.
.
.
Setiap ingat dirimu... 🎵
Rasanya ingin kembali... 🎵
Mungkin...
Ingin bertemu, masih ada... 🎵
Ingin memeluk, masih ada... 🎵
Sayang, kini tak bisa... 🎵
Kau telah memilihnya... 🎵
.
.
.
Persahabatan di kalangan artis sangatlah menarik. Seperti Gulf yang bersahabat dengan Bright. Mew juga bersahabat dengan Tul Pakorn yang sesama aktor.
Kabar tentang hubungan MaxTul saat ini cukup menghebohkan. Mew Suppasit tau kabar itu dari media.
Mew mengirim pesan Whatsapp kepada sahabatnya Tul Pakorn.
Mew : "Tul, apa kabar? Kau baik-baik saja?"
Tul Pakorn membalas pesan. "Aku baik-baik saja, Mew."
Mew : "Perlu aku temani? Atau kau perlu waktu untuk sendiri?"
Tul : "Kalau kau ingin menemaniku, datanglah."
Didalam apartemen, Mew menghampiri Gulf yang sedang menonton pertandingan sepakbola dilayar televisi.
Mew : "Gulf, aku hendak bertemu dengan Tul Pakorn. Boleh?"
"Tentu saja," jawab Gulf. Ia menengok kearah Mew yang terlihat murung.
Gulf : "P'Mew kenapa? Kok keliatan sedih?"
Mew : "Aku membayangkan, kalau Tul pasti lagi sedih karena hubungannya dengan Max. Kasihan dia."
Gulf : "Yaudah, sekarang P'Mew samperin dia aja. Kalau memang dia sedih, tenangkan dan hibur dia."
"Kau benar. Baiklah, aku pamit dulu ya sayang," ujar Mew. Ia mencium bibir Gulf, kemudian beranjak menuju pintu keluar.
Satu jam kemudian.
Mobil yang dikendarai Mew telah sampai di sebuah taman, dimana Mew dan Tul janjian untuk bertemu. Usai turun dari mobilnya, Mew menghampiri Tul yang duduk di bangku taman.
Mew menyapa sahabatnya itu. "Hai, bro!"
Tul menengok kearah Mew. Bibir Tul tersenyum, namun sorot matanya menyembunyikan kesedihan. Ia lalu berdiri dihadapan Mew.
Tul : "Lama nggak ketemu, bro. Kita sama-sama sibuk ya."
Wajah Tul masih tersenyum ramah. Tapi Mew melihat mata Tul yang berkaca-kaca. Mew lalu memeluk erat sahabatnya itu.
Dalam pelukan Mew, airmata Tul menetes. "Aku nggak apa-apa, Mew. Aku kuat. Aku bahagia, kok."
"Benarkah?" tanya Mew. Sifat Mew yang sensitif membuatnya bisa merasakan kesedihan yang disembunyikan Tul. "Kalau memang kau 'bahagia', coba luapkan 'kebahagiaan' mu."
Tul mencurahkan kebahagiaan palsu yang ia rasakan. Airmata Tul menetes semakin deras.
Tul : "Aku merasa kehilangan."
Tidak lama kemudian, Mew dan Tul telah duduk berdua di bangku taman.
Mew : "Selama ini aku pikir, kau dan Max pacaran. Sebenarnya apa yang terjadi?"
Tul mulai menjelaskan. "Jujur, awalnya hubungan aku dan Max hanya fanservice. Tapi seiring berjalan waktu, kami semakin dekat. Semakin akrab, dan saling menyayangi..."
"...tapi selama enam tahun aku dekat dengan Max, aku tidak pernah berani mengungkapkan perasaanku."
Mew : "Jadi... selama enam tahun itu... kalian cuma sahabat? Aku pikir kalian pacaran? Atau mungkin pernah hubungan seks? Karena enam tahun itu cukup lama."
Tul menggeleng. "Semua orang berpikir begitu. Tapi kenyataannya, aku dan Max tidak se-vulgar yang oranglain pikirkan..."
"...justru sebaliknya, cuma sebatas sahabat. Yang tidak berani mengungkapkan perasaan."
Mew : "Lalu, perasaan Max terhadapmu bagaimana?"
Tul tersenyum pahit. "Saat ini, ketika hubungan Max dengan seorang wanita mulai terungkap, aku baru tau perasaan Max terhadapku. Yaitu, dia hanya menganggapku saudara. Tidak lebih..."
"...suatu saat, pasti Max akan berjodoh dengan seorang wanita. Jauh sebelum hubungan Max dengan wanita itu terungkap, aku sudah menyadari hal itu..."
"...tapi setelah melihat foto mesra Max dengan wanita itu..." sepasang mata Tul berkaca-kaca. "Ternyata rasanya seperti ini, Mew... Sakit."
Mew kembali memeluk Tul, dan ikut merasakan kesedihan. "Mencintai cowok straight memang rasanya seperti ini. Aku pernah ada di posisimu. Sakit. Kita hanya bisa menerimanya."
Tul mencurahkan seluruh perasaannya. Melalui airmata yang terus mengalir. "Max tidak akan pernah meninggalkan ku. Dia akan selalu berada disisiku..."
"...tapi aku tidak akan pernah memiliki Max seutuhnya. Dia telah dimiliki oranglain, dan aku merasa kehilangan."
Tidak ada yang bisa Mew lakukan, selain memeluk erat sahabatnya itu. Membiarkan Tul menangis sepuasnya dalam pelukan Mew. Sedangkan Mew tidak bisa menghibur Tul, karena dirinya ikut merasakan kesedihan.
Setelah cukup lama, mereka melepas pelukan. Mereka mengelap airmata di wajah masing-masing.
Mew : "Lalu bagaimana, Tul? Apa yang bisa aku bantu untukmu?"
Tul menggeleng. "Tidak apa-apa, Mew. Aku baik-baik saja. Aku yakin, seiring berjalan waktu, perasaan ini pasti akan memudar. Terus memudar hingga perasaan ini hilang..."
"...kau tau, level tertinggi dari mencintai? Yaitu merelakan orang yang kita cintai, bersama oranglain yang dapat membahagiakan nya."
Mew mengangguk. "Kau benar."
Tul : "Tapi aku takut, kalau semua orang akan membenci Max dan ceweknya. Karena semua orang menganggap, Max dan ceweknya telah menyakitiku. Padahal tidak."
Mew : "Itu resiko untuk mereka berdua. Buat apa memikirkan mereka? Lebih baik pikirkan dirimu sendiri."
Tul menggeleng. "Aku bukan orang seperti itu. Aku tau, Max dan ceweknya adalah orang baik. Yang tidak pantas disalahkan. Semua orang baik padaku dan tidak ada yang salah..."
"...aku hanya perlu menerima semua ini. Aku harus mencari kebahagiaan ku sendiri. Dan aku akan tetap melindungi Max dan ceweknya, jika ada penggemar yang jahat kepada mereka."
*****
Bagaimanapun, Tul Pakorn harus merelakan.
Seperti Poompuicharu yang merelakan Gulf demi kebahagiaan Mew...
Seperti Mew yang melepaskan Art, karena orientasi seksual yang berbeda...
Pada akhirnya, Poompuicharu mendapatkan seseorang yang bisa membahagiakan nya, yaitu Art.
Pada akhirnya, Mew mendapatkan seseorang yang bisa membahagiakan nya, yaitu Gulf.
Pada akhirnya, Tul Pakorn kelak akan mendapatkan seseorang yang bisa membahagiakan nya.
Siapa dia? Mungkin kamu. 😁
Iya. Kamu, yang lagi baca. 😉