HEAVEN

By naravc_

27.5M 2.4M 751K

Heaven Higher Favian. Namanya berartikan surga, tampangnya juga sangat surgawi. Tapi sial, kelakuannya tak me... More

1. IN HEAVEN
2. CHAPTER 1
3. CHAPTER 2
4. CHAPTER 3
5.CHAPTER 4
6. CHAPTER 5
7. CHAPTER 6
8. CHAPTER 7
9. CHAPTER 8
10. CHAPTER 9
11. CHAPTER 10
13. CHAPTER 12
14. CHAPTER 13
15. CHAPTER 14
16. CHAPTER 15
17. CHAPTER 16
18. CHAPTER 17
19. CHAPTER 18
20. CHAPTER 19
21. CHAPTER 20
22. CHAPTER 21
23. CHAPTER 22
24. CHAPTER 23
25. CHAPTER 24
26. CHAPTER 25
27. CHAPTER 26
28. CHAPTER 27
29. CHAPTER 28
30. CHAPTER 29
OPEN GC WA+TELE
31. MUTIA MULAI POSESIF
32. KHILAF TERINDAH
33. HEAVEN = T-REX
34. MIMPI BURUK MUTIA
35. DANGEROUS
36. MIRIS AKHLAK
37. DRUGS
38. 360 DEGREE
39. AWAL MASALAH
40. RETAK
41. MISING YOU
42. TERJEBAK HUJAN
43. SAKIT?
44. EVERY TIME
45. OBGYN
46. BABY
47. FLASHBACK [spesial chapter]
48. KITCHEN
49. TESLA
50. CEYSIA ANGELYN
51. TERUNGKAP
52. HIGH HOPE
53. FOR MY LOVE
54. PENGAKUAN
55. TYPO
56. 831
57. NIGHT ON THE BEACH
58. NIGHT ON THE BEACH 2
59. GIFT
60. BUAS
61. FOTO?
62. FITTING
63. RENCANA JAHAT
URGENT
64. PESTA PETAKA
65. PATAH
67. Kamu, disampingku.
68. TO HEAVEN (End)
70. A DREAM (END)

12. CHAPTER 11

470K 45.9K 5.1K
By naravc_

HAPPY READING DEAR.

SUDAH MENJADI KESEHARUSAN UMAT READER UNTUK VOTE DAN KOMEN KAN HEHEHE⚠️

3,5k vote + 1 k komen

Yang uwu ada paling bawah

Gimana hari ini? ada yang positif?


Kenapa kamu aku kasih nama Heaven?

....

12 tahun lalu

Cup.

"Huaaa, jangan cium Mutia terus!" anak kecil itu terus terusan mengelap pipinya yang baru saja dikecup.

"Biarin, karena cuma aku yang bisa cium kamu hehehe," balas Heaven dengan gaya songongnya. "Kalo nggak mau dicium lagi kamu harus janji jangan ciuman sama siapun, oke?"

Bocah lima tahun itu menggeleng pelan. "Nggak mau, nanti Mutia nggak boleh ciuman sama pacar dong," cicitnya diringi dengan pipi gembil yang menggebung.

"Nanti Kak Heaven yang bakal jadi pacarnya Mutia. Bukan cuma pacar, tapi suami juga," balas bujang kecil yang belum genap berusia delapan tahun itu. Meskipun sering sekali cengengesan tapi ada kalanya anak itu serius.

Jadi suami Heaven? sepertinya menyenangkan pikir Mutia, jari kelingkingnya kemudian dia acungkan ke arah bocah laki laki itu, "Janji."

Heaven mangangguk mantap. Lalu menautkan jari kelingkingnya juga.

"Janji nggak cium juga, sampai Mutia gede?"

"Iya janji Swiper jelek," ucap Heaven lalu kembali merangkul gadis kecil itu.

Swiper, hewan rubah yang ada di film dora. Entah kenapa Heaven menjuluki Mutia seperti itu. Ah namanya juga anak anak.

Heaven

Ah sial, cewek itu salah jalan. Bukannya terhindar dari cowok yang mengejarnya ia malah terjebak di gang buntu yang sangat sepi. Mutia memang paling payah kalau sedang panik, langkahnya asal tanpa memperhatikan jalanan didepannya.

"Sia sia lo lari, otak bodoh kaya lo mana bisa milih jalan," cibir cowok yang melangkahkan kakinya maju mendekat.

Mutia menoleh kekanan lalu kekiri, berusaha mencari pertolongan.

GRAP

"Ackh," pekik Mutia saat tangan besar Kriss berhasil mencekal tangannya.

Gang sepi membuat cowok itu semakin berani melancarkan aksinya. "Diem!"

" Ikut gue!"

"Lo gila!" tangan Mutia terus memukuli cekalan Kriss. "Lepasin, atau gue teriak!"

"Teriak lah, teriakan ketiga lo mati ditangan gue," tantangnya dengan seringanan jahat dari sudut bibirnya. Dia yakin tidak ada yang mendengar teriakan Mutia, karena gang itu memang sangat sepi dan kumuh.

Cewek itu tidak kehabisan akal, tangan kekar itu ia gigit kuat sampai berdarah.

"Setan!"

PLAK

Tamparan keras melayang tepat di pipi kanan cewek itu. Sekatika dia meringis manahan rasa nyeri dan panas sampai matanya berkaca kaca.

"Lo nggak pantes jadi manusia!" jerit Mutia diiringi derai air mata. Sekujur tubuhnya mulai gemetar.

"Makin berani lo," Kris terkekeh pelan. " Cewek kaya lo nggak usah belaga jual mahal. Inget, nyokap lo lonte. Nggak pantes lo kalo minta dihargain."

"Gue nggak pernah takut sama lo!" tekan Mutia berusaha menormalkan takutnya.

Kriss semakin mendekat, mendorong tubuh cewek itu kedinding. " Sayangnya tubuh lo nggak bisa bohongin gue, gemeteran gitu," ucap cowok itu saat melihat tubuh Mutia bergetar hebat.

BUGH

"Argh! Sial, cewek lonte!" erang Kriss memengangi junior yang sengaja ditendang cewek itu.

"Mampus!" serunya. "Itu belum seberapa setelah lo ngatain mama gue lont-" Mutia menghentikan ucapannya. Terlalu menyakitan.

"Mati lo!" murkanya sambil meringis.

Mutia tersenyum sinis, berfikir bagaimana cara kabur dari gang sempit yang menyandranya.

Dulu cowok itu yang hampir memperkosa ketika mamanya meninggalkannya sendirian di rumah. Semenjak itu Mutia mulai belajar cara melindungi diri, meskipun sekarang masih payah setidaknya sedikit sedikit dia paham.

Kriss adalah anak dari Dito kekasih Dilla- mamanya Mutia. Tidak tahu sejak kapan ada Kriss mulai terobesesi dengan cewek itu.

"Lo nggak bosen gue hajar, sat!" seru sebuah suara.

Atensi mereka berdua langsung teralih mendengar suara begitu familiar di telinga.

Kak Heaven, batin Mutia dengan tatapan berbinar. Syukurlah ada pangeran yang datang diwaktu yang tepat. Seketika ia bernapas lega.

"Lo," Heaven menunjuk Mutia, "bisa pergi dari sini," belaga seperti tidak mengenalinya.

"Hah?" Mutia mengerutkan kening, masih tak percaya Heaven akan begitu ketika dihadapan orang lain. Padahal yang ia pikirkan Heaven akan langsung menghajar Kriss sesuai harapannya.

"Ak-aku?" ucap Mutia menunjuk diri sendiri. Bisa bisanya dia pura-pura tidak kenal sama tunanganny sendiri. Sendangkan Mutia sama cowok lain sok posessif sekali walaupun hanya sekadar chating. Lah diposisi sekarang malah sok tidak kenal. Dasar Heaven menyebalkan.

"Menurut lo?" ucap Heaven tak menatap gadis itu. Fokus menajamkan mata ke musuhnya.

Mutia mendengus kesal, tidak ada adegan penyelamatan dramatis! gadis itu akhirnya melangkahkan kakinya menjauhi kedua cowok itu.

"Kalian semua! Brengsek!" teriak Mutia sebelum belari keluar dari gang tersebut.

Heaven terus memperhatikan kepergian gadis itu,  cowok itu karena hanya tidak mau semakin membahayakan gadisnya.

Heaven

"Cewe gue mana," tanya Heaven yang masih berdiri didepan pintu basecamp.

Tadi sebelum melawan Kriss, dia lebih dulu meminta Fetty menjemput Mutia di depan gang.

"Ada," jawab Ciko santai tanpa menatap sang ketua. masih asik menyemprot pot yang menjadi wadah hidupnya bunga mawar yang ia pelihara.

"Percuma cowok, demennya kembang," cemooh Heaven ingin menendang pot sialan yang disayang sahabatnya.

Ciko tak bereaksi apapun. Dia hanya menatap datar cowok yang berlari kedalam. " Semoga lo nggak bakal ngerasain kehilangan kaya gue Heav,"

"Mutia!" teriakan Heaven menggelengar kepenjuru ruangan. Saking paniknya seperti mencari keluarga disaat ada bencana alam.

"Mutia!"

Kedua temannya merasakan tanda tanda telinganya akan rusak. Gara gara teriakan Heaven, mereka harus segera ke dokter THT.

Arnold menuntup satu telinganya, "Rewel banget si Heav, tuh istri lo di kamar sama Fetty," sahut Arnold yang merasa sangat terganggu.

Lain dengan Shaka yang sedang asik main game, "Kek bini mau lahiran, panik bener."

"Ck, brisik lo! gue lagi khawatir," decaknya lalu menuju kamar.

"Bucin mah beda ya," balas Shaka tak sadar. Lalu sedetik kemudian. "Anjing, taruhan gue sama Fetty kalah dong!"

Cowok itu menepuk jidatnya kuat kuat, perihal Heaven bucin padahal mustahil baginya. Tapi kali ini Heaven menunjukan sisi yang berbeda.

Ceklek.

"Sayang," panggil Heaven pada Mutia. Tanpa permisi dia melangkah masuk kedalam kamar.

Mutia tahu kehadiran Heaven, matanya melirik sekilas lalu tak mengantifkan mode ngambek lagi.

"Bagusan yang ini Kak, kalo yang tadi tuh agak kekecilan," ucap Mutia pada Fetty.

Fetty manggut manggut, "Emm, tapi gue sih suka semuanya. Semuanya beli aja kali ya, lo pilih warna apa? Ntar gue kasih,"

"Ih, nggak usah. Aku nggak pake baju kaya gitu," jawabnya terkekeh.

Heaven menghembuskan napas dengan kasar melihat dua cewek yang tak menghiraukannya. Salah besar kalau sampai Heaven dianggurkan begitu saja. Padahal dalam bayangan cowok itu Mutia akan menangis tergugu. Kenyataannya gadis itu biasa saja.

Keduannya malah keasikan check out shopee.

"Lumayan irit nih, cuma abis 6 juta, hehhehe."

Mutia melongo dibuatnya.

"Ehm!"

"Astaga gue kaget," desis Fetty dan Mutia bersamaan.

"Keluar lo, gue mandiin istri gue," ucap Heaven pada Fetty. Mutia reflek menggeleng. Telapak tangannya meraih lengan Fetty yang ada disampingnya. Berusaha mencari pertolongan dari ancaman meresahkan seorang Heaven.

"Nggak, jangan macem macem sama Mutia, kalian belum sah," tekan Fetty memberi perlindungan layaknya seorang Kakak.

Heaven berdecak, "Besok juga sah," langsung diberi lirikan tajam dari Mutia.

Mimpi banget," gumam Mutia dengan sewot.

Mengingat kejadian tadi, Mutia sangat kesal. Bukannya ditolongin malah diusir begitu saja, cowok apaan coba. Untung saja Fetty tiba tiba lewat daerah itu jadi bisa ikut sekalian pikirnya.

Helaan napas terdengar." Fett, tadi gue liat Arnold lagi VCS," ujar Heaven ngada ngada. Agar Fetty segera menyingkir.

"APA!"

"Nggak percaya? Serah lo," pancingnya santai, dia kemudian meraih tangan Mutia.

"Nggak usah megang," sinis Mutia malas menatap cowok itu. " Kak Fetty mau kemana?"

"Lo sini dulu Mutia, ada yang lebih penting dari segalanya." Fetty langsung bergegas keluar dari kamar.

"Yah, kok pergi sih. Awas, aku mau nyusul Kak Fetty," usirnya lalu melepaskan cekalan tangan Heaven.

"Mutia," panggil Heaven dingin, dari tatapannya cowok itu sangat serius.

Mutia mendongkan kepala, "kenapa? mau pura pura nggak kenal. Its okay," lirihnya dengan sorot mata terluka.

"Lo mandi dulu, setelah itu gue jelasin," titahnya mengangkat tubuh cewek itu kekamar mandi.

"Nggak mau!"

"Lo harus mandi! gue nggak mau lo disentuh sama anjing kaya dia!" gertak Heaven mulai emosi.

Mutia terdiam seketika, benar juga kata Heaven.

"Iya, Mutia mandi," putusnya mengkuti perintah Heaven.

Setelah mandi, gadis yang biasanya keras kapala itu hanya duduk diam di sofa. Menunggu Heaven mengintrogasinya.

"Maaf, gue telat tadi."

Mutia segera menarik jarinya, "Maaf buat apa. Btw makasih, udah nolongin," sinisnya tak berani menatap mata elang yang ada dihadapannya.

"Lo marah sama gue?!"

"Nggak," sahutnya semakin sewot.

Tak kehabisan akal, Heaven memegang kedua pundak Mutia dengan tangannya. reflek Mutia memberontak meskipun tak punya tenaga, "Kasih liat wajah jelek lo dulu, baru gue lepas,"

"Udah, lah. Males aku tuh." Elak Mutia dengan jengah.

Persetan dengan ucapan Mutia Heaven langsung memeluknya. Dia tahu cewek itu sedang terluka, tapi sedihnya dia tidak mampu mengungkap.

Setelah berapa menit hanya diam saja, akhirnya suara isak tangis terdengar begitu pilu. Membuat dada Heaven tentunya ikut berdenyut nyeri.

"Mutia sendirian," cicitnya di sela sela tangisnya.

"Ada gue," balas Heaven lembut.

"Kak Heaven kenapa pura-pura kenal sama Mutia," kesal Mutia lalu memukuli dada bidang yang memeluknya. Pukalan itu tak membuat Heaven kesakitan, dia terima terima saja menjadi penyalur luka gadis itu.

"Maaf,"

Kemudian cewek itu menangis sejadi jadinya.

"Udah lah, awas!" Mutia mengurai pelukannya. Sudah puas menangis.

"Lah, kok udahan Yang," Heaven berusaha memeluknya lagi. Masih nyaman diposisi tadi, ada sensasi empuknya.

"Kak Heaven nggak tulus, cuma modus doang!" cetusnya lalu menyeka air mata.

"Mana ada, peluk sekali lagi Yang. Empuk," Heaven kembali mengeratkan pelukan.

"Enak aja!" sahutnya kembali tegar. Gadis dengan bulu mata yang semakin lentik setelah habis menangis itu mengehela napas pelan, lalu meminta dilepaskan.

Heaven kembali ke mode serius, jarinya menyisipkan anak rambut gadis itu kebelakang telinga. Tatapan mereka tak lepas satu sama lain. "Gimana lo bisa kenal sama Kriss, cerita sama gue,"

Setelah diyakinkan, akhirnya Mutia menceritakan tentang cowok brengsek itu.

Heaven


"Mau?" tawar Mutia menyodorkan makanan favoritnya.

"Buat lo aja,"

"Kenyal banget tahu Kak, ih manis lagi," seketika mood cewek itu membaik karena dibelikan cemilan satu kantong plastik.

"Kenyalan punya lo," sahut Heaven, membuat bola mata gadis itu terbuka lebar.

"Dasar mesum!"

Plak

"Sakit Mutia," keluh Heaven yang tadinya rebahan langsung duduk seketika karena mendapat pukulan di dada.

"Makanya yang normal jadi cowok!"

Heaven terkekeh, begini sudah paling normal.

"Aaaa, buka mulut lo," ucapnya selasai membuka bungkus yupi.

"Makasih," Mutia menerimanya dngan senang.

"Nggak gratis, lo harus bayar," ujar Heaven manatap tanpa ekspresi.

"Dasar pelit! permen yupi gini disuruh bayar. Mending tadi beli sendiri!" gerutu Mutia mau beranjak meninggalkan cowok rese itu.

GRAP

Dengan hitung detik tubuh Mutia sudah berada dibawah kungkungan cowok itu.

"Bikin proyek anak kembar, mau?"

Ig @nnaracv09

@hheavenhigher

Continue Reading

You'll Also Like

35.8K 278 60
Kebanyakan yg udah tamat, jadi gak usah nunggu author nya up. Rekomendasi cerita yg pernah saya baca. Dari mulai teenfiction, fanfiction, young adult...
237K 9.2K 52
Dari benci bisa jadi cinta! Hal itu yang di rasakan oleh laura kepada gibran si cowok rese yang berhasil merebut hatinya
4M 274K 51
ROMANCE - COMEDY "Kenapa gitu? Cuma karena gak shalat subuh saya jadi gak bisa halalin kamu? Kalau gitu besok saya shalat subuh, terus ke sini lagi s...
14.7M 1.5M 61
Kriminal berbahaya itu, akan menjadi seorang ayah.