Static | DRAMIONE [END]

By royalmudblood

16.6K 2.5K 399

Original story by galfoy. Translated. Pasukan Orde menyelamatkan Draco dan Lucius Malfoy setelah Voldemort me... More

STATIC 1
STATIC 2
STATIC 3
STATIC 4
STATIC 5
STATIC 6
STATIC 7
STATIC 8
STATIC 9
STATIC 10
STATIC 11
STATIC 12
STATIC 13
STATIC 15
STATIC 16
STATIC 17
STATIC 18
STATIC 19

STATIC 14

867 101 23
By royalmudblood


Siapa yang mulai bosen nunggu update'an?

____________________________________________________

A whole concept, plot, and original story by galfoy. All characters belongs to J.K. Rowling. But this translate belongs to me.

____________________________________________________

Sudah dua minggu sejak Hermione memberinya kesempatan, dan Draco tidak pernah merasa sebahagia ini dalam hidupnya.

Ia berjalan ke dapur dengan senyum santai di wajahnya, dan Hermione menyeringai padanya dari tempatnya berdiri di balik konter, menyiapkan makanan. Rambutnya tergerai dengan liar, membingkai wajahnya dan memunculkan kecantikan luar biasa yang ia kagumi dalam hati. Rambut itu masih lembap di ujung sisa mandi paginya, kemudian menggulung saat kering.

Ayahnya duduk di meja, dengan tenang membaca buku tua yang agak besar berbau apak. Orde akhirnya memberinya prostetik yang memadai, kaki palsunya bukan lagi seperti tiang logam. Mereka membutuhkan waktu yang cukup lama, tapi Draco bersyukur hal itu terjadi. Orde jelas terlihat jauh lebih terbuka dengan para Malfoy sejak Lucius memberi mereka begitu banyak informasi berharga tentang Dark Lord, tapi Draco curiga Hermione bertanggung jawab atas dorongan terakhir yang membuat mereka melacak prostetik setelah sekian lama. Lucius bisa bergerak lebih cepat sejak itu, dan secara umum tampak lebih nyaman. Terkadang ketiganya hampir lupa bahwa mereka bersembunyi di tengah perang. Rumah itu adalah surga kecil. A haven for damaged people.

Draco mengagumi betapa banyak hal telah berubah sejak mereka pertama kali datang untuk tinggal di sini. Ia tidak mengenali hidupnya lagi.

Malam-malam bersama Hermione tidak seperti apa pun yang pernah dia alami dengan seorang wanita. Mereka telah berubah dari obrolan dangkal menjadi berbagi rahasia terdalam mereka - sesuatu yang Draco tidak biarkan dirinya lakukan dengan siapa pun, apalagi seseorang yang ia minati secara romantis. Setiap malam terlihat seperti pengusiran setan secara emosional, beberapa malam lebih sulit daripada yang lain, beberapa benar-benar menyakitkan untuk didiskusikan. Draco telah melakukan beberapa hal yang mengerikan dalam hidupnya. Namun, dengan semua yang ia akui, Hermione juga mengungkapkan sesuatu yang dia sembunyikan. Draco merasa ia mengenalnya secara intrinsik sekarang- seperti ia bisa merasakan apa yang ada di pikirannya sebelum Hermione mengatakannya dengan keras. Bersamanya seperti pelumur emosional... Dia merasa lebih tenang, lebih yakin pada dirinya sendiri, dan tidak begitu marah daripada sebelumnya. Seperti mendapat ilham melihat ia tidak menyadari betapa emosional dirinya yang dulu. Rasanya menyenangkan tidak terlalu tegang lagi. It felt good to let go.

Bahkan sentuhan fisik bersama Hermione berjalan dengan baik. Mereka sepakat bahwa hubungan seks masih terlalu dini, meskipun menggoda. Sebaliknya, mereka memuaskan diri mereka sendiri dengan sesi berciuman yang intens dan saling meraba sebanyak mungkin. Dan Draco benar-benar menyukai setiap momennya. Setiap kali mereka memutuskan untuk melangkah lebih jauh, ia tahu itu akan luar biasa, dan layak untuk ditunggu. Itu adalah pendekatan yang sama sekali tidak dikenalnya, but it worked.

Hermione menyajikan telur rebus dan kentang ke dalam tiga piring dan semua orang menyantapnya.

Mereka semua selesai makan ketika mereka mendengarnya. Suara 'pop' ringan datang dari perapian. Kepala Hermione tersentak menatap floo dan matanya menyipit.

"That's weird," katanya. "Aku belum pernah mendengarnya seperti itu."

Draco dan Lucius berdiri untuk menyelidiki. Mereka sedikit mengotak-atiknya, tetapi tidak ada yang tampak beda dari biasanya.

Hermione mengangkat bahu. "Aku akan meminta Harry dan Ron untuk mengeceknya ketika mereka mampir nanti," katanya. "Mungkin ada yang rusak dengan sistemnya."

____________________________________________________

Draco dan Lucius sedang bermain catur setelah makan siang dan Hermione sedang membaca ketika suara itu terdengar lagi. Sebuah 'letupan' ringan bergema melalui perapian, diikuti dengan keheningan.

"Demi Merlin, apa-apaan itu?" Hermione mengerutkan kening.

"Apakah kau ingin aku menghubungi Markas Besar dan memberi tahu mereka bahwa mungkin ada masalah dengan floo di sini? Mungkin Mr Potter dan Mr Weasley bisa datang lebih cepat jika mereka tahu ada masalah," kata Lucius.

"Actually, that would be great Lucius. Terima kasih atas tawarannya. Lebih baik aman daripada menyesal. Merlin tahu itu satu-satunya cara untuk keluar masuk sini... Aku tidak ingin terjadi sesuatu yang membuat kita terlihat konyol."

Dia memandang perapian lagi dengan cemberut, alisnya terikat bersama seolah-olah dia sedang membalikkan sesuatu dalam pikirannya.

"Semuanya baik-baik saja, Granger?" kata Draco. Ia tidak suka ketika melihatnya khawatir. Itu membuatnya ingin menggendongnya dan membuangnya ke tempat tidur.

Dia mengguncang dirinya dari pikirannya dan tersenyum padanya. "Just fine. Mungkin tidak apa-apa. Ward masih aktif, jadi kurasa aku tidak perlu khawatir tentang suara tidak jelas itu."

Draco mengangguk dan kembali ke permainan sementara Ayahnya berjalan cepat untuk mengirim pesan. Dia tidak terlalu khawatir... Potter dan Weasley bisa mengurus floo itu saat mereka tiba untuk kunjungan harian. Mereka sibuk akhir-akhir ini, memberikan petunjuk tentang beberapa peristiwa besar yang akan segera terjadi, tetapi tidak memberikan detail lebih dari itu. Draco masih mendukungan mereka berdua dari belakang, tapi jika mereka lebih dekat untuk menjatuhkan Dark Lord, ia pikir ia bisa mendengarkan ocehan mereka setiap beberapa hari.

Selain itu, selain gangguan lainnya, ia dan Hermione masih belum memberi tahu Wonder Duo tentang hubungan mereka. Akan segera terjadi, itu sudah jelas. Bukan tidak akan ada banyak pertanyaan, tetapi jelas bahwa ini bukan suatu masalah. Draco memang takut dengan reaksi mereka. Hermione mencintai mereka dan menghormati pendapat mereka, Merlin tahu alasannya. Apakah mereka akan menyabotase mereka? Apakah Hermione akan berubah pikiran tentang dirinya? Ya Tuhan, itu akan menghancurkannya. Wanita itu adalah segalanya baginya.

Draco juga belum mengatakan itu padanya.

Lucius kembali duduk di depannya dan permainan berlanjut.


____________________________________________________

Saat itu mendekati waktu makan malam dan Harry serta Ron masih belum datang. Hermione melontarkan pandangan khawatir sesekali ke perapian, tapi tampak semakin rileks saat dia membereskan laci dapurnya. Mungkin suara aneh itu sama sekali bukan apa-apa.

Draco dan Lucius sedang duduk di sofa mendiskusikan buku yang telah mereka baca. Draco menjadi kesal dengan Ayahnya karena bertingkah seperti penyangga iblis, dan membantah dengan komentarnya yang biasa. Draco baru saja akan meluncurkan bantahan yang pedas ketika 'letupan' yang lebih keras menggelegar dari perapian, diikuti oleh lampu hijau yang bersinar. Semua orang diam.

Hermione segera berada di sisinya, tongkat sihirnya keluar dan matanya melebar ketakutan.

"Itu tidak normal," katanya, suaranya bergetar. "Aku punya firasat buruk tentang ini."

Begitu kata-kata itu keluar dari mulutnya, semua kacau.

Ruang tamu di depan floo tiba-tiba ditelan kegelapan. Draco mendengar Hermione berteriak dan ia tidak bisa merasakan Hermione di sampingnya lagi. Sebelum ia bisa melompat, dirinya dipukul dengan mantra dan membeku di kursinya. Dilihat dari bentuk kaku Ayahnya di sampingnya, dia juga telah lumpuh. Kemarahan panik menelan seluruh wajah Draco-- seseorang telah merusak ward Hermione. Seseorang telah menyusup.

Di mana Wonder Duo saat mereka dibutuhkan?

Secepat saat datang, kegelapan mulai menghilang.

Wolf berdiri di depan floo dengan seringai gila di wajahnya. Dia memiliki memar biru tua di pipinya dan luka panjang di rahangnya yang penyembuhannya sangat buruk, dagingnya merah tua di sepanjang luka yang terbuka. Dia memegang tongkat Hermione dan juga miliknya sendiri, dan Hermione berusaha berdiri di sisi lain ruangan, setelah beberapa detik sebelumnya diledakkan. Dahinya berdarah dan dia terlihat sangat pucat. Matanya mengarah ke mata Draco, dan ia melihat gerutuan saat Hermione menyadari dirinya membeku di tempat. Keluarga Malfoy menyaksikan pemandangan itu tanpa daya.

"Hello Hermione," Wolf mendengkur. "Kau terlihat cantik, seperti biasa."

"Wolf?" dia tersentak, terdengar takut. Hati Draco menjerit untuknya. Seorang pengikut Dark Lord yang ter-imperious di rumahnya... Sistem floo yang diretas... Sebuah keajaiban jika salah satu dari mereka berhasil keluar hidup-hidup.

"Wolf," katanya lagi, lebih tenang, mencoba menyembunyikan tangannya yang gemetar. "Bagaimana kau bisa melewati ward-ku?"

"Ah, princess, kau lupa bahwa aku sangat senang menahanmu untuk beberapa waktu. Itu adalah kesempatan berharga untuk mencari semua trik keamanan kecil dalam kepalamu. Butuh usaha besar, tapi akhirnya aku bisa menerobosnya. Kau adalah orang yang pintar, tetapi sekali lagi, aku selalu tahu itu. Aku minta maaf atas ketidakhadiranku beberapa minggu terakhir ini, tetapi ada urusan yang harus aku tangani dengan tuan rumahku. Sekarang kita bisa menebus waktu yang hilang. "

Draco tidak menyukai caranya berbicara dengan penuh kasih sayang. Apa yang dia anggap sebagai rasa suka tampak lebih seperti obsesi di mata Wolf. Dan yang lebih buruk, Draco tidak bisa berbuat apa-apa untuk melindunginya.

"Tuan rumahmu? Apakah kau berbicara tentang orang yang memantraimu? Jadi kau yang menculikku!" dia mendidih, air mata mengalir di matanya. "Wolf, kau adalah temanku! Aku mempercayaimu!"

"Bukan salahku, gadis manis," kata Wolf dengan suara menggoda yang menakutkan. "Dan lebih tepatnya, Bryce menculikmu atas perintahku. Aku hanya datang mengunjungimu beberapa kali."

"Pemukulan? Siksaan?" tanyanya dengan marah. "Apakah itu juga ulahmu?"

Draco melihat Wolf meringis dan berkedut. "Hanya sebagian. Aku khawatir sisi lemah diriku tidak terlalu antusias dengan kegiatan itu."

"Sisi lemahmu?" katanya, tampak bingung. "Seperti, Wolf yang asli? Yang tidak berada di bawah pengaruh kutukan?"

"Sama," katanya sambil mengangkat bahu. "Wolf 'asli', begitu kau memanggilnya, telah menjadi gangguan mutlak. Memberimu begitu banyak obat sehingga kau bahkan tidak bisa merasakan sakitnya penyiksaan. Apa gunanya itu? Dia juga membantumu melarikan diri. Sebelum aku bisa mendapatkan kembali kendali. Tidak masalah... Bryce dihukum karena tidak bisa menghentikannya. "

"Wolf yang asli adalah orang yang mengirimku melalui floo?" tanyanya heran. "Dan kau... kau membunuh Bryce? Hanya karena dia tidak bisa menghentikanmu?"

"Bukan aku, Hermione, apa kau tidak mendengarkan sepatah kata pun yang kukatakan?" dia membentak dengan marah.

"Bryce tidak bisa menghentikan sisi lemahku. Sisi lemahku bukanlah aku. Dia hanya pengganggu. Dia juga tidak ingin aku memaksa masuk ke rumahmu, tapi seperti yang kau lihat, aku yang memegang kendali di sini. "

Dia menunjukkan senyum gilanya. Seluruh percakapan ini terjadi saat Hermione dalam jarak yang aman dari Wolf, selama psikopat itu berbicara. Yang membuat Draco ngeri, Wolf mulai mengambil langkah lambat menuju Hermione saat dia menyentuh tongkatnya.

"Sisi lemahku terlalu pengecut untuk menganggapmu sebagai miliknya, Hermione. Aku tidak akan membuat kesalahan yang sama," katanya, suaranya bergemuruh pelan.

Hermione mundur beberapa langkah tersentak sampai dia menempel di dinding. Draco melihat matanya mengamati ruangan, mencari apa saja yang bisa dia gunakan sebagai senjata.

"Sisi lemahku pasti menginginkanmu, merayumu, memenangkan cintamu. Aku tidak peduli dengan hal-hal seperti itu," lanjutnya, selangkah demi selangkah, berjalan seperti predator.

Dia berlari di tikungan menuju lorong saat Wolf terus mendekat. Kakinya yang panjang membawanya mendekati Hermione dengan kecepatan yang menakutkan.

"Sisi lemahku tidak akan pernah meniduri tubuh cantikmu dan kemudian membuangnya, tapi itulah yang akan kulakukan, sayangku. Hanya karena tuan rumahku tidak mengizinkanku menahanmu untuk diriku sendiri bukan berarti aku bisa tidak bersenang-senang sebelum kau mati."

Draco mengira istilah 'seeing red' hanyalah kiasan, tapi dia berani bersumpah bahwa penglihatannya menjadi berdarah karena marah saat dia duduk di sofa, terkunci di dalam tubuhnya sendiri. Tidak dapat menghentikan pemerkosaan terhadap Hermione. Tidak dapat menghentikan pembunuhannya.

He wanted to die.

Wolf berada tepat di depan Hermione sekarang, dan dia disandarkan ke pintu kamar cadangan. Dia melontarkan pandangan panik terakhir pada Draco sebelum Wolf memutar pegangannya dan mendorong Hermione ke dalam.

Biarkan aku mati.

Biarkan aku mati.

Biarkan aku mati.

Draco tidak bisa membiarkan dirinya hidup jika Hermione terluka. Ia bertanya-tanya mengapa Wolf tidak langsung membunuh ia dan Ayahnya ketika menerobos floo, tapi segalanya terlihat jelas sekarang. Dia ingin mereka mendengar apa yang terjadi pada Hermione. Dia ingin mereka merasa tidak berdaya. Dia mungkin tahu bagaimana perasaan Draco tentangnya-- semua orang sepertinya paham itu. Pria itu benar-benar monster.

Pikirannya terputus dengan suara jeritan dan tangisan Hermione.

Tolong biarkan aku mati, pikir Draco saat hatinya hancur.

____________________________________________________

Hermione mulai memikirkan senjata potensial begitu tongkatnya lepas dari tangannya. Ia tidak tahu apa yang akan muncul dari kegelapan, tapi tahu itu akan menjadi buruk. Ia membutuhkan sesuatu untuk menyelamatkan dirinya, sesuatu untuk menyelamatkan Lucius dan Draco. Ya Tuhan, ia mengkhawatirkan mereka... Apakah mereka terluka? Bergantung pada siapa yang keluar dari floo, mereka bisa menjadi hadiah yang lebih besar darinya. Ia tidak bisa membiarkan itu terjadi. Ia membutuhkan senjata.

Otaknya mulai membuat daftar kemungkinan bahkan saat ia terlempar ke udara.

Semua pisaunya... Di dapur, dan yang paling tajam diambil karena night terror-nya.

Ia memiliki belati seremonial di dinding perpustakaan, tapi itu benar-benar benda dekoratif. Ditambah lagi lorong itu terlalu jauh.

Ruang tamunya penuh dengan barang-barang mewah dan nyaman. Tak satu pun dari mereka akan berhasil kecuali ia cukup dekat untuk membekap penyusup. Tetapi bagaimana jika ada lebih dari satu penyusup?

Sihir tanpa tongkat? Ia bisa mencoba, tapi ia tidak berlatih selama lebih dari dua tahun sekarang dan ia mungkin akan menyakiti Draco atau Lucius secara tidak sengaja.

Sial, kenapa ia tidak punya rencana cadangan untuk ini? Ia terlalu percaya pada ward-nya. Ia terlalu percaya diri. Sekarang mereka semua mungkin membayar dengan nyawa mereka.

Kemudian kegelapan menghilang, dan di sana berdiri Wolf. Hermione menangis ketika dia membicarakan kejahatannya, ngeri bahwa temannya telah berubah menjadi pembunuh yang kejam. Ia harus keluar dari sana. Ia harus membujuknya menjauh dari Draco dan Lucius. Ia harus mengulur waktu sendiri.

Ia mulai tersandung menuju lorong saat otaknya berjuang dengan panik untuk mencari solusi.

Wolf berkata dia akan memperkosa dan membunuhnya, dan otaknya menjadi terlalu panik mencari solusi.

She would not die that way.

Sebuah ide menghantamnya seperti badai petir yang aneh. Memang sulit, tetapi mungkin berhasil. Ia mundur ke pintu kamar cadangan. Menatap Draco yang membeku di sofa, dan berharap ia akan segera melihatnya lagi. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya menjadi Draco dan menonton ini, tidak bisa berbuat apa-apa.

Wolf begitu dekat sehingga ia bisa mencium bau tembakau dari napasnya. Pria itu memutar pegangan dan mendorongnya ke dalam, matanya menyapu tubuhnya.

Think Hermione, think. Make this work.

Wolf melihat sekeliling kamar cadangan itu, hanya menampung persediaan medis dan beberapa barang aneh dari Anthony.

"Tidak ada tempat tidur di sini tuan putri, tapi kita bisa menggunakan lantai. Aku tidak pilih-pilih." Wolf mencengkeram pinggangnya dan merobek bajunya dengan satu gerakan yang kuat. Ia berteriak. Pria itu jauh lebih kuat dari yang ia pikirkan. Bagaimana ia akan mengatasi ini?

Jari-jarinya merobek bra dan dia membelai dengan kasar saat Hermione memberontak.

"Oh Hermione, kau tidak tahu sudah berapa lama aku menginginkan ini..." erangnya. Hermione pikir dirinya mungkin benar-benar muntah ketika pria itu meraih dan mendorongnya, akhirnya menutup mulutnya dengan tangan untuk meredam teriakan. Hermione menggigitnya dan dia menampar wajahnya dengan kasar. Ia bisa mendengar 'retakan' dan merasakan darah mengalir. Hidungnya patah— ia bisa merasakannya.

Wolf menjepitnya ke dinding dan membuka bagian depan jinsnya, menyelipkan jari-jarinya di antara kedua kakinya, di bawah kain celana dalamnya. Hermione terisak dan berjuang lebih keras, memberontak saat Wolf menyentuhnya di sana. Ia harus meloloskan diri! Wolf memaksa jarinya masuk dan Hermione menjerit.

"Belum basah?" ujarnya serak. "Aku bisa mengubahnya. Buka sisa bajumu," perintahnya sambil melangkah mundur.

This is your chance.

Ia berpura-pura tersandung saat melepas celana jinsnya, membawanya lebih dekat ke lemari di sudut jauh. Membesar-besarkan gerakannya saat ia bangun, menyeret dirinya di lantai saat perlahan berdiri, melepaskan beberapa lapis pakaian yang ia kenakan.

Lebih dekat. Lebih dekat lagi.

Ia tidak mengenakan apapun sekarang, berdiri di depan lemari dan gemetar. Ya Tuhan, ini menghinakan. Wolf menatapnya seperti hendak memakannya dirinya. Ia berdoa kepada setiap dewa yang bisa ia ingat. Please let this work.

"Wolf?" katanya dengan takut-takut saat pria itu mulai membuka kancing celananya. Kejantanannya terlihat mengeras sepenuhnya di balik kain. Hermione tahu ia tidak punya banyak waktu.

"Apa?" dia mendengus saat ikat pinggangnya lepas.

"Bisakah kau menyampaikan pesan ke... sisi lemahmu untukku? Kau tahu... Sebagai salam perpisahan?"

Dia tidak terlihat senang, tapi tetap mengangguk.

Tangannya berada di belakang punggungnya, bertumpu pada lemari, dan ia perlahan mengangkatnya lebih tinggi dengan posisi tersembunyi.

"Tolong beritahu dia..." suaranya pecah. Bahkan dalam situasi ini, sulit melakukan ini pada temannya. Dia berada di bawah kutukan itu di suatu tempat. Dia tidak akan pernah melakukan ini padanya.

"Tolong katakan padanya aku sangat menyesal," katanya sambil menatap lurus ke matanya. Wolf tampak bingung, tangannya membeku di atas celananya.

Ia mencengkeram tepi ember yang menahan Kutukan Api, isinya yang hitam berminyak beriak di dalam. Kutukan itu sangat kuat, tapi ini milik Voldemort. Hermione mungkin tidak memiliki tongkat sihirnya, tapi ia memiliki sihir hitam dalam bentuk fisik yang dapat ia gunakan. Ia sudah melihat apa yang terjadi pada Draco... Ini akan membunuhnya jika tidak ditangani. Ini sangat mungkin membunuh Wolf.

Ia tidak bisa mengkhawatirkan hal itu sekarang. Survival came first.

Isinya terbang keluar dari ember langsung ke arah Wolf. Cairan hitam merembes begitu terkena kulitnya, dan wajah Wolf berubah dari ekspresi gila dan cabulnya menjadi ekspresi rasa sakit yang tak tertahankan.

Wolf menjerit dan jatuh ke lantai, mengejang saat kutukan menyerang tubuhnya, gemetar saat memiliki kendali lagi. Cairan terakhir menghilang dari pandangan, dan Hermione tahu kutukan itu sedang berenang di dalam tubuh Wolf. Membakarnya tanpa terlihat. Menyiksanya.

Hermione mengambil handuk tua dari keranjang, mengambil kedua tongkat sihir, dan lari keluar ruangan, membungkus tubuh telanjangnya saat ia berlari.

Terisak dan histeris, ia mengangkat mantra pada Draco dan Lucius, dan jatuh ke pelukan Draco yang gemetar. Isakannya dan Wolf bergema di seluruh rumah.

____________________________________________________

TO BE CONTINUE

____________________________________________________

Hai... Apa kabar? Sehat semua kan?

Terima kasih udah ngikutin sampai chapter ini.

Terima kasih yang udah vote di chapter-chapter sebelumnya.

Sedang berusaha untuk produktif update tulisan, tapi jangan terlalu berharap banyak ya. Hehe.

Tujuh chapter lagi selesai kok. Sabar ya~

Continue Reading

You'll Also Like

59.6K 4.4K 10
Gibran Malvin, yang sekarang mengalami pengalaman yang tak masuk akal. Ia memasuki sebuah novel roman picisan, yang berjudul 'My Best Girlfriend'. Me...
784K 79.9K 55
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
1.4K 112 5
Kumpulan oneshot dan cerita pendek Dramione. Jangan lupa baca bab "Kata Pengantar". Credits fanart cover to Avendell.
32.7K 2.3K 9
Takdir yang selalu mempermainkan perasaan mereka, akankah dapat menjadi sesuatu yang pantas untuk di pertahankan? . . . Latar: tahun ke-7 sebelum per...