Destiny Hana [✔]

By Mondayyy1213

25.5K 1.4K 51

Dia gadis yang penuh luka, bukan luka Fisik, tetapi Mental. Dia gadis yang penuh Rahasia di balik sikap Lugu... More

Part 1🏰
Part 2🍫
Part 3🍷
Part 4💉
Part 5🌾
Part 6🍭
Part 7🍪
Part 8🍎
Part 9🍻
Part 10🍩
Part 11☀
Part 12🍮
Part 13☔
Part 14⛅
Part 15📎
Part 16📚
Part 17💣
Part 18🪞
Part 19👞
Part 20🎒
Part 21🌅
Part 22🌌
Part 23🔆
Part 24💭
Part 25🍃
Part 26✈
Part 27📜
Part 28📇
Part 29🔔
Part 30🔑
Part 31🎭
Part 32🔷
Part 33❓
°°Flashback°°
Part 34🔍
Part 35💥
Part 36🌻
Part 37🍰
Part 39☎
Part 40⏳
Part 41👒
Part 42🍁
Part 43🎠(SELESAI)
✴Extra Part✴ Marriage💍-1-
✴Extra Part✴ Marriage💍-2-
Extra Part ✴Spesial-1✴
Extra Part ✴Spesial-2✴
Extra Part ✴Spesial-3✴
Extra Part ✴Spesial-4✴
Extra Part ✴Spesial -5✴
Extra Part ✴Spesial-6✴
NOTIFICATION
Hello ✴Monday✴
Extra Part ✴Spesial-7✴
~Last Extra Part~
LOVE AGENT SERIES II (Faryel-Bella)
JUST INFO GUYSSS

Part 38🔪

326 19 0
By Mondayyy1213

Halo,,,
Aku baru tahu, ternyata banyak yang bingung tentang nama ku. Yang MONDAY1213.

Mungkin banyak yang mengira aku suka dengan nama itu, karna aku menjadikannya nama pena di Wp.

Tapi itu bukan Guys. Nama itu, tanggal itu, dan bulan itu, Aku membencinya. Aku benci hari Senin. Aku benci tanggal 13, dan Aku benci bulan 12.

Sangat simple bukan? Aku pernah mendengar jika Ambil sesuatu yang kau benci. Dan aku pakai itu.🤣

***

"Tidak ada yang mengetahui diri kita selain kita sendiri, Tidak ada yang mengerti diri kita selain diri kita sendiri. Dan Tidak ada seorang pun yang mencintai diri kita sebaik diri kita sendiri"
--Monday--

***

Dan di sinilah Hana, markas besar Silhouette. Ia menatap pria yang terikat di tiang berbentuk silang, kondisi pria itu sangat miris, banyak sekali luka luka di sekujur jubuhnya.

"Kau tidak berubah fikiran. Kita bisa kembali jika kau mau"

Hana menoleh pada Vano yang berdiri tak jauh di sampingnya.

"Tidak" tolak Hana dengan senyum manis.

Hana melangkah dengan pelan mendekati pria yang terikat itu. Vano memilih diam, ia ingin lihat bagaimana cara Hana menghadapi orang yang ia benci.

"Jadi kau" Hana menyilangkan ke dua tangannya di depan dada.

Pria yang taklain adalah Carlos Dexiwa, pemimpin Red Tiger yang membunuh dr Zandder.

"Kenapa kau membunuh Ayah ku, huh?"

"Su-ngguh, aku ti-dak berniat membu-nuh A-yah mu. Aku ha-nya menargetkan a-nak pemimpin Silhouette" kata Carlos lemah.

"Oh, benar begitu?" kata Hana pura pura pura terkejut.

Carlos menatap wajah polos Hana yang seperti sangat terkejut. Carlos benar benar tidak bisa membedakan mana ekspresi asli dan palsu.

Wajah Carlos berubah pias saat Hana mengeluarkan pisau lipat dari saku jaketnya. Pisau lipat hitam, yang sangat tajam.

"Dan orang yang ingin kau bunuh itu adalah, Putra ku" kata Hana dengan nada rendah mampu membuat bulu kuduk Carlos meremang.

"Aku tidak pernah menggunakan ini untuk menyiksa seseorang" kata Hana sambil memutar mutar pisau lipatnya. "Jadi kau akan menjadi percobaan ku"

Vano yang menyaksikan pertunjuka di depannya sedikit terkejut dengan sikap Hana.  Di mana Hana dengan sikapnya yang lembut?

Vano kembali menaikkan alisnya saat perlahan pisau lipat Hana mengukir sesuatu di tangan Carlos, Carlos berteriak kesakitan saat pisau Hana menembus kulitnya. Dengan langkah santai Vano mendekati Hana yang selesai dengan ukiran di tangannya.

"Baguskan, Al?" tanya Hana dengan gembira, seakan bangga dengan hasil karyanya di tangan Carlos.

"Ja-lang, Sial---"

Srek....

Pisau Hana dengan cepat berpidah ke tangan Vano, pria itu dengan sekali gerakan berhasil membuat goresan 5 cm di pipi Carlos.

"Berhati hati dengan ucapan mu, Sialan" peringat Vano tajam.

"Al. Ini punya Hana. Jangan ikut campur" Hana mendorong Vano pelan. Namun pria tidak bergerak sama sekali.

Hana dengan tiba tiba memeluk Vano membuat Pria yang ia peluk sedikit heran dengan sifatnya.

"Dapat" gumam Hana, saat menemukan apa yang ia cari.

Dengan cepat Gadis itu mengambil pistol yang ada di balik jaket Vano. Sekarang Vano mengerti mengapa Hana memeluknya dengan tiba tiba. Ternyata hanya ingin mengambil pistolnya. Kenapa tidak langsung minta saja?

"Sampai jumpa di neraka, Carlos"

Dorr!!!

Dorr!!!

Dua peluru berhasil menembus kepala Carlos di detik yang sama nyawa Carlos melayang. Hana membalikkan badannya menatap Vano yang menaikkan alisnya.

"Ini pertama kalinya aku membunuh seseorang. Tapi, aku puas. Rasanya aku sudah tenang" kata Hana, Vano memilih diam.

"Aku ingin memeluk mu, Al"

Tanpa menunggu jawaban dari Vano. Hana sudah nyosor duluan. Vano diam, sedikit terkejut dengan sikap Hana yang seperti. Namun tak lama Vano membalas mendekap Hana erat. Para anak buah Vano pun keluar, Vano mengkode mereka untuk pergi saat Hana menembak Carlos.

"Terima kasih, terima kasih telah mengerti keadaan ku seperti ini"

Vano dapat merasakan jika Hana mulai menangis.

"Terima kasih, sudah mencari ku selama itu"

Vano mengusap punggung Hana, entah kenapa dengan wanita ini.

"Terima kasih, karena telah menerima segela kekurangan Ku"

"Aku tidak mengerti apa yang kau maksudkan, tap--"

"Terima kasih banyak, Al. Aku tidak tahu harus berapa banyak terima kasih yang ku ucapkan. Aku mencintai mu"

Akhir kata yang mengejutkan bagi Vano. Kata cinta yang pertama kali Hana ucapkan. Hana terisak di dalam pelukannya. Wanita aneh ini memang cengeng.

"Ti amo" balas Vano dengan senyum kecil.

Bukannya barhenti menangis. Malah tangisan Hana semakin menjadi jadi. Vano tertawa kecil. Ia menggendong tubuh Hana. Hana menerima saja, karna jujur ia tidak mampu berdiri lagi setelah mendengar balasan cinta Vano. Ahh, malu...

"Kita pulang" bisik Vano. Hana mengangguk saja.

Semua orang yang Vano lewati menunduk hormat, namun tak langsung kembali tegak seperti biasa. Kali ini ada peraturan lain. Saat Vano bersama Hana, tidak ada seorang pun dari anak buahnya melihat wajah cantik Hana. Vano tidak anak rela berbagi. Itu sebapnya anak buahnya baru berdiri tegak saat Vano telah memasuki mobil.

Destiny Hana

"Daddy!! Vino ada pertanyaan!!".

Teriak Vino saat keluar dari lift, Hana dan Vano yang ada di sofa ruang tamu menghela nafas. Tidak, hanya Vano. Karna Hana sangat senang putranya itu datang.

"Pertanyaan apa?" tanya Vano setelah Vino duduk di antaranya dan Hana.

"Begini, Dad. Satu menit berapa detik?" tanya Vino memulai.

"Enam puluh, Vino"

"Kalau satu Jam? Berapa menit"

"Sama Sayang. Enam puluh menit" kali ini Hana yang menjawab pertanyaan Vino.

"Kau sudah tahu tentang itu, boy. Lalu kenapa tanya lagi?" tanya Vano heran. Tak salah, memang benar Vino mengetahui hal itu.

"Bukan itu inti dari pertanyaan ku, Dad"

"Baiklah, jadi apa?"

"Kenapa, harus Enam puluh menit, kenapa harus Enam puluh detik? Kenapa, Dad. Daddy bisa jawab?"

"Hmm,,,, Enam puluh adalah angka yang di pilih oleh bangsa Babilonia. Hm, alasannya, Karna mudah di bagi. Enam puluh bisa di bagi dua, tiga, empat, lima, enam. Sangat simpel. Tidak serumit yang orang orang bayangkan" Vano menjawab dengan cepat. Sama sekali terlihat tak tampak berpikir.

"Lalu kenapa kenapa Satu hari Duapuluh empat jam? Kenapa tidak Enam puluh juga?"

"Dua belas basis perhitungan bangsa Babilonia. Dua belas juga angka yang sangat mudah di bagi. Hingga Dua belas mewakili matahari terbit dan terbenam dan jika di kali dua akan menghasilkan angka Dua puluh empat"

Vino terlihat membulatkan mulutnya dengan kepala yang ia anggukkan mengerti.

Sementara Hana menggeleng geleng melihat kedua orang di depannya ini. Topik yang sering di tanyakan Vino itu rata rata bisa di bilang berat. Tidak cocok untuk anak seusinya. Oleh sebap itu ia selalu bertanya pada Vano apa yang membuatnya penasaran. Dan menurut Hana itu sangat bagus.

"Mom. Mommy bisa berapa bahasa?" tanya Vino pada Hana yang mengusap rambutnya.

"Hm, delapan" jawab Hana.

"wow, sangat banyak. Apa apa saja, Mom?"

"Awalnya hanya enam bahasa yang Mommy fasih. Yaitu, Bahasa inggris, Italia, Belanda, Spanyol,  Arab, dan Indonesia. Namun tiga tahun ini Mommy belajar bahasa, Korea dan China. Untuk Kerea, Mommy butuh Enam bulan. Tapi untuk China, Dua tahun lebih Mommy belajar. Itupun belum fasih. Bahasa China lumayan sulit"

Vano mengangguk angguk. Sementara Vino berdecak kagum pada sang Mommy.

"Mommy keren!" kata anak itu mengacungkan kedua jempolnya. "Kalau Daddy berapa?" kini beralih ke Vano.

Tidak ada jawaban dari Vano membuat Vino dan Hana menggeram kesal.

"Berapa, Dad?" kata Vino gemas pada sang Daddy yang memakan snack yang biasa Hana makan.

"Al, berapa??" Hana ikut membujuk Vano. Namun masih seperti tadi, biam.

"Berapa, Dad--"

"Daddy tidak tahu Vino" akhirnya Vano menjawab, bukannya puas, Vino dan Hana seketika memukul Vano karena kesal.

"Sudah? Daddy benar banar tidak tahu berapa bahasa yang Daddy kuasai" kata Vano setelah Vino dan Hana memukulnya.

"Astaga, memangnya sebanyak apa hingga kau sendiri lupa?" Hana benar benar tak mengerti dengan jawaban Vano.

"Aku tidak tahu, Hana"

"Coba sebutkan apa apa yang Daddy tahu"

"Indonesia, Inggris, Belanda, Korea, Jepang, China, Italia, Spanyol, Thailand, Arab, sudah. Daddy sudah tidak tahu lagi" Vano hendak berdiri namun Hana dan Vano menariknya kembali duduk.

Dengan menghela nafas pelan. Mencoba mengasah kesabarannya untuk Hana dan Vino.

"IQ Daddy berapa, huh?"

Vano menggigit bibirnya ingin sekali rasanya memakan anaknya satu ini. "Tidak perlu tahu" lalu Vano berlalu pergi dan mengurungkan diri di ruang kerjanya.

"Daddy!! Mana bisa begini!! Dad!!"

♡♡♡

Hihihi.... Update donggg

Mulai sekarang Monday akan Update setiap hari senin. (Sama kayak nama ku, Monday. Hihihi....)

SEPERTI BIASA. VOTE AND KOMEN!!

Continue Reading

You'll Also Like

34.2K 2K 42
"𝙺𝚎𝚋𝚊𝚑𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚕𝚘 𝚜𝚎𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚝𝚞𝚓𝚞𝚊𝚗 𝚞𝚝𝚊𝚖𝚊 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚖 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙 𝚐𝚞𝚎," -𝔸𝕕𝕙𝕚𝕥𝕒𝕞𝕒 ℙ𝕣𝕒𝕞𝕖𝕤𝕨𝕒𝕣𝕒 𝕎𝕚𝕛�...
2.5K 165 6
[ON GOING] ⚠️FOLLOW DULU SEBELUM BACA!! Zara Ellea Aurora, gadis cantik berwajah Asia terbangun di kediaman megah seorang Mafia kelas kakap. Ia tidak...
8.7K 877 19
[Proses revisi] Ganteng sih iya, tapi jahilnya kebangetan! Masih minat macarin dia? 1#anaknyasar - 10Feb2021 Up paling lambat 3 hari
105K 397 4
collection of short stories