⸙͎۪۫ MY TREASURE ✔︎

By renesque

86.6K 19.4K 6.2K

❝ Gue gak akan tidur sampe kapanpun kecuali untuk selamanya. ❞ written by¦© 2O21, RENESQUE More

° Prologue
O1 :: ° Treasure ࿐
O2 :: ° Forbidden Island ࿐
O3 :: ° Salted Fishes ࿐
O4 :: ° Three Days ࿐
O5 :: ° Stay Up Late ࿐
O6 :: ° Dead Or Kill ࿐
O7 :: ° The Contrite ࿐
O8 :: ° Insidious ࿐
O9 :: ° Secret Fight ࿐
1O :: ° The Second Choi ࿐
11 :: ° A Young Crew ࿐
12 :: ° Red Eyes Tiger ࿐
13 :: ° Anathema ࿐
14 :: ° File Not Found ࿐
15 :: ° Jiyong's Beloved Son ࿐
16 :: ° Secret Mission ࿐
17 :: ° The Golden Sword ࿐
18 :: ° He Is Back ࿐
19 :: ° The Legend Of Abscond War ࿐
21 :: ° Haunted Yacht ࿐
22 :: ° The Cursed Witch ࿐
23 :: ° Underground Treasure ࿐
24 :: ° Yours Faithfully ࿐
25 :: ° The Universe Has Recovered ࿐
26 :: ° It's THE END ࿐
° Epilogue
+ Truth Untold
Explanation + Dare
SEKILAS INFO

2O :: ° Night Snowfall ࿐

1.8K 491 150
By renesque

Asahi mengerahkan seluruh tenaganya untuk sampai puncak. Menjunjung semangat perjuangan meniti pegunungan tinggi nan curam. Belum lagi dia harus memanjat tebing es dengan ketinggian 200 meter. Hanya kegelapan mengiringi tiap langkahnya yang meninggalkan jejak di atas lapisan salju.

Yep, ini merupakan malam pertama memasuki musim dingin. Mungkin sedikit terlalu cepat---ataukah perjalanan ini yang waktunya kurang tepat?

Dan lagi Asahi salah. Semestinya ia menunggu sampai matahari terbit. Bukan mengambil risiko yang membahayakan dengan melampui pegunungan berkabut tebal di malam hari.

Dia melakukan semuanya sendiri, takutkan mengorbankan lebih banyak orang lagi. Tanpa rasa gamang dan bimbang membiarkan dingin menyelimuti tubuh ringkihnya yang kian melemah sebab tak kunjung rehat.

Berkeringat saja mungkin sudah membeku.

Jika diperhatikan ada lingkaran hitam di sekitar matanya, sangat kentara dengan pucatnya kulit, siapapun yang bertatap muka dengannya pasti akan berpikir Asahi lebih terlihat seperti mayat hidup ketimbang manusia normal.

Berdasarkan peta di mimpi Asahi, letak harta karun itu berada 26 km dari sini. Butuh waktu kurang lebih 5 jam untuk menjangkaunya.

Jika ingin tahu kapan Asahi pergi meninggalkan Jeongwoo, tentu saja waktu Jeongwoo terlelap. Asahi yang tidak tertidur sama sekali meninggalkan pemuda Park itu di dalam goa sendirian. Ralat. Asahi meninggalkan Jeongwoo bersama ikan bakar hasil masakannya sendiri.

Ada yang mau nyicip?




















































































Wusshhhhhhh~
















Badai telah tiba.

Sekelebat angin menyongsong pokok-pokok kayu kokoh yang berdiri tegak. Asahi mengatupkan kelopak matanya mencegah partikel salju berhamburan masuk.

Temperatur berubah dingin secara drastis. Badan Asahi menggigil hebat. Ia sendiri dapat merasakan detak jantungnya yang tidak teratur, jari-jari tangannya membiru akibat pembuluh arteri yang kian menyempit.

Ia terus berjalan menanjak dengan tongkat kayu hampir rapuh yang menjadi penopang tubuhnya. Berjuang seolah ini adalah hari terakhir untuk hidup. Deru napasnya sangat pelan dan pendek. Menimbulkan kepulan asap di setiap embusan.

Sungguh Asahi butuh bantuan, tapi sayangnya ia sendirian.





















Dan tak ada lagi yang bisa dilihat, semuanya putih.









































































Di depan sana terdapat retakan kecil yang rentan terhadap tekanan. Asahi tak sengaja menginjaknya. Retakan itu menjalar ke sekeliling hingga akhirnya tercipta lubang dalam yang menyebabkan tanahnya keropos. Asahi pun jatuh ke dalam lautan es dengan temperatur air di bawah 0 derajat celcius.

Ketahuilah, jatuh kali ini bukanlah mimpi.







-ˏˋ ❬ ⸙ ❛ ᴛʀᴇᴀꜱᴜʀᴇ ❜ ❭ ˊˎ-



"Kita mau kemana?" tanya Haruto menautkan kedua alisnya. Yoshi menggendongnya di atas punggung, jadi dia hanya menuruti kemana Yoshi membawanya pergi.

"Ya cari harta karun itu lah! Firasat gue buruk banget." Yoshi menjawab sambil memerhatikan langkahnya.

Sungguh, anak kelahiran 2004 itu tak bisa menopang tubuhnya dengan baik. Tulang keringnya patah bahkan sampai menembus keluar kulit---mengakibatkan patahan tersebut terlihat menonjol menciptakan luka mengaga pada kakinya.

Kaki jenjang itu berjalan dengan senter di genggaman tangan. Menjamah area hutan yang luasnya bagaikan samudra.

Yoshi sudah bercerita, bagaimana dirinya masih hidup sampai sekarang. Junghwan mendorongnya ke laut, setelah 10 menit ada dua orang penyelam yang menyelamatkannya---Jaemin dan Renjun. Kalau saja tidak, ia nyaris terseret ombak kala itu.

Ah ya! Mereka menyelam untuk mengambil kerang, katanya.

Haruto dibuat takjub. Bagaimana bisa Yoshi menahan napasnya selama 10 menit. Hebat bukan?

"Haruto," panggil Yoshi tiba-tiba. Haruto tersentak ketika Yoshi menoleh ke arahnya. Pasalnya wajah mereka hanya berjarak 3 cm.

"Kaki lo masih sakit?" tanya Yoshi. Menatap manik kembar Haruto dalam-dalam. Tersirat rasa kekhawatiran dari raut wajahnya.

"Gak usah liatin gue kayak gitu." Haruto melempar pandang ke arah pepohonan lalu berujar, "gue gak apa-apa. Fokus ke jalan!"

"Menurut gue lebih baik lo balik aja deh ke kapal. Diobatin dulu kakinya," saran Yoshi. Melihat sekilas ke bawah---ke arah kaki kiri Haruto yang terbalut kemeja kotak-kotak berwarna merah. Celananya di gulung sampai atas lutut.

"Gak mau. Gak usah sok peduli," balas Haruto dengan dinginnya. Masih enggan melirik barang sesenti pun.

"Siapa yang peduli coba." Yoshi berdecih, "dasar nyusahin, udah tau badan gede!"

Haruto mendelik dan tak lupa menggeplak belakang kepala Yoshi. "Lo ikhlas gak sih nolongin orang?!"

Yoshi meringis pelan. "Bercanda. Tapi soal gue nyaranin lo balik itu serius. Demi keselamatan lo sendiri, Ha-ru-to!"

Haruto tetaplah Haruto. Tetap pada pendiriannya dan tak dapat diganggu gugat. "Bilang aja lo kerepotan 'kan? Oke! Biar gue jalan sendiri!"

Haruto melompat turun dari atas punggung Yoshi sekaligus memberinya tatapan sinis. Sementara Yoshi hanya menghela napas seraya berkacak pinggang. Menonton akan sehebat apa anak itu pergi tanpa bantuan dirinya (?)

Mencoba berlari kecil, Haruto justru terjerembab ke lumpur basah yang mengakibatkan pakaian beserta wajah tampannya ternodai. Ia mendengus sambil meraup muka membuat noda lumpur tersebut menjadi rata.

"HAHAHAHA MAMPUS GAK DENGER OMONGAN GUE!!" Yoshi terbahak sembari memegangi perutnya yang juga ikut tertawa. Bergetar maksudnya.

Namun, Seorang Kanemoto Yoshinori bukanlah sobat laknat. Dia berjalan menghampiri Haruto kemudian menyodorkan bantuan. Haruto tampak mengangguk ragu sebelum akhirnya menerima uluran tangan Yoshi.

"Ck, udah gue bilang apa! Pokoknya kita balik sekarang. Gak ada penolakan!"

-ˏˋ ❬ ⸙ ❛ ᴛʀᴇᴀꜱᴜʀᴇ ❜ ❭ ˊˎ-

Jarum jam hampir menunjuk pada pukul 2 dini hari. Namun, seorang pemuda dengan piyama bergambar baby koala masih terjaga tanpa merasakan kantuk sedikitpun. Biasanya dia paling cepat tidur, tapi kali ini pikirannya benar-benar kalut sehingga otaknya tak memberinya izin untuk memejamkan mata barang sedetikpun.

Mungkin ini pertama kalinya Junkyu mengidap insomnia.

Disuguhkan langit gulita yang penuh gemerlap bintang, Junkyu duduk di sisi kolam renang sambil sesekali meminum sekaleng cola. Dia menatap ke atas, terpukau akan keindahan semesta.

Ah, Junkyu jadi ingat ketika SMA dulu dirinya pernah menetap di balkon semalaman bersama Jihoon---bukan pula insomnia.

Tidak ada yang dilakukan, hanya memandang langit sembari bercanda ria ditemani beberapa snack beserta dua kaleng coca-cola. Saling bercerita satu sama lain entah membicarakan apa. Pokoknya ada saja topik yang dibahas.

Semuanya berawal dari tugas ujian praktek Jihoon yang didapatkannya dari sekolah. Ujian praktek itu menyuruhnya untuk membentuk sebuah kelompok dan setiap orang memiliki perannya masing-masing. Kita sebut saja 'drama'.

Berhubung Junkyu itu mantan aktor cilik, Jihoon berlatih drama dengan Junkyu setiap hari. Biar kelihatan pro, katanya.

Karena sejak umur 9 tahun Junkyu sudah mulai berakting di 3 serial K-Drama dan menjadi cameo sebuah film thriller. Biasanya mereka latihan di malam hari karena satu, mereka beda sekolah, kedua, mereka baru pulang sekolah pukul 8 malam.

Walaupun hari libur tetap latihan malam, karena siangnya pasti banyak gangguan, berisik. Tahu sendiri 'kan di kosan mereka itu berlaku pepatah 'no ribut no life'.

Gara-gara keasyikan latihan, bablas sampe pagi deh. Mulai dari situ mereka jadi lebih dekat.

Sekian kilas balik antara Junkyu dan Jihoon. Sekarang Junkyu sedih banget temennya itu udah gak ada.

Ketika sedang menguburkan mayatnya Jihoon dua hari lalu, Junkyu mendengar suara bisikan di telinganya. Suara arwahnya Jihoon.





"Inget rencana kita ya, pokoknya mereka semua harus selamat!"







"Jangan sampe Jaehyuk tau, nanti lo dibunuh sama dia ..."








"Gue harap gue adalah orang terakhir yang jadi korban. Gak boleh ada yang meninggal lagi, kalo Jaehyuk sih gak apa-apa hehe."









Tuh kan Junkyu jadi overthinking.




-ˏˋ ❬ ⸙ ❛ ᴛʀᴇᴀꜱᴜʀᴇ ❜ ❭ ˊˎ-




O3 : 35 AM

"Lo istirahat aja dulu ya, gue masih ada urusan." Yoshi memapah Haruto ke ruang tengah dan mendudukkannya di atas sofa. Iya, mereka sudah sampai di kapal.

"Lo mau kemana?" tanya Haruto menaikkan sebelah alisnya.

"Urusan penting. Lo tidur aja, udah jam tiga nih."

Haruto menggeleng. "Gue ikut sama lo Kak, siapatau butuh bantuan." Dia hendak berdiri, tapi Yoshi menahannya.

"Maaf, gue gak butuh bantuan lo. Bye~" Yoshi menyentuh pundak Haruto sekilas kemudian meninggalkan keberadaannya.

Haruto menarik napas panjang. "Tapi janji ya lo bakal balik lagi, cuma lo yang gue percaya sepenuhnya, Kak!!"

Dari kejauhan, Yoshi menoleh ke belakang kemudian tersenyum simpul. "Tenang aja. Gue janji, tapi lo juga janji harus istirahat."

Haruto mengangguk mantap. Yoshi pun mengacungkan kedua ibu jarinya lalu melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda.













































































Dia tidak tahu, detik itu merupakan akhir pertemuannya dengan Haruto. Sesuai janjinya, pemuda itu benar-benar beristirahat.


Istirahat dengan tenang.































































Karena efek sianida di bubur yang Haruto makan---membunuhnya secara perlahan.






























╰─➤𖥸 ᴛᴏ ʙᴇ ᴄᴏɴᴛɪɴᴜᴇᴅ

Continue Reading

You'll Also Like

6.2M 481K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...
4.8K 900 19
"Makin hari makin banyak aja yang mati disini" "Dan yang mati juga teman kita sendiri.... "Ga Ada lagi yang bisa dipercaya"
22.7K 5.3K 21
❝ Tantangan game ini tidak akan sesulit sebelumnya. ❞
722K 163K 34
"Apa yang terjadi selama ini bisa aja gak akan terjadi di masa yang akan datang."