Rumah Untuk Lingga (Completed)

By tazsasza

340K 35.7K 2.1K

Segala sesuatu bentuk plagiat ,adalah hal yang paling tidak dibenarkan❗ Mari, biar ku ajak kamu berkenalan de... More

Prolog
1 || Sepeda dan Salam Lingga
2 || Sepatu Tara
3 || Lingga dan Pagi Harinya
4 || Kacang Milik Genta
5 || Saga, Kebanyakan!
6 || Eskul
7 || Kantin dan Rapat
8 || Rival Bara
9 || France Angelfish
10 || Pohon Lingga
11 || Rumah Saga
12 || Radio Mobil Bara
13 || Bahu Lingga
14 || HokBen (Spesial Chap)
15 || HokBen Putaran Kedua
16 || Utang Budi
17 || Mantan
18 || Rokok Pele
19 || Minum Air
20 || Petasan Yang Menyala
21 || Rompi Bara
22 || Teman di sisi Saya
23 || Datang Kembali
24 || Lingga dan Lutut
25 || Lampu Kuning
27 || Serakan Hati dan Beling
28 || Hujan dan Perasaan yang jatuh
29 || Tara dan Sayapnya Yang Rusak
30 || Senyum Manis
31 || Anyelir kuning
32 ||Pesawat Tanpa Pengemudi
33 || Sisi Gelap
34 || Amarah
35 || blood and wounds
36 || Fell In Pain
37 || cold heart
38 || Kebohongan Tara
39 || Rumah Untuk Lingga
Epilog
Root of memories || Bara
Root of Memories || Pele

26 || Kebakaran

5.5K 699 73
By tazsasza

Bara tidak pernah menyangka jika Genta termasuk menjadi dugaan dalang di balik insiden kebakaran setahun silam. Begitu Pele mengirimkan photo ke Topan, dan dari sana Bara bisa melihat jelas Genta terlibat dalam transaksi penjualan Narkoba.

Insiden kebakaran yang hampir membakar seluruh sekolah, jika saja Bara, Zevan, Erlang dan Iky tidak ada disana termasuk juga Pele yang saat itu masih berstatus sebagai murid tahun ajaran baru .

Bara tidak pernah melupakan hari itu, apalagi mengingat jika dia mungkin bisa saja hampir mati.

Pada saat itu,Bara dan Zevan yang masih berada di ruang OSIS langsung saja berlari begitu Iky berteriak kebakaran sambil mencoba memadamkan dengan air yang dia bawa dari kolam ikan halaman belakang.

Dan begitu sampai Bara dan Zevan sama-sama langsung berwajah pias ditempat, Kebakaran telah setengahnya membakar aula tempat olahraga.

Bara dan Zevan mendadak tidak tau harus bagaimana karena kobaran api begitu besar,  tiba-tiba saja Pele yang membawa seember datang dari belakang, berteriak menyuruh mereka segera sadar dan ikut membantu.

Mendengar itu mereka berdua pun langsung berlari kembali, mengambil air.

Sementara Erlang yang juga sedang bersama Iky saat itu , langsung bergerak cepat ia pergi keluar dan menelpon mencari bantuan.

Setelah setengah jam menunggu akhirnya pemadam kebakaran serta pihak rumah sakit datang, sementara Bara dan yang lainnya ditambah warga setempat yang ikut membantu akhirnya bisa bernafas lega dan beristirahat sejenak.

Akan tapi Bara dan Iky tak lama dibuat lemas ditempat, ketika salah satu anggota pemadam membawa seorang perempuan di gendongannya dari dalam aula.

Itu Visya saudara kembar Topan, Cinta pertama Bara sekaligus mantannya.

Yang telah menjadi pacar Iky saat itu.

Nyawa Visya tidak tertolong dan dia menjadi satu-satunya korban tewas saat kebakaran di Hari Minggu pada bulan Januari tahun 2016 lalu. Saat itu Bara baru menginjak kelas dua semester pertama.

Dan itulah alasan, kenapa Barat dan Timur yang merupakan sebutan terkenal pada masanya saat itu.

Mendadak menjadi organisasi cakupan besar ,Iky yang saat itu sudah terkenal sebagai anggota barat karena kenakalannya, mendeklarasikan dirinya sebagai ketua Barat setelah seminggu kejadian itu dan meminta kepada seluruh yang mengetahui peristiwa tersebut untuk menyembunyikan rapat-rapat jika tidak dia dan anggotanya akan meneror orang yang mencoba menyebarkan.

Begitu pun Bara yang juga sudah terkenal sebagai timur, ikut membuat timur menjadi organisasi yang dimana isinya adalah kalangan orang-orang aktif di sekolah.

Dan mereka berdua sengaja menjaga jarak, agar orang-orang menyangka jika mereka adalah musuh apalagi dengan fakta jika Iky adalah pacar Visya dan Bara mantan Visya .

Padahal mereka berdua sama-sama mencari kebenaran dibalik kebakaran itu.

Topan yang merupakan kembaran Visya setuju dengan pihak sekolah untuk menyembunyikan tragedi itu karena dia juga tidak ingin kematian saudarinya dibicarakan oleh orang-orang.

Maka dari itu juga Topan bergabung dengan Bara untuk mencari kebenaran dibalik kematian Visya yang masih belum terselesaikan sampai sekarang.

Dan dari insiden itu juga alasan kenapa Tara menyebutkan jika mereka adalah pahlawan veteran, karena jika tidak ada mereka. Mungkin kebakaran waktu itu bukan hanya menghanguskan setengah aula, tapi mungkin seluruh bangunan sekolah pun bisa jadi habis terbakar.

"Kakak?"

Bara langsung menyadarkan lamunannya, Lingga disana sedang menatapnya khawatir.

Bara tersenyum hangat, begitu Lingga mengusap pipinya.

"Kakak, kenapa nangis?"

Bara terkekeh begitu merasakan basah di pipinya, dia sendiri juga tidak sadar ia telah menangis. Mendengar informasi tentang Genta dari Topan membuat Bara jadi memutar kembali kejadian pilu itu.

Bara mengambil tangan Lingga di pipinya, membawanya ke pangkuan. Mengamati bentuknya "Tangan Lo kecil banget ya. Beda banget sama gue. Lingga pas dikampung dikasih makan gak sih?"

Lingga menatap sebal Bara dan tangannya bergantian, serius!. Kenapa sih orang sering mempersalahkan bentuk tangannya.

Melihat itu Bara tertawa kecil, dengan lembut dia melepaskan tangan Lingga. Mengacak rambutnya kemudian berpindah memegang setir dan mulai menyalakan mobilnya meninggalkan daerah kost Topan.

*****

Tara menatap jendela kamarnya kosong, tadi Wanda pacarnya meminta Tara untuk pergi dengannya ke rumahnya. Tapi Tara menolak, Tara rasanya hanya ingin diam saja saat ini ia sedang tidak ingin melakukan apapun.

Tara benar-benar sudah lelah dengan semua ini tapi kenapa orang-orang tidak mengerti dan memaksanya untuk terus berpura-pura.

Pergelangan tangannya sudah habis dia sayat, bahkan darahnya saja masih basah dan berceceran kemana-mana.

Tapi Tara tidak peduli.

Dan ketika suara teriakan beserta bunyi tamparan terdengar, Tara malah menyulut rokoknya dan bersikap seolah pertengkaran dibawanya adalah hal biasa yang tidak mengganggunya.

*****

Mata Lingga membola terkejut saat ia melihat kerumunan orang disampingnya mengerumuni seseorang yang amat dikenalnya.

"Kak, berhenti!"

Bara langsung mengerem mendadak diminta seperti itu. Untung saja jalanan sedang kosong.

Bara langsung mendesis memegang dadanya, kaget sekali dia. Tiba-tiba Lingga berteriak.

"Lingga, Lo ken- Loh? Lingga mau kemana!" Pekik Bara begitu Lingga keluar dari mobil, Bara pun tanpa pikir panjang langsung mengikuti, keluar Lingga dari mobil.

Ada Saga disana yang dikerumuni orang-orang dan di dekatnya ada motor besarnya yang tergeletak begitu saja.

Saga ternyata tertabrak oleh sepeda motor yang mengebut dari arah depannya.

Bara dan Lingga langsung membawa Saga ke rumah sakit dibantu salah satu warga yang membawa motor Saga dari arah belakang.

Dan disinilah mereka, menunggu jahitan di tangan Saga selesai.

Begitu selesai, Bara langsung mendekat ke sisi ranjang rawat Saga.

Bara menyodorkan hpnya.

Saga mengangkat alis.

Bara berdecak "Gue minta nomor orang tua Lo buat dihubungi!"

"Gak usah"

Bara melotot "Gak usah Gimana, Lo perlu dijemput pulang Bego! Orang tua Lo harus tau! Lo gak mikir kita bakal nungguin impusan Lo abis kan?"

Lingga dibelakangnya mencicit "Kakak, Lingga bisa nemenin Saga".

Bara menggeleng keras "Enggak, gue gak ngijinin Lo harus balik ke rumah sama gue ini udah mau larut malem!"

Saga yang melihatnya menatap malas Bara.

"Gue gak perlu ditemenin segala, kalo Lo mau balik, balik ajah"

"Lo ngusir? Gak tau terimakasih banget udah gue tolong juga"

"Lingga yang nolong gue"

"Heh~, tapi Lo pikir siapa yang bawa Lo kemari hah gak mungkin kuat adik gue ngangkat beban gede gini!"

"Kakak" intrupsi Lingga.

Bara langsung mengacak rambutnya frustasi  "iya-iya. Jadi kalo gak mau ngehubungin keluarga gue harus hubungi siapa ini?"

Saga sebenarnya tidak mau, tapi satu nama melintas di kepalanya.

Saga menyeringai lebar.

Setelah hampir sejam menunggu, dari arah pintu masuk terdengar suara berisik langkah seseorang.

Dan begitu pintu dibuka, Oka yang dengan napas memburu habis berlari kemari.

Langsung menghampiri Saga.

Bara yang hendak menyapanya langsung menatap horor begitu Oka tanpa belas kasih memukul kepala Saga dengan sendalnya. Lingga mengedip melihatnya.

"Udah gue bilang gak usah banyak gaya sosoan kabur dari rumah. Susah begini manggilnya gue lagi kan!" Omelnya ,Saga cuman bisa meringis dan meminta Oka berhenti karena ada orang lain disini.

Padahal dalam hatinya Saga, ia malu sekali.

Mendengar itu, Oka langsung berdehem dan berpura-pura seolah tidak terjadi apa-apa.

Kemudian dengan tatapan bengis ia mendekat ke arah Bara.

"Makasih, Lo udah bawa sepupu gue ke rumah sakit, setelah ini Lo pulang ajah biar Saga gue yang urus" ucap Oka meski mulutnya berkata rasa terimakasih tapi wajahnya tidak menampakkan rasa terimakasih sama sekali sementara Bara yang bingung dengan situasi ,ia pun menerima uluran tangan Oka tanpa banyak bicara dan seraya mengangguk.

Berpindah ke sisi Lingga, Oka langsung sedikit melunak.

Oka tersenyum kecil.

"Terimakasih"

Ucapnya sambil menyodorkan tangan, Lingga menyambutnya dengan canggung.

"Sama-sama"






Continue Reading

You'll Also Like

24.3K 2.2K 8
"Ayo kita bertaruh Jungkook-ah !" Amazing cover by @Rima_LA
472K 25.2K 41
Di jadikan budak oleh keluarganya sendiri? "Gak papa, yang penting gue masih hidup." ___________+__________ Kisah ini menceritakan perjalanan hidup...
617K 57.5K 56
Sebelum baca, follow akun Arii dulu 😗 17 tahun ia telah hidup, namun tidak pernah sekalipun ia berinteraksi dengan sang Papa. Mamanya telah meningga...
RAKENZA By Echael

General Fiction

159K 14K 52
"Setiap orang punya sudut pandangnya sendiri tentang apa itu kebahagiaan." Itulah yang Raken katakan ketika ada yang berpikir betapa tidak bahagianya...