SECRET TO SECRET

Av 11Minutes_

124K 10.3K 1.4K

Tidak di sarankan untuk di baca. Serius... GA USAH DI BACA YA GUYS! JELEK BANGET INI. Mer

1. •Membalas kecemburuan
2. Daddy
3. •Perintah Kris
4. Pertemuan
5. •Pengakuan
6. Puisi
7. Orang special
8. Usai makan malam
9
10
11
12
13
14
15.
16.
17. •
18
19
20
21
22
23•
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43.
44
45
46
47
48.
49.
50
51
52
53
54
55
56.
57
58
59
60.
61.
62
63
64
65.
66
67.
68
69
70.
71
72
73
74.
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
?
87
88
89
90
91
92
93
95
96.
97.
98.
99
100•
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134. Peringatan untuk Jeno
135. Waktu untuk berbicara
136. Pikiran terganggu Jaemin
137. Jaemin
138
139
140
141. Rasa Kekhawatiran dan Amarah
Talk
142
143. Tak terduga
144. Saling beragumen
145. •Renjune & Jaemin
146. Panic
147•ALEONA
148. Lelah + diam = Marah - kabur = pisah : kerja = berubah.

94

379 46 8
Av 11Minutes_

[Belum revisi]

13/04/21



SECRET TO SECRET



Kurang lebih satu setengah jam makan siang keluarga kecil Lee selesai. Mark mengantarkan sang istri beserta putra kecil mereka pulang kerumah.

Aleona akan berkemas untuk  penerbangan mereka ke pulau Jeju nanti sore.

Sepanjang jalan beberapa kali Mark melirik Aleona melalui ekor matanya. Gadis itu diam saja di dalam mobil sambil memeluk Leo yang tertidur di setengah perjalanan.

Sesampainya di halaman kediaman Wu. Mark mengambil alih Leo, mengendongnya dari depan membawa masuk ke dalam rumah. Sikap Aleona masih sama dan Mark memilih tak ambil pusing, ikut diam tak berbasa - basi sekedar mengingatkan soal kepergiannya ke Jeju.

Membuka pintu kamar, Mark secara pelan - pelan merebahkan Leo di kasur miliknya, sebelum menutupi sebagian tubuh kecil Leo dengan selimut, Mark mengambil sesuatu yang ia letakan di saku Leo saat di kantor ayahnya.

Sementara itu Aleona mulai sibuk berkemas. Mengambil koper, membuka lemari, mengambil beberapa pakian miliknya, Mark dan juga Leo, meletakan di sisi ranjang sebelum  nanti memasukannya dalam koper.

Mark memperhatikan Aleona secara terangan - terangan sengaja untuk menarik perhatian Aleona. Tapi menunggu sampai 8 menit lamanya, sangat terlihat Aleona  tidak menggubris eksistensi  Mark yang tengah menatapinya.

Mark menyerah, kemudian memutuskan meninggalkan kamar. Saat Mark keluar Aleona menghentikan aktifitasnya, menundukan wajah  murung dan menghela pelan.

"Kenapa rasanya kesal sekali dia tidak memberi tahuku kalau dia pergi keluar." gerutunya.

"Bukankah dia berpamit untuk ke studio?"

Namun hanya hitungan detik, Aleona merasa aneh dalam dirinya. Dia menyadari bahwa hal  yang biasa dia terima kenapa ia tanggapi berbeda sekarang. Biasanya Aleona akan bersikap tidak terjadi apa - apa, menegaskan sikap tidak peduli.

"Aahh... kenapa aku kesal?"

"Dia, kan, memang seperti itu padaku."

Aleona menyentak dengan menggelengkan kepala. "Tapi kenapa dia pergi tidak berpamit padaku tadi?!"  Aleona kembali tidak menyadari sikap sensitifnya. Merasa kesal untuk ketidakpamitan kepergian sang suami, dan luapan itu ia salurkan tanpa kesadaran  tengah mengacak - ngacak beberapa pakian yang sedang di kemasnya, lalu setelah itu. "Aaahhhh... ada apa dengan suasana hatiku?Kenapa aku jadi sangat aneh!"

"Menyebalkan sekali! Aku aneh! Tapi Mark sangat menjengkelkan! Aku pantas, kan, marah padanya? Aku ini istrinya... kalau aku pergi tanpa berpamit pasti dia sangat marah padaku... jadi wajar saja kalau aku berbalik marah, kan?"

Aleona sedang bergelut dengan dirinya sendiri. Karena kemarahannya pada Mark di liputi keraguan, antara wajar atau tidak. Berperang dengan pikiran rumitnya, saat alih matanya mendapatkan kesadaran, dia terkejut sendiri mendapati pakian - pakian itu tak serapih sebelumnya.

Mau tidak mau Aleona merapihkan ulang kemudian satu - persatu di kemas  di dalam koper.





SECRET TO SECRET




"Hey, kenapa kau membawaku kesini?"

Lea sedikit waspada meski tak memiliki firasat buruk pada laki - laki di sampingnya.

Bukannya menjawab, laki - laki pengemudi itu menoleh ke belakang, secara otomatis Lea melakukan hal sama.

"Ada apa? Apa kau mencurigai ada yang membututi kita?"

Laki - laki itu merespon dengan anggukan sebelum bersuara. "Ayo keluar."

"Uh?"

Laki - laki itu keluar, di susul Lea yang masih belum mendapat jawaban kenapa bukan mengantarkannya ke bandara justru kepantai.

Mengikuti jejak laki - laki di depannya berjalan, saat berhenti di pesisir pantai Lea ikut berhenti. Memperhatian penuh tanya sebelum dia melihat apa yang laki - laki itu lakukan; melemparkan ponsel ke laut hingga begitu jauh dari pandangan.

"Uh? Ku kira kau akan gunakan untuk keperluan pribadi."

Laki - laki itu menoleh sebentar. "Iya dan tidak."

Lea berkerut kening,  kalimat laki - laki misteris ini mengetuk rasa ingin tahunya lagi.

"Lalu mengapa kau membuangnya?"

"Ponsel itu pasti sudah di lacak."

Sekarang Lea tahu mengapa dia menjadi target oleh seseorang.

"Kau mengenal mereka?"

"Sangat."

"Oh, itu alasanmu... mh, tapi sebenarnya kau ini berada di pihak siapa? Rasanya aneh... karena aku kerap melihatmu bersama dengan gadis itu dan yang ku lihat kalian terlihat sangat akrab. Dan apa yang kau lakukan saat ini justru terlihat kau sedang berpihak pada Nyonya itu?"

Laki - laki itu mengulas senyum kecil namun misterius menurut Lea.

"Ayo, kita pergi."

"Kebandara, kan?"

"Iya."


SECRET TO SECRET



Warna Lagit cerah kian berubah medandakan sore mulai datang. Luhan pulang selepas menghambiskan setengah harinya  bersama Sunny. Ibu Jeno memang begitu berbakat untuk urusan membuang - buang uang, dengan obrolan yang nyaris berisi segala informasi. Entah sudah berapa banyak uang yang di salurkan memanjakan diri. Mulai dari mempercantik diri di salon termahal sampai mengujungi beberapa toko pakian dan berakhir makan di restoran mewah.

Luhan sedikit lelah karena itu dan dia ingin tidur sebentar sambil menunggu  jam  memasaknya tiba.

Namun saat  langkah kakinya baru beberapa menaiki anak tangga, Luhan di kejutkan keberadaan Leo yang tengah tertatih di sisi pagar tangga. Dengan berpegangan pagar tangga Leo berusaha mengapai kaki pendeknya untuk turun.

"Leo!"

Jeritan Luhan mengagetkan bocah umur 3 tahun itu. Leo berpaling dari kefokusannya menata perhitungannya agar tidak terpleset.

"Sayang ini berbahaya untukmu. Dimana ibumu?"

Luhan meraih lembut tangan Leo, memisahkan tangan kecil Leo dari pagar tangga lalu menuntun  bocah itu  kembali naik ke atas.

"Ibu tidul di bawah." kata Leo.

"Ahh... itu alasan Leo berani menuruni tangga." gumam Luhan bermonolog.

Karena tidak sabar menunggu untuk mencapai di lantai atas, Luhan memutuskan mengangkat tubuh bocah itu.

"Ibu tidul di bawah." kata Leo lagi.

Luhan menanggapi. "Leo ingin kebawah?"

Leo mengeleng kepala, wajahnya menoleh ke arah lain sambil tangannya terulur kedepan.

"Ibu tidul di bawah."

Luhan kesulitan  mengartikan ucapan Leo, jadi Luhan memutuskan membawa bocah itu segera kekamar Mark.  Dan lagi - lagi Leo berkata dengan kalimat yang sama ketika langkah itu semakin dekat ke arah kamar.

Membuka pintu, iris mata Luhan seketika melebar menemukan keadaan Aleona yang tidak semestinya di samping lemari.

Luhan menurunkan Leo dengan cepat, menghampiri Aleona, memapah kepala gadis itu di pangkuan penuh kepanikan, dengan perasaan cemas ia menghubungi Mark tapi anak laki - lakinya tidak kunjung mengangkat panggilan itu.

Kesal yang bercampur panik, Luhan keluar kamar meminta bantuan pelayan rumahnya. Tergesa - gesa Luhan menuruni tangga berteriak pada semua maid di rumah.

"Nyonya ada apa? Kenapa nyonya berteriak seperti itu?"

Seketika itu juga, Maya, Mi kyung, Daesung menghambur datang.

"Hubungi Mark, beri tahu dia Aleona jatuh pingsan." kata Luhan pada Maya.

"Nyonya muda pingsan?!" Maya terkejut. Buru - buru dia segara menghubungi Mark melalui telpon rumah.

Kemudian Daesung dan Mi kyung mengikuti Luhan pergi ke lantai atas.

Aleona segara di pindahkan ke ranjang. Leo yang tengah berjongkok di samping Aleona, melihat mereka menujukan kepanikan membuat bocah itu menangis. Naluri memberi tahu Leo jika Ibunya sedang tidak baik - baik saja.

Mi kyung mengambil alih Leo, membawa bocah itu keluar kamar untuk di tenangkan. Sementara itu Luhan menghubungi dokter pribadi Wu.





SECRET TO SECRET



"Bagaimana dengan ini?"

"Iya itu cukup baik."

"Mark ponselmu... " Zelo yang tak sengaja melihat layar ponsel Mark di atas meja menampilkan panggil dari Luhan memberi tahu Mark yang tengah berkonsentrasi dengan Gray. "Ibu menelponmu."

"Biarkan saja." acuh Mark berpikir kalau Luhan menghubungi karena aduan Aleona.

Mendengar jawaban itu Zelo ikut mengabaikan meski panggilan itu terus - terusan timpil di layar ponsel Mark, untuk beberapa saat layar itu mati tapi kemudian panggilan itu datang lagi.

"Kau yakin?" tanya Zelo sekali lagi mencoba menyakinkan Mark.

Mark emosional, kemudian meraih ponsel tergeletak itu. Zelo pikir Mark akan mengangkat panggilan Luhan, namun yang terlihat Mark mematikan ponselnya dan meleparkan ke sopa.

Fortsätt läs

Du kommer också att gilla

12.9K 285 4
Campuran saus pedas disetiap kata Random shipper (Only Nct Dream) (Oneshoot) ⚠️⚠️Lapak BxB
19.3K 2.2K 12
Tembakkan yang salah sasaran membuat kehidupan Mark jadi lebih merepotkan.
393K 40.2K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ° hanya karangan semata, jangan melibatkan...
58.7K 7.1K 33
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...