HEAVEN

By naravc_

27.5M 2.4M 751K

Heaven Higher Favian. Namanya berartikan surga, tampangnya juga sangat surgawi. Tapi sial, kelakuannya tak me... More

1. IN HEAVEN
2. CHAPTER 1
4. CHAPTER 3
5.CHAPTER 4
6. CHAPTER 5
7. CHAPTER 6
8. CHAPTER 7
9. CHAPTER 8
10. CHAPTER 9
11. CHAPTER 10
12. CHAPTER 11
13. CHAPTER 12
14. CHAPTER 13
15. CHAPTER 14
16. CHAPTER 15
17. CHAPTER 16
18. CHAPTER 17
19. CHAPTER 18
20. CHAPTER 19
21. CHAPTER 20
22. CHAPTER 21
23. CHAPTER 22
24. CHAPTER 23
25. CHAPTER 24
26. CHAPTER 25
27. CHAPTER 26
28. CHAPTER 27
29. CHAPTER 28
30. CHAPTER 29
OPEN GC WA+TELE
31. MUTIA MULAI POSESIF
32. KHILAF TERINDAH
33. HEAVEN = T-REX
34. MIMPI BURUK MUTIA
35. DANGEROUS
36. MIRIS AKHLAK
37. DRUGS
38. 360 DEGREE
39. AWAL MASALAH
40. RETAK
41. MISING YOU
42. TERJEBAK HUJAN
43. SAKIT?
44. EVERY TIME
45. OBGYN
46. BABY
47. FLASHBACK [spesial chapter]
48. KITCHEN
49. TESLA
50. CEYSIA ANGELYN
51. TERUNGKAP
52. HIGH HOPE
53. FOR MY LOVE
54. PENGAKUAN
55. TYPO
56. 831
57. NIGHT ON THE BEACH
58. NIGHT ON THE BEACH 2
59. GIFT
60. BUAS
61. FOTO?
62. FITTING
63. RENCANA JAHAT
URGENT
64. PESTA PETAKA
65. PATAH
67. Kamu, disampingku.
68. TO HEAVEN (End)
70. A DREAM (END)

3. CHAPTER 2

751K 61.1K 10.2K
By naravc_

Happy reading dear 🖤

Udah siap astagfiullah sama kelakuan Heaven belum?

Ohya, kalian tahu cerita ini dari mana?

Sajennya bisa banget. Ramein komen dan vote ya kan...

Satu kata buat mas Heaven..

heaven

Badjingan terjahat adalah pelaku yang berpura pura menjadi korban.

__

Bukannya tidur dikamarnya sendiri dia malah menyusup ke kamar cewek. Predikat minim akhlak tepat diberikan ke cowok yang bernama Heaven satu itu.

Kalau saja orang tuanya tahu pasti sudah terkena serangan jantung dadakan akibat ulahnya.

Dan...


"ALLAHUAKBAR!"

Teriakan keras menggema ruang kamar gadis itu.

Ellena begitu syok mendapati anak bujangnya tidur memeluk gadis dengan pose yang sangat meresahkan. Mana tidak pakai baju.

Mendengar pekikan keras mereka terbangun seketika. Keduanya masih dengan posisi saling memeluk, dengan nyawa yang belum seratus persen kumpul, bola mata mereka beradu saling menatap bingung.

Berfikir sejenak sebelum sadar.

"AAAA," teriak Mutia histeris. Gadis itu kemudian melepas pelukannya langsung lari kepelukan Elena.

Sedangkan si berandal Heaven memegangi kepalanya yang teramat pusing. "Shit," umpatnya lirih dengan bibir sedikit meringis.

"Ta-tante," panggilnya lirih dengan bibir gemetaran.

Gadis itu kembali menggeleng, " Mutia nggak ngapa ngapain."

Wajah lugu gadis itu ditangkup tangan Elena, "tenang, tenang dulu sayang."

Mutia sudah pucat pasi, tubuhnya langsung lemas seketika.

Nggak mungkin, pikirnya.

Mengingat tragedi tadi malam, cowok itu barulah ingat, "Fuck, gue salah masuk kamar."

"Apa lagi ini Heaven! Mau bikin Mama kamu mati muda!" bentak Elena yang begitu kecewa dengan kelakuan anaknya.

Bentakan mamanya langsung membuat Heaven mendongak, "Heaven nggak ngapa ngapain Ma," jawabnya berusaha bangkit dari ranjang. Mata cowok itu mencari bajunya yang dibuang sembarangan, akibat mabuknya cowok itu kegerahan sampai harus melepas pakaian.

"Nggak ngapa ngapain gimana. Kalia--" Elena tak melanjutkan ucapannya. Mengingat ada Mutia juga bersamanya.

"Keluar!"

Mati sudah, cowok itu di bentak mamanya.

Sial.

"Ma, Heave--"

"Jelasin diluar!" titah Elena siap menyidang putranya.

"Ayo kita keluar sayang, kita bicarakan baik baik, ya," ajak Elena pada gadis yang sudah pucat pasi itu.

Sidang dimulai.

"Keterlaluan kamu!" amuk Bastian. Mengetahui putranya kelewat batas, dia masih tidak percaya.

"Pa, Heaven nggak sengaja salah kamar," jelas cowok itu seraya menatap manik mata papanya. Berusaha jujur sejujurnya. Tapi siapa yang akan percaya?

Arghh, bagaimana menjelaskannya kalau tertangkap basah begini.

"Apa! Nggak sengaja! Tidur bersama begitu kamu anggap tidak sengaja!" amuknya pria berkacamata itu lagi. Pria itu berdiri dari duduknya lalu bekacak pinggang.

Heaven dan Mutia duduk bersampingan di sofa. Mereka masih dalam keadaan berantakan. Tentunya karena bangun tidur.

"Kami nggak seperti yang kalian pikirkan, Pa, Ma. Heaven sama Muti--"

Tidak menerima alasan.

"Tanggung jawab!" bentak Bastian menggenbu, pria itu benar benar terbawa emosi.

Elena berusaha menenangkan,"Sabar Pa, sabar," seraya mengelus lengan suaminya. Sangat bahaya jika Bastian ngamuk, selain arogant pria itu juga punya riwayat penyakit jantung.

Heaven dan Mutia saling pandang, gadis itu terkejut saat leher Heaven terdapat bercak merah. Dia menggeleng, meyakini kalau bukan perbuatannya.

"Sabar bagaimana Ma, lihat kelakuan anak kamu, benar benar argh... " Bastian memegangi dadanya yang mulai nyeri.

" Om, tante Mutia nggak ngapa ngapain, ini salah paham," kini giliran Mutia yang bersusaha sekuat tenaga berbicara. Gadis itu tentunya tak enak hati, mengingat bahwa dia ditampung oleh mereka.

Air mata gadis itu menetes tanpa diminta, gadis yang biasanya anti menangis di depan orang kini tak peduli lagi. Rasa takut menyerang, kalau benar Heaven sudah melakukan hal yang tidak senonoh terhadap dirinya. Hancur lah dia.

Merasa tidak dipercaya, Heaven menatap ibu dan ayahnya bergantian, berharap mereka bisa melihat kejujuraan anaknya, "Ma, Pa, Heaven nggak sadar, tadi malam kebanyakan minum sampe mabuk, kita berdua nggak ngapa ngapain,"

"Mabuk? Sudah berapa kali Papa bilang untuk berhenti main main Heaven," tegasnya.

Heaven kembali diam, salah lagi.

"Tidak ada bantahan lagi, kalian harus bertunangan." titah Bastian begitu serius.


Darr

Mutia menggeleng cepat. Jelas tidak mau!

"Kenapa tidak mau sayang?" tanya Elena menatap keduanya bergantian.

"Nggak perlu sejauh ini Pa, Ma Heaven mohon. Heaven nggak nga-"

"Nggak ngapa ngapain apanya, lihat leher kalian masing masing," potongnya seraya menahan senyum. " Merah merah begitu masih mau mengelak tidak ngapa ngapain."

SIAL SIAL SIALAN.

Seketika cowok itu menoleh dan mengamati leher jenjang Muthya. Benar ada bekas merah, siapa pembuatnya. Jelas dia. Tadi malam ditengah mabuknya dia malah mencium gadis yang tengah tertidur pulas.

Jangan salah kan siapapun. Salahkan kan saja ketidaksadaran masing masing.

"Itu bukan bikinan Mutia tante," elak gadis itu. Jangankan membuat begitu, berciuman saja belum pernah.

"Udah, kalian mandi dan sarapan. Ini sudah setengah tujuh. Heaven harus ke kampus dan kamu harus sekolah," putusnya lalu menggandeng suaminya pergi dari ruangan itu.

Kini tinggal mereka berdua di ruangan itu.

Mutia menatap sengit cowok yang berada disampingnya. Tangannya mengepal siap memukul.

"Lo mau apa! Nuduh gue?" balasnya menatap tajam cewek itu.

Sejurus kemudian satu tamparan keras mendarat di pipi Heaven.

Plak!

Sialan.

Tangannya mengepal. Mau membalas tapi Muthya perempuan. Arghh..

Tangan cowok itu beralih ke saku celana untuk mengambil ponsel, kemudian dengan cepat mengecek lehernya. Seingatnya tadi malam lehernya dihisap oleh si jalang itu.

"Shit! Lo yang nyupang gue!" fitnahnya sengaja.

"ENGGAK!"

Nah kan, bisa jadi alat pembelaan agar Heaven tidak dituduh memperkosanya. "Siapa lagi kalau bukan lo, lo kecil kecil parah juga ya!"

"Aku nggak bisa bikin kaya gitu!" amuknya kembali menyerang cowok itu.

Bugh

Bugh

Merasakan tubuhnya nyeri Heaven langsung mengubah posisi mereka, dan menindih gadis itu, "diem atau gue bikin hamil lo sekalian!"

Mata Mutia membulat sempurna. Selesai sudah hidupnya berurusan dengan cowok meresahkan satu ini.

"Sinting!"

Dreet

Dreet

Atensi keduanya teralih ketika ponsel yang dipegang cowok itu bergetar.

"Mandi sana," suruh cowok itu seraya menyungingkan bibir manisnnya.

Petaka oh petaka!

Gadis itu segera berlari kedalam kamarnya.

Penghuni Surga
(anggota inti trackers)

Arnold
Anggota Tigers yg tadi mlm kita tonjokin mati

Ciko
yg bener lo!

Fetty
Mampus!

Arnold
@fetty Sayang...

Shaka
kelean berdua g usah sok jauhan. Gue tau lo lagi bikin jejak bekicot 👉👌💦

Ciko
Serius!

Arnold
Anjeng!
Iya gue serius
Heaven mana!

Shaka
Lagi minta jatah nenen👉👈

Heaven
ML

Shaka
Golden tiket neraka jahanam siap menanti Jann, tiati lo

Ciko
Serius!

Shaka
Cape

Heaven
Kita omongin di kampus, jangan ada yang bolos. Awas!

Shaka
oghee

Fetty

Eh ke pap

Heaven
tolol

Shaka
bangsat!

•heaven•

"Naik!"

"Nggak mau!" bantah Mutia tak kalah ngegas.

"Naik atau gue yang bakal naikin lo!" ancamnya seraya menarik tubuh ringkih gadis itu.

Setiap ucapan cowok itu bisa nggak sih, nggak usah ambigu.

"Hufh! Nggak usah pegang pegang bisa nggak sih!" sinisnya.

Tak banyak bicara Heaven langsung memakaikan helm ke kepala cewek itu. Saat tangannya sibuk mengaitkan helm, bola mata mereka tanpa sengaja beradu.

Cantik, banget. batin cowok itu.

Mata bulat dan pipi yang sedikit gembul membuat Muthya cantik diatas rata rata.

"Masih kecil udah pinter, gimana gedenya," cibir Heaven.

Mendengar cibiran cowok itu darah Muthya mendidih, "Aku nggak kaya gitu!"

Tak berniat menjawab, cowok itu malah tersenyum miring.

Damn.

"Terus siapa yang--"

"Pokoknya bukan aku, tadi malem aku sama sekali nggak sadar! Kak Heaven yang masuk kekamarku, otomatis itu salah kamu!" elaknya, merasa tidak melakukan apapun Muthya berhak membela diri.

"Naik, keburu telat," putus Heaven tak mendengarkan gadis itu.

Sial!

Terpaksa gadis itu menaiki motor yang akan dikendari Heaven. Kalau bukan karena suruhan Elena, gadis itu ogah ogahan ikut.

Saat motor melaju dengan kecepatan kencang mereka tidak ada yang mau mengeluarkan suara, yang jelas karena sibuk dengan pemikiran masing masing.

Mutia benar benar tidak tahu apa yang telah terjadi, seingatnya tadi malam ia bermimpi dipeluk sang mama. Makanya bisa tidur nyenyak sampai tak sadar ada orang disampingnya.

"Kalo bisa lebih kenceng, biar sekalian tabrakan terus mati," ucap cewek itu sinis.

Heaven dilawan. Disindir malah menjadi jadi. Cowok itu langsung menancap gas membelah jalanan.

Gila!

Setelah sampai. cowok itu memelankan laju motornya dan berhenti depan digerbang SMA Mandala

"Kurang nggak? gue bisa lebih kenceng dari yang tadi,"

"Kurang kenceng apanya?"dahi gadis itu menyerngit bingung.

Pasalnya dia sudah lupa dengan pertanyaanya 10 menit lalu.

"Tolol, jangan bikin orang ambigu sama pertanyaan lo," sembur Heaven.

Mata Mutia membulat, "Cowok sinting! kelakuannya mesum, nih helmnya. Makasih!"

DUK

Setelah memberikan helm dengan kasar, cewek itu tanpa pamit langsung meninggalkan Heaven.

Malas malas dan malas berurusan dengan cowok yang sangat meresahkan, dari tatapnya saja sering kali membuat orang menyebut. Bisa masyaAllah bisa umpatan kasar.

Sialan bukan.

Dengan mata yang masih terus memperhatikan langkah gadis itu, tiba tiba bibirnya bergumam, "Pulang kerumah, abis lo,"

Dreet
Dreet

Sebelum melajukan motornya, Heaven menyempatkan membuka ponselnya.

Mom
Kesayangan Mama udah diantar sampai tujuan belum.

Heaven.
Udh

•heaven•

Flashback

"Mama jangan tinggalin Mutia, hiks hiks," terdengar memilukan saat gadis itu menangis pilu.

Wanita itu mengeratkan pelukannya ke anak sahabatnya, nyeri dadanya begitu dalam saat mengetahui sahabat satu satunya meninggal.

"Ikut tante ya, Mama kamu sudah menitipkan kamu sama Tante, mama kamu percaya sama tante buat jaga kamu Nak." dia ikut menangis. Elena tahu, tidak ada lagi yang merawat Mutia selain dirinya.

Dilla-- Mama Mutia, seorang model yang memiliki anak tanpa suami. Seorang model yang menyembunyikan identitas anaknya demi karir yang ia geluti sekarang.

Sejak saat itu Mutia diurus oleh orang tua Heaven.Bukan tanpa alasan Elena dan Bastian mau mengurus Mutia, pertama karena mereka ingin punya anak perempuan tapi sayangnya tidak bisa, dan yang kedua karena amanah dari Dilla.

•heaven•

Anak kuliahan ya kan..

Mutia sabar ya..

Continue Reading

You'll Also Like

4M 274K 51
ROMANCE - COMEDY "Kenapa gitu? Cuma karena gak shalat subuh saya jadi gak bisa halalin kamu? Kalau gitu besok saya shalat subuh, terus ke sini lagi s...
1.1M 55.6K 48
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
800 139 20
💜LavenderWriters Project Season 09 #Kelompok01 "Lo tahu ladang dandelion? Kira-kira seluas itulah harapan yang gue punya untuk milikin lo." - Alder...
2.7M 126K 30
Kehidupan Vanessa berubah semenjak ia bertemu dengan Jonatan, si badboy yang notabene ketua geng SMA Bina Bangsa. Namun bagaimana kehidupannya kini s...