UPDATE NIH
Follow akun ini dulu lah..
Gimana? udah bikin dosa apa hari?
Yang mananya Dinda mana?
Rame banget...
Wih wih, yok bisa 5k vote+3komen
Hal absurd yang hari ini dilakukan apa?
Spill film kartun favorit dong, mungkin samaan.
Dah lah, yok...
Yang mau ngepoin Heaven gesrek
langsung follow igenya
@hheaven09
@mmutiasv
@nnaravc09
23. SALAH UNBOXING
Lo kaya rokok, bikin candu
Heaven..
"Anjing!"
"Gue nggak bakal biarin lo hidup! Mati lo anjing!" Murka perempuan yang tengah frustasi setelah melihat keadaan dirinya.
"Mulut lo diem! nggak usah pake teriak teriak nggak jelas!" bentak cowok itu, dia juga sedang membenarkan penampilannya, cowok itu juga sama berantakannya.
"Binatang kaya lo nggak seharusnya hidup! Kenapa lo nyuruh gue diem hah?
"Gue nyuruh lo diem biar nggak ada yang tahu lo sama gue abis ngapain! Bego bener jadi cewe! Mau lo aibnya kebuka!"
"Nggak punya otak lo," isaknya menatap si cowok penuh kekecewaan.
"LO ANJING!"
"Diem tolol!" Bentak cowok itu tak kalah keras, kepalanya masih pening, ditambah lagi dipukuli habis habisan.
"Kenapa lo ngancurin hidup gue, bangsat!" teriaknya, matanya menyusuri ranjang yang ia tiduri semalam, melihat selimut putih dengan bercak merah membuatnya semakin gila. Bulir air mata bergantian jatuh kebawah. Rasanya menyesakkan organ pernapasan.
Gila, tadi malam entah apa yang mereka berdua perbuat sampai se porak poranda ini bentuk kamarnya.
"Lo apain gue??" napasnya tercekat setelah mengatakan itu.
"Gue juga nggak tahu, nggak sengaja."
Mendengar ucapan yang terkesan tak merasa bersalah cewek itu semakin marah, dengan brutalnya langsung menerkam tubuh tegap yang ada didepannya.
BUGH
BUGH
"Lo harus mati ditangan gue!" kepalan tangan sekalian kakinya tak henti hentinya menyerang, sama sekali tak memberi ampunan.
"Sakit bangsat!" Bentaknya.
"Lo masih tau rasa sakit kan?"
"Mati lo!"
BUGH
"DIEM!" bentak Shaka tak bisa bersabar lagi, tak bisa dibayangkan jika dia terus mengalah dan diam. Shaka bisa Shakaratulmaut.
Tok tok tok..
"Vi, Vivian..." suara panik dari balik pintu, Mutia tak henti hentinya mengetuk. Tadi Heaven sampai ditinggal begitu saja.
Dibelakang sosok tegap mengekori Mutia. Cowok itu menyugar rambutnya yang masih agak basah akibat mandinya tadi, "Kenapa?" tanyanya.
"Kalo Mutia tau, nggak bakal panik," celetuknya, suara gaduh membuatnya penasaran ingin melihat kondisi didalam kamar itu.
"Mundur Yang," ucapnya menarik Mutia kebelakang, takut istrinya dalam bahaya.
"Tapi Kak, Vivian ribut."
"Biar gue yang ngetok,"
"Kaya ada suaranya kak Shaka nggak sih," ucap cewek itu lalu menggenggam erat lengan kekar yang ada didepannya.
Heaven mengangguk paham, "Ck, Shaka bikin ulah," decaknya.
"Maksudnya?" dahi Mutia menyerngit, otaknya tak sepemikiran dengan Heaven.
GRAP
Mereka terkejut ketika pintu terbuka, apa lagi Mutia yang melihat sahabatnya dengan rambut berantakan.
Terlebih lagi Shaka yang babak belur. Sudah biasa dipastikan mereka tidak baik saja.
"Vi, lo kenapa!?" Mutia menatap bingung keduanya, dibalas dengan gelengan lemah. Wajahnya merah bekas tangis yang tertahan tadi, ramput sebahunya acak acakan. Tidak peduli lagi ia sekarang.
"Kita nggak abis ngapa ngapain," kilah Shaka seraya mengatur napasnya.
"Bangsat!"
"Lo anjing!" teriak Vivian begitu histeris, tak mempedulikan sekitarnya.
Mutia tersentak kaget, tangan lentiknya mengeratkan pegangan pada cowok yang ada didepannya.
"Lo apain dia," suara itu keluar dari bibir Heaven.
"Nggak sengaja, gue mabok Jann," jelas Shaka berusaha menjinakkan Vivian. Salah, Shaka tadi malam salah besar, tidak seharusnya cowok itu mengajak Vivian mabuk bersama.
"Diem, nggak diem gue seret lo," ancamnya kualahan. Rasanya tenaga dalam Shaka sudah dikerahkan seluruhnya tetapi tetap saja t
"Lepasin temen Mutia Kak!?" ujarnya tak suka, mulai paham dengan apa yang terjadi. Vivian dan Shaka sepertinya telah melakukan dosa besar tadi malam.
Tangan kekar itu perlahan memudarakan dekapannya. "Diem Vi, lo susah banget diajak kerja sama!"
"BACOT LO ANJING!" umpat Vivian segera menarik Mutia pergi dari dua cowok sialan yang hanya mematung itu.
"Si anying,"
"Gue yang nikah lo yang unboxing, kalo gini mah, enakan lo."
"Kelepasan sat,"
Heaven tak beraksi apapun, begitulah adanya Shaka yang selalu bilang kelepasan setelah cap cip cup dengan cewek.
"Terakhir kali lo maen cewe Shak, tuh anak nggak punya emak, kalo lo tahu,"
"Gue tahu, orang gue cowoknya," sahut Shaka menyugar rambutnya yang berantakan, sambil menetralkan saluran pernapasnnya.
Kening Heaven berkerut, " Kalo ngomong yang bener," ucapnya tak percaya.
"Gue bener, dia cewek gue Heav,"
"Sejak kapan!?"
"3 bulan, dianya yang gak mau gue seriusin. Mintanya diem dieman nggak jelas,"
"Lo nya juga gonta ganti," celetuk Heaven santai, cowok dengan tangan dimasukan kesaku celananya hanya bisa menggelengkan kepala. Nanti biar Fetty yang menghajar, dia cukup menjadi nonton.
"Gue maen maen doang,"
"Mandi lo, kita sarapan," suruhnya sebelum pergi mencari sang istri, takut ilang mana pengantin baru.
"Tolongin gue Heav,"
"Apaan," Heaven menoleh dengan malas.
"Bilangin dah, gue mau nikah lah sama Vivi. Mau tanggung jawab," ucap Shaka ragu-ragu.
"Ngomong sendiri." sahut Heaven sambil berjalan.
Sialan.
•Heaven•
Gara gara peristiwa yang terjadi pada Vivian tadi malam, Trackers memutuskan tidak jadi liburan. Kan lagi lagi Shaka membuat ulah, siapa yang tidak geram kalau begini.
Apa lagi Heaven, geram banget.
Laju roda Mobil itu perlahan melambat setelah masuk kedalam sebuah perumahan yang terbuka gerbangnya. Mobil yang dikendarai Heaven berhenti tepat dihalaman rumah minimalis yang tidak semewah rumahnya.
"Rumah siapa," Mutia mengamati sekitar setelah kakinya turun dari mobil.
"Kita,"
Boleh mata cewek itu melebar "Lah, nggak tinggal dirumah Mama Elena lagi?"
"Nggak,"
"Kok gitu sih," protesnya mengikuti langkah besar yang berada didepannya.
"Biar kita bebas ngapain aja," balasnya santai, lagi lagi Heaven merogoh sakunya mencari bungkus rokok, tidak kuat dia seharian tidak mengesap rokok.
SIAL
"Akal akalan kamu nih pasti, biar kamu makin bebas nggak ada yang marahin, bebas main tanpa tau waktu, bebas maen cewek,"
"Nah itu lo tahu," balas Heaven asal.
"Oh jadi biar bisa maen cewe terus nggak ketahuan sama Mama Elena gitu," pancing Mutia, tapi malah terpancing emosi sendiri.
"Hm," Heaven tersenyum puas seraya menunggu Mutia mendekat.
"Nggak! Mutia mau tinggal dirumah Mama Elena aja, atau tinggal dirumah yang lama aja," serunya semakin mendekati Heaven.
GRAP
"Udah ngomelnya?" Satu tangan Heaven menarik Mutia agar ikut duduk disofa.
"Belum masih panjang kali lebar," balas Mutia cemburut.
"Jangan ngomel ngomel mulu, kasian dedenya," godanya seraya mengelus perut Mutia. Sinting emang.
"Kaya udah bisa jadi ayah aja kamu Kak, Kak," cibir Mutia ingin beranjak tetapi ditahan Heaven.
"Sini dulu, gue mau ngomong, sama suami gini bener, nggak sopan ngerti nggak,"
"Cepetan, mumpung aku mau dengerin," Mutia kemudian menegapkan duduknya.
"Bikinin gue kopi Yang," ucapnya enteng, langsung dilepari tatapan sengit.
"Itu mah nyuruh, Mutia kira penting! udah serius kamunya selengekan, Nyusahin banget jadi suami," ucapnya lalu memanyunkan bibirnya. Padahal, dalam hati Mutia ingin mendengar ucapan serius dari cowok itu, tapi malah begini. Ngeselin banget.
"Oh iya, emangnya udah ada kopinya?" baru sadar kalau berada dirumah baru.
"Ada,"
"Eh, terus barang barang Mutia. Baju, perlengkapan sekolah kan masih ada dirumah mama Elena semua Kak, mana besok kan masuk sekolah,"
"Udah diurus semua,"
"Niat banget mau pisah rumah," kesalnya menuju dapur.
"Biar cepet jadi anaknya," serunya yang pasti didengar oleh Mutia.
•Heaven•
Lah malah salah alamat, ku kira yang unboxing Heaven.
Mon maap salah..
Besok waktunya kalo udah tepat
Maap up nya lambat lambat.
Jangan terlambat menyayangi Heaven
Heaven bucin ke Mutia
Mutia bucin ke Heaven
SPAM KOMEN ✅✅
Besok kehadiran puspita.
Siapa lagi Puspita ya Allah, takut😬
20september,
Pake kaosnya Heaven
Pakek celana training, katanya sekalian mau training olahraga malam sama doi. Si Heaven gesrek ada bae kelakuannya..