HEAVEN

By naravc_

27.5M 2.4M 751K

Heaven Higher Favian. Namanya berartikan surga, tampangnya juga sangat surgawi. Tapi sial, kelakuannya tak me... More

1. IN HEAVEN
2. CHAPTER 1
3. CHAPTER 2
4. CHAPTER 3
5.CHAPTER 4
6. CHAPTER 5
7. CHAPTER 6
8. CHAPTER 7
9. CHAPTER 8
10. CHAPTER 9
11. CHAPTER 10
12. CHAPTER 11
13. CHAPTER 12
14. CHAPTER 13
15. CHAPTER 14
16. CHAPTER 15
17. CHAPTER 16
18. CHAPTER 17
19. CHAPTER 18
20. CHAPTER 19
21. CHAPTER 20
22. CHAPTER 21
23. CHAPTER 22
24. CHAPTER 23
25. CHAPTER 24
26. CHAPTER 25
27. CHAPTER 26
28. CHAPTER 27
29. CHAPTER 28
30. CHAPTER 29
OPEN GC WA+TELE
31. MUTIA MULAI POSESIF
32. KHILAF TERINDAH
34. MIMPI BURUK MUTIA
35. DANGEROUS
36. MIRIS AKHLAK
37. DRUGS
38. 360 DEGREE
39. AWAL MASALAH
40. RETAK
41. MISING YOU
42. TERJEBAK HUJAN
43. SAKIT?
44. EVERY TIME
45. OBGYN
46. BABY
47. FLASHBACK [spesial chapter]
48. KITCHEN
49. TESLA
50. CEYSIA ANGELYN
51. TERUNGKAP
52. HIGH HOPE
53. FOR MY LOVE
54. PENGAKUAN
55. TYPO
56. 831
57. NIGHT ON THE BEACH
58. NIGHT ON THE BEACH 2
59. GIFT
60. BUAS
61. FOTO?
62. FITTING
63. RENCANA JAHAT
URGENT
64. PESTA PETAKA
65. PATAH
67. Kamu, disampingku.
68. TO HEAVEN (End)
70. A DREAM (END)

33. HEAVEN = T-REX

431K 37.5K 11K
By naravc_

HI DEAR UPDATE LAGI NIH

•Dari kemarin gak update karena insecure, takut tulisanku garing. Takut kalian ngerasa bosen sama yang aku tulis. Takut banget sampe berulang kali nulis aku hapus. Pokoknya gitu deh penyakitku.

• Apa yang mau kalian tanyain tentang alur Heaven.

•Tanyain aja yang kalian gak paham, alur ya.. jalan ceritanya gitu.

•Kalian gimana? suka halu gak sih tentang cerita yang kalian suka.

• Pernah gak kalian tuh, pengin ngasih ide ke penulisnya demi memenuhi kehaluan kaluan tentang tokoh itu.

• Menurut kalian, Heaven ini tokohnya alay gak? Huhuhu i overtinking

•11k vote+ 11 k komen kalo bisa kalian hebat.

Yang aku takutkan sekarang adalah, aku perlahan takut kehilangan mu.

Mutia syavikha.

...

Kegilaan Heaven memang sudah mengambil kewarasan gadis yang tengah terdiam akibat syoknya mendengar ucapannya tadi. Bibir tipis cowok itu sebaiknya wajib sekali diris dari pada mengakibatkan kesalah pahaman begini.

"Anak kamu?" Mutia yang beberapa detik lalu kelu mulai bersuara, lirih. Dalam hatinya bergemuruh semakin was was dengan apa yang terjadi selanjutnya.

Ciko dan Heaven mengangguk bersamaan. Menatap Al dan Lola yang tengah memadu kasih ala bocil. Saling tukar permen.

"Kak Heaven," panggil Mutia dengan tatapan tak bisa diartikan.

Bukannya menjawab, cowok yang namanya dipanggil hanya melirik sekilas dan bersikap bodo amat, seperti sedang tidak terjadi apapun.

"Yang bener!?" lanjut Mutia mulai kesulitan bernapas. Bagaimana jika sebenarnya Heaven adalah hot daddy, atau malah duren, duda keren. Atau malah suami dari orang lain, misalnya tetangganya sendiri. Sial, Mutia jadi overtinking.

Tak mau merasa dibohongi lebih lanjut, Mutia langsung memegangi lengan suaminya.

"Serius!?"

"Iyaa," jawab si brengsek sesantai mungkin, bak tak punya seberkas dosa. Kalau saja tidak ada Ciko dan yang lainnya, detik ini juga Mutia mencakar wajah ganteng cowok itu sampai mengelupas.

"Mutia gak pengin becanda! Kak!" serunya.

Melihat ketakutan Istrinya, cowok yang menyandang gelas badboy itu menggigit bibir bawahnya. Iseng memang kamu Heav!

Tapi

Sebejat bejatnya Heaven, dia juga tidak mau menebar benih sembarangan. Heaven hanya mau memberi benih unggul dan supernya kepada si cantiknya saja. Only Mutia seorang.

Tatapan menusuk dari perempuan yang disampingnya tak membuat Heaven berhenti jahil. Dia malah semakin memancing emosi Mutia yang sudah ditahan sedari tadi.

"Diajakin bikin dari kemarin, lo nya gak mau sih," bisik Heaven, menatap sekilas Mutia yang tengah mematung disampingnya.

Melihat Ciko dan Heaven biasa saja layaknya tanpa beban, gadis itu semakin dihantui kenyataan pahit kalau itu benar adanya. Kalau iya, lalu bagaimana nasibnya kedepan pikirnya.

"Anak siapa!?"

"Anak gue, Aurora namanya," kata Heaven datar seraya menangkup pipi tembam dan seketika mengecup bibir Mutia singkat. Saking gemasnya melihat reaksi istrinya yang mungkin sebentar lagi menangis histeris.

"Gak usah becanda, itu anak siapa?" ulangnya meminta kejelasan. Cinta tidak cinta, kalau sudah jadi miliknya, bukan berarti seenaknya bikin anak sama yang lain. Wajar kalau Mutia menanyakan hal itu terus menerus, sengklek begitu Heaven sah menjadi miliknya seorang.

"Anak gue, sekaligus anak kita."

"Kok gitu?" lirihnya masih menengang.

Heaven mengangguk. Begitu pun dengan Ciko yang tersenyum kecil menatap Heaven yang kurang kerjaan.

"Kak..."

"Hm," Heaven melirik sekilas kemudian kembali asik dengan ponsel barunya.

"Yang bener!" hawa takut semakin membuat napasnya tercekat, benar benar tidak bisa dibiarkan si pendosa satu ini. Harus segera ditindak lanjuti agar tidak membuat pembuluh darah pecah.

Heaven mengangguk kecil masih menatap ponselnya. Padahal hanya melihat galeri fotonya sisa percintaanya tadi malam. Argh jadi pengin lagi kan si Heaven.

Dengan keberanian diri Mutia mencengkeram kuat dada suaminya sekigus menusuk dengan kuku tajamnya. "Gak usah main main kamu!" ucapnya pelan dengan raut wajah marah.

Bagaimana tidak marah kalau ternyata Heaven membohongi Mutia habis habisan.

Mana sudah bobo bareng.

Sampai 10 kali main.

Dari malam hingga malam lagi.

"Dia anak gue Mutia," yahh, tiba tiba Fetty yang dari luar menyahut, kalau belum Heaven bisa lebih parah lagi iseng kepada istrinya.

Atensi Mutia teralih kearah pintu utama, melihat Fetty yang diikuti oleh supir yang membawakan begitu banyak paper bag.

"Dia anak gue, lo belum tahu ya?" ucap Fetty membuat saluran napas gadis itu mulai berongga dan terisi oleh oksigen. Perlahan bernapas lega.

Eh tapi. Anak Fetty dengan siapa? Heaven? Mutia kembali menatap kebingungan.

"Gak usah lo pikirin," bisik Heaven seperti tahu isi hati gadisnya, kemudian merengkuh pelan si korban prank tadi.

"Lola, salam dulu sama Aunty," panggil Ciko ke gadis yang tengah asik bergurau dengan teman se TK nya.

Kedua bocil itu berlarian kearah si pemanggil." Kenapa Uncle Ciko!!!!!!" teriak Lola yang digandeng oleh Al berlari bersama.

Mutia menoleh kearah cowok yang berada didekatnya, "Aku gak ngerti," ucapnya dengan gelengan kecil

"Nanti gue kasih tahu," bisik Heaven sekalian mengecup pipi.

"Kenalan dulu dong," Ciko dengan lembut membelai Lola yang sudah ngos ngosan berlari, disampingnya ada Al yang langsung menplok ke Heaven.

"Siapa?"

"Aunty Mutia nih, istrinya uncle Heaven," Ciko membimbing tangan mungil itu untuk bersalaman dengan Mutia.

"Cantiknya," puji gadis itu setelah bersalaman. Dari segela unsur, gadis cilik itu memang jiplakan Fetty dan Arnold Lalu kenapa Keduanya belum menikah? Biarkan menjadi rahasia mereka lah. Mutia tidak berani bertanya lebih jauh.

"Makasih Aunty," ucapnya tersenyum manis. Tak lama setelahnya langsung mengacungkan tangan minta digendong oleh Ciko. " Gendong," manjanya. Tak menunggu lama, sosok pendiam itu menggendong Lola dengan penuh kasih sayang.

"Tante Mutia, selamat ulang tahun ya. Tapi Al gak bawa kekayaan lebih buat kasih hadiah tante," bocah 5 tahun itu seketika memeluk perempuan yang tengah duduk disampingnya.

"Makasih ya Al," Mutia membalas pelukan itu, bocah aktif itu cengengesan tak ketinggalan menjulurkan lidahnya ke arah Heaven, di kira Heaven akan cemburu melihat bocil itu mendekap kuat istrinya.

Heaven harap bersabar. Dia bocah. Mana bocah sultan pula, jadi tidak bisa semena mena dari pada nanti papa gembelnya turun tangan.

"Tante cantik banget, gak cocok sama Om Heaven yang mukanya kaya iblis," komentar Al setelah merengggakan pelukan.

Belum lama bertetangga dengan Al tapi sudah terjalin hubungan baik, selain karena Al tiap hari main. Tak ketinggalan orang tua si bocah cilik itu pun akhirnya ikut akrab.

"Ih gak boleh gitu, dia kan suaminya tante," bisik Mutia sambil membenarkan rambut si bocil songong tadi.

"Oh iya lupa. Mukanya mirip sama papa gembel sih, sama sama kaya setan kalo lagi melotot," Al menepuk jidatnya pelan.

Itu melotot karena geram sekaligus letih dengan segala keaktifan kamu, Alzelvin.

Bukan mukanya, tapi sifatnya, batin Mutia menyahuti ucapan Al.

"Ini Tan, hadiahnya," dengan semangatnya bocah itu menyodorkan kado yang akan diberikannya.

"Ini apa?" tanya Mutia lembut.

"T-rex tan, heheheh," Al kemudian membuka bungkusnya agak kasar.

T-rex-- dinosaurus berbentuk mirip dengan buaya raksasa.

"Ini om Heaven tauk," ucapnya diiringi ringisan songong menatap Heaven sengit.

Mutia hampir tertawa, tahu saja bocil satu ini kalau Heaven spesies dari prodator.

"Kok Om Heaven sih, Al," Mutia menerima kadonya, benar miniatur berbentuk T-rex yang berwarna hitam sedikit kehijauan.

"Om Heaven kan nenek moyangnya Buaya, jadi T-rex kan," ucapnya lalu diringi kekehan kecil.

Dapat dari mana pelajaran seperti itu wahay bocil.

"Bener banget Al," Mutia menutup mulutnya dengan tawa yang tertahan. "Modusnya udah bukan level buaya lagi emang, bener kamu kalo dia T-rex."

"Apaan!" sentak cowok itu yang mendengar bisik bisik keduanya.

"Jangan lupa dipajang di deket tempat bobo ya Tan, biar Om Heaven inget kalo dia itu nenek moyangnya buaya," beritahu Al dikeras keraskan.

Sialan. Sindirian keras buat Heaven jelas.

Heaven mengerutkan kening menatap Mutia yang tengah menahan tawa. " Nih, Alzelvin ngasih hadiah kaya gini, katanya sih biar kamu tahu jati diri kamu yang sebenernya," ucapnya diringi tawa sampai membuat mukanya merah.

"Bangsat," Heaven menghela napas kasar saat Alzelvin berlari mencari keberadaan Puspita.

"Emang bener kok," Mutia membenarkan ucapan Al.

Heaven langsung menerkam Mutia yang duduk disampingnya. Memeluk kuat dengan kedua tangannya. "Bagus lah kalo tahu gue aligator," bisiknya tepat didepan wajah gadis itu.

Bola mata Mutia melebar, " Aligator?"

"Aligatornya lo pas di ranjang," lanjut Heaven seketika dicubit pahanya kuat kuat oleh istrinya. Memang pernah Heaven memberikan opsi filter untuk bibirnya. Selagi berdua, kayanya enggak.

Saat semuanya asik dengan urusan masing masing Heaven sedikit berkata serius.

"Beneran gak mau dirayain?" tanya Heaven mengelus pucuk kepalanya pelan.

Mutia menggeleng pelan. "Ulang tahun gak sespesial itu kak, gak perlu,"

"Harusnya gue tiap tahun datang ngerayain ulang tahun lo biar lo ngerasa hari lahir lo spesial," ujar cowok itu merasa bersalah.

Mutia mencebikan bibirnya tak percaya.

"Yang,"

"Hm," Mutia menatap sorot mata Heaven yang begitu teduh.

"Tahun ini gue gak bisa ngasih apapun, kecuali diri gue," lirihnya.

Mutia diam sejenak, lalu kembali bersuara, "Kamu?"

Heaven mengangguk seraya tersenyum manis. "Gue buat lo seutuhnya,"

Happy birth day to you...

Happy birth day to you..

Happy birth day...

Happy birth day...

Happy birth day to you..

Fetty yang menggandeng Aurora pelan pelan membawa cake dengan lilin angka 18 ke arah Mutia. Membuat Mutia yang tengan di rengkuh Heaven menatap haru sekelilingnya. Sebelumnya tidak pernah seperti ini, perayaan hari lahirnya hanya dirayakan berdua dengan mamanya, setelah itu makan dengan Vivian. Tidak ada yang spesial seperti sekarang ini dimana para sahabat suaminya datang merayakan. Benar layaknya keluarga baru bagi Mutia.

Kecuali Ciko yang memilih pergi dari kerumunan, hatinya nyeri saat mendengar nyanyian lagu ulang tahun. Itu semua karena kekasihnya meninggal tepat dihari ulang tahunnya. Untung Mutia diberitahu Heaven, jadi tidak masalah kalau tidak ada bocah bagus satu itu.

Sampai pada acaranya selesai Vivian si cewe bar bar entah sudah beberapa kali meninju Shaka. Cowok itu tidak ada sholeh sholehnya sama sekali, masih bersama pacarnya masih saja komen ig cewe cantik. Vivian ingin sekali cosplay jadi feminim sayangnya tidak mampu.

"Om mau sponge gak?" tawar Al yang membuat Shaka terperanjat dari duduknya.

"Mau lah," sahut Shaka cepat, melirik Vivian yang tengah menatapnya garang.

"Ya udah buka," perintah Al sambil naik ke sofa, duduk disamping Shaka yang baru saja berhenti ngakak.

"Apaan, tau dari mana lo sponge hah!"

"Tahu dari Papa lah, sponge enak banget. Makanya Al suka," jawabnya polos.

"Bangsat," Shaka geleng geleng, berdosa sekali pikirannya saat ini. "Papa lo sering kaya gitu?"

"Sering, oranng dikasih sama Mommy,"

Untuk sekarang Shaka benci pikirannya.

Heaven yang mengamati interaksi keduanya hanya membiarkan. Membiarkan Shaka menyerah menghadapi kelebihan anak itu.

"Katanya Mommy enak yang coklat tauk," Al sambil mengobrak abrik isi paper bag nya.

"Lo liat pas nyokap lo ngasih, Al?"

"Liat." jawab Al semangat.

"Anjing!" Shaka tak habis pikir, kemudian ditonyor seketika oleh Vivian yang mau kekamar bersama Mutia.

"Pikiran lo kotor!" sewot Vivian menatap sengit kekasihnya.

"Spongenya enakan yang warna pink, apa coklat ya," Al memilah milah snack yang dipegangnya.

"Punya gue agak pink, kecoklatan btw," sahut Shaka dengan pedenya.

"Sinting tuh cowok, yuk Mut tinggalin aja. Makin gak berfaedah tiap harinya," Vivian menarik Mutia menuju tangga.

"Ada dua rasa nih," Al memberikan snack bernama sponge kepada Shaka.

Seketika Shaka terbahak bahak, "Asu!" teriaknya lalu menggeleng pelan, melempar snack itu kearah ketuanya.

Heaven meletakan susu milo kotak yang habis disesapnya kemudian duduk disamping Al.

"Besok gede mau jadi apa Al?" tanya Heaven sambil menuduk.

"Jadi kaya Om Heaven lah, jadi pakboi," sahut Al.

Heaven memindahkan Al dipangkuannya. "Kalo lo jadi fakboi, nanti siapa yang sayang sama Lola, hm?" tanya Heaven lembut.

Al berfikir sejenak, sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Al sayang sama Lola, kita udah pacaran dari paud," ucapnya pelan.

Sumpah, Shaka yang mendengarnya ingin mengumpat. Tapi anak itu sedang diberi wejangan oleh ketuanya, makanya tidak berani macam macam.

"Kalo sayang, dijaga. Oke," ucap Heaven yang menjadi sosok yang berwibawa.

Heaven


Setelah pulangnya Trackers geng dari rumah Heaven. Suasana rumah itu manjadi kembali sepi dan tentram. Pasalnya setelah pulangnya Al dan tidurnya Lola, keempat cowok sengklek itu menenggak Alkohol sambil menonton film kartun didepan tv.

Untung Heaven sudah diwanti wanti tidak boleh mabok, kalau tidak pasti sudah seperti ketiga temannya yang terkapar dan diusung pulang oleh supirnya masing masing.

Waktu menunjukan pukul 1 malam. Heaven yang selesai menelpon seseorang karena hal penting itu entah tiba tiba kemana.

"Kak Heaven!" Teriak Mutia ketika seluruh lampu rumah padam.

Drett..

Drett..

Didalam kegelapan ponsel gadis itu terlihat menyala di atas nakas. Dengan bejalan sambil meraba raba, Mutia mengambil ponsel yang bergetar.

Nomor tidak dikenal? Siapa? pikir Mutia.

"Hallo?"

"Hai, happy birth day cantik," ucapnya dari seberang telpon. Suara itu benar benar tidak dikenal Mutia.

"Si-siapa?" ucap Mutia takut, mendengar suara itu membuat perasaannya mencengkam.

"Kadonya, udah siap baby?"

"Ini siapa!" bentak Mutia.

"Selamat kehilangan." ucapnya sebelum mematikan sambungan telpon itu.

Heaven

Segini dulu...

Besok request adegan apa?

Heaven Mutia spam komen

SPAM LOVE ITEM

SPAM EMOT TERAKHIR KALIAN

KASIH TAHU EMOT NYA ORANG KESEL

MAKASIH UDAH BACA

25 oktober 2021

Continue Reading

You'll Also Like

3M 306K 62
‼️ PART SUDAH TIDAK LENGKAP ‼️ Pre order: 14 Mei 2022 - 28 Mei 2022 SPIN OFF "BETWEEN LOVE AND LIES" (Dapat dibaca terpisah) Reagan terpaksa harus me...
4M 274K 51
ROMANCE - COMEDY "Kenapa gitu? Cuma karena gak shalat subuh saya jadi gak bisa halalin kamu? Kalau gitu besok saya shalat subuh, terus ke sini lagi s...
2.7M 126K 30
Kehidupan Vanessa berubah semenjak ia bertemu dengan Jonatan, si badboy yang notabene ketua geng SMA Bina Bangsa. Namun bagaimana kehidupannya kini s...
62.3K 2.1K 54
"Pokoknya mulai sekarang lo babu gue! Gue. Nggak. Terima. Penolakan!" ujar Avram penuh penekanan lalu meninggalkan Michelle dan Alisya. "Ihh dasar so...