Halal Zone 2: After Married

By inkinaoktari

11.2K 1.6K 465

Berawal dari musuh bebuyutan yang akhirnya menjadi sahabat karib tak terpisahkan. Gina yang seorang fangirl g... More

yampun
trims udah jadi pasanganku
gue cium, boleh?
superb kwangen
ketempelan
gendooong
sabar, asal....
monitor, komo. monitooor
3am
attack 💋
i love you

sayang banget banget

1K 124 60
By inkinaoktari

Syukurnya, Gina dan Dion datang tepat waktu. Mereka berjalan bersisian dan tampak elegan dengan outfit masing-masing. Gina mengenakan dress anggun dari desainer Indonesia, Biyan. Ini merupakan dress berwarna lembut yang Gina persiapkan khusus untuk acara hari ini. Ada detail lace dan tulle serta sentuhan etnik menambah kesan yang kuat. Dipadukan dengan pashmina warna senada membuat Gina tampak begitu manis.

Sementara Dion begitu menawan mengenakan setelan jas dan rambut yang ditata tak biasa.

Penampilan keduanya tak kalah dengan deretan selebriti yang hadir pada gala premiere ini. Sebagai salah satu tim balik layar, Gina segera bergabung dengan teman-temannya.

"Ih gorjess banget, saaay," kata Tari, sang script writer.

"Lo juga, Mbak, stunning deh!" puji Gina, iya, mengingat saat syuting mereka selalu berpenampilan seadanya. Bahkan kalau udah waktu-waktu genting terjadi, mata panda dan muka kuyu terlihat jelas. Pokoknya yang menjadi perhatian mereka adalah syuting lancar, aktor dan aktris main bagus, dan segala teknis terkendali.

Jadi, melihat teman-temannya pada kece banget begini benar-benar membuat hati bahagia. Ditambah hari ini adalah momen yang mereka nantikan. Kerja keras mereka yang udah digarap berbulan-bulan akhirnya bisa dirilis ke masyarakat luas.

"Eh, pasutri gesrek tidak terlihat gesrek malam ini," komentar Pilip yang hadir bersama Kiya. Sebenarnya, Pilip juga sama seperti Dion, datang untuk support para perempuan ini. Tapi kalau Dion udah official dan legal sebagai pendukung Gina nomor satu. Pilip masih ngawang-ngawang.

"Kami tuh malam ini memang kudu bersahaja," sahut Gina menyandarkan kepala di lengan Dion.

Kiya menyengir lalu cipika-cipiki ke Gina. "Kiwkiw, flawless banget sayangkuuuh."

"Make up sendiri lho, gueee. Ish, cantik banget Kiya nggak kuat." Gina lalu beralih ke Pilip. "Gimana, Lip? Cantik banget kan?"

Pilip melotot, salah tingkah dia Gina cengcengin. Saat Kiya menoleh ke arahnya karena bungkam aja dari tadi, Pilip menggaruk tengkuk. "Cantiklah. Perempuan."

"Jawabannya main aman," bisik Gina ke Dion.

"Si berisik kalo salting kek gitu tuh," balas Dion berbisik.

"Nggak boleh bisik-bisik depan orang!" kata Pilip sewot. Soalnya ketauan banget suami istri itu lagi ngomongin dia, ekspresi mereka sengaja parah lagi ngelirik-lirik dia.

Dion sama Gina hanya menyengir nggak berdosa. Sejurus kemudian, kehebohan terjadi di lorong venue membuat perhatian mereka teralih.

"Ya ampun, Na! Kiev! Kita harus foto bareng nanti, Na!" seru Kiya antusias.

Gina menyahut tak kalah heboh. "Oh, ya? Pastilah, harus!"

Dion hanya bisa menghela napas. Gina dan Kiev dalam satu momen? Biasalah~

Bukannya apa-apa. Kiev juga teman sekelas Dion walau nggak seakrab Shandy dan Udin. Dion pun menyimpan kagum dan respect pada kerja keras Kiev dan well, idola Gina masa remaja itu memang berbakat. Kiev juga sukses dan passionate di bidangnya.
Nggak bisa Dion pungkiri, karya-karyanya Kiev memang sebagus itu. Sedangkan Gina juga nggak lagi fangirling Kiev separah waktu SMA dulu. Buktinya nggak ada poster dan segala merchandise tentang Kiev di rumah mereka. Kalau cuman foto bareng sama ngobrol biasa oke lah, no hard feeling.

Mereka nggak langsung ketemu Kiev saat itu karena film sebentar lagi akan diputar. Jadi, mereka berjalan memasuki studio. Tangan Dion otomatis mendekap bahu Gina, menjaganya di tengah-tengah kerumunan.

Akhirnya, mereka memasuki studio dan duduk di kursi premiere bioskop dengan nyaman. Beberapa saat kemudian, lampu di studio itu mulai dipadamkan dan layar super besar di hadapan mereka kini menjadi sumber cahaya. Gina menggenggam tangan Dion gugup saat film dimulai. Padahal dia sudah mengetahui segala yang ada dan melakukan screening dengan tim sebelumnya. Tapi tetap saja rasa nervous menyerang Gina saat ini. Dion tersenyum dan mengusap tangan Gina menenangkan.

Film bertemakan ibu dan anak itu terputar. Salah satu film yang membawa keluarga Indonesia ke bioskop itu maju ditengah persaingan film-film hollywood juga genre lainnya. Satu setengah jam berlalu dengan berbagai reaksi penonton. Tawa yang mengalun hingga tangis penuh haru. Tepuk tangan bergemuruh saat film benar-benar berakhir.

Dion tersenyum bangga melihat nama panjang istrinya tertera pada bagian credit film. Ketulusan terpancar penuh dari raut wajahnya. Lelaki itu mendekap bahu Gina kemudian menepuk-nepuk pelan.

Gina balas memandang Dion dengan tatapan haru. Matanya berkaca-kaca. Dion terlihat begitu bangga padanya. Mengingatkan Gina pada ayahnya yang juga menunjukkan ekspresi demikian saat meraih sesuatu. Atau sesederhana Gina yang akhirnya bisa menyelesaikan soal yang tadinya terus-terusan ia keluhkan.

"Keren banget sih istri aku," bisik Dion setelah mengecup pelipis Gina sekilas.

"Makasih banyak, my support system...." Gina mengusap air di sudut mata yang menggenang. Tersenyum penuh haru, ia lalu menyandarkan kepalanya di bahu Dion.

***

Seperti biasa, kehadiran Kiev membuat yang lain mungkin bisa menoleh dua kali. Kedatangannya sebagai salah satu tamu undangan gala premiere hari ini menjadi salah satu magnet kuat. Kiev tampil kasual dengan kaos yang dipadukan dengan jas warna biru dongker tanpa dasi.

Usut punya usut, Kiev juga akan mulai syuting dengan naskah yang Tari tulis bulan depan. Gina nggak terlibat dalam project itu karena rumah produksi yang menangani film Kiev bukanlah tempat ia bekerja.

Kiya dan Gina mulai heboh sendiri saat Kiev berjalan ke arah mereka. Kiev nggak sendiri, tapi sama Early, aktris pendatang baru.

"Weh, lama banget nggak ketemu," sapa Kiev. Dia memeluk Dion bersahabat. Lalu tos ke Gina dan Kiya. Kiev juga sempat kenalan dengan Pilip.

"Oh iya, ini Early, bakal jadi adik gue nih di film mendatang," kata Kiev memperkenalkan.

Early langsung melambaikan tangan. "Halo, salam kenal semuanya. Kecuali Mbak Gina."

"Soalnya kita udah kenal," sahut Gina tertawa.

Ia berpelukan dengan Early. Mereka pernah satu project, dan walau punya paras yang cantik dan berasal dari dunia modelling, Early itu ada bibit-bibit pelawak dan Gina sangat klop dengannya.

Mereka pun berbincang dengan luwes. Menanyakan kabar dan selebihnya membahas project Kiev yang akan datang.

"Bunda lo mana, Kiev?" tanya Dion penasaran. Soalnya tadi Kiev kan datang bersama sang bunda.

"Lagi ngomong sama temen-temennya. Bunda nggak mau jalan sama gue. Abis wawancara tadi pisah, males disorot banyak kamera katanya, sakit mata."

Mereka tergelak. Blitz yang sering menyorot Kiev itu memang benar-benar ampun-ampunan. Sementara Kiev sudah biasa dan menghadapinya dengan profesional. Kiev bisa sangat santai dan tak terlalu banyak berkedip di depan banyaknya kamera.

Udin dan Riri datang menghampiri mereka. Biasa, dibanding Riri, Udin jadi yang paling heboh. Sayangnya Arlyn dan Shandy nggak bisa karena baby Sha lagi demam.

"Selamat ya, Na. Ih, temen gue hebat banget...." kata Riri usai cipika-cipiki ke Gina.

Gina tersenyum semringah. "Makaciii lho, Ri. Padahal gue cuman asisten DOP."

"Cuman apanya? Jangan gitu, Na. Itu udah keren banget! Terus ini kan film panjang pertama lo, kami bangga banget lah sama lo pokoknya," cerocos Riri mengacungkan jempol.

"Aduduhh, jadi terharuuu."

"Na, kalau nanti lu udah nyampe Oscar jangan lupa sama kita-kita," kata Udin dengan nada jail.

Gina tertawa. "Elah, Din! kejauhan! Tapi Aamiin Aamiin!"

Mereka kembali tenggelam dalam canda gurau dan akhirnya memutuskan mengambil foto bersama. Dari yang formal sampai pose kocak. Tapi yang pasti Dion selalu nempel di samping Gina.

Riri dan Udin membentuk love dengan kedua tangan mereka. Sementara Dion yang berdiri di belakang sang istri, meletakkan dagunya di puncak kepala Gina. Pilip dan Kiya bersedekap gaya swag, sementara Early dan Kiev berpose model papan atas tapi dengan gestur kocak.

Acara itu dilanjutkan dengan makan malam bersama. Sekitar pukul 10, Gina dan Dion pun memutuskan untuk pulang bersama teman-teman mereka yang lain. Sekelompok orang itu akhirnya berpisah ketika menuju tempat parkir kendaraan masing-masing.

Di dalam mobil, Gina tak berhenti tersenyum melihat foto-foto yang tadi mereka ambil. Fotonya seorang diri dan foto berdua Dion juga bagus-bagus. Terimakasih untuk Dion, yang tadi sudah bersedia jadi tukang foto dadakan kalau Gina mau foto bareng para selebriti, sutradara, dan insan perfilman tanah air lainnya. Kapan lagi, kan?

"Mau ke mana?" Gina terheran saat Dion menghentikan mobil di tepi jalan dan membuka seatbelt.

"Bentar doang. Kamu nggak usah turun."

Saat Dion keluar dari mobil, Gina kembali fokus pada ponselnya dan mempertimbangkan foto mana yang akan ia unggah.

Tak lama kemudian, Gina mendongak melihat Dion yang kembali. Matanya membulat saat melihat alasan Dion keluar tadi.

"Selamat, ya.... I am so proud of you," kata Dion sambil mengulurkan buket bunga yang cantik untuk Gina.

"Hmmmmm, ya ampun Diooon...." Gina tergugu begitu saja. Air matanya luruh karena haru. "M-makasih, ya...."

"Kok mewek sih?" Dion tersenyum dan menghapus air mata di pipi Gina dengan ibu jarinya.

Gina merentangkan kedua tangan. Maka saat Dion mencondongkan tubuh ke arahnya, Gina memeluk leher suaminya erat-erat.

"Sayang kamu banget-banget-banget," kata Gina di tengah-tengah air mata harunya.

Dion mengusap pundak Gina dalam dekapannya. "I love you too much, istriku."

Usai berpelukan cukup lama, mereka sedikit memberi jarak untuk menatap satu sama lain. Hanya saling menatap dan menikmati waktu yang berjalan malam itu. Senyum terukir juga genggaman tangan atau kecupan pipi dan pelipis sarat kasih sayang.

Mereka yakin. Ke depannya, entah itu peluk cium atau debat penuh cerca. Achievement atau titik rendah. Nasib baik atau cobaan. Tawa atau tangis. Bahagia atau kecewa.

Akan ada meminta maaf dan memberi maaf. Kompromi dan komunikasi. Juga doa dan rasa syukur.

Our journey.

Suami, Dion A. Angkasa
Istri, Firstya Angginafila

END.

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 51.5K 66
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
142K 8.5K 11
Rumi harus merasakan sesak dalam dadanya karena hati yang memilihnya pergi menyerah. Semua memang karena ulahnya. Kebodohannya. Dia tidak memungkiri...
414K 10.9K 9
Sequel MBA (Marriage By Accident) [SEBAGIAN PART SUDAH DI UNPUBLISH KARENA PROSES PENERBITAN] "Seorang wanita diuji ketika berada ditingkat paling re...
535 318 6
FOLLOW SEBELUM BACA ⚠️⚠️ ARTHELIO RENGGALA, ketua perkumpulan siswa badung di SMA GARUDA yg mereka sebut RAZEGAR. siapa yg tidak mengenal nya? geng...