A Cup Of Tea

By Maqdalene

3.3K 168 8

All about a Romantic story, kumpulan cerita pendek. 1. Promise 2. You're mine 3.What should I do ? More

PROMISE
What should I do?

You're Mine!

963 53 1
By Maqdalene

23 Tahun yang lalu.

" Aku membencimu!!!!" Teriak gadis kecil berusia 4 tahun dengan gaun yang berlumuran lumpur.

"Oh yaaa!" Ejek anak laki laki 7 Tahun yang telah mendorongnya hingga jatuh ke genangan air hujan .

" Cindy benci Ael!!" Ucapnya disela sela isakan.

"Cindy nggak mau ketemu Ael lagi ! ", Gadis itu berlari tanpa pernah menoleh lagi meninggalkan anak laki laki yang memandangnya dengan sedih.

♡♡♡

18 Tahun yang lalu

" Heh jelek! Sampai kapanpun kamu tetap jelek!"

" Enggak !, cindy nggak jelek!, Ael yang jelek!" Jerit cindy dengan mata yang berkaca kaca dan bibir merahnya bergetar menahan tangis . Hatinya terluka setiap Rafael mengejeknya.

" Cindy jelek, Cindy cengeng, suka ngompol....hahahaha..."

Dengan sekuat tenaga Cindy berusaha memukul Rafael dengan tas berbentuk boneka panda kesayangannya. Namun perbedaan ukuran badan yang sangat mencolok membuat cindi bagai liliput melawan raksasa.

Dengan segala kekuatan yang dimilikinya Cindy memukul Rafael dengan tas kesayangannya, namun mudah bagi Rafael untuk menangkap tas itu sehingga terjadi tarik menarik diantara keduanya.

Merasa kesal dan dikuasai amarah, cindy menhentakan tarikan pada tasnya sehingga tas tersebut berhasil kembali ditangannya.

Dengan jengkel dipakainya kembali tas punggung kesayangannya itu, namun....

"............"

"Huaaaaaaaaaaaaaaaaa...........huaaaaaaaaaaa..........huaaaaaaaaaaaa......AKU BENCI AELLLLLL!!!!!!"

Rafael mematung, ia terkejut, tidak menyangka akibat aksi tarik menarik tadi telah membuat tas punggung berbentuk boneka panda itu robek dan putus ditalinya.

Cindy yang menangis histeris, menghujani Rafael pukulan pukulan dengan tangan kecilnya. Rafael beruaaha melindungi wajahnya dari pukulan pukulan Cindy dengan kedua tangannya, terdiam sambil terus memandangi wajah gadis kecil dihadapannya yang menangis sejadi jadinya.

♡♡♡

14 tahun yang lalu

" Arrrrrrggggggggg........AELLLLL !!!!! Ngapain kamu disini? Kamu SMA! Ini SMP! "

" Emang ada peraturan yang melarang alumni untuk berkunjung ke sekolahnya ? " jawabnya acuh sambil memainkan bola kaki seolah pemain bola profesional.

"TERRRRSEEEEERRAAAAAHHHHHH!!!!!" , Cindy melangkahkan kakinya kearah pintu gerbang sekolah, dimana ia ada janji untuk pulang bersama Alex, cowok paling cakep, paling pintar, , paling keren, dan masih banyak lainnya. Cindy tidak mau kehadiran Rafael merusak harinya yang indah ini. Dengan senyum semanis mungkin dia menatap Alex yang kini telah menatapnya balik dengan senyum sejuta watt nya. Keren sekali diaaaaaaa.......

Namun tampaknya langit secerah apapun akan berubah menjadi mendung, dan mendung itu dikarenakan oleh Rafael yang tiba tiba menarik tangannya dan menciumnya tiba tiba didepan Alex, didepan cowok pujaan hatinya, didepan seluruh teman temannya, didepan pntu gerbang!!!

Sesaat laju otak Cindy mengalami kelumpuhan total, 1.....2......3.......4......5.....still kissing..... HELL!!!!!!!!!

PLAKKKKK.....

Air mata mengalir deras membasahi kedua pipinya, dengan kasar diusap bibirnya, kemudian membalikan tubuhnya dan berlari sekencang kencangnya meninggalkan semua yang masih terpaku pada kejadian tadi.

Ciuman pertama ku... kenapa harus dengan si jahat itu !!!

Rafael memandang kepergian Cindy yang begitu dramatis dengan pandangan yang sulit diartikan.

" Em..... maaf kamu apanya Cindy?" Tanya cowok yang tadi senyum senyum seperti orang gila kepada Cindy-nya.

Dengan tajam dipandangnya cowok itu, dan dengan suara lantang dia berseru, " Cindy milikku!!!" , setelah aksi tidak bertanggung jawab-nya barusan , Rafael meninggalkan TKP tersebut sambil mengumpat memegangi pipinya yang masih berdenyut nyeri akibat tamparan gadis kecilnya. Namun tak urung sebuah senyum gercetak di bibirnya. That's my first kiss too Cindy.

♡♡♡

10 Tahun yang lalu

Semua mata siswi SMA Khusus putri tertuju pada satu titik , yaitu sosok seorang pria muda dengan penampilan yang luar biasa menarik, keren , wajah bagai malaikat, namun memancarkan aura dingin mematikan, membuat siapapun hanya berani memandang dari kejauhan tanpa mendekat.

Pria itu memandang hanya kepada satu gadis cantik dengan keanggunan bak ratu negeri dongeng, berharap gadis itu akan menyadari keberadaannya, menyambutnya dan menghampirinya.

Namun harapan tinggal harapan gadis itu, Cindy, terus berjalan tanpa memperdulikannya, melirikpun tidak, mengacuhkan keberadaannya.

Dengan langkah lebar Rafael menjajari langkah Cindy.

" Mau pulang?"

Cindy tetap mengacuhkan seolah tidak ada seorangpun yang bertanya barusan.

Tanpa aba aba Rafael mencekal pergelangan tangan cindy dan menarik paksa Cindy menuju mobil yang tidak jauh dari posisi mereka.

" Lepaskan !" Seru Cindy sambil berusaha melepaskan cekalan Rafael.

Rafaal terus melangkah sambil menyeret Cindy dengan langkah ringan seolah olah perlawanan Cindy hanya angin lalu.

" Lepaskan, AKU BILANG LEPASKAN TANGANKU!!!!"

Semua mata tertuju pada mereka berdua tanpa ada yang berani menolong ataupun menginterupsi.

" Masuk!" Dengan paksa Rafael mendorong masuk tubuh Cindy kedalam mobil dan menekan ke0alanya agar tidak terantuk.

Dengan cepat Rafael menutup pintu dan berlari kearah pintu satunya, dan langsung mencekal Cindy yang telah kembali membuka pintu dalam upayanya melarikan diri, menariknya, menutup pintu, dan mengurung Cindy dengan kedua lengan kokohnya.

" Jangan coba coba Cindy!" Ucap Rafael dengan nada yang mampu membekukan seluruh tulang persendian Cindy. Jangan panggil Cindy jika ia menyerah begitu saja. Dengan nekat digigit lengan Rafael yang menghalangi pintu keluar.

"Aaaarrrrggggg!!!!, CINDY LEPASKAN ATAU KU CIUM KAMU SAAT INI JUGA !!!"

Seketika itu juga Cindy melepaskan gigitannya, menunduk dan terdiam.

Setelah dirasa Cindy tidak memberikan perlawanan, Rafel menghembuskan nafasnya dan tersenyum puas.

Memandang Cindy yang terdiam, entah kenapa menimbulkan sisi romantisme dalam dirinya yang sangat jarang muncul bila berhadapan dengan gadis kecilnya .

Dengan lembut dibelai pipi Cindy dengan jemarinya. Membangkitkan gejolak dalam hatinya. Perlahan dikecupnya dahi Cindy, kedua matanya, dan tiba tiba sebuah tangan menghalangi bibirnya ketika Rafael hendak mencium bibir Cindy.
" A..pa..yang ka..kamu lakukan?" Cindy tergagap, jantungnya berdegub begitu kencang.

" Menciummu."

" ak..ku kan...sudah tidak..menggitmu...kenapa..."

" karena aku menginginkanmu, kamu miliku Cindy. " suara Rafael serat dengan pemilikan posesif membuat bulu kuduk Cindy meremang, sekaligus amarah yang tiba tiba muncul dihatinya.

" AKU . BUKAN . MILIKMU!" Dengan sekuat tenaga didorong tubuh Rafael menjauh.

Bukannya menjauh, Rafarl malah tertawa keras dan secepat kilat menyambar bibir Cindy dan menguasainya.

Ciuman itu berlangsung lama. Kedua tangan Cindy yang terus memberontak memukul, mendorong , mencubit kini tidak berdaya dalam cekalan tangan Rafael yang besar dan kuat. Cindy berusaha melepaskan diri dengan terus bergerak gerak namun Rafael semakin menghimpit dan menekankan tubuhnya, membuat cindy semakin tidak berdaya. Ketika lidah Rafael berhasil menerobos, saat itulah seluruh perlawanan Cindy hilang tak berbekas.

Mereka terus berciuman, didalam mobil, masih didekat pintu gerbang sekolah. Erangan dan desahan meluncur keluar dari keduanya hingga sebuah ketukan dikaca mobil menarik paksa kesadaran keduanya.

Mereka saling pandang dengan pandangan yang masih diselimuti kabut gairah, bibir bengkak, nafas yang terengah engah dan kancing baju seragam Cindy telah terbuka seluruhnya, menampilkan belahan dada dan kulit putih mulusnya.

Tanpa menghiraukan ketukan dikaca, Rafael kembali keposisinya dibalik kemudi dan langsung menancap gas begitu menyala.

" Kau milik ku Cindy, ingat itu. Selamanya kamu milikku."

Cindy terdiam, syok dan tidak percaya pada apa yang telah terjadi barusan. Bagaimana mungkin ia berciuman dengan Rafael, dan...diliriknya Rafael... rambutnya yang acak acakan, hasil karyanya. Bagaimana mungkin ia bisa terhanyut gairah Rafael atau...gairahnya sendiri. Ini tidak mungkin...bahkan...samar samar ia ingat, ia membiarkan Rafael menjamah tubuhnya, menjamah buah dadanya. Dengan gemetar dicengkram bajunya menutupi dadanya yg terekspose.

Astaga...apa yang terjadi padaku...

♡♡♡

5 Tahun yang lalu

Cindy berlari lari dilorong kampu, sebentar sebentar ia melihat jam tangannya.

Gawat aku terlambat....

Akhirnya Cindy berhasil mencapai kantin dengan nafas ngos ngosan, matanya menyapu seluruh ruangan hingga ia berhasil menemukan Sandy, pacarnya yang baru satu minggu ini jalan dengannya.

Dengan suka cita Cindy melangkah menghampiri Sandy, namun seluruh darahnya terasa disedot keluar dari keluruh tubuhnya dan perutnya mulas seketika. Dihadapannya, Sandy sedang duduk berhadap hadapan dengan orang itu. Aura intimidasi yang begitu kuat mencekam memancar keluar dari orang itu, membuat Sandy nya pucat pasi.

" A...ap...apa...apa yang...kamu lakukan disini...Rafael ?" Tanya Cindy berusaha menutupi ketakutannya.

" Apa yang aku lakukan disini?" Rafael mengulang pertanyaan Cindy dengan nada yang sangat datar.

"Hm...menurutmu apa yang sedang aku lakukan disini Cindy?"

Bulu kuduk Cindy berdiri seluruhnya mendengar nada tajam dan dingin Rafael

Cindy bagaikan istri yang tertangkap basah berselingkuh dibelakang suaminya terdiam ditempat, gemetar. Kenapa ia harus takut ?!, Bukannya ia bukan apa apanya Rafael?!, bahkan sepanjang ingatannya tidak pernah srkalipun Cindy jadian dengan Rafael. Lalu kenapa ia bagaikan orang yang berselingkuh?!.

"Apa yang kamu lakukan disini Rafael ?", Tanya Cindy kembali setelah dengan nekat menguatkan mental menghadapi untuk menghadapi Rafael.

Menangkap nada perlawanan dari Cindy, perlahan Rafael bangkit dari duduknya dan menjulang tinggi dihadapan Sandy. Dengan setelan jas yang begitu melekat membungkus tubuh tinggi dan atletis Rafael, menambah efek intimidasi bagi Sandy dan Cindy.

"Dia apamu?" Tanya Rafael, matanya menatap tajam Sandy yang bagai anak kucing ketakutan.

"Dia pacarku." Jawab Cindy berani mati dengan dagu terangkat.

Pandangan mata Rafael kini sepenuhnya tertuju pada Cindy, menusuk, penuh kemarahan dan...kekecewaan?.

"Bukankah sudah jelas ku katakan berulang kali. KAU MILIKKU!!!" ada geraman disetiap kata yang dilontarkan Rafael.

"Aku bukan milik mu Rafaellll!!!"

Dapat dilihat Rafael berusaha mati matian menahan emosinya yang siap meledak kapan saja.

" Bagian mana kata kataku yang kurang jelas ?, kita tidak pernah jadian dan aku bukan milikmu Rafael."

"Baiklah, mulai sekarang kita jadian." Jawab Rafael spontan

Enak saja batin Cindy kesal, dengan perlahan Cindy menghembuskan nafasnya, mencoba bersabar.
Ditatapnya dengan berani kedua mata Rafael, mencoba menembus kepercayaan diri yang begitu kuat didalam diri Rafael.

"Dengarkan baik baik Rafael Weissen Typton yang terhormat, Aku . Bukan . Milikmu . Aku . Tidak pernah . Mencintaimu. MENGERTI!!!" Cindy menekankan setiap perkataannya tanpa ragu, tanpa perasaan. Saat itulah....detik itu juga, hanya beberapa detik saja, Cindy melihat tatapan terluka pada kedua bola mata Rafael. Melihat itu, seperti ada sebuah tangan yang meremas jantungnya.

Tidak ada satu katapun....dia membalikan tubuhnya dan pergi.

Dia pergi....

Hanya begitu....

Harusnya saat ini Cindy senang karena akhirnya ia menang, ia berhasil mengusir Rafael. Tapi entah kenapa perasaannya sangat tidak enak. Rasanya ada yang salah. Tapi apa...

Sejak saat itu Rafael tidak pernah menampakan diri. Tidak pernah lagi ada gangguan darinya. Rafael menghilang bagai ditelan bumi.

Kemana dia...

Ada apa dengan ku...

Kenapa perasaanku mengatakan ada yang salah...

Kenapa aku ...merindukannya...

Rafael....

Isak tangis menghiasi malam yang begitu cerah. Sudah enam bulan lamanya ia tidak mendengar kabar apapun tentang Rafael dan baru tadi Cindy tahu dari ayahnya. Rafael memutuskan untuk pergi tiga bulan yang lalu untuk membuka perusahaannya sendiri di negeri yang jauh dari tempat ia berada sekarang, dan entah kapan Rafael akan pulang kembali.

Hatinya sakit, hatinya perih, kenapa baru sekarang....seperti ada pisau yang terus menerus mengiris hatinya.

Pulanglah Rafael....

Kumohon.....

Aku...

Mencintaimu....

♡♡♡

Sekarang

Tubuhnya terasa remuk, tiga puluh enam jam lamanya penerbangan tanpa henti, hanya berapa menit untuk transit dan berganti pesawat hingga ia berhasil tiba ditempat ini.

Setelah menyelesaikan kuliahnya, bekerja mengumpulkan setiap uang gaji yang didapatnya dari bekerja sebagai staff audit internal profeaional dan ahli dibidangnya membawanya ke tempat ini.

Sebuah perusahaan yang bekerja sama dengan penambangan minyak milik seorang raja minyak, menyewa tenaga ahli untuk mengaudit perusahaannya. Beruntunglah dia yang terpilih dan diutus oleh perusahaannya.

Maroko...disinilah Cindy untuk satu minggu kedepan.

Seorang pria berbadan tinggi besar, berkulit hitam menanti dengan sebiah kertas bertuliskan namanya di pintu kedatangan.

"Miss Cindy Steenhask Blowens?" Tanya pria itu.

" Yes. It's me."

Dengan senyum ramah pria itu yang ternyata bernama Hasim utusan dari perusahaan dimana satu minggu ini akan ku audit, menggiringku menuju mobil sedan, karena hari telah malam Hasim langsung mengantar Cindy ke hotel yang sangat megah. Awalnya Cindy merasa sungkan, ia hanyalah staff biasa tidak perlu diinapkan di hotel semewah ini. Namun dengan alasan hotel ini masih satu pemilik maka bukanlah suatu keanehan jika ia di inapkan disini selama dinas ditempat ini.

Tanpa menunggu lama Cundy langsung terlelap begitu merebahkan tubuhnya dan terbangun dengan tubuh segar keesokan harinya.

Cindy memulai pekerjaannya dengan semangat, beruntunglah selama melakukan pekerjaannya ia todak mengalami kesulitan. Segalanya telah tersusun dengan rapi, memudahkannya dalam mengaudit hingga tidak sampai satu minggu, dihari ke empat Cindy telah menyelesaikan seluruh pekerjaannya walau diselingi lembur tiap malam namun sepadan dengan hasilnya. Sisa tiga hari Cindy berencana akan melewatkannya dengan mengelilingi Maroko dengan keindahannya yang eksotik, Cindy yakin ia tidak akan metasa bosan walau seorang diri.

Ada saatnya Cindy merindukan sosok itu ketika ia sendirian tidak mengerjakan apapun seperti saat ini. Sudah lima tahun ia tidak mendengar kabarnya lagi. Untuk sekedar bertanyapun Cindy malu. Terakhir kali Cindy dengar kabarnya ketika setahun yang lalu tanpa sengaja ia mencuri dengar pembicaraan ayahnya dengan paman Russel Weissen Typton, ayah Rafae, bahwa saat iti Rafael sedang di Paris untuk urusan bisnis, selain itu tidak ada kabar apapun lagi.

Cindy mendesah lelah, hatinya terasa perih setiap kali mengingat kejadian lima tahun yang lalu. Hubungannya dengan Sandy putus hari itu juga, dan yang paling mengesalkan adalah Sandylah yang memutuskannya, dasar pengecut. Namun bukan itu yang membuat hatinya terus merasa perih hingga sekarang. Kepergian Rafael dan tatapan mata terluka, kecewa dikedua mata Rafael menyiksanya, meninggalkan penyesalan. Kesadaran akan cintanya pada Rafael datang begitu terlambat. Andaikan waktu bisa diputar kembali, ingin rasanya ia menarik semuanya. Andaikan masih ada kesempatan lagi, ingin rasanya mengungkapkan semua isi hatinya, cintanya, rindunya yang seakan terus menggerogoti jiwanya. Membelenggunya.

Dihari kelima Cindy telah siap dengan segala petualangan yang menantinya. Dengan semangat Cindy melangkah ke lobby tempat dimana akan bertemu dengan tour guide yang telah disediakan perusahaan yang Cindy audit.

Setibanya di lobby hotel yang agak ramai, Cindy tidak tahu yang mana orangnya. Hingga sebuah deham pelan dibelakangnya membuat Cindy spontan membalikan tubuhnya dan terperangah.

" Ka..ka...kamu..." kaget luar biasa, membuat Cindy bahkan tidak tahu harus berkata apa.

"Selamat pagi Miss Cindy Steenhask Blowens, perkenalkan nama saya Rafael Weissen Typton, anda dapat memanggil saya Rafael atau...Ael." ujarnya dengan senyum yang begitu mempesona. Rafael tampak begitu matang, dewasa, berkarisma dan tambah tampan.

Tanpa Cindy sadari, airmatanya telah mengalir satu persatu, awalnya lambat hingga dalam waktu singkat berubah menjadi begitu deras. Dengan susah paya Cindy berusaha membekap mulutnya menahan tangisnya yang semakin menjadi jadi.

Ael...Ael...Rafael....

Kamu disini....

Dihadapanku....

Sekarang.....

Rasa rindu yang membuncah, membuat tubuhnya bergetar hebat akan tangis. Matanya terpejam sepenuhnya dengan air mata yang terus mengalir diiringi senggukan dan isakan.

Sebuah pelukan merekuh tubuhnya membawanya ke sebuah dada bidang kokoh namun hangat dan nyaman bagai selimut yang membungkusnya.

Bisikan bisikan lembut diucapkan Rafael dengan tangan yang terus memeluk dan membelai rambutnya, menenangkannya.

Setelah itu Cindy tidak terlalu ingat lagi, yang ia tahu saat ini Cindy telah kembali didalam kamarnya berdama Rafael yang setia disampingnya, memeluknya.

" Apakah kau merindukanku?" Tanya Rafael disela sela bibirnya yang terus menciumi puncak kepalanya .

" Sangat." Jawab Cindy lirih

" Apakah kamu sudah mencintaiku sekarang?" Kini ciuman Rafael turun kekening Cindy.

"Sudah" Cindy memejamkan matanya ketika Rafael mencium kedua matanya.

" Apakah kamu mau menikah denganku sekarang?" Rafael memciumi dan menghisap leher Cindy.

"Aaa....ah...Rafel...tunggu." Erang Cindy ditengah tengah kabut yang mulai melingkupinya.

" Apakah pekerjaanmu sekarang seorang tour guide ?"

Tawa lebar Rafael menggema diseluruh kamar tanpa bisa dicegah.
"Aku pemilik hotel ini Cindy, dan perusahaan yang kamu audit adalah perusahaanku." Ungkapnya setelah tawanya mereda.

" jadi...." Cindy masih bingung dan tidak percaya dengan apa yang dia dengar barusan.

"Aku telah mengatur segalanya Cindy. Dan aku yang meminta kepada bosmu secara khusus agar kamulah yang diutus kemari." Jelas Rafael.

"Sekarang Jawab Cindy, Apakah kamu bersedia menikah dengan ku sekarang dan mengandung keturunanku, menjadi ibu dari anak anakku, mendamoingiku hingga maut memisahkan?" Rafael menatap tajam kedua bola mata Cindy berusaha mencari jawaban dan kejujuran.

" ya...aku mau." Setelah itu tidak ada lagi kata yang terucap, Rafael telah membungkam mulutnya dengan ciuman yang tanpa hentinya dan hari itu Cindy menjadi seperti apa yang sejak dulu selalu Rafel ucapkan.

" Kau milik ku Cindy, ingat itu. Selamanya kamu milikku."


♡♡♡Fin♡♡♡

Continue Reading

You'll Also Like

226M 6.9M 92
When billionaire bad boy Eros meets shy, nerdy Jade, he doesn't recognize her from his past. Will they be able to look past their secrets and fall in...
496K 17.2K 70
( In editing process...) 𝐀𝐑 - 𝐑𝐀𝐘𝐘𝐀𝐍 - "I'm looking for the right one, Nadra. Then, I'll straight off to propose her, marry her and treat her...
93.4K 3.3K 70
1𝓼𝓽 𝓼𝓽𝓸𝓻𝔂 𝓫𝔂 𝓯𝓵𝓸𝓵𝓮𝓼𝔂𝓪 𝐀𝐋𝐄𝐄𝐒𝐀 𝐙𝐔𝐋𝐀𝐈𝐊𝐇𝐀 Mempunyai masa silam yang teruk. Dia seumpama iblis bertopengkan malaikat. Namu...
100K 6.6K 68
IRFAN DANIAL, jejaka tampan yang mempunyai rupa paras yang kacak dan tampan, Irfan sentiasa menjadi perhatian para gadis. Seorang juruterbang yang be...