Rumah Untuk Lingga (Completed)

Da tazsasza

316K 34.5K 2.1K

Segala sesuatu bentuk plagiat ,adalah hal yang paling tidak dibenarkan❗ Mari, biar ku ajak kamu berkenalan de... Altro

Prolog
1 || Sepeda dan Salam Lingga
2 || Sepatu Tara
3 || Lingga dan Pagi Harinya
4 || Kacang Milik Genta
5 || Saga, Kebanyakan!
6 || Eskul
7 || Kantin dan Rapat
8 || Rival Bara
9 || France Angelfish
10 || Pohon Lingga
11 || Rumah Saga
12 || Radio Mobil Bara
13 || Bahu Lingga
14 || HokBen (Spesial Chap)
15 || HokBen Putaran Kedua
16 || Utang Budi
17 || Mantan
18 || Rokok Pele
19 || Minum Air
20 || Petasan Yang Menyala
21 || Rompi Bara
22 || Teman di sisi Saya
23 || Datang Kembali
24 || Lingga dan Lutut
25 || Lampu Kuning
26 || Kebakaran
27 || Serakan Hati dan Beling
28 || Hujan dan Perasaan yang jatuh
29 || Tara dan Sayapnya Yang Rusak
30 || Senyum Manis
31 || Anyelir kuning
32 ||Pesawat Tanpa Pengemudi
34 || Amarah
35 || blood and wounds
36 || Fell In Pain
37 || cold heart
38 || Kebohongan Tara
39 || Rumah Untuk Lingga
Epilog
Root of memories || Bara
Root of Memories || Pele
Info Terbit dan Penghapusan Sebagian

33 || Sisi Gelap

5K 671 70
Da tazsasza

"Gue gak make"

Ujar Tara begitu sadar dari keterkejutannya, dan langsung berdiri mendekati Lingga yang masih diam menatapnya.

"Barang ginian terlalu bahaya buat Lo pegang" Tara menatap tajam Lingga dan kemudian mengambil barangnya.

Lagi-lagi Lingga hanya bisa menatapnya diam, dan begitu melihat punggung Tara mulai menjauh entah keberanian dari mana Lingga langsung bergerak cepat dan mencekal tangan Tara.

"Kakak jangan bohong"

Tara tertawa geli, lalu menatap Lingga dengan remeh.

"Lo tau apa tentang gue?"

Mendengar itu Lingga langsung tercekat ia diam membisu keberanian yang tadi menggebu-gebu mendadak hilang ditelan penghakiman Tara kepadanya, Lingga pun menurunkan tangannya.

Tara berdecih melihatnya, tapi sebelum dia pergi Tara mendekat ke arah Lingga berbisik tepat di depan telinganya.

"Lagipula temen gue anak kepala BNN, mana bisa gue ngelabuhin tuh anak"

Setelah mengatakan itu Tara pun pergi dengan senyum miring yang terpatri, meninggalkan Lingga yang saat ini menatapnya dengan penuh kelegaan.

*****

Vania tersenyum sedih, sejak Lingga pergi. Bara belum berbicara dengannya dan selalu menghindar.

Bahkan saat pulang sekolah Bara yang biasanya selalu meluangkan waktu untuk bermanja dengannya malah langsung naik tanpa berkata apa-apa.

Vania juga bingung dengan Tara yang sudah lebih dulu, berjarak dengannya.

Kedua putranya tampak berbeda, dan Vania menyangka mungkin saja itu salahnya karena telah memisahkan Lingga dengan Bara dan Tara.

Wanita berusia 38 tahun itu pun mengambil ponselnya, mencoba menghubungi ibunya.

Bara yang sedang tiduran di kamarnya dengan tatapan kosong, mendengar percakapan ibunya langsung tersenyum getir dia bahkan tidak tau apakah simpati dan rasa sayang masih ada.

Begitu Bara mendengar Lingga ternyata tidak pulang rumahnya yang ada di kampung.

*****

"Lo, udah bilang kalo Lingga adik kandung?"

Tanya Pele begitu melihat Tara datang, bahkan Pele tidak menunggu temannya itu duduk terlebih dahulu.

"Belum, gue cuman bilang kalo nyokapnya selingkuhan"

Jawab Tara, setelah mengatakan itu dia jadi ingat bunga anyelir kuning pemberiannya dia temukan di tong sampah. Mengingat itu, Tara tertawa dalam hati. Dia masih belum puas.

Pele yang tadi mendengar jawaban Tara mengangguk tanpa protes dan bertanya lebih lanjut dan sedikit lega ternyata Tara sama sepertinya tidak ingin mengambil resiko besar tentang Lingga, Tara pun mengambil kursi dan duduk.

"Sementara itu, gimana si Genta. Lo punya rencana apa untuk kedepannya?"

Pele mengangkat bahunya.

"Entahlah, gimana rencana si Iky. Gue yakin tuh anak udah lebih siap ngehadapin daripada gue jadi tunggu aba-aba dari dia ajah"

Mendengar jawaban itu, Tara yang hendak minum langsung kembali menaruh gelasnya.

"Masalah Lo nyeret gue Njing! Gue gak mau tau pokoknya si Genta harus ditangkep dan gue harus mastiin tuh anak ngedekem di penjara!"

Mendengar keluhan Tara ,Pele tertawa.

"Hidup itu keras bung!"

Tara mendengarnya langsung mencibir, tidak terima.

"Heleh bacot. Lo yang punya masalah gue yang kena getah!"

Pele masih terkekeh, dan Tara masih kesal ditempatnya.

Tapi begitu barista meninggalkan mereka berdua, Pele kali ini berhenti tertawa.

"Si Oka bakal jadi saksi, Lo tau dia punya narkoba?"

Ditanya seperti itu, Tara tersenyum miring menatap minumannya dengan tidak minat.

"Pel, kita ini bukan setahun dua tahun temenan, apa yang Lo tau pasti gue tau"

Mendengarnya, Pele langsung tersenyum.

"Ya gue lupa kalo kita itu seradar. Lo tau percakapan gue sama Genta. Lo tau tentang Oka. Tapi Lo gak tau tentang Lingga"

Diingatkan lagi, Tara langsung menggebrak mejanya, menggertak.

"Ya itu beda Bego! Dia udah ketemu Lo bahkan sebelum gue ketemu Lo sama dia. Mana bisa gue tahu!!"

Pele kembali tertawa kali ini lebih lepas dan lega.

Tara ternyata masih bisa dia mengerti.

Tapi tanpa sadar, Pele melupakan sesuatu jika Tara sedari tadi telah menyembunyikan banyak hal darinya.

Pertama, Tara memberi tahu jika Lingga pulang ke kampung diantar olehnya. Padahal hal itu bohong, Lingga masih ada disini dan dia ada di apartemennya

Kedua,Tara berbohong tentang Oka, karena sejak awal dialah yang memberikan informasi tentang perjual Belian Narkoba yang Genta lakukan tanpa ketahuan jika dia yang memberi Informasi dan juga Tara yang melihat jika Oka menyimpan narkobanya di ruang musik, dengan sengaja mengarahkan Pele ke ruang musik dengan bantuan pak guru seni untuk meminta Pele mengecek pengeras bass dengan alasan jika anak itu adalah ahlinya.

Semuanya dilakukan Tara demi menangkap Genta. Karena jujur saja dia tidak bisa tinggal diam saat tau jika Visya cinta pertama Bara menjadi korban. Maka dari itu Tara berbekal koneksinya, menelusuri jejak dan menemukan Genta melalui informan dari temannya yang menjual Narkoba.

Dan Perlu dicatat jika Tara telah mengetahui jika dalangnya adalah Genta, Tara telah mencurigai anak itu sejak tergabungnya ia dengan Iky tiba-tiba.

Dan kali ini juga Tara berbuat sejauh ini bukan hanya untuk Bara, ada Lingga yang juga dalam lindungannya.

Bahkan kebohongan ketiga Tara dari Pele, adalah menyembunyikan identitasnya jika dia juga adalah seorang pemakai.

Tapi itu sudah empat tahun lalu saat Tara sekolah Asrama waktu SMP, dan saat hendak kembali menggunakannya ,Lingga sudah mengisi lubang hatinya tanpa sadar.

Dan sebelum kemari Tara telah lebih dulu membakar Narkobanya.

*****

Lingga menatap serakan pesawat kertas yang sudah dibuat Tara.

Dia tidak tau kakaknya ingin berbuat apa dengan puluhan pesawat kertas ini. Tapi pastinya keadaan ruang tengah apartemen kakaknya itu sudah berantakan dengan serakan pesawat kertas itu dimana-mana.

Maka Lingga pun memutuskan untuk mencari dus, dan hendak merapikannya. Tapi bukannya dus yang dia dapat. Lingga malah menemukan sebuah map di kamar yang dijadikan gudang oleh kakaknya.

Tadinya Lingga berniat mengabaikannya, tapi begitu matanya menangkap ada namanya disana, Lingga yang penasaran hendak membukanya.

Tapi tak lama kemudian hal itu urung dilakukan sebab suara bel apartemen Tara yang mendadak berbunyi.

Lingga pikir itu paket Tara yang datang, karena tadi siang dia mendengar Tara berbicara dengan seorang seperti kurir dan menyebutkan alamat .

Tapi bukannya seseorang pengantar kurir yang didapati, malah wajah yang dikenalnya sedang tersenyum Lingga langsung memekik kaget.

" Kak Genta!"

Genta mendengar namanya disebut Lingga, tersenyum lebar bahkan sampai matanya tenggelam.

Dia pun mengangkat tangan kanannya ke udara menyapa .

"Lingga, apa kabar?"

*****

Di lain sisi, di sudut gang sempit.

Oka yang sudah babak belur habis dipukuli oleh sekelompok orang tidak dikenal,dengan penuh perjuangan dia memaksa tubuhnya yang sakit mendekat ke arah Tas yang sudah berhamburan isinya.

Setelah mencapai tasnya, Oka pun mengambil ponselnya di dalam tas. Dan bersyukur penuh.

Ponsel keduanya aman. Tak seperti ponsel yang satu lagi sudah tak terbentuk.

Lalu tanpa menunggu lagi Oka pun memencet nomor dua dan langsung memilih opsi panggilan.

Begitu tersambung Oka pun berkata dengan suara paraunya.

"Lingga dalam bahaya"

Setelah mengatakan itu Oka langsung kehilangan kesadarannya, meninggalkan suara Pele di sebrang yang memanggilnya keras.













__________

Author selaku mamahnya Lingga dan kawan-kawan sangat berterimakasih pada pembaca sekalian yang sudah mau meluangkan untuk berpusing ria dengan cerita Lingga yang author juga tidak menyangka akan seperti ini.

Cerita Lingga benar-benar tidak tertebak ya?, Atau cuman perasaan author.

Karena author sendiri sudah gatal ingin mengakhiri.

Maka dari itu author sangat mohon kepada para pembaca Lingga untuk terus beri dukungan. Karena di aslinya author ini sedang patah-patahnya semangat, tapi mendapatkan antusias para pembaca entah kenapa malah jadi obat tersendiri bagi author.

Udah gitu ajah.

Intinya, mari terus melihat Lingga sampai bagian akhir. Karena author bakal siapin sesuatu yang bakal mengagetkan.

Continua a leggere

Ti piacerà anche

533K 58.7K 62
Bertemu seolah tak saling kenal, nyatanya ada rindu yang saling bersuara ~ AlvrenzaShaqeel Kecewa dalam tatap dan rindu dalam diam ~ ReynandAkbar Sta...
3.5M 180K 27
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
112K 8.2K 57
Arial dan Reyndra merupakan saudara kembar. Ayah mereka meninggal dunia sejak dua tahun silam, seiring berjalannya waktu bunda menikah dengan seorang...
23K 1.5K 48
[COMPLETED] #TheGAJEseries Tentang dia, Geral Ardiansyah Pratama. Lelaki minim ekspresi yang perhatian dengan caranya. Lelaki yang sering dianggap 'k...