Sofferenza [END]

By hrlnmnca

1.2M 57.8K 1.8K

[Follow dulu sebelum membaca๐Ÿค—] Jika keluarga berpotensi menorehkan luka, lantas apa gunanya rumah yang kalia... More

Prolog๐ŸŒผ
Part 1๐ŸŒผ
Part 2๐ŸŒผ
Part 3๐ŸŒผ
Part 4๐ŸŒผ
Part 5๐ŸŒผ
Part 6๐ŸŒผ
Part 7๐ŸŒผ
Part 8๐ŸŒผ
Part 9๐ŸŒผ
Part 10๐ŸŒผ
Part 11๐ŸŒผ
Part 12๐ŸŒผ
Part 13๐ŸŒผ
Part 14๐ŸŒผ
Part 15๐ŸŒผ
Part 16๐ŸŒผ
Part 17๐ŸŒผ
Part 18๐ŸŒผ
Part 19๐ŸŒผ
Part 20๐ŸŒผ
Part 21๐ŸŒผ
Part 22๐ŸŒผ
Part 23๐ŸŒผ
Part 24๐ŸŒผ
Part 25๐ŸŒผ
Part 26๐ŸŒผ
Part 27๐ŸŒผ
Part 28๐ŸŒผ
Part 29๐ŸŒผ
Part 30๐ŸŒผ
Part 31๐ŸŒผ
Part 32๐ŸŒผ
Part 33๐ŸŒผ
Part 35๐ŸŒผ
Part 36๐ŸŒผ
Part 37๐ŸŒผ
Part 38๐ŸŒผ
Part 39๐ŸŒผ
Part 40๐ŸŒผ
Part 41๐ŸŒผ
Part 42๐ŸŒผ
Part 43๐ŸŒผ
Part 44๐ŸŒผ
Part 45๐ŸŒผ
Part 46๐ŸŒผ
Part 47๐ŸŒผ
Part 48๐ŸŒผ
Part 49๐ŸŒผ
Part 50๐ŸŒผ
Part 51๐ŸŒผ
Part 52๐ŸŒผ
Extra Part๐ŸŒผ
Cerita Baru!
INFO!
VOTE COVER

Part 34๐ŸŒผ

15.3K 811 4
By hrlnmnca

Happy Reading❤
¤¤¤¤

"Halo?"

"Kenapa?"

"Kak Arya bisa kesini aku demam, bisa anterin aku ke rumah sakit?"

"Sorry, gue gak bisa."

"Kenapa?"

"Iren sekarang di rumah gue, maagnya kambuh. Lagian lo pasti cuma demam biasa kan? Kompres aja nanti juga sembuh, gausah manja."

"O-oh okey."

Syella menghela nafasnya, demamnya cukup tinggi, bukan seperti yang Arya kira. Bahkan saat ingin ke dapur untuk mengambil air, Syella urungkan karena kepalanya terasa sangat sakit. Untuk itu Syella memutuskan untuk tidur, siapa tau demamnya bisa berkurang.

Wajah Syella pucat pasi, tubuhnya terasa dingin meskipun sudah dibalut dengan selimut yang tebal, ia meringkuk diatas tempat tidur.

Keadaan rumahnya sepi, bahkan hanya ia sendiri. Orang tuanya pergi untuk mengurus pekerjaan dan baru bisa kembali besok. Sedangkan Iren, ia sedang bersama Arya. Sudahlah ia benar-benar sendiri.

Syella memejamkan matanya tapi tetap saja ia tidak bisa tertidur, matanya terasa panas saat terpejam. Syella mencoba menegakkan tubuhnya.

Syella menggapai ponselnya, menghubungi seseorang yang mungkin bisa membantunya.

"Halo?"

"Kenapa Syel?"

"A-aku boleh minta anter--"

"Sory ini gue Ana, Audy lagi main sama gue lo jangan ganggu."

"Ooh yaudah."

Tak adakah yang mengkhawatirkannya, bahkan Syella tadi pagi tidak bersekolah tanpa izin. Tak adakah yang mau bertanya tentang keadaannya?

Syella menatap lurus pada dinding kamarnya. Ia lelah, tapi matanya tak mau untuk dipejamkan. Syella menjambak rambutnya, lalu memukul kepalanya berkali-kali. Selfharm-nya kambuh lagi.

"Argh!" Syella merasakan kepalanya bertambah pusing, ia meraba laci lalu mengambil sebuah obat dan meminumnya, tak lama matanya terasa berat dan akhirnya ia pun tertidur.

▪▪▪▪

Disisi lain seorang laki-laki menatap ponselnya datar, ada sedikit rasa kasihan pada gadis yang barusaja menelfonnya.

"Kak Arya, ayo jalan-jalan."

Ya, laki-laki itu Arya, ia berbohong tentang Iren yang sakit, bahkan sekarang Iren terlihat baik-baik saja. Mereka juga bukan berada dirumah Arya, melainkan mall. Lagi pula Arya tak bisa meninggalkan Iren sendiri, meskipun hanya sebentar.

"Kak Arya." Iren menepuk bahu Arya membuat Arya tersadar dari lamunannya.

"Kenapa?"

"Ayo jalan-jalan lagi."

"Pulang aja ya, besok lagi." Arya berusaha membujuk Iren yang keras kepala.

"Gak mau!"

Arya menghembuskan nafasnya. "Yaudah ayo."

Senyum Iren mengembang dengan segera gadis itu menarik tangan Arya agar mengikutinya untuk berkeliling mall.

"Kak Arya kenapa diem aja sih?" tanya Iren memberenggut sebal.

"Gak pa-pa." Arya kembali melangkahkan kakinya dengan Iren yang berada disampingnya, tak ayal banyak orang yang memuji kecocokan mereka.

Arya mencoba menghilangkan pikirannya tentang Syella, berusaha agar tetap fokus pada Iren. Karena Iren prioritasnya.

▪▪▪▪

"Ikut gue."

"Kemana?"

"Udahlah ayo."

"Lo mau nyari Syella? Palingan juga dia dirumahnya. Lagian kenapa sih lo kayak khawatir banget gitu pas tau Syella gak masuk?"

"Ya.. ya karena dia adek kelas gue."

Dimas tertawa. "Adek kelas lo banyak, kenapa khawatirnya sama Syella doang?"

Diego menggaruk belakang tenguknya. "Udah deh, banyak tanya lo kek Dora!"

"Halah bilang aja lo suka sama Syella, gitu doang susah amat!" Dimas menjitak kepala Diego pelan.

"Siapa yang suka?!"

"Terserah lo," ucap Dimas, memutar bola matanya.

"Ayo!"

Dimas menggeram, tak taukah Diego bahwa Dimas sudah terlanjur nyaman ditempatnya. "Kenapa gak lo telfon aja sih?"

"Udah! Handphonenya mati, udahlah gue pergi sendiri aja, tai lo!" Diego melangkah pergi meninggalkan Dimas yang tertawa.

Diego mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, ia benar-benar khawatir. Ia sudah berjanji akan menjaga Syella bukan? Ya sebisa mungkin ia akan menepatinya.

Diego tak mengindahkan pengendara lain yang memakinya, pikirannya hanya tertuju pada Syella, apakah gadis itu baik-baik saja? Ia semakin khawatir kala mengingat cerita Radit tentang keluarga Syella yang berperilaku kasar pada Syella.

Tok tok tok.

"Assalamualaikum, permisi."

"Syella?" Diego mengetuk pintu rumah Syella berharap ada yang membukanya.

"Syel--"

Pintu rumah itu terbuka, menampakkan seorang gadis dengan wajah yang pucat.

"Waalaikumsalam, Kak Diego?" Syella berucap lirih, keadaannya lumayan lebih baik setelah tertidur.

"Syel, lo gak pa-pa? Kok lo gak masuk sekolah? Wajah lo pucet banget, kita ke rumah sakit ya?" Syella tersenyum, ternyata masih ada yang perhatian padanya.

"Syella udah gak pa-pa kok, Kak Diego maaf ya gak ngajak masuk, soalnya gak ada siapa-siapa didalem," ucap Syella, Diego mengangguk mengerti.

Mereka duduk di taman yang ada dihalaman rumah Syella.

"Lo beneran gak pa-pa?" tanya Diego memastikan.

"Iya." Syella tersenyum.

"Lo udah makan?" Syella terdiam membuat Diego mengangguk paham.

"Mau makan? Gue beliin ya?"

Syella menggeleng. "Gak usah."

"Tapi gue mau, udah kamu mau makan apa?" tanya Diego.

"Kamu?"

"Eh siapa yang bilang kamu? Enggak kok lo salah denger kali." Diego merutuki bibirnya dalam hati.

"Iya mungkin, yaudah aku mau makan seblak!" Syella berucap tegas namun dengan mata sayu.

"Oke bubur, lo tunggu dulu." Diego melangkah pergi meninggalkan Syella yang menatapnya heran.

"Kan aku mintanya seblak? Kok jadi bubur?" Syella terus menatap punggung Diego yang sudah mulai menghilang. Tak mau terlalu memikirkan itu Syella mengangkat bahunya lalu memasuki rumahnya, ia akan menunggu Diego diruang tamu.



🍰TBC🍰

811 work.

Follow, vote, dan komen.

See You🍃

Minggu, 07 Maret 2021🍃

Salam dari,
hrlnmnca~

Continue Reading

You'll Also Like

92.3K 5K 30
[Teenfic, Friendship, Angst, Romance] ~Second Story~ ๐ŸŽ– # 1 Penderitaan - 24 Mei 2023 ๐ŸŽ– # 1 Angst - 28 Januari 2022 ๐ŸŽ– # 1 Kesedihan - 7 Januari 202...
3.2M 178K 67
[CERITA LENGKAP] โ˜โ˜โ˜ "KENAPA HARUS SAHABAT GUE?!!" "Sorry" "Semuanya udah terlambat, asalkan lo tau rasa sakit yang gue rasain berkali-kali lipat. L...
155K 6.8K 44
WARNINGโ€ผ๏ธโ€ผ๏ธ Siapin mental dan stok sabar yang dobel pokoknya! Private acak follow sebelum baca! Sequel Trust Me Aretha Judul awal Realtas -> AKARA AK...
215K 18.1K 60
"I am matter." -Ayara- Tentang Ayara yang hidup di dalam keluarga toxic, yang selalu diperlakukan tidak adil, yang tak pernah dihargai. ๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน "Sehar...
Wattpad App - Unlock exclusive features