AULIA [On Going]

De liaaulia191

16K 2.6K 819

[HARAP FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA, BIAR BERKAH] Cover by : @fany.graphic "Lo," Ucap keduanya kompak sembari... Mai multe

01
02
03
04
05
06
07
08
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45

09

479 69 14
De liaaulia191

Hai aku up lagi nih!
Kalo ada typo bilang ya!

Happy reading ^_^

***

"HAH APA?!"

Teriakan ketiga cowok itu membuat telinga siapa saja yang berada di dekatnya pengang. Ucup, Indra, Dimas terkejut. Dan yang paling terkejut Aulia tentunya. Namun Aulia memilih diam. Baru saja cowok itu meminta maaf. Dan sekarang Aksa langsung ingin berteman.

Ucup menggeleng tak percaya. Perasaan curiga itu hinggap begitu saja. "Lo yakin?"

Aksa mengangguk antusias diakhiri cengiran manis yang membuat siapa saja mungkin pingsan dibuatnya.

Indra bergedik jijik melihat Aksa yang bertingkah sok manis. Indra sangat tak suka. Kan sudah dibilang hanya Indra-lah yang paling manis disini. "Najis."

Dimas tertawa terbahak-bahak. Entahlah Dimas sepertinya stres sedangkan Aulia diam saja sembari berfikir. Tidak ada yang tau apa yang dipikirkan gadis itu.

Namun seperdetik kemudian keempat manusia aneh itu menatap Aksa serius. Ucup menghela nafas kasar. Cowok itu kemudian beralih menatap orang-orang dari sudut ke sudut kantin. Kini banyak yang tengah memperhatikan ke arah meja mereka. "Apa liat-liat hah? Mau matanya gue congkel pake garpu," ancamnya garang mengangkat garpu sembari menunjuk orang-orang. Membuat mereka langsung kembali ke aktivitas masing-masing. Walau mereka masih memasang telinga secanggih mungkin untuk mendengar percakapan kelima makhluk itu. Walaupun mereka adik kelas dan termasuk Penghuni baru di sekolah tapi tidak di pungkiri mereka cukup tenar. Tentu saja banyak yang tertarik.

Setelahnya Ucup menatap teman-temanya lalu tercengir. "Gimana? Gimana? sangar gak gue? Hehe."

"Stres. Gabisa diajak serius," sembur Aulia meminum es tehnya yang tersisa setengah hingga tandas.

Dimas angkat suara. "Lo boleh aja temenan sama kita. Tapi kita punya persyaratan," ucapnya dengan nada serius.

Aksa mengerutkan alisnya. Mau berteman saja harus pake syarat. "Apa gue harus bawa fotokopi KK sama KTP?"

Aulia gemas sendiri. "Goblok," makinya.

Aksa tersenyum tipis. Aulia tampak lucu ketika mengumpat. "Terus apa syaratnya?"

"Kalo lo mau masuk ke geng-"

"Emang sejak kapan kita punya geng?" tanya Ucup cepat membuat Indra mendengus kesal.

"Diem lo nyet," kesal Indra dibalas cengiran kuda milik Ucup.

"Disini kita harus saling ngehargain satu sama lain dan peraturan terpentingnya adalah, diantara kita gaboleh ada yang suka sama dia," lanjut Indra menunjuk Aulia. Membuat cewek itu membulatkan matanya.

Bukan karena dia tidak tahu tentang peraturan itu. Aulia tahu. Bahkan Aulia sendiri yang memberi peraturan kedua itu. Namun mengapa Indra memberi tahu Aksa. Lagipula mana mungkin Aksa menyukainya. Kan Indra tau sendiri kalau Aksa suka mem-bully nya. Dasar temen-temen setan!

"Kalo gitu gue gamau jadi temen kalian," jawab Aksa cepat. Membuat keempat orang itu melongo.

"Kenapa?" Pertanyaan itu lolos begitu saja dari bibir mungil Aulia.

"Karena gue udah terlanjur suka," gumamnya pelan. Namun tentu saja masih bisa di dengar Dimas.

"Apa? Lo suka sama siapa? Gue? Ucup? Indra ? Atau Aulia?" tanyanya beruntun membuat mata Aksa membulat sempurna.

Aksa menjitak kepala Dimas geram. Cowok itu kemudian bergedik ngeri. "Yakali gue suka sama lo bertiga. Masa pedang sama pedang. Dih najis."

Aulia. Cewek itu menunduk. Detak jantungnya mendadak tidak normal. Apa Aulia tidak salah dengar? Aksa terlanjur suka? Bukan tidak mungkin Aksa suka padanya? Lagian yang cewek disitu hanya Aulia. Tapi kemudian cewek itu menggeleng kuat. Mana mungkin. Bisa jadi Aksa gay, pikirnya.

"Lo suka sama Aul?" Ucup bertanya dengan tampang garangnya.

Aksa melirik Aulia sekilas. Setelah cowok itu bertanya pada Arga waktu itu. Cowok itu juga bertanya pada Dirga--sang ayah untuk memastikan. Jawaban yang sama Aksa dapatkan. Tapi Aksa belum yakin sepenuhnya. Aksa menggedikkan bahunya acuh kemudian beranjak kembali ke meja awal.

"Dasar manusia edan," gerutu Aulia kesal.

(stres)

"Lo kenapa?" tanya Ucup melihat perubahan ekspresi Aulia.

Aulia mengangkat bahunya acuh kemudian bel masuk berbunyi membuat seisi kantin mau tak mau berhamburan ke kelas masing-masing.

***

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sektiar lima menit yang lalu. Tapi Aulia dan ketiga cowok itu masih stay di dalam kelas. Mereka menunggu Aulia yang sedari tadi sibuk mencari ponselnya.

"Ish dimana sih," kesalnya.

Ucup ikut mengecek laci meja Aulia. "Inget-Inget lagi coba."

"Kasian mana masih muda, udah pikun aja. Gimana kalo tua?" Dimas berujar prihatin. Membuat Aulia mendengus. Bukanya ikut bantu mencari.

"Kalo udah tua bukan pikun lagi. Bisa jadi dia amnesia," kata Indra diakhiri tawa yang nyaring.

Dimas ikut tertawa. Namun keduanya langsung diam saat tatapan tajam Aulia mengarah pada mereka.

"Maaf-maaf," ujar keduanya kompak sembari cengengesan.

Aulia menggeleng tanda tidak apa-apa. Aulia jadi tidak enak membiarkan mereka menunggu. "Kalian duluan aja gih."

Ketiganya sontak menggeleng. "Gapapa kita tunggu," ucap Ucup kembali menelusuri area kelas. Siapa tahu ponsel Aulia terjatuh.

Seakan tau apa yang di khawatirkan teman-temannya Aulia menyeletuk. "Gapapa ih, gue nanti juga pulang nya di jemput bang Arga. Tenang aja."

Dimas melirik jam tangan miliknya. Sebenarnya Dimas ada urusan penting namun ia tidak tega meninggalkan teman-temannya. "Lo yakin?"

Aulia mengangguk lucu. "Yakin."

"Yauda gue duluan ya," pamit Dimas. "Gue ada urusan soalnya."

Aulia mengangguk. Dimas  kemudian berlalu. Cewek itu mengalihkan atensinya ke Ucup dan Indra yang masih sibuk meneliti setiap sudut kelas. "Kalian duluan aja."

"Terus Lo gimana?"

"Ya ga gimana-gimana."

Ponsel Indra bergetar. Indra menerima telepon kemudian pamit untuk pulang secara terburu-buru. Sepertinya sangat penting. Tinggal Aulia dan Ucup yang berada di dalam kelas. Ucup masih setia menemani Aulia yang terus saja menggerutu.

"Ucup," panggil seorang cewek dari ambang pintu. Aulia menoleh kemudian tersenyum.

Cewek itu adalah kakak kelasnya. Namanya Vandra. Sudah seminggu ini Gadis itu mencoba mendekati Ucup. Namun Ucup sama sekali tak menghiraukan Vandra.

"Cup," panggil Aulia membuat Ucup yang sedang fokus menoleh. Tatapan tengilnya berubah datar ketika matanya tak sengaja bertubrukan dengan Vandra.

"Apa?"

"Itu dicariin," balas Aulia menunjuk Vandra yang tengah menunduk memainkan jarinya.

Ucup mengangkat bahunya acuh lalu fokus kembali untuk membantu sang teman mencari ponsel. Aulia greget sendiri. Aulia menghampiri Ucup kemudian menarik kerah belakang Segaram Ucup. "Gaboleh gitu. Sana pulang."

"A-adoh woi sesek dedeq," ronta Ucup meminta di lepaskan. Aulia nyengir kemudian mendorong bahu Ucup agar keluar dari kelas.

"Selamat pacaran."

Ucup menghela nafas kasar. Aulia selalu saja memaksanya. Vandra tersenyum manis. Cewek itu menarik lengan Ucup untuk pulang.

Tinggal Aulia sendiri di dalam kelas. Sudah hampir lima belas menit cewek itu mencari namun hasilnya nihil. Aulia mendengus kesal. Seingatnya ia menaruh ponselnya dilaci, tapi kemana ponselnya itu?

"Dimana sih?"

"Lo nyari ini?"

Aulia menoleh. Mendapati Aksa membawa ponselnya sembari terkekeh geli. Aulia menatap Aksa garang seraya berkacak pinggang. "Jadi lo yang nyolong hp gue?"

"Ga nyolong. Enak aja, gue bisa beli hp kaya gini. Sepuluh kalo perlu," ucapnya songong.

Aulia mengeram kesal. Aulia dengan langkah besarnya menghampiri Aksa hendak meminta ponselnya. Namun Aksa dengan cekatan mengangkatnya tinggi-tinggi agar Aulia tidak dapat menggapainya.

"Siniin gak?!"

"Gak."

"Siniin," geram Aulia.

"Ga akan gue kasih. Kecuali lo mau pulang bareng gue," tawarnya sembari tersenyum menggoda.

Aulia menatap Aksa kesal. Bagaimana bisa ponselnya dibawa Aksa?

Aulia menggeleng cepat tanda tidak mau. "Moh. Balikin hp gue? atau gue tendang pusaka lo."

(Gak)

Aksa bergedik ngeri. Lalu setelahnya cowok itu tersenyum tengil. "Mesum juga otak lo ya. Langsung main serang Otong."

Aulia kicep. Bingung hendak menjawab apa.

"Udah gausah sok jual mahal gitu. Ayok pulang bareng gue," gemas Aksa. Nadanya terdengar memaksa.

Aulia berfikir sejenak. Ia sudah terlambat untuk bekerja. Kalau ia menolak bukan tak mungkin dia bisa di pecat. Apalagi hari ini Arga tak bisa menjemputnya.

Iya Aulia berbohong. Ia tidak mau merepotkan ketiga teman nya itu. Akhirnya Aulia menyerah. Cewek itu mengangguk mengiyakan saja ajakan Aksa.

Aksa tersenyum penuh kemenangan. Aksa memasukan ponsel Aulia ke dalam saku celana abu-abunya.

"Gue kasih kalo udah di rumah lo."

"Kok gitu!"

TBC

Jangan lupa tinggalkan jejak. Jangan jadi pembaca gelap:/

Menerima setiap kritik dan saran nya🌻

Salam : author edan

Continuă lectura

O să-ți placă și

2.6M 143K 63
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
4.2M 319K 52
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
Rumah di Perantauan De SenjaaHaluu

Ficțiune adolescenți

592K 28K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
Antariksa (END) De bbyamaa

Ficțiune adolescenți

325K 19.4K 36
JANGAN LUPA FOLLOW... *** *Gue gak seikhlas itu, Gue cuma belajar menerima sesuatu yang gak bisa gue ubah* Ini gue, Antariksa Putra Clovis. Pemimpin...