happy reading! oke aku slow update yaaa lagi UTS huhuhu.
jgn lupa vote dan coment!
Part 59
"Lah Ra? Lo ngapain pagi-pagi gini. Tumben amat" ucap Ghali yang baru turun dari kamarnya.
Aura menoleh lalu kembali fokus dengan buku bacaannya. "Mamah lo minta temenin ke pasar"
"Serius lo?"
Aura mengangguk dengan buku yang masih ia baca. "Btw...gue putus sama Leo" ucap gadis rambut Bob itu. Agak menjeda ucapannya tadi.
"Lah kenapa?" Tanya Ghali yang sudah duduk sambil memegang remot tv
"Ga tahan. Childish banget, gue juga males lama-lama"
Ghali ber- oh ria saja menanggapinya. Ia menonton acara yang ada di Tv. Oh iya, kemarin. Bukan kemarin juga sih, saat ambil rapot. Ghali bersama teman-teman di Legion mengadakan acara bersama seperti apa yang di rencanakan.
Mereka menggelar acara makan-makan di rumah salah satu anggota kelas sepuluh. Tenang, mereka tidak akan meminum atau bahkan menggunakan narkoba.
"Kapan balik ke California?" Tanya Ghali
"Seminggu lagi"
"Bentar amat lo di indo" cibir Ghali
"Bentar-bentar mana ada bentar. Jelas-jelas dua bulan" ucap Aura menutup buku yang ia baca
"Nah udah Dateng. Yuk langsung aja Ra" ajak mamah
"Mau dianter?" Tawar Ghali
"Gausah sama supir aja. Jaga rumah, awas aja kamu pergi-pergi" ancam mamah
Melihat mobil yang sudah pergi, Ghali langsung mengambil handuk untuk mandi. Papahnya sedang dinas di luar kota seperti biasa jadi hanya ada Ghali disini.
Ia mencabut ponselnya yang di charge dan membaca beberapa notifikasi.
Legion 11 (178)
Bian: cuy pada ke warung gak?
Opal: ayo dah, jam 11 gue dateng
Zayan: jemput gue dong, motor rusak
Alexi: gue ada acara keluarga, libur dlu dah
Delvin: jam 1 gue dateng
Bian: anjir lama, gue sendiri doang heh
Ghali: pada kemana?
Bian: gatau bos
Ghali: gue kesana abis ini
Zayan: jemput gue Galllll
Alan: ga modal
Renald: ada apa ini
Fatir: gue otw nih
Delvin: sendiri?
Fatir: kagak, sama Samuel
Opal: gue mandi dulu
Zayan: najis pake bilang segala
Opal: bct su
Bian: oke gue tunggu ye disini
Ghali: ada mba Gigi?
Samuel: kagak lah gal, kan ini libur
Ghali: lo megang kunci @bian?
Bian: iye, dia kasih ke gue satu
Renald: gue engga dulu ye
Amar: otw ni
Alan: otw gua
Ghali: gue nunggu nyokap dulu
Zayan: jemput yak, gue tunggu @Ghali
Ghali: ya
Ghali memilih baju yang akan dipakai sampai jatuh lagi dengan baju warna hitam. Tepatnya hadiah dari teman-temannya waktu Ghali ulang tahun. Ia menyemprotkan parfum ke tubuhnya lalu menutup pintu kamar.
Pas sekali saat mau keluar mamahnya bersama Aura datang dengan membawa beberapa barang belanjaan. Ghali membantunya sebentar menaruh kantong plastik itu di meja makan.
"Mau kemana lo?" Tanya Aura
"Main. Mah Ghali main dulu"
Mamah mengangguk "Jangan pulang lama-lama Gal! Katanya mau jalan sama Luna"
"Iya mah!"
Aura mengernyit "Mamah kenal Luna juga?"
Mamah mengangguk. Mengelap tangannya dengan satu serbet "Kamu kenal kan Ra?"
"Iya mah kenal"
"Katanya nanti Ghali mau jalan sama dia malem. Night apa tuh namanya kalo malem-malem?" Tanya mamah
"Night ride?" Tanya Aura membuat mamah mengangguk.
"Aura udah putus sama Leo" kata Aura
Aura sudah menganggap mamah Ghali seperti ibu kandungnya sendiri. Begitu juga Ghali yang menganggap mamah Aura adalah mamahnya sendiri. Maklum mereka berteman 10 tahun jadi seperti ini deh.
"Lah katanya gak kesini lo" cibir Opal melihat Renald yang masuk ke dalam warung.
"Bosen gue di rumah, kena omel terus"
"Gue juga. Pengen nyari kerjaan dah" kata Samuel
"Kerjaan apa anjir?" Tanya Alan
Samuel mengedikan bahu "Ya kerja aja. Males kalo make uang ortu kayak utang budi"
"Ohh masalah keluarga ya?" Tanya Amar yang langsung menangkap maksudnya.
Samuel mengangguk "Biasalah"
Legion bukan hanya geng motor. Bagi beberapa anggotanya, Legion seperti rumah disaat rumah yang sebenarnya tidak ada. Tempat bertukar kesedihan, kesenangan, serta cinta di masa abu-abu ini.
Banyak yang memiliki masalah seperti Samuel dan yang lain juga tau karena mereka terbuka satu sama lain. Meskipun kalian melihat yang berbicara hanya itu-itu saja tapi kenyataannya tidak.
Semuanya gabung disini tanpa memperdulikan apapun. Tidak perduli motor apa yang dipakai atau berapa banyak uang yang ada. Kebersamaan, itulah poin utama di Legion.
"Assalamualaikum" ucap Ghali dan Zayan bersamaan
"Waalaikumsalam"
Ghali langsung duduk disamping Fatir. Ia menaruh makanan yang tadi dibelinya.
"Jadi kita bakar-bakar ntar tahun baru?" Tanya Ghali
"Jadi dong. Ajak pacar boleh kan?" Tanya Bian
"Lah gue sama siapa ntar pada ngajak pacarnya" protes Zayan
"Yaelah Yan. Gue aja ga ada pacar" cibir Alan
"Ya lo bawa aja—"
Zayan tidak berani melanjutkan ucapannya karena Alan sudah memplototi dirinya tajam.
"Bawa saha?" Tanya Fatir kepo
"Au dah mendadak lupa gue" elak Zayan
Sepuluh pria itu bermain karambol yang waktu itu dibeli oleh Naufal. Lalu makan bersama karena hari ini Bian ulang tahun jadinya ia meneraktir teman-temannya. Sederhana memang, tapi cukup indah bukan?
"Eh pada ngapain?" Tanya Delvin dengan baju putih yang baru saja datang
"Nih si Bian ultah, lo abis dari mana dah?" Tanya Amar
"Ada urusan bentar tadi" kata pria cuek itu lalu duduk
"Rapih amat, abis kondangan?" Tanya Zayan
Delvin menggeleng "Lebih tepatnya dateng ke tunangan sih"
"Lo tunangan?" Sargas Naufal
"Bukan. Sodara gue"
"Ohh kirain lo. Kan kaget, nanti si Jana mau di kemanain" cibir Opal
"Jana siapa?" Tanya Ghali
"Gatau gajelas" jawab Delvin. Emang si Opal biang kerok banget.
🌑🌑🌑
"Kayaknya ini ga bagus deh ka" kata Dinda menaruh kembali baju yang ada di lemari
Luna melihat tempat tidurnya yang sudah dipenuhi baju "Terus yang mana dong?"
"Lagian lo bukannya bawa baju yang ada di apart lebih banyak" cibir Dinda
"Ya gue kira ini cukup"
"Nih ka, kan ga mungkin mau night ride pake kemeja. Ga cocok, sweater aja masih kurang cocok loh" adik tirinya itu memberi pendapat.
Luna menghela nafas gusar "Lo ga ada baju gitu? Kan baju lo lebih banyak dibanding gue"
"Mana muat. Lagian mana pernah gue diajak night ride gini kan"
Luna duduk di sofa dekat kasur. Mengambil ponselnya.
Ga ada nama (4)
Luna: pake baju apa ya bingung bgt deh
Keona: katanya minta sama Dinda?
Luna: ga ada anjirt
Akeyla: yang mau nr ribet bgt sihhhhh
Keona: nasib bgt gapernah diajak nr
Zana: gue juga gapernah heh
Keona: lo makan micin aja jarang jannnn
Luna: GIMANA INI GUEEE ASTAGAAA
Akeyla: perasaan baju lo banyak deh Lun
Zana: pke sweater aja👍
Keona: jangan ih jelek
Luna: apa pake jaket ya?
Akeyla: LUCU SIH ITU COBA DEH
Keona: biasa aja mbanya
Zana: iya lunn jaket yg waktu itu lo unjukin
Luna: tapi bagus ga ya
Keona: bagus, lo pake kaos kutang aja bagus dah percaya sama gue
Akeyla: kalo Keona yang pake beda cerita
Keona: anjir lo
Zana: jaket aja bagus, aesthetic lagi
Akeyla: yang penting ga masuk angin💅✨
Luna: anak anj.....
Keona: jinggg
Zana: om kasar nih om
Keona: JANGAN MULAI JAN 😠
Akeyla: JAN JAN JAN AYO JAN AKU PADAMU
Luna: #tetapdipihakzana
Keona: ANJIRT, MALAS GUE BAY!
Luna berjalan ke meja dan mencharge ponselnya. Ia mengambil jaket di lemari lalu berkata "Ini bagus ga?"
Dinda berhenti mencari baju lalu melihat ke kakaknya "Bagus! Nah ini kek dari tadi"
"Serius? Celana item bagus ga?" Tanya Luna
"Bagus bagus" ucap Dinda mengangguk
"Oke gue mandi dulu. Makasih pilihannya dan bantuannya Dinda Naziya!!!" Ucap Luna sembari mendorong pelan Dinda untuk keluar kamarnya
"Ish dasar!"
Luna menutup pintu kamar dan menguncinya. Membereskan baju yang berceceran dan menyalakan air hangat di bath up. Ia mengoles tubuhnya dengan sabun cair favoritnya. Tak lupa membasahi rambutnya juga.
Setelah itu ia keluar kamar mandi menggunakan pajamas. Mencolokan hair dryer membuat bunyinya timbul. Luna mengeringkan rambutnya di depan kaca besar. Ia memakai baju tidur terlebih dahulu karena ini masih jam 6 sore sedangkan Ghali akan menjemput dirinya jam setengah 8 malam.
Sebenarnya Danial tidak mengizinkan Ghali dan Luna pergi night ride. Apalagi ini malam-malam, tapi karna anaknya itu terus memohon ya apa boleh buat. Itung-itung hadiah Danial karena Luna masuk 10 besar.
"Oy makan malem dulu ka!" Seru Dinda dari luar
"Yaaa"
Luna mencabut hair dryer nya dan menaruh ketempat semula. Ia turun untuk dinner bersama keluarganya. Acara syukuran istri dari abangnya berlangsung lancar. Dan sepertinya Luna akan mendapatkan keponakan laki-laki dari abangnya itu.
"Loh gajadi pergi?" Tanya mamah yang melihat Luna turun menggunakan baju tidur
"Jadi mah, kan ntar setengah 8" jawab Luna sembari menarik kursi untuk duduk.
"Jangan malem-malem pulangnya loh" ancam Danial
"Yaampun pah ka Luna udah gede kali" cibir Dinda mengambil nasi
"Ya sama aja, pokoknya ntar papah bilangin ke Ghali"
Luna terkekeh geli "Iya iyaa"
Luna memang sedang menginap disini. Tahun depan ia akan tinggal di rumah ini bersama keluarga barunya. Sepertinya itu sudah keputusan yang tepat bagi Saluna.
"Yaudah aku mau siap-siap dulu" ucap Luna setelah tadi makan malam dan sekarang sedang duduk di ruang tamu bersama.
Ia memakai dalaman hijau army dipadukan dengan jaket dan celana robek-robek hitam miliknya. "Ketat ga ya?" Tanya Luna
"Engga, kan ketutup ya" jawabnya sendiri
Ia mengambil tas kecil karena mendengar ada suara klakson dari bawah. Memasukan ponsel dan uang ke tas kecilnya lalu turun dengan sneakers putih yang melekat di kakinya.
"Kan cocok kan" puji Dinda
"Ketat banget ga si mah?" Tanya Luna meminta pendapat mamah
Mamah menggeleng "Gapapa, bisa ditutup jaket kan?"
Luna mengangguk. Ia ke depan rumah bersama papahnya. "Jangan pulang malem-malem banget ya Ghali. Papah titip Luna sama kamu"
"Iya pah" jawab Ghali setelah salim
Luna mencium tangan papahnya. "Aku berangkat ya"
Danial mengangguk. Membiarkan anaknya itu bersama kekasihnya. Tadi juga Danial sudah berbicara dengan Ghali agar berhati-hati di jalan.
"Gamau di peluk nih?" Kata Ghali diatas motor
Luna tersenyum lebar. Kedua tangannya memeluk pinggang Ghali. Kepalanya ia taruh di punggung pria itu. "Aku mau tanya" kata Luna
"Tanya aja"
"Kenapa kamu suka aku?" Tanya Luna
"Aku mana tau, tiba-tiba ada rasa aja aneh gitu. Apalagi pas dulu kamu suka ngehukum aku kan, kamu doang yang berani begitu" jawab Ghali dengan fokus yang masih ke jalanan
"Lagian belagu sih. Kamu dulu ngeselin banget, tengil, sok jago, banyak gaya lagi"
"Kalo sekarang gimana?" Tanya Ghali sedikit menengok
"Sama ngeselinnya. Sekarang lebih terbuka, manja, posesif, bandel, tukang boong. Tapi yang pasti sih pacarnya Luna" Jawab perempuan itu dengan tertawa di akhir.
Ghali membawa Luna ke puncak dekat saja. Kurang lebih perjalanan satu jam, dan kini mereka sudah sampai di puncak Bogor Cisarua.
Ghali menggandeng Luna yang baru turun dari motor. Mengajak perempuan itu masuk ke salah satu warung favoritnya.
"Indomie rebus dua ya. Satu telurnya setengah mateng" pesan Ghali
"Siap!"
Ghali membawa Luna duduk. "Kamu sering kesini?"
"Lumayan" jawab Ghali
"Kalo sama mantan-mantan kamu pernah juga?" Tanya Luna
"Engga, kamu doang yang aku ajak kesini"
"Boong banget"
"Dih, aku mana pernah bisa bucin gini. Aku curiga sih jangan-jangan kamu pake pelet ya?" Tanya Ghali mencolek hidung Saluna.
"Buaya banget omongannya" cibir Luna
"Ini buat si eneng yang cantik dan si Ghali langganan abang!" Seru Abang mie tadi
Luna tersenyum "Makasih"
Luna memberikan mangkuk Ghali yang menggunakan telur setengah matang. Memang pacarnya itu lebih suka telur setengah matang dibandingkan matang.
"Aku mau tanya deh, kamu punya mantan gak? Atau pacar sebelum aku gitu?" Tanya Ghali
Luna menelan mie nya "Ada waktu SMP. Tapi ga jadian, akunya ga suka"
"Hebat banget ya aku?"
"Hah?" Tanya Luna tak paham
"Aku aja bisa bikin kamu suka loh, kan hebat" ucap Ghali sambil membenarkan kerah bajunya.
Setelah sesi makan mie di warung sekarang Ghali mengajak Luna ke tempat lebih tinggi tapi bukan di gunung. Mereka duduk melihat indahnya malam hari ini.
Luna menyenderkan kepalanya di pundak Ghali. "Aku gasuka kamu berantem" ucap Luna tiba-tiba.
Ghali tersenyum "Iya"
Luna mendongak menatap wajah pacarnya yang tersenyum "Ngapain senyum-senyum deh"
"Enggak, aku suka aja di larang gitu" jawab Ghali
"Aku juga gasuka kamu ngerokok. Awas aja ngerokok di deket aku lagi" kata Luna kembali menyender di pria itu.
Di temani dengan angin lewat, Ghali bersama Luna menikmati waktu bersama. Sangat jarang mereka ngobrol serius sambil duduk gini. Pasti di selingi bercanda kalau engga bahas keluarga Ghali ataupun masalah yang ada di sekolah.
Satu notifikasi masuk dari hp Ghali. Luna melihat Ghali yang membuka ponselnya.
Delvin: markas digeledah polisi Gal.
TBC
mulai konflik aye!
see u next part!
Terimakasih 400 votenya!