We Best Love - No.1 For You (...

By FunzeeShu

21.9K 676 308

Judul : We Best Love - No.1 For You Tipe : Retelling Genre : Boyslove Sumber : Berdasarkan serial yang tayang... More

๐Ÿ’œ Catatan Penulis : ๐Ÿ’œ
Chapter 1 - Part 1
Chapter 1 - Part 2
Chapter 2 - Part 1
Chapter 2 - Part 2
Chapter 2 - Part 3
Chapter 3 - Part 1
Chapter 3 - Part 2
Chapter 3 - Part 3
Chapter 4 - Part 2
Chapter 4 - Part 3
Chapter 5 - Part 1
Chapter 5 - Part 2
Chapter 5 - Part 3
Chapter 6 - Part 1
Chapter 6 - Part 2
Chapter 6 - Part 3
Chapter 6 -Part 4
๐ŸŒŠ Extra Chapter ๐ŸŒŠ
๐ŸŒŠ Catatan Tambahan ๐ŸŒŠ

Chapter 4 - Part 1

678 28 12
By FunzeeShu

Lesson 4 - The Hidden Secret

~ Part 1 ~

🌊🌊🌊

Penerjemah/penulis :
Funzee Shu

Proofreader :
TheodoraMel
UeeMs94

🌊🌊🌊

"Para junior itu benar-benar telah berusaha keras untuk melakukan hal ini. Apa disini benar-benar ada hantunya?" gumam salah seorang peserta ketika melintasi pepohonan besar yang berada di kedua sisi jalan di taman kampus bagian belakang. Pria itu memicingkan matanya ke depan ketika dilihatnya ada sosok wanita tengah bersandar di salah satu pohon tak jauh darinya.

"Yang benar saja. Siapa gadis itu?" pria itu berusaha mengarahkan sinar lampu senternya ke depan sambil melangkah maju.

Tiba-tiba sosok gadis berambut panjang dengan baju putih itu bergerak, melayang di hadapannya.

"Aku sungguh teraniaya...," sebuah ratapan sayup-sayup terdengar bersama hembusan angin. Membuat bulu kuduk seketika berdiri.

Pria itu pun jatuh terduduk ketika melihat sosok wanita yang setengah melayang di hadapannya. "K-kenapa dia melayang?" jeritnya, lalu segera lari meninggalkan tempat itu sambil terus berteriak 'dia melayang...dia melayang'.

Dibalik pohon besar itu, Fang Zheng Wen tampak tengah tertawa tertahan melihat kejadian itu. Lalu menarik rel yang di atasnya terdapat bangku yang diduduki 'hantu' Jiang Yu Xin yang juga sedang tertawa cekikikan karena berhasil menakut-nakuti korbannya. Keduanya lantas melakukan toss karena misi keduanya telah berhasil.

Fang Zheng Wen kemudian kembali mendorong rel berisikan 'hantu' Jiang Yu Xin ke tengah jalan disertai rintihan pilu dari bibir Jiang Yu Xin dengan rambut panjangnya yang tergerai menutupi sebagian wajahnya, "Tolonglah aku....."

Menantikan korban berikutnya.....

~~~

Tak berapa lama kemudian Shi Zhe Yu memasuki area jalan dengan deretan pohon rimbun itu. Di belakangnya tampak Liu Bing Wei yang berjalan ketakutan sambil mencengkram erat lengan kiri Shi Zhe Yu.

"Jangan kesini... Ayolaaah...," pintanya memelas.

"Ya, harus lewat sini!" balas Shi Zhe Yu.

"Tidak....bukan lewat sini, aaah....," rengek Liu Bing Wei, "Mereka tidak bilang padaku kalau lokasi ini masuk dalam daftar."

Shi Zhe Yu tetap memaksa melintasi jalan itu dan tak mengindahkan rengekkan Liu Bing Wei yang kini bergelayut erat pada lengannya.

"Yang kukatakan tadi menang benar. Ayolah, kita pergi saja dari sini. Please..."

Shi Zhe Yu menyoroti lembaran kertas 'tugas' yang ada di tangannya dengan senter. "Benar apanya. Ini ada di peta, kok," bantah Shi Zhe Yu sambil terus melangkahkan kakinya ke depan.

"Jangan bercanda. Lebih baik kita pergi saja, oke?" pinta Liu Bing Wei lagi.

"Ayolaaah...." Liu Bing Wei menarik lengan Shi Zhe Yu dan berusaha membawanya pergi dari situ. Namun tiba-tiba Shi Zhe Yu dan Liu Bing Wei menangkap sesosok bayangan berkelebat di depan mata mereka.

"Apa itu?" Shi Zhe Yu yang penasaran justru malah beranjak mendekat, membuat Liu Bing Wei yang bergelayut padanya terpaksa terseok-seok mengikuti langkah Shi Zhe Yu.

"Itu palsu! Lihatlah, itu hanya kostum saja." Shi Zhe Yu menghentikan Liu Bing Wei yang tengah berusaha menariknya kembali.

"Tidak...itu asli," balas Liu Bing Wei namun tetap saja berjalan maju mengikuti langkah Shi Zhe Yu.

"Tidak mungkin itu asli. Mereka telah mengaturnya begitu." Shi Zhe Yu kembali melangkahkan kakinya semakin dekat.

Tiba-tiba sesuatu melayang melewatinya, kejadian itu sontak membuat Shi Zhe Yu terkejut, lalu dengan spontan berbalik dan memeluk Liu Bing Wei yang berada di belakangnya dengan pekik tertahan.

"Kalian sungguh keterlaluan!" seru Liu Bing Wei lantang sambil memukul properti tengkorak dengan baju lusuh yang ada di hadapannya. Entah kenapa, tiba-tiba saja keberaniannya muncul demi melihat sosok Shi Zhe Yu yang tampak sangat ketakutan dipelukannya. "Menyingkirlah sana!"

"Ayo, kita pergi dari sini." Liu Bing Wei dengan sigap menarik baju Shi Zhe Yu, "Ayo, kita pergi!"

"Jaaaaangaaaaan pergiiiii...," pinta 'hantu' Jiang Yu Xin sembari mengulurkan kedua tangannya ke arah Shi Zhe Yu dan Liu Bing Wei.

"Aaaakuuuuu boosaaaaaaaan..... Ayo, kita maiiiiin....."

"Ayo...cepatlah!" seru Liu Bing Wei ketika melihat Shi Zhe Yu seperti sudah tak mampu lagi menggerakkan kedua kakinya karena ketakutan. "Cepat!"

Namun Shi Zhi Yu tak juga bergerak.

"Sini, aku gendong saja!"

Liu Bing Wei lantas menyuruh Shi Zhe Yu untuk segera naik ke punggungnya, lalu secepatnya berlari meninggalkan tempat itu.

Tak lama kemudian Fang Zheng Wen keluar dari balik pohon untuk menarik tengkorak itu dan menempatkannya kembali ke posisi semula.

"Bagaimana?" tanya Jiang Yu Xin sambil tak kuasa menahan tawa.

"Keren! Kamu memang juara! Pantas jadi hantu!" puji Fang Zheng Wen.

"Eh! Fang Zheng Wen! Kurang ajar!" balas Jiang Yu Xin kesal dikatakan 'pantas' jadi hantu. "Akan kutendang bokongmu nanti. Lihat saja!"

Fang Zheng Wen lalu menarik 'hantu' Jiang Yu Xin kembali ke tempatnya semula. Keduanya lantas tertawa cekikikan di balik pohon. Satu lagi misi yang sukses.

~~~

Zhou Shu Yi menatap keluar melalui jendela, mencoba melihat keadaan di luar, siapa tahu ada seseorang yang melintas, jadi mereka bisa tertolong.

"Demi apa, pertama kalinya bermalam di luar, tapi malah bermalam di tempat mengerikan seperti ini," batin Zhou Shu Yi sembari melayangkan pandangannya ke seluruh ruang klinik yang tampak kian menakutkan di matanya. Sudut-sudut ruangan itu seolah membuat siluet yang membentuk sesuatu, membuat dirinya bergidik.

"Eh, Gao Shi De...," panggilnya.

"Hmm?" sahut Gao Shi De singkat sembari merapikan sarung bantal yang ada di atas tempat tidur rumah sakit yang terdapat di klinik.

"Apa kamu takut?"

Gao Shi De berbalik ke arah Zhou Shu Yi yang kini berada di tempat tidur lainnya yang berada di balik tirai yang membatasi keduanya.

"Apa kamu berani tidur sendiri?"

"Oh....A-aku....tidak berani," sahut Gao Shi De dengan suara pelan dan terbata-bata. "Aku takut kamu akan menertawakanku," lanjutnya.

"Siapa yang menertawakanmu? Aku tidak pernah menertawai temanku," balas Zhou Shu Yi sembari menyingkap tirai yang membatasi mereka. Wajahnya tampak sangat serius.

"Kenapa kamu tidak kesini saja? Aku akan melindungimu," lanjutnya dengan sebelah alis terangkat dan senyum nakal terkembang di wajahnya, lalu menarik tirai berwarna peach itu sampai terbuka seutuhnya.

"Oh," jawab Gao Shi De. Sebuah senyum tipis tertahan di sudut bibirnya.

"Apa kamu bisa tidur dalam suasana seperti ini?" tanya Zhou Shu Yi lagi dari sisi tempat tidurnya.

Tangan Gao Shi De yang tengah merapihkan tempat tidur tiba-tiba terhenti. Gao Shi De mengangkat wajahnya menatap Zhou Shu Yi yang berada di hadapannya, lalu menggelengkan kepalanya pelan.

"Dorong tempat tidurmu lebih dekat lagi," suara Zhou Shu Yi terdengar lembut, "Aku akan menemanimu mengobrol," lanjutnya sambil tersenyum.

Gao Shi De tampak ragu sejenak, lalu mulai mendorong tempat tidurnya ke arah tengah, dan Zhou Shu Yi pun melakukan hal yang sama.

Keduanya menyatukan kedua tempat tidur klinik itu hingga tak berjarak. Zhou Shu Yi menaiki tempat tidurnya terlebih dahulu lalu mengatur posisi duduknya agar bersandar di bagian atas tempat tidur. Gao Shi De menyusul kemudian lalu melakukan hal yang sama dengan Zhou Shu Yi.

"Apa yang ingin kamu bicarakan?" tanya Gao Shi De sembari merapikan selimut yang menutupi bagian bawah tubuhnya.

"Hmmm....apa, ya...." Zhou Shu Yi menatap titik kosong di hadapannya. "Seperti apa orang yang kamu sukai itu?" lanjutnya kemudian. Gao Shi De menoleh ke arah Zhou Shu Yi yang berada di sebelahnya.

"Kepribadiannya, penampilannya, dan apa yang dia sukai. Biarkan aku menganalisanya untukmu." Zhou Shu Yi mengalihkan tatapannya dari titik kosong di hadapannya, lalu beralih menatap Gao Shi De.

Gao Shi De menghela nafas ringan, menundukkan wajahnya sejenak lalu menatap Zhou Shu Yi sekilas dari sudut matanya sebelum akhirnya kembali mengalihkan pandangannya ke depan, kemudian tersenyum. "Kamu ini, selalu penasaran dengan kehidupan orang, ya?"

Zhou Shu Yi balas tersenyum, "Hei, kalau kamu menganggapku sebagai teman, ceritakan saja."

Gao Shi De kembali mengalihkan pandanganya dari wajah pria di sampingnya itu. Ditatap Zhou Shu Yi dari jarak dekat dengan tatapan seperti itu tak urung membuat jantung Gao Shi De berdebar kencang.

"Dia...." Gao Shi De melirik ke arah Zhou Shu Yi yang kini tak lagi menatapnya, "Dia...sangat imut."

Sebuah senyuman samar tampak menghiasi sudut bibir Zhou Shu Yi ketika mendengar apa yang dikatakan Gao Shi De barusan.

"Orang mengira....dia arogan dan narsis," Gao Shi De meraih sebelah lututnya yang ditekuk ke arah dadanya, "Tapi di mataku, dia itu sungguh sangat imut." seulas senyum tipis menghiasi wajah Gao Shi De ketika membayangkan seseorang yang telah sekian lama mengisi relung hatinya itu.

"Kamu bahkan bisa menyukai kekurangannya." Zhou Shu Yi tampak terkesan, "Cinta sejati, hmm?" lalu menatap Gao Shi De.

Mendengar itu, Gao Shi De hanya bisa tertunduk muram. "Andai saja kamu tahu...," batinnya.

"Mungkin," jawab Gao Shi De sambil tersenyum kecut.

"Meskipun dia agak suka membanggakan dirinya sendiri dan keras kepala," Gao Shi De mendesah pelan, "...tapi dia sangat baik pada teman-temannya."

"Dia selalu melindungi teman-temannya dengan segenap hati," lanjut Gao Shi De.

"Dia sangat setia kawan," gumam Zhou Shu Yi, "Itu kelebihannya."

"Masih ada banyak lagi sisi baik yang ada pada dirinya," gumam Gao Shi De pelan.

"Apa kamu tidak berencana untuk menyatakan perasaanmu padanya?"

Gao Shi De menoleh ke arah Zhou Shu Yi, mengunci tatapannya sejenak. Untuk sesaat hatinya berkecamuk mendengar pertanyaan Zhou Shu Yi barusan.

"Haruskah kukatakan sekarang? Apa ini saat yang tepat?" Gao Shi De menghela nafas pelan, lalu menundukkan wajahnya.

"Kami baru saja berteman. Aku tidak berencana untuk merusak hubungan baik yang baru saja terjalin dengan susah payah ini..." Gao Shi De mendapati kalau ternyata Zhou Shu Yi masih menatapnya dengan tatapan penuh simpati.

Zhou Shu Yi tampak menghela nafas pelan, "Kita ini sama. Aku bisa mengerti apa yang kamu rasakan."

"Setidaknya aku sudah bisa melepaskan dia," Zhou Shu Yi kemudian mengubah posisi tubuhnya dari duduk jadi berbaring, lalu beringsut masuk ke balik selimut. "Sedangkan kamu masih menderita karenanya."

"Sungguh kasihan..." Zhou Shu Yi mengeluarkan suara mendecak lalu tersenyum kecut.

"Datanglah padaku jika kamu membutuhkan seseorang untuk diajak bicara. Aku akan mendengarkanmu...." Zhou Shu Yi mendesah pelan sambil menatap ke langit-langit klinik, "...dan akan menjaga rahasiamu," lanjutnya.

Gao Shi De hanya mampu terdiam mendengarkan apa yang dikatakan Zhou Shu Yi, tatapannya tak pernah lepas dari sosok yang kini tengah berbaring di sebelahnya itu. Gao Shi De ingin sekali mengulurkan tangannya, meraihnya lalu mendekap Zhou Shu Yi erat dalam pelukannya. Jarak diantara mereka sangat dekat...namun terasa begitu jauh disaat yang bersamaan.

(Andai saja....)

Tiba-tiba Zhou Shu Yi menjulurkan tangan kanannya, menepuk lengan Gao Shi De pelan, "Jangan sungkan," lalu menoleh sekilas pada Gao Shi De, dan tersenyum kemudian menutup matanya.

Gao Shi De mengalihkan pandangannya dari Zhou Shu Yi, menundukan wajahnya lalu mendesah pelan, "Terima kasih."





"Jika orang itu tidak menyukaimu, seleranya payah!" guman Zhou Shuyi sesaat kemudian.

“Dia itu sungguh beruntung bisa diam-diam dicintai olehmu. Kamu itu pria yang baik,” lanjutnya masih dengan mata yang terpejam.

Apa yang dikatakan Zhou Shu Yi barusan itu membuat Gao Shi De tertegun, lalu menatap pria yang ada di sebelahnya itu dengan tatapan tidak percaya. Andai saja dia tahu siapa pria yang beruntung itu...

 
*) T/N Note :

Oke, ini adalah ‘bagian yang hilang' dari versi awal. Bagian ini ada di novelnya dan akhirnya muncul juga di edisi spesial yang sekarang sedang tayang di WeTV. Tapi, kalo kalian nontonnya di lapak tetangga, pas bagian itu sub-nya ternyata gak lengkap juga, alias kurang sebaris, hahaha.

Dan aku mutusin buat ngerevisi bagian ini biar lengkap aja sesuai dengan yang ada di special edition-nya karena bagian ini tuh penting banget dan nyambung ke adegan ‘apa aku masih orang yang beruntung itu’ (scene flyover yang ikonik itu 😊)

Pembahasan lengkap lihat Chapter 'catatan tambahan' ya.

Zhou Shu Yi mengubah posisi bantalnya untuk mendapatkan posisi kepala yang lebih nyaman.

"Gao Shi De," panggilnya setelah beberapa saat keduanya terdiam.

"Hmm?" jawab Gao Shi De.

"Lakukan sesuatu untukku...."

Gao Shi De menoleh ke arah Zhou Shu Yi dengan wajah penuh tanya.

"Nyanyikan sebuah lagu untukku," pinta Zhou Shu Yi.

Gao Shi De mengerutkan alisnya hingga nyaris menyatu, "Aku? Nyanyi?"

"Mmm-hmmm...," balas Zhou Shu Yi, "Aku terbiasa mendengarkan musik sebelum tidur. Ayo, menyanyilah untukku," pintanya lagi, kini disertai dengan senyum.

"A-aku...."

Zhou Shu Yi mendecak lalu menoleh pada Gao Shi De yang masih tampak kebingungan menanggapi permintaannya. "Cepat!" pintanya sedikit merajuk.

"Bernyanyilah!" kali ini Zhou Shu Yi menatap Gao Shi De dengan sorot memerintah namun tetap terlihat menggemaskan di mata Gao Shi De.

Gao Shi De menghela nafas panjang, lalu terdiam beberapa saat, matanya beralih dari Zhou Shu Yi, melihat ke tembok putih di seberang ruangan, menatap langit-langit sejenak, lalu menerawang ke satu titik yang tak tampak, seolah tengah memikirkan lagu apa yang hendak ia nyanyikan.

Sesaat kemudian, sebuah lagu mengalun pelan dari mulutnya...

🎵 Gelombang pasang masih belum surut,
Musim panas membara karenamu...
Cinta yang bersembunyi dalam dirimu, terus berputar di sekelilingmu...
Sangat ambigu 'tuk dikatakan atau tidak,
Aku hanya ingin kamu tahu bahwa kamu tak perlu menunggu sampai esok... 🎵

"Kamu benar-benar pintar memilih lirik lagu," puji Zhou Shu Yi tiba-tiba sambil memiringkan posisi tidurnya menghadap Gao Shi De. "Ternyata seleramu bagus juga."

Mendengar pujian Zhou Shu Yi barusan membuat Gao Shi De jadi serba salah. Rasanya senang, malu, dan kikuk bercampur menjadi satu. Jengah ditatap Zhou Shu Yi sedemikian rupa, Gao Shi De membuat suara 'Tch' lalu beringsut masuk ke dalam selimut dan berbaring sembari memalingkan wajahnya dari Zhou Shu Yi.

"Ayo, teruskan," pinta Zhou Shu Yi lagi, "Suaramu bagus, kok."

Gao Shi De hanya bisa tersenyum malu. Bila saja lampu di ruangan ini menyala terang, rona merah yang membuat pipinya terasa hangat saat ini akibat pujian Zhou Shu Yi pasti akan tampak jelas. Beruntung suasana saat ini cukup gelap, jadi Zhou Shu Yi tak mungkin melihatnya.

"Ini....kedua kalinya kamu memujiku," balas Gao Shi De dengan senyum tertahan, dirinya masih enggan untuk memalingkan wajahnya ke arah Zhou Shu Yi. Debaran di jantungnya pun masih terasa tak karuan.

Tiba-tiba Zhou Shu Yi menjulurkan tangan kirinya yang terkepal seolah sedang memegang microphone ke wajah Gao Shi De, "Silahkan, lanjutkan nyanyiannya..." Zhou Shu Yi menirukan gaya bicara seorang pembawa acara terkenal dari sebuah ajang reality show ternama di salah satu stasiun TV.

Melihat apa yang dilakukan Zhou Shu Yi, Gao Shi De pun memberanikan diri untuk menoleh ke arah pria di sampingnya itu. Matanya menatap Zhou Shu Yi dan 'microphone' ditangannya secara bergantian.

Zhou Shu Yi lantas menarik 'microphone' itu ke mulutnya sambil tak melepas tatapannya ke wajah Gao Shi De.

"Aku ini jarang sekali memuji orang. Jadi, tolonglah...," pintanya sambil tersenyum manis, membuat debaran di dada Gao Shi De kian menjadi-jadi.

Zhou Shu Yi kembali menjulurkan 'microphone' di tangannya ke wajah Gao Shi De yang masih tampak terdiam terpaku. Untuk sesaat Gao Shi De tak mampu berpikir, otaknya terasa kosong dan debaran di dadanya terasa semakin tak menentu. Tatapannya beralih dari 'microphone' yang ada di hadapannya dan wajah Zhou Shu Yi secara bergantian.

Tak lama kemudian Gao Shi De menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan suara keras, "Baiklah," lalu memiringkan tubuhnya menghadap Zhou Shu Yi.

Dengan wajah girang Zhou Shu Yi menarik tangan beserta 'microphone' itu dari wajah Gao Shi De. Lalu bersiap untuk menikmati nyanyian dari pria yang ada di sampingnya itu.

Gao Shi De membenahi posisi bantal di kepalanya agar dirinya merasa lebih nyaman. Menarik bantal itu agar posisinya lebih dekat menghadap wajah Zhou Shu Yi, lalu menekuk tangan kirinya untuk dijadikan bantal tambahan agar lebih nyaman. Zhou Shu Yi pun melakukan hal yang sama.

Gao Shi De berdehem beberapa kali, mencoba membuat tenggorokannya terasa lega sekaligus mencoba mengulur waktu demi menenangkan debaran di dadanya. Bisa sedekat ini menatap Zhou Shu Yi adalah hal yang teramat sangat langka. Dan Gao Shi De ingin momen ini bisa berjalan sempurna agar Zhou Shu Yi bisa 'melihat' dirinya dengan jelas.

"Oke, bersiaplah..." Gao Shi De menarik nafas panjang, melempar senyum tipis ke arah Zhou Shu Yi, lalu mulai melanjutkan menyanyikan lagu yang dia nyanyikan sebelumnya.

Gao Shi De memberanikan diri menatap langsung wajah Zhou Shu Yi yang kini tengah bersiap mendengarkannya bernyanyi dengan mata terpejam. Wajahnya terlihat begitu tenang dan damai, sangat manis. Begitu indah sehingga membuat dada Gao Shi De terasa sesak karena dipenuhi rasa cinta yang terpendam sekian lama.

Sesaat kemudian lagu "Aqua Blue" mengalun. Dan Gao Shi De tahu betul kalau lagu ini adalah lagu kesukaan Zhou Shu Yi.

🎵 Jika kamu juga menginginkannya,
Ubah kebiasaan dengan perlahan di tengah derai hujan.
Langit dan bumi terus berputar,
Ini bukan hanya tentang ketenangan pikiran... 🎵

Zhou Shu Yi dengan matanya yang masih terpejam, perlahan menggerakkan tangan kirinya ke arah bagian siku lengan Gao Shi De yang dipakai sebagai tumpuan kepalanya, lalu mengetuk-ngetukkan jemarinya pelan seiring dengan ketukan nada dari lagu yang tengah disenandungkan Gao Shi De untuknya.

🎵 Panggilan itu tak pernah ada,
Kini menyadarkanku,
Aku hanya ingin mendengar kamu mengucapkan cinta berulang kali... 🎵

Kilasan-kilasan kejadian mulai menari-nari di pelupuk mata Gao Shi De ketika dirinya menyanyikan baris demi baris lirik lagu yang sebenarnya merupakan curahan perasaannya kepada sosok pria manis yang kini tengah terkantuk-kantuk di hadapannya itu.

🎵 Aqua blue terlihat romantis di matamu.
Mungkin angan-angan tidak lagi membuatku merasa nyaman,
Matahari menyinari lautan,
Kamu kini hidup di dalam hatiku... 🎵

Zhou Shu Yi yang tampak frustasi keluar dari ruang seni setelah insiden 'tangisan patah hati' dan 'ciuman di kolam renang' bersamanya...

🎵 Desah nafasmu, suaramu...
Jarak terdekat, keheningan sepenuhnya.
Rasa pengap ini membuat waktu berhenti.
Hingga hujan cerah berikutnya,
Aku tidak bisa berhenti merindukanmu... 🎵

Gao Shi De yang sengaja 'merusak' gagang pintu ruang klinik dan sengaja mengubah rute pada peta...

🎵 Jika kamu juga menginginkannya,
Ubah kebiasaan dengan perlahan di tengah derai hujan.
Langit dan bumi terus berputar,
Ini bukan hanya tentang ketenangan pikiran... 🎵

Gao Shi De yang melihat Zhou Shu Yi tengah menatap kedua sahabat karibnya bermesraan dari balik tembok...

🎵 Panggilan itu tak pernah ada.
Kini menyadarkanku,
Aku hanya ingin mendengar kamu mengucapkan cinta berulang kali... 🎵

Gao Shi De yang sengaja menutup pintu klinik yang sudah dirusaknya agar terkunci...

🎵 Aqua blue terlihat romantis di matamu.
Mungkin angan-angan tidak lagi membuatku merasa nyaman.
Matahari menyinari lautan,
Kamu kini hidup di dalam hatiku... 🎵

Gao Shi De yang sengaja mencabut dan mematikan saklar listrik utama di ruangan klinik...

Gao Shi De menatap pria di hadapannya yang kini sudah tertidur lelap, mengangkat telapak tangannya dan meletakkannya di atas jemari Zhou Shu Yi yang berada di sikunya. Hanya dengan begini dia baru bisa menatap wajah pria itu lekat-lekat. Menyusuri wajah Zhou Shu Yi dari kening, lalu turun ke hidungnya yang mungil, pipinya yang seputih salju, lalu ke bibir tipisnya yang berwarna merah muda.

(Aku mencoba agar bisa selalu dekat denganmu tanpa kamu sadari...

...dan bertanya padamu : " Bisakah kita tetap seperti ini selamanya?"

Namun sayangnya...aku tak punya cukup nyali untuk mengatakannya....)

~ Gao Shi De.

Satu jam kemudian...

Setelah Zhou Shu Yi tampak tertidur pulas, Gao Shi De berusaha memindahkan posisi tangan Zhou Shu Yi yang menempel di sikunya dengan hati-hati, kemudian beringsut perlahan dari tempat tidur, lalu berjalan dengan tanpa suara ke arah patung kerangka manusia yang berada di seberang ruangan, membuka bagian kepalanya lalu mengeluarkan secarik kertas dari dalamnya. Gao Shi De kemudian membawa secarik kertas itu ke laptop yang ada di meja kerja Pei Shou Yi, menghidupkannya lalu memasukkan password dan mengaktifkan WiFi nya.

(Password : Ee1l)

🌊🌊🌊

🗂 Catatan penulis :

Yuhuuuu!! Cuma mau ngabarin kalau nopelnya sudah sampaiiiii.
Kyaaaaaa!!! 😍

Nah, sekarang pertanyaanya...

Apa aku ada niatan untuk nerjemahin novelnya juga gak?

Hmmm, sejujurnya aku masih belum ada niatan sih buat nerjemahin novelnya.

Pertama, ancaman copyright karena ada kemungkinan ijinnya susah secara novelnya ini udah masuk major publishing gitu deh. Jadi kemungkinan dapet ijinnya agak bermasalah yaa. Dan aku gak mau akunku kenapa-kenapa kalo sampe kena sisir copyright 😅✌🏻

Kalo retelling 'kan itungannya masih masuk 'ranah abu-abu' gitu deh, jadi masih 'amaaaan' 😆

Kedua, ya aku mo nyoba baca dulu deh, liat gimana ntar juga. Pingin menikmati cerita versi aslinya dulu baru tak liat, gimana-gimananya ntar 😄👌🏻

So, that's it. Demikian sekilaf infonya.

Jangan lupa like nya yaaaa....

Tengkyu 😚

Funzee Shu

PS.

Psssst!! Buku keduanya lagi di PO ya...
Sebenarnya aku ngincer yang ada tanda tangannya DeYi/SamYu gitu deh, tapi kalah gerecep CO nya jadi keburu ludes. Hikseuuu 😭

Jadi dapetnya yang versi blogger package deh 😆✌🏻

~fs20210408

Continue Reading

You'll Also Like

122K 4.4K 35
๐Ÿ“šCOMPLETE BOOK ๐Ÿ“š ____________________________________________________ ๐Ÿ‡ฌ๐Ÿ‡ง This is an authorized novel translation from the original author, and t...
540K 19.6K 70
After the betrayal of his fiance and bestfriend on his bachelor party Yang Yuteng just want to take revenge on them. "Chris Wu i will make sure you...
83.9K 10.8K 55
Spring Trees and Sunset Clouds ๆ˜ฅๆ ‘ๆšฎไบ‘ by ๆœช่‰ฏ Chลซn Shรน Mรน Yรบn by Wei Liang Genres: Transmigration to alternate space-time, rural, slice of life, BL Novel...
1.8M 117K 200
**Story is gonna be slow paced. Read only if you have patience. ๐Ÿ”ฅ** Isha Sharma married a driver whom she had just met. She was taking a huge risk...