RigelAurora

By Ciplukpluk05

155K 34.4K 36.8K

Kehadirannya hanya membuat banyak kebingungan. Masih menjadi misteri, kenapa Rigel memilih menjadi pengkhiana... More

Prolog
Chapter 01
Chapter 02
Chapter 03
Chapter 05
Chapter 06
Chapter 07
Chapter 08
Chapter 09
Chapter 10

Chapter 04

20.6K 4.1K 3.9K
By Ciplukpluk05

Hai aku balik lagi nih....
Hiatusnya udah selesai. Semoga kali ini rajin up...

Maaf ya lama huhu
yuk lah vote dan komennya ditunggu...

Spam komentar ya. Tembusin dong, jebolin notif biar Mak makin semangat nulis...

Random question:

1. Kangen gak sama Rigel?

2. Apa yang ingin kamu sampaikan untuk Rigel dan Aurora?

3. Ketua Toxic terbaik versi kalian. Rigel atau Sangga?

4. Yang paling ngeselin versi kalian. Joshep atau Arania?

~happy reading~



Rigel tersenyum getir kala melihat foto dirinya beserta dengan Aludra dan Ankaa berada di ponselnya. Cowok itu mendongak menatap langit malam, matanya terpejam pelan sembari meremas kuat kunci motor di tangannya.

Saat ini Rigel benar-benar kacau. Malam ini adalah pesta ulang tahun Aludra, kehadirannya nanti hanya akan menimbulkan kebingungan juga keributan.

Jika anak The Dark ikut serta bukan hal yang tidak mungkin nanti Toxic dan The Dark kembali terlibat perselisihan. Ini bukan atas kemauan Rigel, melainkan Detra. Tindakan yang Rigel ambil hingga berani bergabung dengan geng musuhnya sendiri memang bisa dikatakan berkhianat. Tetapi Rigel harus melakukan ini, hanya dengan cara ini Rigel bisa mengetahui siapa dalang di balik permasalahan yang ia dapatkan selama ini.

Dirga begitu ambisius untuk bisa meluluhkan Toxic. Sejauh ini hanya itu yang Rigel tahu, mengenai hal lain Rigel belum mendapatkan info apapun. Berpura-pura jahat dan terkesan mengintimidasi membuat Rigel tak nyaman, namun ia harus melakukan hal ini.

"Lo lagi mikirin apa?" tanya Dirga membuat Rigel langsung menoleh.

Rigel menatap malas, menaiki motornya, mengenakan helm-nya hendak pergi.

"Lo gak bisa pergi sendirian. Kita harus bareng," ujar Dirga menahan bahu Rigel.

"Lo tau alamat rumah gue. Pergi aja sama anak-anak yang lain," balas Rigel menepis tangannya.

Dirga terkekeh sinis. Cowok bertubuh jangkung itu meludah membuang permen di dalam mulutnya. Di pandanginya seluruh anak The Dark yang malam ini nampak gagah mengenakan setelan jas berwarna hitam.

"Gue mau jalan bagian barat yang dikuasai anak Toxic beralih kekuasaan ke The Dark," ujar Dirga.

Rigel spontan menatap tajam Dirga. Dirga suka sekali memanfaatkan situasi. Rigel yakin sekali dia akan ditekan untuk bisa memenuhi keinginan Dirga.

"Lo jangan coba-coba manfaatin gue, Dirga," desis Rigel.

Dirga tersenyum miring, mematik korek apinya seraya terkekeh lirih. "Gue gak memaksa. Tapi lo perlu ingat, lo udah janji bakalan lakuin apapun buat gue dan akan setia mengabdi ke The Dark, apa lo udah mulai berubah pikiran?"

"Gak," tepis Rigel mengalihkan pandangan ke arah lain.

Dirga menepuk bahu Rigel. "Ada dua cara. Lo pake cara baik-baik atau kasar?"

"Jangan sentuh gue!" gertak Rigel.

"Selalu angkuh," kekehnya. "Semakin lo nurut sama gue, gue bakalan bantu lo buat temuin pelaku yang udah celakain lo dan Aurora."

Rigel terdiam, ia mulai geram dengan tingkah Dirga. Namun Rigel juga harus sedikit bisa menahan diri. Ia bahkan belum memulainya, tapi Dirga justru semakin keras menekannya.

"Senang bisa berkerja sama dengan lo, Rigel," bisik Dirga tertawa geli.

Rigel mengepalkan tangannya kuat. "Brengsek."

🍁

Jantung Rigel berdebar ketika dirinya melihat kediaman rumah yang selama ini ia rindukan. Mengatur napasnya sejenak, Rigel perlahan memasuki halaman rumahnya.

Entah bagaimana reaksi seluruh keluarga Falanio ketika melihat kembali kehadirannya. Semenjak berita kematian dirinya tersebar, Rigel sama sekali belum memunculkan diri di hadapan semua orang.

Rigel begitu merindukan Maminya juga merindukan kedua adiknya. Malam ini kerinduan Rigel akan terbalaskan. Sedikit lagi ia bisa berkumpul kembali dengan seluruh keluarganya.

"Sangga," gumam Rigel.

Laju motor Rigel sengaja diperlambat, ia bahkan lupa akan anak Toxic yang ikut serta datang ke pesta ulang tahun Aludra.

Mungkin sekarang ini Rigel sudah dimusuhi oleh anggota gengnya sendiri. Pasti setelah ini keributan akan tercipta.

Tepat di depan Sangga, Rigel menghentikan motornya. Melepas helm-nya, Rigel berlagak tersenyum angkuh diikuti Dirga turun lalu menyapa Sangga.

Rigel tak terlalu terfokus kepada perdebatan antara Dirga dan anak Toxic. Ia malah terfokus kepada seorang gadis tengah menatapnya cemas tepat di belakang Sangga.

"Pergi," lirih Rigel sepelan mungkin berharap Aurora bisa membaca gerakan bibirnya.

Aurora hanya menampilkan ekspresi bingung. Ketika Dafian menarik tangan Aurora beserta gadis satunya lagi, baru Rigel bisa bernapas lega.

"Sangga Cakra Dinata. Ketua geng Toxic baru. Lo kenal orang ini?" tanya Dirga menepuk bahu Rigel.

"Kenal, dia sahabat gue," balas Sangga datar.

"Sahabat lo? Coba kita tanya langsung sama orangnya."

Sialan, Dirga semakin memperkeruh suasana saja. Apalagi saat ini pandangan semua anak Toxic tertuju ke Rigel semua. Rigel bisa merasakan tatapan kemarahan kini sepenuhnya terarah padanya.

"Dia bukan temen gue lagi," ujar Rigel tanpa beban. Entah mengapa ia bisa dengan begitu lancarnya berkata demikian.

Anak Toxic tak terima dengan pengakuan Rigel. Bagaikan kacang lupa kulitnya, Rigel malah berpihak pada geng The Dark bahkan melupakan sahabat terbaiknya sendiri.

Situasi semakin kacau. Bahkan para tamu undangan yang berada di dalam rumah kini berhamburan keluar untuk melihat pertengkaran sengit antar dua geng sekolah itu.

"Mundur, gue gak mau cari masalah. Ini pesta adek gue, jangan sampai hancur karena ulah kita semua, Dirga," desis Rigel mencengkeram kuat bahu Dirga dari belakang.

Dirga menepis kasar tangan Rigel. Bukannya malah mengindahkan peringatan Rigel, Dirga malah memerintah anak The Dark untuk menyerang anak Toxic.

Perkelahian pun tak terelakkan. Rigel menghela napas kasar, dengan kesal ia menaruh helm-nya di atas tanki motor. Ia mulai berjalan ke arah depan menerjang siapapun orang yang berani menghalangi langkahnya.

Tak peduli itu adalah anak Toxic, Rigel seolah buta mata. Mata Rigel menyipit melihat Sangga tengah kualahan menghadapi sekumpulan anak The Dark. Cowok bertubuh jangkung itu tersenyum miring, langkahnya semakin cepat menghampiri Sangga.

Dengan kasar Rigel menarik bahu Sangga, kemudia melayangkan pukulan di pipi Sangga.

Ekspresi terkejut yang ditampilkan Sangga tak bisa ditutupi. Sangga hanya diam membantu, lidahnya terlalu kelu untuk sekedar membalas Rigel menggunakan makian tajam yang biasa ia lontarkan. Namun kali ini Sangga merasa kalah, bahkan kepalan tangannya tak sanggup terangkat membalas serangan Rigel.

"Gel," lirihnya terdengar bergetar.

Rigel tersenyum miring. "Lawan gue."

Rigel melayangkan serangan bertubi-tubi, berusaha keras menghabisi Sangga. Melihat Rigel dan Sangga tengah bergulat,anak The Dark dan Toxic malah menghentikan aksi pertikaian, mereka justru menonton perseteruan Rigel dan Sangga.

Rigel memukul perut Sangga berkali-kali, sedikitpun Sangga tak membalas. Sangga hanya berusaha melindungi perutnya menggunakan tangan, lalu setelahnya jatuh meringkuk disertai batuk hebat.

"Sadar, Gel. Dia Sangga, sahabat lo. Kenapa lo lakuin ini?!" teriak Danish terdengar kecewa. Danish hendak menghampiri Sangga, namun Calva mencegahnya.

"Biarin dulu," ujar Calva menggeleng pelan.

Sekali lagi Rigel menendang perut Sangga, lalu berjongkok tepat di samping kepala Sangga. Di tatapnya wajah pucat Sangga, ia bisa melihat raut kesakitan dari Sangga. Kenapa Sangga tidak membalas serangannya?

"Kenapa lo diam aja? Kenapa lo gak balas gue? Bangun bangsat, lawan gue sekarang!" teriak Rigel mencengkeram kerah jas Sangga seraya mengguncangnya kuat.

"Gue gak mau," lirih Sangga meringis pelan. Bibirnya menyunggingkan senyuman tipis. "Kita sahabat. Seorang sahabat gak mungkin menyakiti sahabatnya sendiri."

Cengkraman tangan Rigel perlahan mulai melemah. Ia begitu tertampar atas ucapan Sangga.

"Lo marah sama gue? Sama anak Toxic?" Sangga memegang dadanya yang terasa nyeri. "Gue marah, Gel. Gue marah sama diri gue sendiri karena gak bisa jaga lo. Gue udah gagal jadi sahabat yang baik buat lo."

"Gue udah janji bakalan selalu lindungin lo, tapi kenapa gue sendiri yang bikin lo susah. Gue biarin lo berkorban nyawa buat gue. Dan semua masa sulit yang udah gue lewati, ternyata lo masih hidup. Gue seneng" Sangga terkekeh. Matanya memerah. "Gue kehilangan satu sosok sahabat. Toxic gak lengkap karena gak ada lo, plis balik lagi ke Toxic," mohon Sangga.

Rigel mengalihkan pandangan ke arah lain. Tidak akan, Rigel tidak ingin kembali masuk ke dalam geng yang dipenuhi dengan banyak pengkhianat.

"Apa yang lo harapin dari gue? Tanpa gue Toxic baik-baik aja, lo bisa mimpin dengan benar. Gue gak mau hidup ditengah-tengah orang yang gak pernah mau menghargai keberadaan gue," ujar Rigel kemudian berlalu pergi. menaiki motornya, kemudian meninggalkan semua orang.

Rigel memejamkan matanya pelan.  Pertemuannya dengan anak Toxic tidak begitu baik. Setelah ini Rigel akan menemui keluarganya, semoga saja respon keluarga Falanio berbanding terbalik dengan apa yang Rigel bayangkan.

🍁

"El masih hidup." Ditra bergumam lirih. Ia menatap Detra tajam dengan napas memburu cepat. "Ini semua rencana kamu?"

Detra bergeming. Ruangan tengah yang semula digunakan berlangsungnya pesta Aludra dan dipenuhi banyak orang kini telah sepi. Hanya tersisa keluarga besar Falanio.

Sementara keadaan luar sudah mulai kondusif, Ditra mendatangkan polisi dan tawuran berhasil dihentikan.

"Jawab papa, Detra!" bentak Ditra hilang kesabaran.

"Iya, itu semua rencana aku. Aku yang sudah memalsukan surat kematian El, jenazah yang dimakamkan saat itu bukan jenazah Rigel, melainkan jenazah dari korban tabrak lari dan ginjalnya didonorkan untuk Rigel," terang Detra terdengar menahan emosi. "Alasan aku melarang kalian untuk melihat El terakhir kalinya, aku takut rencana aku akan terbongkar. Sejauh ini apa yang aku lakukan sudah aku anggap benar. Aku yang menemani El disaat masa pemulihan."

"Kamu—"

Plak!

Aleta menampar kuat wajah Detra. Emosinya tak bisa tertahankan lagi. Kenapa Detra tega melakukan hal ini kepadanya, sebagai seorang ibu, Aleta merasa dia tak berguna. Berbulan-bulan ia merasa seperti orang yang tidak waras hanya karena memikirkan putra sulungnya, ternyata anak yang ia tangisi setiap malam masih dalam satu dunia yang sama dengannya.

"Kenapa kamu tega lakuin ini? Kenapa kamu sembunyikan El, aku—" Aleta menutup wajahnya, ia tak sanggup lagi melanjutkan ucapannya.

"Aku lakuin ini demi kebaikan, El," tegas Detra.

"Apa yang kamu anggap sebagai kebaikan malah nantinya hanya akan mendatangkan masalah, Detra. Kamu lihat tadi, El bahkan berani berkhianat kepada temannya sendiri, kamu mau mengajari El untuk menjadi psikopat seperti kamu, ha?!" gertak Ditra.

"Opa jangan berantem sama daddy, Ankaa takut," lirih Ankaa terisak pelan.

"Malah harusnya begitu bukan? Daripada menjadi orang baik selalu disakiti, lebih baik menjadi orang jahat nantinya akan ditakuti," balas Detra tersenyum tanpa beban.

"Detra, kamu gila," ujar Fito tak habis pikir.

"Sekarang tidak ada yang perlu disembunyikan lagi. El akan kembali ke keluarga ini," ujar Detra.

"Jangan ada yang menyalahkan Daddy." Rigel berdiri di ambang pintu menenteng satu tas besar di bahu kirinya. "Aku pulang," ujarnya tersenyum lebar.

~tbc~

RigelAurora dan Sangga membuka open grub chat khusus WA.

Syaratnya gampang:
1. Kalian adalah pembaca aku
2. Mau meramaikan grub
3. Mau mengikuti aturan yang dibuat oleh para admin
4. Mengutamakan solidaritas
5. Harus nimbrung jangan cuma sekedar join

Yang mau masuk link GC ada di bio Wattpad aku. Silahkan siapa cepat dia bakalan masuk. Kalo masih ada yang belum join, aku bakalan bikin GC RigelAurora dan Sangga gerbang kedua...

Spam komentar untuk part selanjutnya...

Disini....

Disini....

Dan disini....

Sampai bertemu di GC


Continue Reading

You'll Also Like

515K 25.5K 73
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
10.5M 922K 61
~Don't copy my story if you have brain~ CERITA INI HANYA FIKSI! JANGAN DITIRU! 'Si cuek yang tiba-tiba agresif' Start : 18 Februari 2023 End : 27 Mar...
573K 7.2K 23
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
317K 23.8K 35
Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka...