Oneshoot ROSÉ and Boys

By im_fanse

90.8K 8K 1.3K

Perkumpulan shipper Rosé ada disini.... More

Not brother (Jaerosé)✓
moodbosteer (Rosékook)✓
lovely owner (Taerosé)✓
jametzzz (Bangtansé)✓
my big baby (Bbangrosé)✓
tsundere(Kwon twins x Rosé)✓
future husband (Yongrosé)✓
halal boys(Winrosé)✓
forget him (Doysé)✓
forever mine (Johnny x Rosé)✓
i need her (Chenle x Rosé)✓
regretting marriage (Wonwoo x Rosé)✓
i hate but i love (spesial Yongrosé)✓
lucky boy (spesial Jaerosé)✓
cute relationship (Gyurosé)✓
meet him (Kunrosé)✓
what happened in room 365 (Hunrosé)✓
Gay or Guy (Chanrosé)✓
secret admirer (Eunrosé)✓
obsessed (Jinrosé)✓
sedative (Jaemrosé)✓
last stage love (Hanbin x Rosé)✓
first love (Harusé)✓
lady Roseanne (Jenosé)✓
project sacrifice (Renjun x Rosé)✓
freaking boys (Yugyeom x Rosé)✓
first time (Songkang x Rosé)✓
favorit girl (Ten x Rosé)✓
friendzone (Haosé)✓
Life (Marksé)✓
pregnancy (Scoupsé)✓
friendzone pt2 (Joshua x Rosé)✓
girlfriend (spesial Haosé)✓
for one month(Felixsé)✓
ex (Jun x Rosé)
seniors (spesial Rosékook)✓
i can(t) selfish (pt.3 Yongrosé)✓
neighbors (Baekrosé)✓
different (Jeonghansé)✓

teacher (Jisung x Rosé)✓

2.7K 235 28
By im_fanse

"Jisung, balikin buku gue!" Jisung menoleh sebentar lalu kembali melanjutkan menulis.

"Jisung!"

"Pinjem elah. Gue kemarin lupa kita kan bestai!"

"Nggak tau diri! Udah minjem nggak ngomong lagi emang definisi tai yang sesungguhnya lo."

"Iya makasih tai."

"Heh gue best nya lo tai nya lah!"

Jisung mendengus, "Diem nggak atau gue perawanin buku lo!"

"Dih." Ningning kembali duduk di bangkunya sambil menatap sengit Jisung yang tengah menyalin jawabannya. Sabar gadis gemoi gak boleh emosi.

"Lo ngapain?" Kali ini Jisung mendongak dan menatap Chenle teman sebangkunya.

"Buta mata lo!" Sarkas Jisung sekalian. Heran dia tuh ada aja yang ganggu kalau gini kapan dia selesainya. Sedangkan Chenle mendengus lalu duduk dimeja Jisung dan membuat buku Jisung tertindih pantat mewah tuan muda Chenle.

"Apa sih bangsat, turun nggak! Ih gue jijik kalau lo belum cebok gimana!"

"Ngapa sih gue dari kemarin belom berak!" Chenle berdiri lalu duduk di samping Jisung yang sedang kembali mengerjakan pr nya.

"Maksud gue tuh lo ngapain ngerjain nih tugas. Gurunya aja ada cuti." Chenle menyantap cikinya dengan santai. Jisung berhenti menulis lalu meletakkan bolpentnya dan menoleh kearah Chenle.

"Kawanku kenapa nggak bilang daritadi sih!"

"Lah kemarin lo nggak denger apa waktu bu Jessica ngomong kalo besok nggak ngajar lagi dan cuti buat beberapa bulan?" Jisung menggeleng dan membuat Chenle mendengus.

"Makannya jangan tidur mulu!" Chenle melemparkan bungkus ciki didepan wajah Jisung hingga membuat Jisung marah.

"CONTOH ANAK ANJING!" Jisung melemparkannya balik tetapi sayang seribu sayang bungkus ringan itu tidak mengenai Chenle sama sekali.

"Hihh gue curi nanti kartu item lo!" Jisung berdiri lalu melemparkan buku Ningning untuk mengembalikannya. Kawan lacknat syekaliii.

"Jangan lempar dong!"

"Makasih." Sahut Jisung.

"Lo curi pun gue masih punya sepuluh kok."

"Aku iri dengan kekayaanmu!" Jisung menabok muka Chenle setelah itu dia berlari keluar untuk menyelamatkan diri dari teriakan maut Chenle. Karena tidak memperhatikan jalan alhasil Jisung menabrak orang didepannya.

Jisung terjatuh dan tertimpa buku tebal yang membuat kepalanya pening. Kalau peribahasa sih sudah jatuh tertimpa tangga pula. Jisung mendongak untuk melihat siapa yang menabraknya, padahal aslinya dia mah yang nabrak:)

"Kok... Tambah pusing sih." Iya tambah pusing, pusing karena ngelihat kecantikan tidak manusiawi ini. Orang-orang yang sebelumnya menertawakan Jisung kini mulai menghampirinya saat pria itu mulai jatuh pingsan.

"Aduh pasti gara-gara kejatuhan buku tadi ya." Chenle menoleh menatap gadis didepannya itu.

Cling

Cling

Cling

"Cantik... Kayak bidadari..." Chenle menatap kagum gadis didepannya itu yang kini memangku kepala Jisung. Isshh Chenle iri diakan juga mau digituin sama orang cantik.

"Ayo dong bantuin ibu bawa temen kamu ini. Jangan cuman diliatin aja." Chenle tersadar dari lamunan kagumnya lalu membopong tubuh Jisung dibantu teman-temannya.

Rosé gadis cantik bersurai pirang itu mengelus kepala Jisung dengan lembut.

"Padahal tadi cuman kena buku loh, apa sesakit itu ya." Chenle masih menatap kearah Rosé. Pandangannya memaku pada Rosé dan tidak bisa teralihkan oleh apapun bahkan dia saja sampai tidak sadar kalau Rosé sedang mengajaknya bicara.

"Hey!" Chenle sadar dari lamunannya saat Rosé mengguncangkan lengannya. Lembut banget tangannya asli, putih mulus.

"Eh ah oh anu, iya?!"

Rosé mengernyit melihat tingkah aneh Chenle.

"Temen kamu tadi sakit ya?"

"Aduh cantik... Eh enggak kok, dia mah gitu kalo liat orang cantik hehee." Chenle meringis diakhir kalimatnya. Rosé agak tersipu, duh di kardusin berondong asik juga ya.

"Kamu siapa yang ngajarin gitu?" Rosé sedikit menarik telinga Chenle.

"Yaudah kita tinggal aja yuk, kita kan udah mulai pelajaran." Rosé beranjak berdiri. Chenle mengernyit, kita? Mulai pelajaran. Jangan-jangan perempuan itu.

"Oh ya ibu lupa, saya ditugaskan buat menggantikan bu Jessica. Berhubung bu Jessica juga mau pensiun jadi kedepannya saya yang bakal mengajar kalian." Rosé tersenyum lembut kearah Chenle hingga membuat remaja itu terpaku akan kecantikan Rosé, kayak bule asli!

"Yaudah kita ke kelas yuk." Rosé menuntun Chenle dengan memegang pundak pria itu. Kalo gurunya cantik dan bohai gini sih siapa yang nggak bakal mau coba. Kalau Chenle mah bakal tiap hari masuk dong.

"Duh, pusing!" Jisung langsung memegang kepalanya saat dia ingin bangun. Penglihatannya mengelilingi ruangan tersebut.

"Kok gue bisa disini? Eh terus si cantik tadi kemana, apa gue cuman mimpi aja tadi."

Dubrak.

"Woi bro! Dah bangun, kirain udah sampe alam barzah." Chenle datang-datang udah kayak preman palak aja dia. Ia menghampiri Jisung yang masih duduk manis diatas kasur empuk uks lalu mengapit kepalanya menggunakan keteknya.

"Nggak ada adab! Kepala gue pusing jancok!" Jisung mendorong Chenle.

"Maaf-maaf, saya terlalu gembira hari ini ohoho." Jisung memandang kawannya itu dengan sinis.

"Gila lo senyum-senyum gitu."

"Ck, siapa yang nggak gila kalo habis ketemu cewek cantik." Eh. Kini pikiran Jisung kembali dengan kejadian tadi pagi dimana dia menabrak perempuan cantik.

"Tadi itu gue nggak mimpi?" Gumam Jisung yang masih Chenle dengar.

"Lo udah tau belum kalo kita kedatangan guru baru?" Jisung menggelengkan kepalanya.

"Nggak tuh, si goblok kan dari tadi gue disini!"

"Iya santai dong ngga usah ngegas. Mending kita balik ke kelas aja deh keenakan lo disini cuman mau bolos!" Jisung melepaskan tangan Chenle yang sebelumnya menuntunnya untuk turun.

"Apa sih gue bisa sendiri!" Chenle mengendikan bahunya tak peduli lalu dia berjalan duluan keluar uks.

Waktu sampai didepan pintu Jisung terkejut saat ada benda panas mengenai bajunya yang otomatis membuatnya teriak kepanasan.

"Ahh panas!" Jisung menyibakan bajunya.

"Aduh, maaf maaf. Duh jadi kena bajunya, sini." Jisung dituntun untuk duduk oleh seorang perempuan.

"Maafin ibu ya tadi saya nggak sengaja. Bentar biar saya bersihin." Jisung melongo saat menatap perempuan yang tengah membersihkan bajunya itu dengan sapu tangan.

"Bidadari." Rosé mendongak menatap Jisung yang masih menatapnya kagum.

"Maaf ya aduh baru pertamakali masuk kerja udah bikin onar aja saya. Tadi ibu mau bawain kamu teh anget karena tadi pagi kamu kan pingsan karena ketiban buku yang saya bawa." Jisung masih menatap kagum Rosé didepannya.

"Ngelag nih bocah." Rosé kembali menyimpan sapu tangannya.

"Hey, kamu masih pusing ya."

"Hah, enggak!"

"Jisung karena tadi pagi Ibu nggak sengaja jatuhin buku dikepala kamu sampe bikin kamu pingsan, jadi Ibu bawain kamu teh anget nih."

"Enggak, S-saya yang salah karena nabrak kam— Ibu maksudnya." Rosé tersenyum kecil sesaat.

"Jangan sungkan dong, saya guru baru disini buat gantiin bu Jesica. Saya juga butuh murid yang asik juga loh supaya saya bisa cepat adaptasi disini." Jisung mengangguk. Benar juga ya dia kan masih muda, kalo diliat liat juga umur mereka nggak terpaut jauh kok palingan beda 5 tahun ya kan.

Rosé memasukkan kotak makan siangnya kedalam tas. Hari ini jadwal mengajarnya lumayan banyak, ada 6 kelas yang harus ia ajar nanti. Maklumlah hari senin kalo pun hari jumat palingan cuman mentok sampai 2 kelas.

"Bu, mau masuk ke kelas 12 ya." Rosé menoleh dan mendapati seniornya.

"Ah iya bu."

"Begini nanti bisa minta tolong panggilkan Jisung, Bu. Untuk disuruh keruang BK."

"Boleh, Bu. Kalo begitu saya permisi dulu, mari."

"Oh iya iya."

Rosé merasa kenal dengan nama itu. Ah iya dia kan murid waktu itu yang di uks.

"Dia anak bandel ya?" Gumam Rosé namun ia memilih mengesampingkan itu saat ia sudah masuk ke kelas.

"Eh woi woi masuk, bu cantik udah dateng!" Chenle menyuruh siswa yang masih diluar untuk segera masuk. Heran nurutnya kok sama yang bening aja sih.

"Selamat siang anak-anak."

"Siang bu.... Cantik!" Rosé menoleh saat ada yang mengucapkan kalimat tadi dengan keras. Seperti biasa siapa lagi kalo bukan Jisung.

Baru juga seminggu tapi dia harus latihan sabar terus. Bukannya mereka bandel atau ngeyel kalo dibilangin cuman ya gimana ya, tiap hari ada aja siswa yang nawarin boncengan buat dia. Agak kurang ajar sih.

"Ekhm, Jisung tadi kamu disiruh wali kamu ke ruangan BK." Senyum Jisung langsung tergantikan dengan wajah yang shook.

"S-saya?" Tanya Jisung. Rosé mengangguk mengiyakan tenaganya rasanya seperti habis setelah mengajar beberapa kelas tadi.

"Selamat bertemu maung bro!" Bisik Chenle saat Jisung hendak berdiri.

"Diem, gue sepak lo!" Lalu Jisung nyengir ke Rosé untuk pamitan.

"Huh ada-ada aja." Rosé menggelengkan kepalanya lalu mulai memulai sesi KBM.

Bel pulang sudah berbunyi Rosé menghela nafas lega dan segera mengemasi buku-bukunya.

"Baik anak-anak sampai sini dulu kegiatan belajar kita. Selamat siang."

"Siang bu!" Murid-murid pun keluar secara berebut. Rosé memilih untuk keluar akhir saja dengan menunggu di belakang, matanya melirik tas Jisung yang sejak dari tadi orangnya belum datang.

"Tuh anak diapain sampai sekarang belum balik." Rosé mengambil tas itu dan hendak memberikannya ke Chenle bermaksud untuk menitipkan tapi sepertinya anak itu sudah hilang. Rosé pun menghela nafas lalu berinisiatif untuk mengembalikan sendiri.

Mata Rosé membulat saat Jisung disidang oleh dua guru sekaligus.

"Ekm, si Jisung kenapa ya pak?" Dua guru tadi menoleh kebelakang dan mendapati Rosé, guru bahasa Inggris.

"Ini loh bu, anaknya bandel." Rosé mengernyit. Perasaan pas dia ngulang Jisung nggak bandel bandel amat yah meskipun genit sih.

"Bandel apaan!"

"Heh berani bantah kamu!" Jisung pun langsung kicep.

"Anu, begini pak Jungkook pak Jaehyun. Sebelumnya Jisung ini melakukan kesalahan apa ya. Bukannya apa tapi ini udah jam pulang loh masa iya dia masih dihukum." Dua pria itu saling tatap sebentar lalu melirik Jisung sinis.

Bukan apa, tapi kedua guru itu punya rasa kesal terhadap Jisung. Pertama kita mulai dari guru olahraga kita, Jung Jaehyun. Jaehyun awalnya mengajak Rosé makan siang di kantin waktu itu tapi sialnya si anak bontot alias Jisung malah meminta Rosé untuk mengajarkan materi yang belum ia pahami. Alasan memang.

Sedangkan guru BK kita, Jeon Jungkook. Pria itu dibuat kesal oleh Jisung karena telah mengajak Rosé pulang bareng. Padahalkan dia yang ngajak pertama.

"Oo iya ya. Yaudah Jisung kamu pulang sana besok lanjutin lagi nyapunya."

"Hah!"

"Nggak canda, baperan banget sih!" Jungkook sengaja ingin membuat Jisung kesal. Pembalasan dia.

"Lain kali jangan diulangi lagi ya." Tambah Jaehyun sambil tersenyum remeh. Jisung pun cuma memandang sengit merea berdua. Kalo nggak lagi disekolahan udah Jisung bales tuh.

"Ekhm, kalo gitu bu Rosé mau saya antar pulang?"

"Nggak ada! Bu pulang sama saya saja ya waktu itu kan nggak jadi gara-gara nih anak!" Jisung dan Jaehyun menatap Jungkook sinis.

"Ngga ada sama saya saja ya bu kan—"

"Ngga ada pokoknya!" Jaehyun mulai menghela nafas kesal.

"Ngapa sih lo!"

"Pokoknya bu Rosé pulang bareng gue!"

"Gue!

"Gue!

"Gue!

"Gue pokoknya titik!" Rosé memijat keningnya itu. Padahalkan dia capek tapi tambah capek denger dua orang dewasa itu bertengkar layaknya bocah lima tahun.

"Jisung bisa antar saya pulang, sekalian mau saya kasih materi." Adu bacot antara Jungkook dan Jaehyun pun berhenti dan menatap Rosé tidak percaya.

"Saya tunggu ya, mari pak." Rosé tersenyum kearah dua pria itu dan meninggalkan mereka bersama Jisung.

"Buahahahaha, gue selangkah lebih maju daripada kalian berdua!" Jisung tertawa mengejek.

"Heh, nggak sopan!"

"Lah ngapa kan udah diluar jam sekolah." Jisung menjulurkan lidahnya untuk mengejek mereka.

"Anak sialan! Tangkep dia, Kook!"

"Gas lah!" Jaehyun dan Jungkook mengejar Jisung yang sudah lari duluan.

"Huaaa tolong bu cantikkk, aku dikejar dua algojo!"


Continue Reading

You'll Also Like

164K 18.8K 70
Ini Hanya karya imajinasi author sendiri, ini adalah cerita tentang bagaimana kerandoman keluarga TNF saat sedang gabut atau saat sedang serius, and...
964K 70.8K 72
"You do not speak English?" (Kamu tidak bisa bahasa Inggris?) Tanya pria bule itu. "Ini dia bilang apa lagi??" Batin Ruby. "I...i...i...love you" uca...
67.2K 174 10
🔞Bagi yang suka suka saja!!! Ini cerita lanjutan dari cerita berjudul Birth Sex , yuk cuss bestie!!
101K 5.6K 33
☠️ PLAGIAT DILARANG KERAS☠️ FOLLOW SEBELUM BACA!!! Menceritakan tentang seorang gadis bernama Ayla Humairah Al-janah, yang dijodohkan oleh kedua oran...