Permaisuriku~ (END)

By StarSea25

225K 23.3K 5.6K

[BUKAN NOVEL TERJEMAH] "Tiada kasta dalam cinta." *** Dewi Harnum adalah seorang pelayan di suatu kerajaan. I... More

Prolog
1. Kecantikan Seorang Pelayan
2. Kekaisaran Alaska
3. Kesayangan
4. [Tak] Selalu Terwujud
5. Keputusan
6. Harum Sang Permaisuri
7. Topeng Palsu
8. Sosok Lain
9. Kembali
10. Sebuah Hubungan
11. [Bukan] Prioritas
12. Kehormatan
14. Datang dan Pergi
15. Diri Sendiri
16. Kelopak Bunga Mawar Basah
17. Kaalillya (Nama yang Terlarang)
18. Kaalillya (Gadis Cantik Berhargaku yang Tersayang)
19. Pelayan Istimewa
20. Pesona Seorang Pelayan
21. Perang Kerajaan (Corinthus VS Kashi)
22. Perang Pangeran (Leonard VS Arjuna]
23. Tak Ingin Dikasihani
24. Hari Kebangkitan Cinta
25. Tanpa Sadar Terikat
26. Pernikahan Politik
27. Sebuah Kabar
28. Merasa Terancam
29. 'Pengaman'
30. Dewi Harnum Meninggal (?)
31. Pertemuan Dua Insan [SPESIAL]
32. Selangkah Lebih Dekat [SPESIAL]
BUKAN UPDATE - Seputar 'Permaisuriku~'
33. Kehilangan
34. Pelajaran Hidup
35. Lapang Dada [Pancabharata]
36. Berpisah Untuk Bersatu
37. Niat Terselubung
38. Kesalahan Satu Malam
39. Keresahan Hati
40. Penantian
41. Ujung Penantian
42. Akhir Penantian [SPESIAL]
43. Ratu [Pancakanta]
44. Manipulatif [1]
44. Manipulatif [2]
45. Tinggal Kenangan
46. [Tak] Berharga
47. Bulan Purnama Sempurna [SPESIAL]
48. Dunia Milik Kita [SPESIAL]
49. Terungkap [1]
49. Terungkap [2]
50. Kilas Balik [SPESIAL]
51. Insiden Menuju Pesta [1]
51. Insiden Menuju Pesta [2]
52. Pesta Kekaisaran
53. Permaisuri Yang Tersohor [SPESIAL]
54. Bulan Purnama Merah [SPESIAL]
55. Ruang Dimensi [1]
55. Ruang Dimensi [2]
55. Ruang Dimensi [3]
55. Ruang Dimensi [4]
55. Ruang Dimensi [5]
56. Jam Pasir [Reinkarnasi]
57. Pancadewaraya [Kunci Jawaban]
58. Mimpi Yang Menjadi Nyata
59. Permaisuri Buruk Rupa
60. Permaisuri Cantik Jelita
Epilog: Permaisuriku~
Apa Jawabanmu?
PARA PEMAIN
CARA BACA CERITA DI KARYAKARSA
CARA BACA BAB TERKUNCI DI KARYAKARSA
Extra Bonus
Extra Combo

13. Penantian Berharga

3.4K 334 53
By StarSea25

Didedikasikan untuk sinagajaya

***

Langkah Dewi Harnum terhenti di sebuah kuil dewa dari para dewa yang bercorak Yunani Kuno yang terdapat di tengah alun-alun kota Kekaisaran Alaska. Ia sedikit mengangkat kepala dan mata di balik selendang tersebut menginvasi seluruh kuil dengan sorot tertarik. Dewi Harnum menatap patung yang dibawanya sebelum kembali menatap kuil tersebut, seperti terdapat ikatan. Lalu kilasan bayangan samar muncul kepermukaan dan membuat kepala sedikit pusing.

"Tidak! Jangan lakukan itu, Wahai ibu alam semesta!"

"Inilah kutukanku."

Dewi Harnum menutup mata sambil mengernyit guna mengurangi sakit yang menyerang kepalanya secara tiba-tiba.

"Takdir cinta akan membawamu padanya."

Dewi Harnum membuka mata dan mengernyit saat suara seseorang menarik perhatiannya. Ia pun menghampiri seorang nenek tua yang duduk di samping kuil tersebut dan duduk di hadapannya. Ia mengasihani nenek itu dalam hati. Sama seperti Alcmena, nenek ini pun tak dapat melihat indahnya dunia. "Apakah Nyonya bicara padaku?"

Nenek tua itu mengangguk dengan tangan yang terangkat di udara. "Takdir cinta berpihak pada kalian, tetapi alam semesta memiliki hukumnya sendiri."

"Apakah maksud Anda?"

"Dia akan selalu memprioritaskanmu. Bahkan jika diperlukan, dia akan menundukkan alam semesta di bawah kaki indahmu, Wahai Dewi."

Dewi Harnum mengernyit. "Siapakah yang Anda maksud?"

Nenek tua itu tersenyum manis. Air mata bahagia meluruh dari matanya yang terpejam. Ia sangat bahagia bisa bertemu dengan reinkarnasi mahadewi alam semesta yang kini duduk di hadapannya. Ia membungkukkan sedikit tubuhnya penuh hormat.

"Pangeranmu, tuanmu, kekasihmu, suamimu, cintamu ... takdirmu, Wahai Dewi."

Dewi Harnum segera bangkit dan bergegas pergi tanpa pamit. Riak kerumitan menghiasi matanya dan senyuman kaku tersungging di bibirnya. Ia hanya seorang pelayan dari kasta bawah, tak mungkin ditakdirkan bersanding bersama seorang pangeran. Nenek itu pasti salah. Kepalanya menggeleng sekali. Ya, tidak mungkin.

Antara pelayan dan pangeran adalah ketidakmungkinan, kecuali ia menjual kehormatan pada seorang pangeran. Namun ia takkan pernah melakukan hal menjijikkan tersebut.

***

Amarahnya pada salah satu selirnya yang kurang ajar membuat Pangeran Leonard tak jadi pergi ke Kerajaan Corinthus semalam. Ia mengurung diri semalaman di kamar sambil menggenggam sapu tangan pemberian permasurinya untuk meredakan amarahnya sementara waktu. Namun pagi ini ia tak dapat menunda kepergiannya lagi. Ia harus secepatnya pergi berperang untuk melampiaskan semua emosinya dengan membunuh siapa saja yang menghalangi jalannya.

Langkahnya terhenti dengan napas memburu. Mata birunya yang berkaca-kaca tampak berkilat marah. Ia memukul pilar di sampingnya penuh emosi sebelum menggeleng kuat saat ucapan selir yang ia anggap sebagai jalang sialan itu terus terngiang di telinga seolah menghantuinya.

Sialan! Sialan! Selir sialan! Permaisurinya adalah sosok berharga, bukan jalang sepertinya!

Putri Carrissa membulatkan mata terkejut saat melihat Pangeran Leonard dari kejauhan. Bukankah lelaki itu pergi semalam?

Penasaran sekaligus senang, ia pun menghampiri sang suami sambil tersenyum manis. Namun ia terkesiap saat mendapat tatapan tajam yang menyakitkan. Ia melihat kerapuhan bercampur dengan kemarahan dan kesedihan di mata indah lelaki yang sangat dicintainya tersebut. "Leon ...."

Pangeran Leonard berdiri tegak dan menatapnya dingin. "Kuserahkan tanggung jawab selir kemuliaan padamu."

Putri Carrissa mengernyit heran. "Ada Selir Kemuliaan An-"

"Aku pergi."

Tak ada perpisahan yang manis membuat Putri Carrissa mencuatkan bibirnya kesal karena suaminya sangat tak romantis. Ia memutar tubuh, berniat kembali ke kamarnya namun ia mengernyit heran saat melihat pelayan pribadi Selir Kemulian Anye berlari tergopoh-gopoh dengan berlinang air mata, hendak mengejar Pangeran Leonard. Putri Carrissa pun menghentikan langkahnya.

"Mohon beri jalan, Tuan Putri. Saya harus segera menemui Putra Mahkota."

"Putra Mahkota akan pergi ke medan perang. Saya takkan mengizinkan Anda mengganggunya."

"Namun ini sangat penting, Tuan Putri. Ini menyangkut hidup dan mati Selir Kemuliaan Anye. Putra Mahkota-"

Putri Carrissa mengernyit. "Apakah maksud Anda?"

"Selir Kemuliaan Anye tengah sekarat, Tuan Putri."

Putri Carrissa memicingkan mata. Dalam hati, ia merasa sangat bahagia mendengar berita tersebut. Namun mengapa keadaan Selir Kemuliaan Anye demikian?

***

"Siapakah Anda? Ada keperluan apakah datang kemari?"

Dewi Harnum telah menduga hal tersebut akan terjadi. Oleh karena itu ia membawa surat perintah dari Ratu Aithra dan menyerahkannya pada salah satu pengawal tanpa banyak bicara.

"Anda tunggulah di sini. Saya akan menanyakan kebenarannya terlebih dahulu pada Tuan Putri Carrissa."

Dewi Harnum mengangguk. Kini, hanya ada satu pengawal di hadapannya.

"Buka gerbang untuk Yang Mulia Putra Mahkota!"

Seruan tersebut terdengar bersamaan dengan terbukanya gerbang besar Kekaisaran Alaska. Dewi Harnum melipir ke samping dan menundukkan sedikit kepala tanda hormat pada penguasa yang tengah keluar sambil memacu kuda jantannya tersebut.

Pangeran Leonard menghentikan kudanya tepat di hadapan Dewi Harnum saat perasaan asing melingkupi hatinya. Ia menoleh dan mengernyit samar saat melihat seorang gadis berselendang merah muda yang ia kira adalah permaisurinya masih menundukkan kepala dengan sopan ke arahnya. Pangeran Leonard sangat ingin mendekati gadis berselendang tersebut. Entahlah.

Namun karena ia tak mengetahui alasannya, Pangeran Leonard kembali memacu kudanya cepat. Terlebih saat indra penciumannya tak mencium harum familiar yang sangat ia rindukan.

Lagi pula, sangat tak mungkin jika permaisurinya yang cantik jelita adalah seorang gadis berselendang dengan pakaian lusuh tersebut.

Usai kepergian pengawal di hadapannya, Dewi Harnum membuang napas perlahan, penuh kelegaan. Sejak tadi ia menahan napas karena tak tahan dengan aroma arak yang menguar kuat dari mulut pengawal tersebut.

Tanpa menyadari, jika perbuatannya tersebut menahan harum tubuhnya menguar ke permukaan.

***

Sejak semalam Selir Kemuliaan Anye batuk darah tiada henti pasca penyerangan yang dilakukan Pangeran Leonard terhadapnya. Air mata terus saja mengalir di kedua sudut matanya. Suasana ricuh di kamarnya sejak semalam membuat kepalanya pening. Rasanya ingin sekali ia meneriakkan kata 'diam' sejak tadi. Tetapi ia tak sanggup.

"Segera buatkan ramuan ini," titah seorang tabib istana menyerahkan sebuah cawan berisi daun hijau pada seorang pelayan. Pelayan tersebut mengangguk paham. Sang tabib menatap Selir Kemuliaan Anye yang tengah terbaring lemah di ranjangnya perihatin. "Bertahanlah, Yang Mulia Selir. Saya sangat yakin, Anda pasti bisa melawan racun tersebut."

Selir Kemuliaan Anye menangis dalam diam. Hatinya berdenyut sakit mengetahui jika suaminya sendirilah yang berniat melenyapkannya dari dunia ini. Semua orang menunduk hormat saat Putri Carrissa memasuki ruang kamar sang selir bersama Sina di belakangnya.

Putri Carrissa mendekati Selir Kemuliaan Anye dan memicingkan mata, menelisik keadaan rivalnya dalam merebut perhatian Pangeran Leonard yang sangat memperihatinkan. Dari kaki sampai pergelangan tangannya berwarna ungu kehitaman yang sangat pekat. Putri Carrissa menatap tabib kerajaan datar. "Apakah gerangan yang terjadi, Tabib?"

"Sebuah racun menyebar cepat hampir ke seluruh tubuh Selir Kemuliaan Anye, Tuan Putri. Jika racun tersebut tak segera dikeluarkan sebelum matahari terbenam, Selir Kemuliaan Anye bisa meninggal."

Putri Carrissa mengerjap. Mengapa Pangeran Leonard melakukannya? Apakah Selir Kemuliaan Anye yang menyebabkan Pangeran Leonard bersikap sangat menakutkan pagi ini?

Menyimpulkan hal tersebut, riak sang putri tampak dingin. "Anda pasti telah melakukan sesuatu yang sangat fatal sampai Putra Mahkota melakukan hal ini pada Anda."

Air mata sang selir terus mengalir.

"Pasti ada cara untuk menyembuhkan Selir Kemuliaan Anye, Tuan Putri," ujar Sina yakin.

"Benar. Hanya yang meracunilah, yang bisa menyembuhkannya."

Sina kian terisak.

"Tabib Loth hanya bisa menghentikan batuk darah Selir Kemuliaan Anye, tetapi tak bisa menghentikan penyebaran racunnya. Jika seluruh tubuhnya berwarna ungu kehitaman yang lebih pekat, maka kematiannya semakin dekat. Yang kuketahui, Putra Mahkota selalu menyiksa mereka yang menyebalkan baginya sampai matahari berada di puncak tertinggi." Putri Carrissa tersenyum saat menatap langit cerah melalui jendela kamar yang terbuka sebelum kembali menatap Selir Kamuliaan Anye dingin. "Pikirkanlah keinginan terakhir Anda dari sekarang di sela rasa sakit yang menggigit, Selir."

Air mata Selir Kemuliaan Anye kian mengalir tanpa henti.

"Saya menghadap Tuan Putri Carrissa." Pengawal kekaisaran berdiri di ambang pintu kamar selir sambil menunduk hormat.

Putri Carrissa memutar tubuh. "Bicara."

"Seorang pelayan dari Kerajaan Borealis telah datang, Tuan Putri."

Mata Putri Carrissa berbinar cerah. "Siapkan penyambutan terbaik untuknya. Dia adalah tamu saya yang istimewa."

"Baik, Tuan Putri." Pengawal mengangguk patuh dan berlalu.

Semua orang yang berada di kamar sang selir, kecuali Putri Carrissa, saling bersitatap dengan kernyitan heran di kening. Apakah istimewanya seorang pelayan dari kerajaan lain?

***

Yang mau baca duluan boleh bangeeet. Di KK udah ada 25 bab gratiiiis😍😳

Semangat '45 semuanyaaa🔥

Continue Reading

You'll Also Like

777K 44.8K 68
Serena memiliki hobi yang aneh, gadis itu senang menghancurkan rumah tangga orang lain. Bagi Serena, menghancurkan rumah tangga orang lain adalah sua...
921K 82.9K 47
Crystal Valleriyn Ainsley, seorang gadis yang sangat cantik dan ceria. Crystal tidak mengetahui siapa orang tuanya, karena sejak kecil ia sudah bersa...
504K 32.2K 32
Carrie Catasthrope yang mengalami kisah pelik di keluarganya. Ia yang dianggap she-wolf rendahan oleh keluarganya sendiri hanya karena belum bisa ber...
752K 72.9K 32
Yang aku pikir, aku akan berakhir disurga.. Namun kenyataannya, aku terbangun didunia yang aneh.. Yaitu dunia immortal! Nama ku Nayra Oswald, aku seo...