Rumah Untuk Lingga (Completed)

By tazsasza

316K 34.5K 2.1K

Segala sesuatu bentuk plagiat ,adalah hal yang paling tidak dibenarkan❗ Mari, biar ku ajak kamu berkenalan de... More

Prolog
1 || Sepeda dan Salam Lingga
2 || Sepatu Tara
3 || Lingga dan Pagi Harinya
4 || Kacang Milik Genta
5 || Saga, Kebanyakan!
6 || Eskul
7 || Kantin dan Rapat
8 || Rival Bara
9 || France Angelfish
10 || Pohon Lingga
11 || Rumah Saga
12 || Radio Mobil Bara
13 || Bahu Lingga
14 || HokBen (Spesial Chap)
15 || HokBen Putaran Kedua
16 || Utang Budi
17 || Mantan
18 || Rokok Pele
19 || Minum Air
20 || Petasan Yang Menyala
21 || Rompi Bara
22 || Teman di sisi Saya
23 || Datang Kembali
24 || Lingga dan Lutut
25 || Lampu Kuning
26 || Kebakaran
27 || Serakan Hati dan Beling
29 || Tara dan Sayapnya Yang Rusak
30 || Senyum Manis
31 || Anyelir kuning
32 ||Pesawat Tanpa Pengemudi
33 || Sisi Gelap
34 || Amarah
35 || blood and wounds
36 || Fell In Pain
37 || cold heart
38 || Kebohongan Tara
39 || Rumah Untuk Lingga
Epilog
Root of memories || Bara
Root of Memories || Pele
Info Terbit dan Penghapusan Sebagian

28 || Hujan dan Perasaan yang jatuh

4.7K 628 58
By tazsasza

Zevan pernah bilang kepada Bara, jika Lingga itu serupa Lautan.

Mungkin kali ini Bara akan setuju, karena melihat Lingga tidur di sampingnya membuat Bara merasa jika dia sedang memandangi lautan biru yang tenang.

Lingga benar-benar damai sekali saat tidur.

Membuat Bara tidak tega untuk membangunkannya, padahal mobilnya sudah berada di parkiran sekolah tapi Bara dengan sengaja malah bertahan disana.

Membiarkan waktu berlalu begitu saja,

Bara mengalihkan perhatiannya ke kaca mobil, mencari-cari keberadaan motor Tara.

Tidak biasanya anak itu pergi pagi sekali apalagi sampai melewatkan sarapan.

Ngomong-ngomong soal sarapan, Bara juga merasa jika sarapan tadi pagi rasanya tidak biasa sekali.

Bukan masalah Tara, tapi kehangatan antara kedua orangtuanya dan Lingga yang tidak biasa.

Lingga ditanya banyak hal yang sangat jarang sekali terjadi.

Apalagi papanya yang ikut menimpali dan bertanya banyak hal dan soal kondisi Mamahnya juga telah baik-baik saja.

Bara senang sekali melihat papanya berusaha akrab dengan Lingga.

Tak lama kemudian mata sipitnya menemukan Tara dan motornya baru memasuki parkiran.

Bara langsung keluar dari mobil.

"Tar!"

Tara yang baru membuka helm, langsung menatap tanya kakaknya.

"Lo kemana ajah berangkat pagi, tapi datengnya siang!"

Tara mengangkat alis, "Lo sendiri ngapain, bukannya masuk? Lagi jaga Lo?"

Bara terkekeh lalu menunjuk ke arah mobil dengan lirikan matanya "Lingga lagi tidur di dalem"

"Oh oke"

Bara manggut-manggut tapi matanya langsung memicing begitu menangkap perban di tangan Tara.

"Kenapa?"

Tara melirik tangannya "Jatuh dari motor"

"Kapan?"

"Kemarin malem"

"Lo gak bilang ke gue!"

Kini giliran Tara yang terkekeh geli, "Lo sibuk ngurus bayi besar mana bisa ngelirik gue "

Bara mengerutkan keningnya, tidak mengerti. Tara kembali mengulas senyumnya.

"Noh Bayi besar Lo baru bangun, gih samperin. Gue mau nyari kehangatan dari yang lain dulu. Bye!"

Bara langsung melihat ke arah yang ditunjuk Tara dengan dagunya dan melihat Lingga disana berdiri di belakangnya.

*****

"Tar tangan Lo!"

Wanda memekik saat melihat pacarnya masuk ke kelasnya yang tengah sepi dengan keadaan tangan yang diperban.

Tara meringis begitu merasakan sentuhan Wanda yang lembut tapi terasa sangat menyakitkan di tangannya.

Wanda membola begitu telah berhasil membuka perban asal itu dan menemukan luka goresan yang belum kering di tangan pacarnya.

"Tar, udah berapa kali harus gue ingetin kalo ada masalah itu bilang jangan nyakitin kayak gini! Kebiasaan jelek Lo ini cuman bikin Lo tambah sakit Tar!"

Tara tidak menggubris marahan Wanda malah ia membawa Wanda ke dalam pelukannya,menaruh kepalanya kepada pundak Wanda.

Tara lelah,

Wanda gadis cantik itu membuang nafas leganya. Setidaknya dia harus bersyukur karena Tara tidak separah dulu saat seperti pertama kali mereka bertemu.

"Sssst!- Tara gue disini gak kemana-mana"

Ujarnya sambil terus memberikan usapan hangat di punggung pacarnya.

Mungkin habis ini dia akan menyeret Tara ke UKS untuk mengobati ulang lukanya.

*****

Pele benar-benar tidak ingin masuk sekolah, tapi dia ingin memastikan sesuatu.

Jika Genta sudah tau dia orang kemarin pasti anak itu tidak akan masuk dan memilih untuk kabur.

Pele yakin sekali,

Dan juga hari dia ingin mengatakan semua kebenarannya pada Iky dan yang lainnya.

Jika Genta bukanlah kawan, tapi lawan yang bersembunyi.

Tapi dugaan Pele kembali salah, begitu di depan sana Genta yang sedang mengumpul dengan Erlang dan Iky di depan kelasnya yang tengah tertawa entah karena apa. Menatapnya penuh arti, Erlang dan Iky yang tau kedatangan Pele langsung mendekat lalu menunjukkan sebuah photo.

Pele seketika membola terkejut itu photonya ketika saat dia belum diadopsi dari mana mereka mendapatkannya.

Tapi begitu matanya melirik Genta, seketika Pele mematung. Genta tiba-tiba saja mengangkat seragamnya memperlihatkan luka bekas jahit yang tampak familiar di perutnya.

Diantara riuhnya suara tawa Erlang dan Iky yang melebur bersama dengan jatuhnya gemericik air hujan yang turun.

Pagi itu Pele melihat sisi lain Genta yang sebenarnya.

"Selamat Pagi Kak Perdi"

Ujar Genta dengan senyum manisnya.

*****

"Mamah bisa berhenti salahin aku atas semuanya! Aku ini salah apa sebenarnya, sampe mamah ngelakuin hal Setega ini sama aku?!"

Saga menatap datar sinetron yang diputar oleh Oka, Saga tidak menyangka jika selera Film Oka bisa jatuh sedratis ini.

Kemana selera tontonannya yang berbobot itu?.

Semenjak kemarin Oka benar-benar memonopoli tv-nya. Dan anak itu selalu memutar Sinetron atau Azab.

Saga yang sudah tidak tahan langsung saja mengambil bantal dan melempar ke arah Oka membuat anak itu terjengkang ke arah belakang.

"Gila Lo Ga! Gue lagi diem juga. Ngajak ribut Lo?!"

Saga memutar matanya "Balik gih eneg gue liat muka Lo"

Oka mengambil bantal tadi dan melempar kembali ke arah Saga, sayang malah anak itu menangkapnya mulus membuat pembalasan Oka sia-sia.

Oka mencebikkan bibirnya.

"Males gue balik, paling entar dijejelin buku balik-balik"

"Lah kan emang favorit Lo bukan?"

Oka mendelik sebal "Gue gak suka belajar Lo kan tau itu Ga"

Saga mendengus ya tentu saja dia tau karena Mamahnya Oka adalah adik bungsu mamahnya.

Dan setiap bibinya itu datang ke rumah,yang keluar dari mulutnya apalagi jika bukan membanggakan anak-anaknya. Padahal, belum tau saja jika Oka sering curhat pada Saga jika dia itu muak dengan jadwal seabrek Mamahnya dan ambisinya untuk membentuk Oka menjadi serba bisa.

"Hidup itu harus dijalanin Ka" Ujar Saga tiba-tiba.

Oka mencibir. Lalu tersenyum miring "Kalo hidup itu harus dijalanin, Lo mau balik gak?"

Dibalas seperti itu Saga mengerang frustasi. "Kalo itu gak bisa, Gila ajah gue balik ke rumah yang kehadiran gue ajah dianggap sampah"

Kali ini Oka mengulas senyum.

"Nah karena merasa sesama sampah, gimana kalo kita saling mengerti dan melengkapi"

Saga mendengar itu langsung saja memeluk tubuhnya sendiri, menatap horor Oka.

Oka yang tau maksudnya langsung saja membola.

"SALAH PAHAM!"

______

Dah ya. Author udah baik banget ini walaupun terkesan maksa tapi ini bener-bener udah berjuang,padahal lagi minim ide.
Pokoknya marah bingitss kalo sampe gak ngevote dan komen🐨

Yu bisa yu satu chapter ada yang tembus 100 vote sukur-sukur lebih.

Continue Reading

You'll Also Like

206K 19.2K 51
Versi II| Versi Baru Book 3 | Narezka | Mxavier | Start : 12 September 2022 | 11 Juni 2023 Finish : 7 Februari 2023 | 17 Oktober 2023
28.1K 2.7K 51
[[For the first please follow my account,tq💙]] Start 06/03/21 ⚠️Keep commenting and voting even though it's finished Tahap Revisi Dim light artiny...
96.8K 5.6K 24
Rafael yang hidup dan matinya hanya untuk sang Kakak-Farrel Karena Orang tuanya telah memanfaatkan hidupnya untuk keperluan donor. Seumur hidupnya...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.8M 79.1K 36
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...