Revenge 3 | TREASURE

By ANDINI-RIYANA

402K 96.1K 77K

"Karena kalian udah keseret dalam lingkar permainan Garis Takdir." ft. TXT More

PROLOG
BAGIAN 1
BAGIAN 2
BAGIAN 3
BAGIAN 4
BAGIAN 5
BAGIAN 6
BAGIAN 7
BAGIAN 9
BAGIAN 10
BAGIAN 11
BAGIAN 12
BAGIAN 13
BAGIAN 14
BAGIAN 15
BAGIAN 16
BAGIAN 17
BAGIAN 18
BAGIAN 19
BAGIAN 20
BAGIAN 21
BAGIAN 22
BAGIAN 23
BAGIAN 24
BAGIAN 25
BAGIAN 26
BAGIAN 27
BAGIAN 28
BAGIAN 29
ENDING

BAGIAN 8

14.8K 3.5K 2.9K
By ANDINI-RIYANA


Paginya, semua anak kosan kecuali Yoshi menjadi ricuh karena saling mengeluh dapat pesan misterius dari nomor asing. Mereka saling bertanya siapa yang sudah iseng-iseng mengirim pesan tidak jelas itu, namun tidak ada yang mengaku, bahkan saling mengaku mereka sendiri sama-sama mendapat pesan dari nomor misterius, termasuk Yoshi.

"Please, deh, ngaku aja kalo yang ngirim pesan ini di antara kalian!" seru Hyunsuk, kesal karena daritadi belum juga ada yang mau mengaku. "Nggak lucu tau gak!"

"Tau nih, masih pagi udah mancing tensi," timpal Haruto.

"Kalian semua mending bogem gue daripada gue dicurigain," ucap Yedam. "Gue sendiri dapat pesan kek gitu."

Jihoon, Mashiho dan Junkyu hanya duduk diam di sofa ruang tengah dengan pikiran berkecabang.

Yoshi maju dan berdiri di antara Doyoung dan Junghwan. "Kalian dapet pesan kayak gimana?"

Serempak ke-11 laki-laki itu menyuarakan masing-masing isi pesan dari nomor misterius.

"Gue dapet pesan cuma satu huruf T sama emot air," tutur Hyunsuk.

Jihoon berdeham sebelum bersuara, "Sama kayak bang Hyunsuk, bedanya di gue abjad R."

"Gue abjad E," gumam Yoshi sembari menunjukkan ponselnya.

"Gue A, emot air," ujar Junkyu dengan bola mata membulat.

Kemudian Mashiho mengaku mendapat pesan cuma satu huruf juga yaitu abjad S, Jaehyuk mendapat abjad U, Asahi mendapat abjad R dan Yedam mendapat abjad E--masing-masing ada emot airnya.

"Beda dong sama gue," ujar Doyoung. "Gue cuma dapet pesan emot api doang."

Haruto bertepuk tangan. "Nah, gue juga, Doy!"

"Lah, gue juga." Jeongwoo dan Junghwan berbicara serempak.

"Bentar-bentar," sela Junkyu. "Coba yang di pesannya ada huruf susun hape kalian di meja, susun sesuai urutan umur."

Oleh saran Junkyu, sebagai yang tertua Hyunsuk pun jadi orang pertama yang menaruh ponselnya di meja, diikuti yang lainnya dan terakhir Yedam.

"T, r, e, a, s, u, r, e." Mereka mengeja serempak. "TREASURE!"

"Treasure? Apa maksudnya?" tanya Mashiho.

"Apa mungkin...." Jihoon menyela kalimatnya.

"Apa mungkin apa, Bang?" tanya Junghwan sembari menyentuh bahu Jihoon.

"Kita dikirimin pesan dari nomor yang sama kan? Apa mungkin ada orang yang mau neror kita?"

"Hah?" cengo semuanya, kecuali Yoshi karena dia sudah tahu siapa pelakunya.

Hyunsuk berdecak. "Gak mungkin dah, gabut banget neror aneh-aneh gini."

"Ya siapa tau kan?" kata Jihoon, tapi sebenarnya dia juga kurang yakin.

"Daripada pusing mikirin pelakunya, mending lacak aja nomornya," saran Asahi.

"Oke, tapi sebelum itu gue mau mastiin lagi, bukan salah satu dari kalian pelakunya, kan?" tanya Hyunsuk sekali lagi.

"Bukan!" jawab mereka serempak.

Hyunsuk pun berlalu ke kamarnya untuk bersiap-siap menuju kampus, nanti setelah tiba di kampus dia akan lacak nomor itu di sana. Yang lainnya juga kembali ke aktivitas pagi masing-masing.

Lagi-lagi menyisakan Yoshi yang mencoba mencari keberadaan seseorang yang dia yakini ada di sekitar kosan.

Yoshi yakin, pelakunya masih orang yang sama.

Begitu melirik ke luar, dari sudut matanya, dia menangkap eksistensi laki-laki berjubah putih itu mengawasi dirinya dan teman-temannya sejak tadi dari luar jendela.

Laki-laki berjubah putih yang hanya memperlihatkan bibirnya itu tersenyum miring sebelum menghilang dari sana.

"Api... air..." gumam Yoshi. "Apa artinya?"




























#2039

+62 813-0999:
Hai, Kak Tae! 🤗

Taehyun yang sedang rebahan sambil berselancar di Twitter dan membaca reply-an dari para pengikutnya, tiba-tiba mendapat notifikasi WhatsApp dari nomor asing.

Biasanya orang seperti Taehyun yang sudah sangat famous di sosial media pasti sombong, jarang me-notice para pengikutnya, entah di komenan atau di pesan pribadi.

Tetapi Taehyun tidak begitu, hampir semua yang berinteraksi dengannya sebisa mungkin ia tanggapi, termasuk pesan pribadi.

Entah itu penting atau hanya sekadar menyapa, Taehyun tetap akan menanggapinya. Taehyun tidak mau dicap sombong cuma karena punya banyak followers.

Anda:
Hai 👋

+62 813-0999:
Wah, dinotice 😍

Anda:
Hehe, siapa ya?

+62 813-0999:
Aku salah satu followersmu, Kak.
Maaf jarang nimbrung di setiap konten atau postingan Kakak, aku type yang suka nyimak aja hehe.

Anda:
Oh, iya gpp kok.

+62 813-0999:
Aku ganggu gak, Kak? 🤗

Anda:
Enggak kok ini gw jg lg nyantai aja

+62 813-0999:
Oh 😀
Gini kak, aku mau ngasih kakak saran buat konten kakak berikutnya, aku liat jarang banget ada yang ngasih saran ini sih.

Anda:
Oh ya? Saran apa?

+62 813-0999:
Kakak pernah dengar soal Rute 13? 😀

Anda:
Rute 13? Nama jalan ya?

+62 813-0999:
Iya, Kak, tapi katanya itu juga nama sebuah kawasan terpencil di dalam hutan. 😀

Anda:
Hehe gak tau, gak pernah dengar soal  itu. Emang kenapa?

+62 813-0999:
Gini kak, katanya 25 tahun lalu ada sebuah proyek jalan tol di sekitar situ, proyeknya udah setengah jalan tapi tiba2 proyeknya dihentiin gitu aja secara misterius. Nah, setelah pemberhentian proyek itu, banyak rumor beredar katanya setiap kendaraan yang melintas di jalan itu bakal hilang secara misterius dan gak bisa pulang dari sana lagi. Bukan rumor lagi sih, Kak, udah banyak beritanya soalnya. Tapi beritanya udah lama, beberapa tahun belakangan akses ke jalan itu juga udah ditutup biar gak makan banyak korban lagi.

+62 813-0999:
Belum pernah ada komunitas ekspedisi atau konten creator yang bikin konten Rute 13.
Menurutku, kakak cocok banget buat bikin konten Rute 13. 😀

+62 813-0999:
Kakak gak bakal rugi, soalnya aku udah bikin donasi buat konten kakak nanti itu 😀

+62 813-0999:
Ada 1k volunter yang siap bayar kakak kalo bikin vlog di sana, donasi yang terkumpul sekarang udah 1M kak 🤗

Bola mata Taehyun membola, nomor asing itu tak hanya banyak bicara, tapi juga memberi bukti lewat gambar berisi cek bank dari donasi yang terkumpul dan screenshot sebuah komunitas di salah satu situs rahasia yang mengumpulkan donasi hanya demi konten Rute 13.

Situs itu sangat rahasia, tidak bisa asal diakses begitu saja karena keamanan situs itu sangat ketat seperti deep web.

Anda:
Anjir, itu beneran?

+62 813-0999:
Iya kak 😀

+62 813-0999:
Kalo kakak setuju, nanti aku kirim donasi yang udah terkumpul, dan ngirim sebagiannya lagi kalo kakak udah selesai rekaman di sana 🤗

Anda:
Gila aja lo, gw mau lah

+62 813-0999:
Bagus, Kak 😀
Kirim no rek-nya, langsung aku transfer malam ini.

Anda:
SERIUS LO?

+62 813-0999:
Yaiyalah, Kak, ngapain bercanda 🤗


























"Woe, gila, njir!" Taehyun berseru riang seraya menghampiri keempat saudaranya yang tengah berkumpul di ruang tamu.

"Apaan sih lo datang-datang ngomong gila?" Soobin menatap heran Taehyun.

Taehyun menunjukkan layar ponselnya dengan wajah sumringah.

"Ini, ada yang mau donasi 1 miliar ke gue demi satu konten!"

"Howaks, tuh," timpal Beomgyu. "Orang bego mana sih yang mau buang-buang duit sebanyak itu demi nonton konten yang isinya muka beruk lo doang."

Satu toyoran mendarat di wajah tengil Beomgyu, pelakunya tentu saja Taehyun yang tak terima dirinya dikata-katai beruk.

"Banyak bacot lo, monyet! Nih, sebagai pembuktian dia bakal kirim setengah donasi itu ke gue malam ini!"

Taehyun menunjukkan foto bukti.

Hening sesaat, keempat pemuda itu masih mencerna kalimat yang dilontarkan Taehyun.

Hingga kemudian keempat saudaranya menunjukkan reaksi yang berbeda-beda. Bahkan, Yeonjun yang biasanya diam dan tak peduli dengan sekitarnya, mulai tertarik dengan perkataan Taehyun.

"Demi apa lo, Kak?" Kai masih tak percaya.

"DEMI DEWA!" celetuk Beomgyu.

"Jadi seriusan?" tanya Soobin. "Gak bohong?"

"Bener! Gue kira juga boongan!"

Ting!

"Nih, dia kirim pesan lagi!" Taehyun berseru heboh sekali lagi sambil membuka pesan dari nomor asing itu.

Keempat saudaranya ikut melihat dengan penasaran.

+62 813-0999:
Udah aku transfer setengahnya kak, ini ceknya 🤗

"Setengah miliar?!"






























"Tunggu gue di sini," kata Yuna seraya berdiri dan mengenakan jubah hitam panjang.

Yoonbin mendongak dari piring makanannya.

Saat ini mereka berdua masih di tahun 2039, dan selama mereka masih di tahun ini, mereka bermalam di salah satu apartemen.

Sekarang, terhitung dua hari mereka di sini.

Tidak perlu khawatir tentang orang-orang yang akan mencari mereka di tahun 2020, karena sebelum melakukan time travel, Yuna sudah membuat duplikat dirinya juga Yoonbin.

"Lo mau ke mana?"

"Gue mau datangin Soobin buat nyuruh dia larang Taehyun nerima tawaran konten itu."

"Konten? Yang lo ceritain tadi siang?"

"Iya."

"Tapi gimana cara lo ngomong?" tanya Yoonbin. "Gue yakin dia gak bakal percaya sama lo gitu aja."

Yuna memasangkan tudung ke kepalanya. "Seenggaknya gue berusaha dulu, kalo emang gak bisa, berarti jalan lain ya kayak misi awal kita."

"Gue ikut kalo gitu," ujar Yoonbin sembari menenggak cepat segelas air.

"Nggan usah," tahan Yuna. "Gue bakal cepat balik, kok."

"Tapi...."

"Jangan bilang lo takut gue tinggal sendirian?" Yuna tertawa mengejek.

Yoonbin berdecak.

"Yaudah, pergi sana," usirnya. "Jangan lama-lama, nanti aku kangen."

"Bacot," sungut Yuna sebelum menyublim.

Maksudnya menghilang.










































Di sini lah Yuna, mengawasi Soobin yang menunggu di parkiran mobil selagi Taehyun yang ditemani Kai masuk ke ATM untuk mencairkan cek-nya. Pemuda itu bersandar di bumper mobil sambil mengusap-usap telapak tangannya yang terasa dingin menusuk ke buku-buku tangan.

Pandangannya menyapu kerlap-kerlip kendaraan di jalan raya, baru pukul delapan malam jadi wajar bila masih ramai.

Tanpa menunggu lama, Yuna segera menghampiri Soobin dengan sikap misterius.

"Kamu adiknya Yeonjun?"

Mendengar teguran itu, Soobin lantas memutar kepala ke samping.

Soobin tak dapat melihat wajah Yuna dengan jelas karena perempuan itu memakai penutup wajah.

"Iya? Tau dari mana?" tanyanya. "Lo siapa? Kita saling kenal?"

Yuna menatap Soobin beberapa saat sebelum membuka suara.

"Jangan biarin dia pergi ke Rute 13, ada hal besar yang nunggu di sana."

"Hah?" Soobin mengernyit bingung.

"Lo tau dari mana soal Rute 13? Dan lo siapa?"

Yuna tak menjawab, ia justru beranjak pergi kala melihat Taehyun dan Kai sudak keluar dari ATM membawa koper berisi uang.

"Heh, woi!"

Panggilan Soobin Yuna abaikan, dia langsung pergi dari sana, meski tidak sepenuhnya pergi dari sana.

Yuna bersembunyi di salah satu pohon dan mengawasi ketiga laki-laki itu dari sana.

"Banyak banget, njir!" seru Taehyun takjup, meletakkan koper berisi uang ke bumper mobil Soobin. "Duit sebanyak ini bakal gue apain, ya?"

"Lo gak usah pikirin itu, gue bakal bantu habisin deh," timpal Kai yang langsung mendapat geplakan dari Taehyun.

"Yang paling penting, lo bakal jawab apa ke Bunda kalo Bunda nanya soal uang ini?" tanya Kai.

"Eh iya ya, Bunda pasti kaget banget kalo liat uang ini," gumam Taehyun.

"Kalian gak ngerasa aneh gak sih sama uang ini?" tanya Soobin.

Entahlah, mendadak dia merasa ada yang janggal dengan tawaran konten itu sejak Yuna datang memperingatinya tentang Rute 13.

"Maksud lo, Kak?" Kai menatap bingung Soobin begitu pun Taehyun.

"Gue mulai ngerasa ada yang janggal," gumam Soobin. "Aneh banget, ada orang yang mau ngasih uang sebanyak ini demi satu konten."

Namun, Taehyun hanya mengibaskan tangan. Bagi pemuda itu , selagi menghasilkan uang, ia tak peduli.

Lagi pula, konten yang dibutuhkan pendonasinya itu hanya sekadar mengunjungi Rute 13, bukan melakukan hal-hal konyol seperti prank dan konten-konten menegangkan lainnya seperti yang kebanyakan disarankan oleh pengikutnya namun tak pernah dijamah oleh Taehyun.

"Mungkin aja konten Rute 13 ini rare makanya banyak yang mau liat sampe buka donasi gitu," dalih Taehyun. "Katanya Rute 13 ini proyek yang gagal 25 tahun lalu dan banyak mitos-mitosnya yang beredar. Mungkin karena itu ada beberapa orang yang penasaran sama Rute 13. Mungkin juga kali mereka udah pernah nawarin ke konten kreator lain tapi gak ada yang mau karena gak berani?"

"Jadi maksudnya, lo berani ambil resiko ke Rute 13?" tanya Soobin tak menyangka. "Tanpa mikirin resikonya?"

"Bayarannya gede, mana nolak gue."

Soobin menggeleng tak percaya, Taehyun tampaknya sudah dibutakan oleh digit dari uang itu hingga tak memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.

Jika Taehyun ingin berpikir dulu, maka ada beberapa spekulasi yang muncul; mungkin Rute 13 adalah area keramat yang ditakuti hingga tak ada yang berani membuat konten di sana atau sekadar melintas di jalan itu.

Kedua, mungkin sudah ada yang pernah membuat konten di sana tapi berakhir konten creator itu mengalami hal buruk.

Ketiga, mungkin uang yang ditransfer dari seseorang yang megaku pengumpul dana itu mafia yang sengaja mengirim uang itu pada Taehyun untuk menyeludupkan uang itu untuk sementara waktu dan setelah itu mereka akan mendatangi Taehyun lagi untuk memintan kembali uang itu.

"Seenggaknya lo cari tahu dulu seluk-beluk Rute 13." Soobin mengingatkan sekali lagi.

Taehyun berdecak.  "Apaan sih, kok jadi ribet gini? Gue udah ahli soal konten jadi lo gak perlu khawatir."

Dengan kesal Taehyun masuk ke mobil sembari membawa kopernya, tak menghiraukan perkataan Soobin.

"Lagian uang ini gak bakal gue abisin sendirian, tapi buat kebutuhan kalian juga."






















***

Buat yang penasaran sama cerita Rute 13, gue udah masukin potongan part 2 sama 3 di chapter ini.

Btw, ini 2k words woi, jarang banget bikin part sampe 2k words gini 😥

Continue Reading

You'll Also Like

902K 2.8K 7
Elia menghabiskan seluruh hidupnya mengagumi sosok Adrian Axman, pewaris utama kerajaan bisnis Axton Group. Namun yang tak Elia ketahui, ternyata Adr...
The Phone 3 | TXT ✓ By MAYA

Mystery / Thriller

760K 201K 29
❝Teror akan segera berakhir.❞
50.2K 12.1K 13
[ᴸᵒᵏᵃˡ ᴬᵁ] Ft. Mashiho Jaehyuk Asahi Begitu rumit tetapi menawan. ᵂʳⁱᵗᵉʳ:ᵈˢᵗⁿᶻʰʳ ˢᵗᵃʳᵗᵉᵈ:²⁰²⁰/¹²/⁶ ᶠⁱⁿⁱˢʰᵉᵈ:²⁰²¹/¹/¹⁷
91.4K 21.7K 27
❝ Kalau ketemu satu sama lain, jangan lupa saling bunuh ya? ❞