Rajata Series 2 : OBSESSION

By Rasyaad

24.3K 2.8K 409

Aku balik dengan kisah baru dari Klan Rajata..... Ini kisah si Shaka anak kedua dari Vena dan Kevin 🌻Jangan... More

Blur
OBSESSION - 1
OBSESSION - 2
OBSESSION - 3
OBSESSION - 4
OBSESSION - 5
OBSESSION - 6
OBSESSION - 7
OBSESSION - 8
OBSESSION - 9
OBSESSION - 11
OBSESSION - 12

OBSESSION - 10

1.6K 237 14
By Rasyaad

Hola... Hola....

Sebelumnya aku mau mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa bagi semua pembaca cerita ini yang menjalankannya, semoga apapun yang kita lakukan di bulan suci ini berkah 🙏🙏🙏

Untuk menemani kalian semua yang lagi mengisi waktu luang sambil nunggu buka, Bang Sat hadir kembali......., 😘😘

Jangan lupa bacanya sambil dengerin lagu terbarunya Ungu dan Lesti - Bismilah Cinta. Entah kenapa aku suka lagu itu semenjak dirilis. 😁😁😁

Seperti biasa yang kangen sama Bang Sat, yuk ramein kolom komentar 😁

Selamat membaca
🍄🍄🍄

Hari ini adalah hari pernikahan putra sulung keluarga Rajata. Tentu saja pesta resepsi yang digelar Kevin dan Arvena tidak main-main besarnya, mengingat relasi bisnis maupun teman mereka yang lumayan banyak. Apalagi ini hajatan besar pertama di keluarga Rajata. Bahkan khusus untuk hari ini seluruh karyawan Rajata Corp diliburkan, hanya untuk menghadiri pernikahan CEO mereka. Seniat itulah Kevin Rajata selaku kepala keluarga merayakan kebahagiaan putra sulungnya.

Arshaka melirik jam yang melingkar dipergelangan tangannya. Jarum pendek di jam itu menunjukkan angka 8 malam. Arshaka menghela nafas panjang, ketika melihat antrian para tamu yang ingin memberikan selamat terlihat masih sangat panjang. Dirinya saja yang hanya menjadi pendamping kakaknya merasa sangat lelah, apa kabar dengan kedua mempelai yang sejak tadi berdiri sambil pamer gigi. Sejujurnya yang sejak tadi tersenyum hanya kakak iparnya, sedangkan kakaknya sendiri hanya berwajah datar sejak dimulainya acara. Senyum Aron hanya sesekali terlihat itupun jika laki-laki itu bertemu pandang dengan istrinya. Benar-benar seperti remaja labil yang baru pacaran pertama kali, padahal mereka berdua sudah punya anak.

"Bang Sat, tolong bilang sama teman Abang ini jangan ngikutin aku lagi!" Arshaka tersentak kaget ketika tiba-tiba ada yang merangkul lengannya sambil berucap dengan nada kesal. Arshaka langsung menatap wanita cantik yang pernah berbagi tempat dengannya selama 9 bulan saat berada di ramin ibunya.

"Kenapa sewot sih Q?" Tanya Arshaka santai saat memperhatikan wajah saudara kembarnya yang sudah keruh.

"Gimana enggak sewot kalau sejak tadi, teman Abang ini nempel terus sama aku. Aku risih Bang!" Ucap Kira berapi-api sambil menunjuk laki-laki yang sejak tadi menempel terus kepadanya. Arshaka memperhatikan laki-laki yang berada di samping Qilla sambil tersenyum lebar.

"Kenapa mesti risih Q? Dia melecehkan kamu?" Arshaka masih berusaha bersikap tenang. Qilla langsung menggelengkan kepalanya ketika mendengar pertanyaan dari kakak kembarnya itu. Namun matanya menatap sinis laki-laki yang ada di sampingnya, yang sejak tadi hanya memasang senyum lebar ketika tatapan mereka bertemu.

"Kalau begitu tidak ada masalah kan?" Jawab Arshaka sambil mengangkat kedua bahunya. Qilla langsung menatap saudara kembarnya itu sambil melotot maksimal.

"Tidak masalah Abang bilang? Ya jelas masalah bagi aku Bang Sat. Dia sudah mengganggu ketenangan dan ketentraman aku sejak tadi Abang sayang." Qilla benar-benar tidak habis pikir apa yang ada didalam otak kakaknya ini. Qilla merasa sia-sia saja dia mengadu pada saudara kembarnya ini.

"Itu juga yang dirasakan Rayyan dulu Q. Iya kan Ray?" Tanya Arshaka pada laki-laki yang sejak tadi setia di samping Qilla. Mendapat pertanyaan mendadak dari sahabatnya itu membuat Rayyan tergagap seketika. Dia berdeham beberapa kali untuk melonggarkan tenggorokannya sebelum menjawab.

"Dulu aku memang pernah merasa kurang nyaman, tapi itu dulu! Sekarang aku justru merindukan saat-saat itu." Jawab Rayyan sambil menatap Qilla dengan tatapan sendu.

"Tu dengar Q apa yang Rayyan bilang. Jadi anggap saja saat ini Rayyan lagi balas dendam sama kamu karena kamu sudah mengusik hidup Rayyan dari kecil sampai usia dia 22 tahun. Kalau dipikir-pikir lamaan kamu jadi penguntit Rayyan dulu." Qilla hanya melongo ketika mendengar jawaban unfaedah dari saudara kembarnya itu. Rasanya Qilla ingin meminjam pintu kemana saja milik doraemon agar bisa segera menghilang dari tempat ini. Bagaimana bisa kakak kembarnya ini mempermalukan nya didepan orang yang paling dia benci, dengan mengingatkan kebodohannya dulu?

"Abang benar-benar nyebelin ya! Bukannya belain aku malah belain teman kamu ini?" Kali ini emosi Qilla benar-benar sudah sampai di ubun-ubun. Dia segera melangkah pergi dari sana, namun langkahnya berhenti ketika merasakan pergelangan tangannya dicekal.

"Mau kemana Q?" Tanya Rayyan dengan tatapan bingung. Qilla segera menghentakkan tangan Rayyan agar terlepas dari tangannya.

"Bukan urusan kamu. Dan jangan ikutin aku lagi, atau aku akan benar-benar pergi dari hidup kamu!" Kali ini Qilla berkata dengan nada serius. Setelah mengatakan itu Qilla segera membalik tubuhnya dan melanjutkan langkahnya.

"Mau kemana?" Tanya Arshaka sambil menahan bahu Rayyan yang hendak pergi.

"Mau ngejar Qilla lah!"

"Biarin dia sendiri dulu Ray. Butuh waktu buat Qilla nerima kamu lagi di hidup dia setelah apa yang kamu lakukan dulu sama dia." Arshaka berucap santai sambil melirik tajam teman semasa kecilnya itu.

"Aku memang salah Shaka, dan aku anggap saat ini Qilla sedang menghukumku untuk merasakan apa yang dulu pernah dia rasakan!" Jawab Rayyan sambil menghela nafas panjang.

"Penyesalan memang selalu ada dibelakang ya Ray? Tetap berjuang kalau kamu memang benar-benar serius dengan Qilla, tapi ingat jangan pernah menyakiti dia lagi Ray. Karena sekali lagi kamu menyakiti Qilla, aku sama Bang Aron tidak akan ragu mengirim kamu ke rumah sakit lagi!" Jawab Arshaka sambil menyeringai. Rayyan memang sahabatnya sejak kecil, namun jika laki-laki itu berani membuat saudara kembarnya menangis, Arshaka tidak akan sungkan membuang tenaganya untuk menghajar Rayyan.

"Aku tidak akan pernah menyakiti Qilla lagi Ray. Kalau aku benar-benar menyakiti Qilla kamu bukan hanya bisa menghajar ku tapi juga membunuhku." Tidak ada keraguan dari setiap kata yang diucapkan Rayyan. Arshaka yakin sahabatnya itu benar-benar serius dengan apa yang dia ucapkan. Sepertinya pengalaman ditinggal Qilla benar-benar membuat Rayyan menjadi dewasa.

"Aku pegang janji kamu Ray!" Jawab Arshaka sambil menepuk bahu sahabatnya itu.

Kisah cinta Qilla sama rumitnya dengan dirinya. Sebagai seorang kakak, Arshaka hanya berharap adiknya itu bisa segera berdamai dengan masa lalunya dan mendapatkan kebahagian dalam hidupnya.

🍄🍄🍄

Pesta itu baru usai hampir pukul 12 malam. Arshaka merasa badannya mau rontok semua. Namun meskipun lelah dia tetap harus memaksakan diri pulang ke apartemennya, karena besok dirinya sudah harus masuk kerja. Sedangkan sang pengantin baru, kedua orang tuanya dan saudaranya akan menginap di hotel tempat resepsi diadakan.

Bahagianya sang pengantin baru yang bisa beristirahat dan menikmati indahnya bulan madu pasca menikah. Sementara dirinya harus berkutat dengan berbagai berkas dan dokumen penting terus menerus besok. Arshaka hendak melangkah keluar dari aula tempat pesta diadakan, ketika matanya melihat wanita pujaan hatinya sedang toleh kanan toleh kiri seperti mencari seseorang. Tanpa pikir panjang Arshaka segera mendekati Kira.

"Ai kamu cari siapa?" Tanya Arshaka sambil menepuk bahu Kira.

"Astagfirullah!" Pekik Kira kaget. Terlalu berkonsentrasi mencari orang, Kira sampai tidak sadar jika Arshaka sudah berada di dekatnya. "Abang jangan ngagetin Ki!" Jawab Kira sambil mengelus dadanya.

"Maaf, Abang tidak ada niatan untuk membuat kamu kaget. Kamu sedang mencari seseorang?" Arshaka mencoba mengulang pertanyaannya lagi.

"Ki sedang mencari Bang Aron bang! Tadi Bang Aron mau kasih tahu kode apartemennya, tapi karena Ki terburu-buru ingin ke toilet, makanya Ki suruh tunggu! Tapi kenapa sekarang sudah tidak ada?" Arshaka hanya menggeleng geli melihat Kira yang nampak bingung.

"Bang Aron sudah naik ke kamarnya sama Mbak Nara Ai, dia sudah tidak tahan untuk lembur." Mendengar jawaban Arshaka, Kira hanya mengerutkan keningnya nampak bingung.

"Lembur? Memang saat baru menikah seperti sekarang abang masih kerja, bukannya abang Aron sudah cuti ya? Harusnya kan menikmati malam pertama sama Mbak Nara." Arshaka hanya terkekeh senang mendengar jawaban adiknya yang masih polos. Kira memang sudah termasuk dalam kategori dewasa, bahkan otaknya termasuk cerdas jika menyangkut pelajaran karena diusianya yang baru menginjak 19 tahun, dirinya akan mendapatkan gelar dokter muda 6 bulan lagi. Namun kepolosan dan kebaikan hati gadis ini benar-benar harus diacungi jempol. Ini semua tidak luput dari usaha kedua orang tuanya untuk melindungi Kira dari pengaruh buruk dunia luar.

"Maksud abang lembur malam pertama Ai. Ngomong-ngomong kenapa harus minta kode apartemen abang Aron sekarang?" Arshaka berusaha menyudahi pembicaraan tentang malam pertama kakaknya. Karena baginya tidak ada faedahnya juga dirinya membahas malam pertama kakaknya dengan sang pujaan hati.

"Besok Ki harus ke kampus pagi bang. Jadi malam ini, Ki mau tidur di apartemen Bang Aron saja supaya besok enggak repot." Arshaka mengerutkan keningnya ketika mendengar jawaban Kira.

"Ayo ikut Abang!" Tanpa mendengar jawaban Kira, Arshaka langsung menarik tangan Kira agar mengikuti langkahnya.

"Loh ... Loh ... Ini abang mau bawa Ki kemana?" Tanya Kira karena panik. Jantungnya jangan ditanya lagi seperti apa sekarang berulahnya. Kira berusaha melepaskan tangan Arshaka yang menggenggam tangannya, namun tidak bisa.

"Pulang ke apartemen!" Arshaka tidak menghentikan langkahnya sama sekali. Dirinya justru semakin mengeratkan genggaman tangannya pada tangan Kira saat tahu Kira berusaha melepaskannya.

"Apartemen? Tapi Ki belum ketemu dengan Bang Aron. Nanti Ki tidak bisa masuk ke apartemen Bang Aron bagaimana?" Arshaka hanya diam. Dirinya tetap berkonsentrasi pada jalanan yang ada didepannya. "Abang Ki harus ketemu sama Bang Aron dulu. Mana ditelepon Ki dari tadi tidak diangkat lagi." Kira tidak menyerah berusaha melepaskan dirinya dari Arshaka.

"Masuk!" Ucap Arshaka saat sudah sampai di samping mobilnya dan membukakan pintu untuk Kira. Namun Kira tetap kekeh menggelengkan kepalanya.

"Ki mau ketemu Bang Aron dulu. Abang kalau mau pulang, bisa pulang duluan. Lagi pula Ki sudah minta sopir Ayah untuk mengantar Ki hari ini."

"Bang Aron tidak akan bisa diganggu malam ini Ki. Sekarang lebih baik kamu masuk. Malam ini kamu tidur sama abang!" Mendengar jawaban tegas Arshaka, Kira hanya melongo takjub.

"Ti-tidur sama abang?" Beo Kira dengan terbata. Ketika melihat wajah pias Kira, Arshaka merutuki mulutnya yang menjawab tanpa filter. Kira pasti salah menafsirkan maksudnya. Arshaka berdeham beberapa kali sebelum menjawab.

"Maksud abang kita tidur berdua di apartemen abang, dikamar kita masing-masing." Jawab Arshaka dengan nada tenang. Entah sadar atau tidak setelah mendengar jawaban sang kakak, Kira langsung menghembuskan nafas panjang. Arshaka menarik kedua sudut bibirnya melihat tingkah Kira yang menurutnya sangat menggemaskan.

"Oke, Ki ikut Abang." Jawab Kira sambil masuk kedalam mobil. Arshaka kemudian membungkukkan tubuhnya agar wajahnya bisa sejajar dengan wajah Kira. Kira menahan nafasnya saat wajah Arshaka perlahan semakin mendekat kearahnya.

"A-abang mau apa?" Tanya Kira dengan terbata. Mata Kira justru tidak bisa berpaling dari wajah Arshaka saat melihat Arshaka justru tersenyum manis ke padanya. Begitu juga dengan Arshaka. Laki-laki itu begitu terpesona dengan Kira, yang malam ini tampil sangat cantik. Jarak wajah mereka hanya tinggal sejengkal jari. Mungkin kalau ada yang melihat posisi mereka saat ini, mereka dikira sedang berbuat mesum didalam mobil.

"Abang cuma mau bilang ..." Arshaka sengaja menggantung kalimatnya, seakan ingin menggoda Kira.

"A-apa?" Tanya Kira sambil menggigit bibir bawahnya untuk meredakan gugup yang mendera nya karena berada terlalu dekat dengan Arshaka.

"Abang tidak keberatan kita tidur berdua dalam satu kamar, jika kamu memang ingin tidur sama Abang. Hitung-hitung kita bernostalgia dengan masa kecil kita dulu." Wajah Kira berubah merah, saat mendengar kata-kata yang diucapkan dengan tenang oleh Arshaka.

"Ta-tapi Bang, Ki-kita sudah dewasa. Kata Bunda laki-laki dan wanita dewasa walaupun saudara tidak boleh tidur dalam satu kamar yang sama hanya berdua saja, kecuali memang benar-benar terpaksa." Jawab Kira pelan. Melihat ekspresi Kira yang nampak panik dan malu-malu, Arshaka hanya terkekeh senang. Arshaka kemudian mengacak gemas rambut Kira.

"Abang cuma bercanda Ai, kenapa kamu jadi panik begitu?" Kira hanya merengut kesal ketika sadar dirinya hanya dikerjai oleh sang kakak.

"Abang bercandanya enggak lucu!" Jawab Kira sambil memukul bahu Arshaka dengan tenaganya yang tidak seberapa. Yang justru membuat Arshaka tertawa.

"Maaf Ai. Kenapa kamu marah? Atau kamu berharap ajakan abang tadi benar-benar menjadi kenyataan?" Tanya Arshaka sambil menaik turunkan alisnya.

"Tau ah. Ayo pulang sekarang, Ki capek mau istirahat." Arshaka justru tersenyum lebar melihat Kira yang nampak merajuk terhadapnya.

"Abang tahu bercandaan Abang tidak lucu, tapi jika dengan melakukan itu kamu bisa bersikap biasa lagi kepada Abang, Abang akan melakukannya setiap hari. Abang kangen dengan Aiilennya Abang yang manja seperti ini. Jangan menghindari Abang lagi seperti kemarin ya!" Tangan Arshaka terangkat mengelus rambut Kira dengan perlahan. Kira terpaku dalam tatapan memohon Arshaka.

"Maafin Ki bang!" Jawab Kira lirih tanpa mengalihkan tatapan matanya dari mata Arshaka.

"Kenapa minta maaf, kamu tidak salah apapun. Abang sadar sikap abang dulu ke kamu benar-benar buruk Ai, maka dari itu seharusnya yang meminta maaf sama kamu Abang." Kira menggelengkan kepalanya cepat ketika mendengar ucapan Arshaka yang sarat akan penyesalan.

"Ki enggak pernah marah sama Abang karena sikap Abang dulu. Ki janji, Ki enggak akan bersikap seperti kemarin lagi sama Abang." Ucap Kira dengan nada yakin.

Inilah keputusan yang akhirnya di ambil Kira. Kira akan tetap berada di dekat orang yang dia cintai, karena menghindar pun rasanya percuma. Hatinya menjadi tidak tenang saat berjauhan dengan Arshaka. Masalah perasaanya dia akan membiarkannya tetap mengalir seperti air, namun dia akan berusaha memendamnya sendiri agar tidak ada yang tahu. Bagi Kira, dirinya ingin memanfaatkan waktu yang masih dia punya untuk tetap dekat dengan Arshaka sebelum nanti kakaknya itu menemukan wanita yang dia cintai dan mereka menikah.

"Terima kasih, Aiilennya Abang." Blushing. Wajah Kira langsung memerah lagi saat mendengar ucapan Arshaka yang seolah-olah menyatakan jika dirinya adalah wanita seorang Arshaka. Padahal Kira tahu dirinya hanya adik yang disayangi Arshaka.

Tidak apa-apa Ki, setidaknya kamu bisa merasakan disayangi oleh orang yang kamu cintai sebelum dia benar-benar dimiliki oleh wanita lain.

Arshaka segera menutup pintu mobilnya sesaat setelah memasangkan sabuk pengaman di tubuh Kira. Yang tidak Kira ketahui, Arshaka menyeringai senang saat pintu mobil itu tertutup sempurna. Rencananya untuk membuat Kira kembali bersamanya sudah berhasil. Arshaka tinggal memikirkan langkah apa yang harus dia ambil untuk menjauhkan Kira dari laki-laki yang wanita itu suka. Tanpa Arshaka tahu jika laki-laki yang selama ini tersimpan di hati wanita pujaannya adalah dirinya sendiri.

TBC

Beuh.... Part ini lumayan panjang lo, jangan lupa gerakkan jari kalian untuk tekan vote dan tulis komentar di kolom komentar. Supaya aku lebih semangat lagi menggerakkan jariku untuk nulis part selanjutnya 😉

Sampai jumpa di part selanjutnya sayang-sayangnya Bang Sat 😘😘😘

14 April 2021

Continue Reading

You'll Also Like

518K 2.9K 24
Warning ⚠️ 18+ gak suka gak usah baca jangan salpak gxg! Mature! Masturbasi! Gak usah report! Awas buat basah dan ketagihan.
301K 1.2K 16
⚠️LAPAK CERITA 1821+ ⚠️ANAK KECIL JAUH-JAUH SANA! ⚠️NO COPY!
1M 44.2K 37
Mereka teman baik, tapi suatu kejadian menimpa keduanya membuat Raka harus menikahi Anya mau tidak mau, sebagai bentuk pertanggungjawaban atas apa ya...
6.5M 336K 60
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...