HEAVEN

Від naravc_

27.5M 2.4M 751K

Heaven Higher Favian. Namanya berartikan surga, tampangnya juga sangat surgawi. Tapi sial, kelakuannya tak me... Більше

1. IN HEAVEN
2. CHAPTER 1
3. CHAPTER 2
4. CHAPTER 3
5.CHAPTER 4
6. CHAPTER 5
7. CHAPTER 6
9. CHAPTER 8
10. CHAPTER 9
11. CHAPTER 10
12. CHAPTER 11
13. CHAPTER 12
14. CHAPTER 13
15. CHAPTER 14
16. CHAPTER 15
17. CHAPTER 16
18. CHAPTER 17
19. CHAPTER 18
20. CHAPTER 19
21. CHAPTER 20
22. CHAPTER 21
23. CHAPTER 22
24. CHAPTER 23
25. CHAPTER 24
26. CHAPTER 25
27. CHAPTER 26
28. CHAPTER 27
29. CHAPTER 28
30. CHAPTER 29
OPEN GC WA+TELE
31. MUTIA MULAI POSESIF
32. KHILAF TERINDAH
33. HEAVEN = T-REX
34. MIMPI BURUK MUTIA
35. DANGEROUS
36. MIRIS AKHLAK
37. DRUGS
38. 360 DEGREE
39. AWAL MASALAH
40. RETAK
41. MISING YOU
42. TERJEBAK HUJAN
43. SAKIT?
44. EVERY TIME
45. OBGYN
46. BABY
47. FLASHBACK [spesial chapter]
48. KITCHEN
49. TESLA
50. CEYSIA ANGELYN
51. TERUNGKAP
52. HIGH HOPE
53. FOR MY LOVE
54. PENGAKUAN
55. TYPO
56. 831
57. NIGHT ON THE BEACH
58. NIGHT ON THE BEACH 2
59. GIFT
60. BUAS
61. FOTO?
62. FITTING
63. RENCANA JAHAT
URGENT
64. PESTA PETAKA
65. PATAH
67. Kamu, disampingku.
68. TO HEAVEN (End)
70. A DREAM (END)

8. CHAPTER 7

557K 49.9K 5.3K
Від naravc_

Hai Dear..

Jadi niatnya kemarin malam mau update tapi hati sedang berantakan.

Gimana, masih pada nungguin Heaven update nggak?

Kalau iya. Ramein deh. Disetiap paragraf.
eh yang seru seru aja deh. Cape juga kalo komen distiap paragraf. Iya nggak hehehh.

Jangan lupain vote ya. Penting banget buat semangati aku, walaupun sepele sih menurut kalian.

3,5k vote+ 1k komen

Gue udah ngelamar lo, waktu lo umur 5 tahun- Heaven.

Heaven

Heaven tersenyum ketika melihat tunangannya tidak rewel ataupun meringik saat diobati. Bibir manis gadis itu hanya meringisan pelan menahan ngilu sebagai respon jika tubuhnya sedang tidak baik baik saja.

Kuat bener lo, batin Heaven fokus memperhatikan wajah Mutia lalu kedua Art yang sibuk memberisihkan luka.

"Maaf ya Bi, jadi ngerepotin," ucap gadis itu terdengar sungguh sungguh.

"Ya Allah Non, nggak ngerepotin sama sekali. Sudah tanggung jawab kami sebagai pelayan," balas bi Anik setelah mengompres luka di kening.

Pokoknya dari mandi, sampai ganti baju Mutia dilayani oleh art itu. Makanya dia semakin tidak enak hati.

"Dah Non, selesai. Den kita pamit ke dapur boleh?" ijinnya pada Heaven.

Heaven mengangguk, " Nanti kalo ada paket terima aja Bi, isinya HP baru."

"Oh iya, Den. Baik nanti saya ambil, "

"Buat Bibi, ada 2." ujar Heaven datar, langsung membuat kedua asisten itu sumringah.

Dimata asisten rumah tangga cowok itu memang terkenal dengan keroyalannya. Selama pekerjnya loyal, maka siap siap mendapat bonus.

"Makasih Den, tapi Bibi-"

"Asal jangan bilang ke Mama," potongnya mendekati ranjang Mutia

Kedua pelayan itu mengangguk patuh, sedangkan Mutia berekspresi lain

"Saya keluar Den," pamitnya langsung diangguki Heaven.

"Mau ngapain!" sinis Mutia milirik Heaven yang naik ke ranjang.

"Nyari kesempatan lah, mumpung lo pincang," jawabnya santai lalu mengeluarkan ponselnya.

BUGH

Kepalan tangan Mutia seketika mandarat di dada Heaven. Cowok itu harus diberi pelajaran biar cepat paham.

"Tangan lo enteng bener mukul orang," giliran tangan Mutia yang diapit di ketiak cowok itu.

"Nggak mau! Bau Kak. Ih gila si!" kesal Mutia menarik narik satu tangannya. Bau? faktanya Heaven selalu wangi dimanapun dia berada.

"Makanya diem!"

"Ya lepas makanya," jawab Mutia mencengkram lengan Heaven dengan satu tangannya.

"Bilang dulu siapa yang mukul lo sampe babak belur kaya gini," tekan Heaven melototi gadis itu.

Mutia kembali diam, dia tak mungkin menjelaskan siapa pelakunya. Dia tak mau membebani siapapun.

"Siapa? ngomong?"

"Udah deh-"

Heaven mendengus, "Lo itu tanggung jawab gue Mutia," ucapnya dengan nada serius, langsung membuat Mutia tertegun dengan ucapannya.

"Kalo bukan gue, siapa lagi yang bakal ngelindungin lo," benar juga kata Heaven.

Napas Mutia tercekat, "Le-lepasin nggak,"

"Nih gue lepas." ujar Heaven melonggarkan ketiaknya, "Tapi nggak buat hati lo,"

"Maksudnya?"

"Nggak ada. Gue cuma pengin nyusu," balas Heaven asal. Lalu membenarkan duduknya.

Susu ultramilk maksudnya.

BUGH

Satu pukulan lagi, Heaven harus sabar menghadapi gadis yang doyan memukul seperti Mutia. Itung itung karmanya juga yang sering memukuli orang.

"Mukul lagi! Gue makan, abis lo!"

"Dih, " Mutia menggidik ngeri.

Tak lama ia lalu merebahkan tubuhnya pelan sambil mengambil satu buku PR yang berada di nakas. Sebagai pengalihan agar tidak gugup.

"Mumpung Mama sama Papa nggak ada, kan lumayan kalo bisa nabung bocah," ucap Heaven mendekat kearah Mutia. Bibirnya siap mengecup pipi gembil yang sedikit lebam.

"Aku aduin ke komnas perlindungan anak, kelar hidup kamu Kak," ancamnya melirik cowok yang berprediakat meresahkan itu.

Ngomong ngomong, orang tua Heaven pergi ke Singapura tadi pagi karena alasan Oma nya sakit. Menurut Heaven sih, akal akalan saja biar semakin mendekatkan mereka berdua.

Heaven mana bisa dibilangin, tangannya malah keraih pingging ramping Mutia lalu mengeratkannya.

"Minggir, nggak usah grepe bisa!"

"Serah gue, rumah gue juga! lo juga tunangan gue," ketus Heaven tak peduli.

Yah memang benar rumah Heaven, Mutia hanya menumpang.

"Eng," raut wajah Mutia berubah sendu. " Besok kalo aku udah berani sendirian, bakalan nggak numpang lagi kok,"

Iya, tentunya bareng gue sayang. batin Heaven manatap netra hitam indah gadis yang ada disampingnya.

Heaven salah bicara, sepertinya Mutia terluka karena ucapan itu.

"Baper?"

Mutia diam, berusaha turun dari ranjang dengan susah payah.

"Mau kemana!?"

GRAP

"Auh, kaki ku sakit," pekik Mutia meringis ngilu, dengan sekali tarikan dia sudah berada dalam kungkungan cowok meresahkan itu.

"Anteng bentar biar kaki lo nggak sakit," intruksi Heaven, satu tangannya meluruskan kaki Mutia agar sejajar.

Mata Heaven terus menyusuri setiap lekuk wajah gadis yang penuh memar dan cakaran, gadis kuat yang tidak menangis saat wajahnya dibersihkan dan diobati.

"Aku pengin sendirian please, mau belajar buat besok."

"Gue bisa jadi guru lo, nggak perlu belajar sendirian."

Belajar apa? Heaven sukanya yang menyimpang sih belajarnya.

"Ck, males. Kak Heaven minggir sih, sesek napas akutuh."

Heaven tetap menatapnya dalam, "Lo nggak kena bully kan?"

"Mana ada, aku kan kuat. Memangnya aku gampang dikalahin sama mereka," balas cewek itu mendorong dada bidang Heaven. " Tadi tuh aku nggak kuat karena belum makan aja."

Bibir Heaven seketika menerbitkan senyumnya,"Bagus. Itu baru cewek gue, jangan mau diintimiasi sama siapapun ya. Kalo perlu ntar gue ajarin bela diri, biar lo tambah kuat," ujar Heaven mencubit bibir ranum cewek itu gemas.

"Sakit Kak. Tunangan sama kamu badanku bisa rusak sebelum tua tahu nggak," tangannya meremat kuat perut Heaven.

"Belum aja gue unboxing lo, sekali kena lo nagih nggak mikir badan rusak," cowok itu lalu melepas dekapannya dan duduk tegak bersandar dikepala ranjang.

Mutia mendengus, mau mengusir nanti jawaban Heaven sama lagi makanya lebih baik diam menunggu cowok itu pergi dengan sendirinya.

Drett..

Drett..

Mutia mau mengambil ponsel tapi kalah cepat dengan Heaven.

"Siniin Kak," pinta Mutia menadahkan tangan.

"Jari lo yang siniin," ujar Heaven penasaran dengan isi ponsel Mutia.

"Nggak!" tangannya ditarik tapi kalah kuat dengan Heaven. Alhasil jarinya menempel pada finger print dan berakhir bisa dibuka.

"Kak, jangan. Privasi aku ya. Kamu nggak boleh kaya gitu, sembarangan banget," Mutia langsung cemberut.

"Ck, siapa suruh nyupang gue," celetuk Heaven fokus mengotak atik ponsel Mutia, aura aura kerajaan api mulai berkobar setelah membaca pesan dari kontak yang bernamakan 'Galang'

Galang.
Mutia, besok pagi gue jemput bisa?

"Hah, maksud kamu?" Mutia kebingungan.

Heaven tak menjawab, raut wajahnya menjadi merah padam. "Muka jelek jutek, tepos, nggak ada tt kaya lo bisa punya cowok juga ya."

"Cowok? mana ada aku punya cowok. Ngarang banget kamu. Udah siniin hp ku, kepo banget sama urusan orang,"

"Terus ini yang dimaksud privasi," Heaven menunjukan layar ponselnya.

"Itu temen ku, Galang. Emang kenapa sih, siniin Kak. Aku mau bales," ujarnya berusaha meraih tangan kekar itu.

"Lo lupa?" tanya Heaven dengan tatapan mengintimidasi.

"Lupa? lupa apa sih Kak," cicit Mutia memelankan suaranya.

Dreet..

Galang.
Bisa kan? ntar gue bawain lo bubur kesukaan lo.

Heaven semakin panas, "Besok pagi berangkat sama gue. Nggak ada cerita lo boncengan sama cowo lain,"

"Ih nggak mau. Males dapet masalah lagi, belum sembuh nih lukanya," ucap Mutia keceplosan.

"List cewek yang ngeroyok lo, atau gue kroyok cowok yang chat lo," ancamnya lalu beranjak dari kasur gadis itu.

"Sialan. Kembaliin hape Mutia Kak...."

heaven

"Kaya muka pengin tapi nggak keturutan muka lo. Nggak dikasih jatah ya sama calon bini?" siapa lagi kalau bukan kaleng rombengnya trakers geng.

"Sialan lo," ketus Heaven setelah menghisap rokoknya. "Fetty sama Arnold kemana?"

"Ngambek, kaya nggak tahu dia aja lo." ucap Shaka dengan mata jelalatan lirak lirik cari cewek.

Heaven mengangguk kecil, paham dengan ulah sahabatnya. Tak lama setelah itu dering ponsel berbunyi. Samar samar terdengar nyaring bersamaan dengan dentuman alunan musik Dj club.

"Anjing, tunangan seminggu kok jadi Kpopers lo," ucap Shaka terkekeh mendengar lagu milik grup kpop yang berjudul life goes on.

Bukan, bukan ponsel Heaven yang berbunyi. Melainkan ponsel Mutia.

Heaven dengan wajah datarnya segera menarik ponsel itu dari saku celananya.

Bitch! is calling....

Heaven mengerutkan kening, "Siapa?"

"Siapa Jan?" Shaka juga ikut penasaran.

"Itu hape siapa, kok casenya cowok bertujuh," tanya Ciko yang keheranan.

"Nggak tahu, black pink kali." jawab Shaka sok tahu.

"Heh, Blackpink cewek, tolol!" gemas Ciko langsung menonyor kepala sahabatnya.

"Ya kali, mana gue tahu sih. Begituan,"

"Lo tahunya hentai doang, begituan mana lo tahu," cibir Ciko lagi. "Pasukan minta link kan lo,"

"Njir, gue yang suka bagi link ke lo semua ya! " kesal Shaka lalu menghela napas kasar. Iya tahu Shak, kamu hacker kan. Sayangnya lo suka nge hack yang berbau negatif sih.

Setelahnya Heaven iseng membuka galeri di ponsel Mutia. Foto foto cantik dan natural membuat cowok itu seperti hilang kesadaran.

"Lo udah gue lamar dari umur 5 tahun," lirihnya diringi senyum yang mengembang.

08, Agustus 2021

Ig @nnaravc09


Mas Heaven, gampang banget bibirnya kalo minta nyusu.


Mutia, cangtip

Mas Ciko herdian. Euu.. kesayangan emak emak nih. Anak baik

Shaka udah, nggak usah petakilan bisa. Akutuh cape ngadepin kamu.

Arnold, bukan juri MasterChef ya..

Minta apa lagi kamu Fet fet....

Продовжити читання

Вам також сподобається

SAY LOVE 2 Від ryuka (rain)

Підліткова література

103K 15.2K 13
Prahara pernikahan Papi Alvares dan Mami Naya. ____ •cover dari pinterest
Story From Most Wanted (END) Від Vivinurya

Підліткова література

62.3K 2.1K 54
"Pokoknya mulai sekarang lo babu gue! Gue. Nggak. Terima. Penolakan!" ujar Avram penuh penekanan lalu meninggalkan Michelle dan Alisya. "Ihh dasar so...
JANGAN CUEK! Від jiaaa

Підліткова література

4.2M 337K 61
(SUDAH TERBIT, TERSEDIA DI GRAMEDIA) "Bisa gak sih kamu jangan cuek sama aku?!" "Ribet, mau putus?" Mengejar cinta pacarnya sendiri? Ini yang di alam...
My Lovely Badboys Від Anita Dwi Prastiwi

Підліткова література

2.7M 126K 30
Kehidupan Vanessa berubah semenjak ia bertemu dengan Jonatan, si badboy yang notabene ketua geng SMA Bina Bangsa. Namun bagaimana kehidupannya kini s...