aku segera bergabung di meja tersebut. "Pilihan makananmu tidak buruk," ucapku begitu duduk di hadapan Namjoon.

Lelaki itu tersenyum sekali lagi. "Itu makanan wajib saat hujan."

Aku mengangguk cepat, "setuju."

"Ah, tadi kau membahas apa dengan pemilik restoran?" Ia menaikkan kedua alisnya, "kalau boleh tahu."

"Oh, itu. Aku akan jadi petani strawberry. Kebunnya tepat di samping," ucapku lalu menggerakkan kepalaku sedikit ke arah kanan, mengisyaratkan bahwa lokasinya di kanan bangunan ini.

"Wow, selamat. Tapi bukannya kau mengirim pos?"

"Tidak, aku hanya membantu saja waktu itu. Sebenarnya aku menjaga salon, tapi tidak apa. Aku akan lakukan dua-duanya, pagi-pagi sekali aku akan ke kebun, lalu ke salon, dan petang mengecek kebun lagi lalu pulang."

Namjoon terlihat terkejut, "kau sibuk bukan main."

Sebelum aku mengatakan sesuatu, ponselku bergetar.

Aku mengeluarkan benda tersebut dari saku celanaku, sebuah notifikasi email. Alisku mengerut begitu menyadari pesan yang masuk berbahasa Inggris.

from: ivankalhous@gmail.com
Dear Ms. Song,
I am Ivan Kalhous fromAustria. I'm writing this email with a hope that my words will give you the strength to go on, just like how your play at KNUA Hall back then in 2015 gaveme the reason to live my life.

I was an assistant for David Novacek, a pianist professor in Vienna when I visited Korea and watch your performance by a chance. Its three years late, but I would like to express a very heartfelt appreciation to you because the way you play Chopin was so beautiful that I shred tears.

Since that day till now, that sound was always a part of my life. You were still a student (maybe you already graduated now) but I can feel that you will be famous because you have this talent that makes the audience feel your emotion when you piano.

My greatest wish is that I can hear you play once again, therefore if you have upcoming shows I will really appreciate it if you send me the details. It doesn't matter for me to go in Korea for one show, I will watch you with a grateful heart. Thank you.

Sincerely,
Your fan.

Aku tidak tahu gejolak perasaan apa yang memenuhi diriku sekarang, namun saat aku meneguk segelas air, rasanya sepahit obat puyer. Pahit. Sangat pahit.

Jantungku juga berdebar lebih cepat karena membaca pesan itu membawa memori yang ingin aku lupakan selamanya.

Pengirim email itu membahas tentang penampilan perdanaku di acara kampus, teman-temanku, orang tuaku, bahkan professorku bangga dan menyukai penampilanku saat itu. Bisa dibilang itulah masa yang paling bersinar di dalam hidupku.

Namun sekarang aku bukanlah siapa-siapa.

Segera aku mematikan layar ponsel dan menghela napas.

Mungkin Namjoon menyadari perubahan ekspresiku, karena ia lantas bertanya. "Kau tidak apa-apa?"

Kupaksakan senyum di bibirku. "Tentu,"

***

Kim Namjoon
Seoul, 15th March 2010

Suhu udara masih rendah meski musim dingin akan segera berakhir. Kelas baru saja berakhir dan aku ingin ke perpustakaan untuk meminjam beberapa buku.

Pasalnya, minggu depan kelas bahasa akan membahas puisi. Jadi aku harus segera mengambil buku puisi yang kusuka sebelum orang lain mengambilnya.

Semua orang sudah meninggalkan kelas selain aku, tapi masih ada tas yang terletak di salah satu meja bagian belakang.

Pemilik tas itu memang tidak mengikuti kelas terakhir, seperti biasa malah menghabiskan waktunya di ruang musik.

Berbaik hati, kuputuskan untuk mengambil tas hijau toska tersebut. Aku akan membawakan tas ini untuknya karena terakhir kali aku membiarkan tas tersebut tetap di kelas, pemiliknya tidak bisa mengambil tas tersebut karena pukul enam sore lebih tiga puluh menit, kelas dikunci oleh petugas kebersihan.

Aku menutup pintu kelas, lalu berjalan mengiringi koridor dengan satu tas di punggung dan satu lagi di tangan, irama cepat dari musik yang terdengar dari earphoneku membuatku menganggukkan kepala mengikuti tempo lagu.

Tak lama, aku tiba di depan pintu ruang musik. Samar aku mendengar suara piano dengan lembut menyela rapper yang sedang mengumpat di telingaku.

Salah satu alisku terangkat, sosok punggung gadis berambut panjang yang duduk di depan piano tua milik sekolah itu terlihat dari balik kaca pintu. Kepalanya berayun lambat ke samping, lalu tersentak beberapa kali kala jarinya menekan tuts dengan semangat.

Salah satu tanganku terangkat untuk hendak membuka pintu, namun seolah tak mengikuti perintah, tanganku malah bergerak ke tombol yang terletak di tali earphone, memencetnya dan menghentikan laguku.

Suara dentingan piano itu terdengar dengan lebih jelas kali ini.

Nadanya terdengar murung, namun sedikit menggelitik. Aku kian hanyut begitu iramanya berubah sedikit lebih ambisius seketika.

Tatapan mataku tak lepas dari sosok itu, hingga seseorang memegang pundakku.

Setengah terkejut, aku menoleh. Itu Oh Minseok, lelaki berrambut ikal yang merupakan teman terdekatku di sekolah ini meski kami tidak sekelas.

Ia tampaknya baru saja mengganti celananya menjadi celana training, pasti hendak bermain basket dengan timnya. Untung saja kami punya lapangan indoor, jika tidak mungkin mereka akan mati kedinginan di luar sana.

"Kenapa kau belum pulang? Menunggu Hyojoo?" tanya lelaki itu.

"Sudah kubilang, berhenti membahas dia," ucapku dengan nada bergurau, meski aku serius dengan ucapanku barusan.

Ia tersenyum lebar, "memangnya kenapa? Kan dia pacarmu."

Aku menghela napas. Fakta tersebut adalah kesalahan terbesarku. Jika saja aku lebih berhati-hati dan berani untuk jujur, semuanya tidak akan menjadi seperti ini.

Semuanya adalah salahku.

***

HAYOLOH MAKSUDNYA APAAN

Question of the Day: Kamu suka denger classical music gakk? Kalau iya fav kamu apa?

Btw di multimedia adalah Dain tiga tahun lalu pas masih jadi mahasiswa di KNUA (Korea National University of Arts) huhu cantik BANGETTTT GA SI

Realnya namanya Kim Taeri guys dia aktris tolong nonton smua film/drama dia karena bagus semua :(

Terutama yang Little Forest yang vibenya sangat ke-arcadia-an. KALAU MAU NGERASAIN VIBES DESA YG ASRI NAN SEJUK WAJIB NONTONN LITTLE FOREST HEHE

Okay see u tomorrow
(Iya besok update lagi)
Jangan bosen-bosen ya ketemu aku🥺

Xx,
Jysa.

Continue Reading

You'll Also Like

5.4K 844 45
Ghia tidak pernah punya teman sepanjang dua belas tahun dia hidup. Sialnya, di Pulau yang Terasingkan tidak ada siapa pun yang sudi menjadikan Ghia s...
27.1K 4.1K 33
Yeonjun X Suzy #Start 4 november 2019 #Selesai 11 Januari 2020 20:13 AM
3.5K 893 25
"Jadi, maunya Papa apa?" Adit melempar tatapan dalam sekaligus sendu pada Raihan. Raihan tidak kembali menatap kedua mata Adit. Ia hanya berdiri di...
1.9K 556 45
Aku mungkin mencintainya, sejenak. Saat kami berada setahun di gedung yang sama menuntut ilmu layaknya remaja usia belasan. Itu masa SMA yang kujalan...