Let Me Be Your Healer, Mr. Na...

By vioneee12

140K 18.1K 1.2K

"Nakamoto-san, can you let me be your healer?" (HANYA CERITA FIKSI) More

1
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Special Part (1)
Special Part (2)
Special Part (3)
Another Special Part (1)
Another Special Part (2)
Another Special Part (3)
Another Special Part (4)
Another Special Part (5)
NEW STORY : JUNG JAEHYUN
RECOVERY | Lee Haechan

2

4.5K 566 23
By vioneee12

"Nakamoto-san, aku membuatkanmu bento, semoga kau menyukainya,"

Yuna menyapa Yuta yang sedang berjalan menuju ruang makan, dengan senyum termanis yang ia pernah tunjukkan.

Yuta menatap tatanan makanan yang ada dimeja makan itu dengan tatapan datar.

Kemudian ia menatap Yuna, pemandangan dimana kau mendapati istrimu sedang menyiapkans sarapan dengan celemek merah mudanya di hari pertama setelah pernikahan, harusnya itu menjadi pemandangan yang membahagiakan, bukan?

Tapi sayangnya, hal itu tidak berlaku untuk lelaki bermarga Nakamoto itu, hal itu sama sekali tidak berpengaruh, dan malahan, membuatnya sedikit terganggu.

"Kau sedang mencoba menjalani peranmu?"

"Hm?"

Yuta berdecak, "Kau ini tipe orang yang tidak bisa langsung mengerti hanya dengan satu kali ucapan, ya?"

Yuna mengerjapkan matanya bingung, untuk berkomunikasi dengan Yuta, ia memang membutuhkan waktu sedikit lama untuk bisa mengerti maksud ucapan lelaki itu.

Karena Yuta terlalu mengejutkannya.

"Ah, aku hanya-"

"Tidak usah melakukan apa yang tidak aku suruh, Yuna."

Yuna cukup dibuat terkejut dengan ucapan Yuta, bukan karena maksud dari ucapan yang terkesan kejam itu, tapi yang membuatnya terkejut adalah...

Yuta menyebut namanya! Sebutan nama diakhir kalimat itu, membuatnya merasa senang.

"Kau tersenyum?" tanya Yuta tidak habis pikir dengan gadis dihadapannya ini.

Yuna langsung menggeleng, ia berusaha menghilangkan senyumnya yang terbit dengan tanpa terkendali itu, bodoh sekali.

"Kau tidak perlu membuang-buang tenagamu untuk hal ini,"

"Tapi aku hanya ingin melakukannya,"

"Kau menyukai peranmu?"

Yuna mengangguk polos, membuat Yuta merasakan kepalanya menjadi pusing seketika.

"Berapa usiamu?" tanya Yuta tiba-tiba.

"22 tahun,"

"Kau tahu usiaku?"

Yuna mengangguk, "25,"

"Kau tahu apa lagi tentangku?"

"Kau menyukai bento,"

"Itu saja?"

"Masih banyak, lumayan,"

"Momoka? Dia yang memberitahumu?"

Yuna mengangguk lagi.

Yuta menghela nafas, "Sejak kapan kau tahu kalau aku... akan jadi suamimu?"

Yuna kali ini tidak menjawab, ia hanya menatap Yuta dengan sungkan.

"Dua bulan yang lalu?"

Yuna tidak menjawab, gadis itu menutup bibirnya rapat-rapat.

Yuta tidak peduli lagi, ia berjalan menjauh begitu saja.

"B-bentonya?"

"Untukmu saja, aku akan sarapan dikantorku,"

Yuna menghela nafas kecewa, ia menatap bento yang ia buat dengan penuh semangat dihari pertamanya menjadi seorang istri.

Itu adalah impian setiap gadis, dan saat ia sudah mendapatkannya, sangat menyedihkan, itu tidak sesuai harapannya sama sekali.

Yang ia tidak tahu sebelumnya kalau Yuta akan menunjukkan dengan jelas sebegitu tidak sukanya dia padanya.

...

"Yo! Yo! Yo!"

Pintu ruangan Yuta dibuka dengan begitu tidak sopannya oleh seorang lelaki tampan berambut biru, dengan ekspresi jahilnya ia menunjuk-nunjuk wajah Yuta dengan tidak santai, tidak peduli kalau yang ditunjuk itu adalah atasannya sendiri, yang ia tahu adalah seorang Nakamoto Yuta adalah sahabat hidup (?) nya sejak kecil!

"Kau belum merubah warna rambutmu?" tanya Yuta sambil bergidik ngeri melihat warna rambut sahabatnya itu, Lee Taeyong, yang juga berstatus sebagai pejabat kepala bagian manajemen di perusahan milik keluarga Nakamoto itu.

"Besok, besok aku akan mengubahnya, tapi ingat, awal bulan depan promosikan posisi jabatanku, ya? Hahaha," gelak tawa seorang Lee Taeyong terdengar begitu menggelegar diruangan Yuta yang untungnya sangat luas itu.

Yuta hanya mencibir, "Mana ada pejabat dengan rambut biru menyala seperti itu,"

"Kau tidak sadar diri, Pak Nakamoto, rambutmu sendiri pirangnya sudah hampir mengalahkan kartun Barbie," balas Taeyong tidak terima.

Yuta tersenyum miring, "Setidaknya warna rambutku lebih wajar,"

"Wajar apanya, mana ada direktur yang gayanya sepertimu,"

"Diam kau,"

Taeyong tersenyum puas, "Ngomong-ngomong, istrimu itu, siapa namanya?"

"Yuna?"

"Hahah! Bahkan nama kalian mirip, seperti anak kembar saja,"

Yuta tidak menggubris, ia hanya memberikan Taeyong tatapan jengahnya.

"Ah, aku ingin bilang, ISTRIMU ITU CANTIK SEKALI, AKU IRI! DIMANA KAU MENDAPATKANNYA?"

Yuta menghela nafas panjang, "Tanya ayahku,"

"Tunggu, kenapa kau masuk kerja hari ini? Kau tidak mengambil cuti pengantin baru?" tanya Taeyong setengah meledek.

"Aku tidak akan melakukan hal yang tidak berguna,"

"Heee, kasihan istrimu kalau mendengar suaminya mengatakan itu, Yuta sangat kejam!"

"Tidak usah sok imut, menjijikan."

Yuta bangkit dari posisinya, ia melirik jam tangannya, "Seperti biasa, gantikan aku sebentar,"

"Apa? Menemui psikiatermu yang cantik itu lagi?"

"Ya, sebut saja semua wanita itu cantik, Taeyong bodoh."

"Tentu saja wanita itu cantik, kalau tampan itu aku,"

"Terserahlah, aku pergi dulu."

"Hei Yuta! Ini tidak adil! Kau dikelilingi wanita cantik terus! Aku kapan?! Setidaknya berikan aku nomor kakak perempuanmu,"

Yuta membalikkan tubuhnya, ia mengacungkan jempolnya.

"Kalau kau berani melawan suaminya yang mantan pegulat pro itu, maka aku setuju,"

"What?! Kakakmu sudah menikah? Sejak kapan?!!"

...

Yuta memarkirkan mobil dengan rapi di bagasi rumahnya, lelaki itu menguap merasakan kantuk yang terus menyerangnya sejak satu jam yang lalu.

Ia segera keluar dan berjalan masuk ke dalam rumahnya, Yuta mengusap wajahnya dengan cukup kasar, kemudian meringis saat merasakan sebuah benda yang menyakiti wajahnya.

Yuta menatap jarinya, sebuah cincin, itu yang membuat wajahnya terasa sakit tadi.

Cincin pernikahan, memaksa Yuta kembali ke kenyataan, dia bukan lelaki lajang lagi sekarang.

Yuta melanjutkan langkah kakinya, ia ingin sekali langsung masuk ke kamar dan tidur, namun melihat sebuah pemandangan diruang makan, kembali mengganggunya.

Ia mendapati Yuna sedang tertidur disana, dengan makanan yang tertata rapi dimeja.

Yuta berusaha tidak peduli, ia ingin melewati gadis itu begitu saja.

Namun ekspresi Yuna saat ia tidak mau memakan sarapan buatannya tadi pagi sangat mengganggunya.

Yuta nenyerah, ia memilih menghampiri istrinya itu.

"Yuna,"

Tidak ada respon, Yuna masih tertidur pulas, dengan deru nafas yang teratur.

Yuta menggerakkan jarinya, menyentuh pipi gadis itu.

"Yuna, bangun."

"Eung?"

Yuta berhasil membangunkan istrinya itu, ia berdehem singkat.

"Nakamoto-san? Sudah pulang? Sudah lama, ya?"

Yuta hanya menggeleng, "Baru saja,"

Yuna menatap makanan yang sudah tertata manis dimeja makan.

"Ah, maaf, aku memasak lagi, aku tidak tahan untuk tidak melakukannya,"

Yuta meringis dalam hati, kalau begini, kalau ia menolak lagi, bukankah itu keterlaluan?

"Aku akan makan,"

Yuna menatap Yuta terkejut, "Benarkah?"

Yuta mengangguk, membuat Yuna langsung berdiri dengan semangat.

"Akan kupanaskan makanannya sebentar,"

Yuta diam saja, ia mengambil posisi duduk.

Setidaknya, sembuhkan dulu luka gadis itu untuk saat ini, sebelum terjadi kemungkinan ia akan menorehkan luka yang lebih besar lagi kedepannya.

To Be Continued.

Jangan lupa vote + komen!

Thankyou

and

See You

-vioneee12


































Continue Reading

You'll Also Like

967 137 17
Bagi Adisa Saras Wati tipe ideal pacarnya adalah yang tinggi, ganteng, dan yang penting suka olahraga basket. Tapi itu hanya bisa jadi angan-angan Sa...
90.8K 11.2K 95
menceritakan kerandoman kehidupan Caca dan Yuta sebelum menikah dan sesudah menikah, penasaran? Baca aja yah :) Star: 14 Desember 2020 Finish: 28 Apr...
22.5K 2.1K 20
ON GOING>>>>>> "gini amat punya tetangga randomnya diluar angkasa,tapi sayang" -nachia kalo gasuka gausah baca gxg
175K 16.3K 46
❝kita adalah dua hal yang saling terjerembab dalam satu bagian tentang suatu kesamaan, yaitu perasaan❞ Start : 1 April 2020 Finish : 19 June 2020