©Boboiboy Milik AniMONSTA, Disini Saya Hanya Meminjam Karakter-Karakternya Saja
Warning! : Alur berantakan(?), cerita ini nggak ada hubungannya sama cerita asli Boboiboy (Cuma karangan Author semata), gaje, bahasa campuran(?), typo bertebaran dimana-mana (Harap maklum, Author masih pemula ;'>)
.
.
.
.
.
"... RETAK'KA?!"
------------------------------------
Author: CUT! SALAH DIALOG DODOL! ULANG! ULANG!!
BoBoiBoy dkk: Mangap, Thor! :D
Author: Dahlah :')
------------------------------------
"Kau ...,"
"... KAPTEN PAPA?!!"
"Erk, kalian kenal dengan guru baru kita ini?" Evane menatap satu-persatu teman-teman barunya bingung.
"Kita berjumpa lagi, wahai anak murid kebenaran ..!" yaps, guru pengganti dari Cikgu Pricill ialah Papa Zola. Bagaimana bisa? Yuk, disimak Flashback-nya.
Flash---
"---Sudah-sudah! Tidak perlu pakai flashback-flashback!" potong Papa Zola memotong narasi Author.
"Ish, Kapten Papa!"
"Seenaknya saja kau potong?!" Author mengepalkan tangannya kesal.
"Hehehe .. Maaf, maaf! Kebenaran .. Tak sengaja melakukannya!" Papa Zola segera bersembunyi dibelakang BoBoiBoy.
"Ulang saja, mah!"
"Huft, iya-iya!"
Flashback Ulang :'v ...
Di sebuah ruangan yang dipenuhi dengan bermacam-macam alat yang canggih, terlihat ada seorang alien yang menyerupai manusia. Berperawakan tubuh tinggi nan tegap, bersurai biru tua, ber-iris cokelat gelap, dan garis wajah yang tegas. Pria itu sedang dirundung kekesalan, lantaran beberapa Alien-Alien Mop yang ditugaskan bekerja di TAPOPS Academy berbuat ulah. Secara tidak sengaja mereka hampir membongkar identitas asli TAPOPS Academy, dengan ceroboh nya mereka menaruh alat perekam sembarangan di meja-meja tempat makan-nya
pelanggan. Membuat sebagian alien-alien yang singgah untuk makan curiga kalau mereka sedang dimata-matai mereka. Bersyukur karena saat itu Principal Auzrel datang dan menjelaskan semuanya.
"Aku manajer disini. Maaf atas kecerobohan pegawaiku. Alat perekam itu sebenarnya digunakan khusus untuk memata-matai pegawai yang bekerja disini. Apakah mereka lalai dalam mengerjakan tugasnya atau tidak. Agar, pelanggan disini bisa nyaman dengan pelayanan yang kami berikan."
Tentu saja alien-alien yang sempat curiga itu percaya, toh, alasannya kan juga untuk kenyamanan mereka sebagai pelanggan.
Sedang mencoba me-relax kan dirinya, seseorang malah datang dan dengan tak berdosa-nya ia mendobrak-dobrak pintu ruangan kepala sekolah a.k.a Principal Auzrel. Menambah kekesalan yang berkecamuk di dirinya.
"HOI! BUKAAA ..!!" sahut seseorang itu keras sembari terus mendobrak-dobrak pintu menggunakan kaki-nya(?). Sepertinya seseorang itu tidak mengetahui jelas cara masuk ke ruangan kepala sekolah dengan benar :'v
Daripada ambil pusing, Principal Auzrel pun menekan sebuah tombol berwarna merah yang ada di bagian bawah meja-nya. Secara otomatis, pintu pun terbuka. Menampakkan seorang pria bertubuh gemuk yang memakai pakaian superhero yang ketat(?). Seseorang itu masuk, membuat pintu kembali tertutup.
"Hah .. Huh .. Lelah Kebenaran mendobrak pintu ..," seseorang itu mengelap keringatnya, dan lalu melihat-lihat interior ruangan Principal Auzrel.
"Woah! Keren juga ruangan ini! Kebenaran juga ingin!!" decak seseorang itu kagum sambil mengacak-acakan(?) beberapa alat.
Principal Auzrel yang melihatnya hanya bisa tersenyum menahan amarahnya, "Ada yang bisa saya bantu? Silahkan duduk dulu,"
Seseorang itu menoleh sekilas ke arah Principal Auzrel, kemudian ia kembali mengacak-acak alat-alat tanpa mempedulikan ajakkan Principal Auzrel tadi.
'Sabar, Zrel .. Sabar ..' Principal Auzrel berusaha menyabarkan dirinya sendiri.
"Permisi .. Maaf, tidak boleh mengacak-acak alat-alat yang ada disini. Jika ada yang perlu dibantu, silahkan katakan,"
Lagi-lagi, seseorang itu kembali tidak mempedulikan ucapan Principal Auzrel.
"Ekhem .. HOI! ANDA DENGAR TIDAK?!" bentak Principal Auzrel kesal sambil menggebrak meja-nya. Membuat seseorang itu langsung kicep dan lalu duduk sesuai ajakkan Principal Auzrel sebelumnya.
"Daritadi, kek!" Principal Auzrel kembali duduk di bangkunya. "Nah, apa ada yang bisa saya bantu?"
"Hehehe .. Sebelumnya, perkenalkan dulu .. Saya Papa Zola, musuh kejahatan .. Kekasih kebenaran!" Papa Zola mengeluarkan gaya nyentrik khas-nya.
"Ah iya, Papa Zola? Saya Auzrel, Principal Auzrel, kepala sekolah disini. Apa ada yang bisa saya bantu? Dan, bagaimana anda bisa sampai kesini?" tanya Principal Auzrel heran, beliau baru menyadari kalau Papa Zola ini adalah orang asing. Lantas, bagaimana dia bisa sampai kesini? Kalau dia bisa sampai kesini, otomatis dia tau donk, kalau tempat makan itu hanyalah sebuah kedok penyamaran?!
"Kamu kenal anak bernama BoBoiBoy??" -Papa Zola
"Tentu," - P. Auzrel (Author singkat biar nggak ribet:'v)
"Dia tuh, anak murid Kebenaran, tau!" -Papa Zola
"Anak murid Kebenaran? Lalu?" P. Auzrel sekarang semakin bingung dengan Papa Zola.
"Nah! Saya Cikgu-nya!" -Papa Zola
"Terus?" -P. Auzrel
"Dia ada disini, kan?! Kan?! Kan?!" -Papa Zola
"Ya .., terus?" -P. Auzrel
"Nah! Kebenaran kesini untuk menyusul anak-anak murid Kebenaran!" -Papa Zola
"Ha, Terus?" -P. Auzrel
"TERUS-TERUS, KAMU PIKIR KEBENARAN INI TUKANG PARKIR, HA?!" ucap Papa Zola tepat di wajah P. Auzrel, membuat P. Auzrel terkena cipratan air liur Papa Zola seperti hal-nya Gopal dulu.
P. Auzrel pun mengelap air liur di wajahnya menggunkan sapu tangan yang selalu ia simpan. "Bisa ceritakan bagaimana anda bisa sampai kesini?"
"Hah .. Panjang ceritanya!"
"Pendekkan."
"Kebenaran ikut kapal angkasa si Kue Koci tuh kesini," jawab Papa Zola santai.
"Ha? Bagaimana bi---" belum sempat menyelesaikan kalimatnya, ada suatu suara yang memotong ucapan P. Auzrel.
---Tiitt! Tiiittt! Tiiiitttt!
Rupanya, ada suatu panggilan video dari Komander Kokoci. P. Auzrel pun segera mengangkatnya. Setelah P. Auzrel mengangkatnya, muncul sebuah hologram berwarna biru yang menampilkan
wajah malas Komander Kokoci.
"Ha! Auzrel! Apa kau sudah bertemu dengan si Papa Zola itu?" tanya Komander Kokoci datar.
"Sudah, Komander!" P. Auzrel melakukan hormat TAPOPS.
"Oya, aku lupa!" Komander Kokoci pun membalasnya.
"Ehm, Komander! Lalu kenapa dengan si Papa Zola?"
"Ugh, dia .. Dia akan ikut tinggal disana. Sebagai guru baru, kudengar salah satu guru di TAPOPS Academy baru saja mengundurkan diri-nya, kan?"
"Y-ya, kenapa mendadak?"
"Jangan banyak tanya! Baiklah, panggilan akan kututup. Terima kasih!" Komander Kokoci terlihat kesal sekali.
"Eh, tap---"
---Titt!
"Haduehh .. Tambah lagi masalahku!" P. Auzrel mengalihkan fokus-nya ke Papa Zola.
"Eh, tertidur?!"
Sedari tadi, Papa Zola hanya diam menyimak. Sampai-sampai membuatnya tertidur saking bosannya.
"Hoi, bangun!"
P. Auzrel mengguncang-guncangkan tubuh Papa Zola, membuat pria paruh baya yang bercita-cita menjadi guru sedari kecil itu terbangun.
"Ha? Kenapa?!"
"Eum, kau .. Kau boleh tinggal disini. Kamar kau ada di 'CKGU-2011'. Dan kau akan jadi guru baru disini. Kau akan mengajar di kelas 'LTNM-1', mulai dari sekarang. Nanti akan ada Robot bernama R-Cy yang akan mengantarkan kau ke kamar dan kelas yang akan kau ajar, serta akan menjelaskan kau tentang TAPOPS Academy." P. Auzrel memberikan kartu yang mirip seperti lencana TAPOPS. Seperti BoBoiBoy dkk dulu.
"Apa ini?!"
"Itu kunci kamar kau. Cara kerja-nya akan R-Cy jelaskan! Sudah, kau sudah boleh pergi!" usir P. Auzrel.
"Mencurigakan ...., tapi, baiklah. Kebenaran pergi dulu! Tatatititutu ..!" Papa Zola melesat berlari ke arah pintu. Ia lupa
akan sesuatu. Pintunya. Pintunya kan belum di---
Gubrakk!
---buka :'v Papa Zola pun menabrak pintu dan terjatuh dengan tidak elit-nya.
"Haduehh!" P. Auzrel menepuk dahinya pelan, lalu menekan kembali tombol merah tadi. Membuat pintu otomatis terbuka.
"Muehehe .. Terima .. Kasih .. Tata .. Titi .. Tutu ..!" dengan bintang-bintang(?) yang mengelilingi kepala-nya, Papa Zola keluar dari ruangan P. Auzrel. Sementara P. Auzrel yang melihatnya hanya bisa berharap semoga semuanya akan baik-baik saja.
Flasback Ulang END :'v ...
"Ouh, begitu rupanya," tanggap BoBoiBoy dkk, kecuali Lucas dkk.
"Lalu .. Bagaimana Kapten bisa ikut kapal angkasa Komander Kokoci? Kami bahkan tidak mengetahuinya!" tanya Yaya.
Flash---
"---Sudah-sudah! Jangan banyak-banyak flasback! Mulai sekarang, panggil Kebenaran Cikgu Papa! Dan juga ... SIAP-SIAPLAH KALIAN WAHAI ANAK MURID KEBENARAN! KARENA DETIK INI JUGA CIKGU KASIH KALIAN UJIAN MATEMATIKA!!" potong Cikgu Papa lagi :'D. Suaranya menggelegar ke seluruh penjuru kelas. Inget gess, semua ruangan di TAPOPS Academy ini di design kedap suara. Agar apa? Agar tidak mengganggu yang lain.
"APA?! TIDAKK!!" teriak BoBoiBoy, Gopal dan Evane berbarengan.
"YEAYY!!" seperti biasa, DuoY berteriak kegirangan kala
mendengar kata 'Ujian'.
Dan, begitulah. Ada yang tak terima dengan ujian seperti BoBoiBoy, Gopal dan Evane. Ada yang tetap stay cool walaupun mereka juga panik karena belum belajar seperti Fang dan Rein. Ada yang berteriak kegirangan seperti Yaya dan Ying. Dan ada juga yang biasa-biasa saja seperti Lucas, Verils, Lisa dan Anna.
***
Istirahat pun tiba. BoBoiBoy dkk dan Lucas dkk pun berjalan bersama-sama ke kantin TAPOPS
Academy. Lagi enak-enak nya ngobrol sambil berjalan, eh, malah ada yang nabrak BoBoiBoy. BoBoiBoy nya sih nggak jatuh, tapi seseorang itu yang jatuh. Udah dia yang nabrak, malah dia juga yang marah-marah.
"Cih! Siapa sih, yang berani-berani-nya menabrakku?!" rupanya, seseorang yang menabrak BoBoiBoy itu ialah seorang gadis. Bersurai pink dengan manik pink pula.
"Dey! Bukannya kau yang menabraknya?! Kenapa malah kau yang marah-marah?!" teriak Gopal tak terima teman baiknya dimarahi atas kesalahan yang ia tak perbuat. Untung lorong yang mereka lewati sepi. Jadi tidak ada yang terganggu dengan teriakan Gopal.
"Terserahlah!" gadis itu berdecak kesal.
"Ish! Sudahlah Gopal! Maaf, sini kubantu," BoBoiBoy memakai sebuah sarung tangan yang ia simpan di saku celana-nya, lalu mengulurkan tangannya guna membantu sang gadis berdiri. Kenapa harus pakai sarung tangan? Of course, belum mahram gedd ;D
"Tunggu .. Suara ini ..," gadis itu mendongak, iris pink-nya membola sempurna ketika melihat wajah BoBoiBoy. Diraihnya cepat-cepat tangan BoBoiBoy, sepertinya gadis itu ingin cepat-cepat berdiri tegak.
"... Kau .. KAU BOBOIBOY, KAN?! PENGUASA ELEMENTAL HEBAT YANG MENGALAHKAN RETAK'KA 2 BULAN YANG LALU?!" ujar gadis itu tak percaya. Layaknya Evane sebelumnya yang juga sama tak percaya-nya bisa bertemu dengan idola-nya.
"Ya?"
Gadis itu menatap telapak tangan kanannya yang sebelumnya secara tidak langsung bersentuhan dengan telapak tangan kanan BoBoiBoy.
"Hah .."
BoBoiBoy, Yaya, Ying, Fang, Gopal, Evane, Rein, Verils, Lisa dan Anna kecuali Lucas saling bertatapan heran.
"Woi! Kau kerasukan, kah?" tanya Evane malas.
Tak menggubris pertanyaan Evane, gadis itu tetap diam. Sampai ia kembali menatap lekat-lekat wajah BoBoiBoy. Kedua matanya terlihat berbinar-binar.
"KYAKK ..!!" histeris gadis itu heboh. Yang membuat BoBoiBoy dkk dan Lucas dkk semakin kebingungan. Duhh, hari ini banyak yang kebingungan deh, aowkaokawoak//plak
"Pe-perkenalkan! Aku Aleca, aku penggemar beratmu! Semoga kita bisa bersahabat baik atau mungkin bisa lebih dari sahabat(?)! Senang bertemu denganmu, BoBoiBoy! Duhh, ternyata kalau dilihat lebih dekat kau jadi lebih tampan, ya!" dengan santuy-nya gadis itu memeluk lengan kiri BoBoiBoy. BoBoiBoy yang diperlakukan seperti itu segera menepisnya.
"M-maaf, bukan mahram!" Yee si Bubabai(?)! Giliran ama Yaya aja mahram :v
Yaya, Ying, Fang, dan Gopal
menyadari sesuatu. Aleca hanya bilang 'Senang bertemu denganmu, BoBoiBoy!', bukan 'Senang bertemu dengan kalian!'. Itu artinya, ia hanya senang bisa bertemu dengan BoBoiBoy, bukan dengan sahabat-sahabat BoBoiboy yang lainnya. Atau bisa dibilang Aleca hanya nge-fans dengan BoBoiBoy seorang, tidak seperti Evane yang nge-fans dengan BoBoiBoy dkk.
BoBoiBoy segera menjauh dari Aleca. Ia segera bersembunyi dibalik tubuh Yaya. Seolah tidak mau jauh dari BoBoiBoy, Aleca langsung melesat kembali menempel dengan BoBoiBoy. Tanpa mempedulikan keberadaan Yaya.
"Haiya! Kau dengar, kan?! Kalian bukan mahram, mah!" teriak Ying kesal.
"Yap! Lagipula, kenapa kau hanya senang bertemu dengan BoBoiBoy?! Padahalkan aku jelas lebih tampan dan populer dari dia!" celetuk Fang tak terima. Ying yang mendengarnya pun langsung menjeling tajam ke arah Fang.
"Apa? Bukannya aku benar?"
"Tch! Terserah! Yang penting, aku bisa bertemu dengan BoBoiBoy, sekarang!" Aleca menatap BoBoiBoy dengan puppy eyes-nya. "Aku ingin lebih dekat denganmu, apa kau mau lebih dekat denganku??"
"Maaf, tapi tidak. Ada hati yang harus kujaga!" balas BoBoiBoy tegas. Sepertinya puppy eyes Aleca tidak berhasil untuk BoBoiBoy ;D
Aleca yang mendengarnya langsung cemberut. "Siapa?"
Dengan sangat kompak, BoBoiBoy, Ying, Fang, Gopal, Evane, Rein, Verils, Anna, Lisa dan Lucas menunjuk Yaya. Bisa kompak gitu, ya? Author jadi bingung :v
Ada yang retak tapi bukan Retak'ka ( ͡ ͡° ͜ ʖ ͡ ͡°)
Melihat BoBoiBoy yang ikut-ikutan menunjuk Yaya, Aleca pun geram. Segera ia mundur beberapa langkah, lalu menatap tajam Yaya. Sedangkan Yaya yang ditatap seperti itu hanya menundukkan kepalanya menahan malu. Gimana nggak malu coba? Coba bayangin kalau kalian ada di posisi nya Yaya. Doi kalian secara nggak langsung ngaku kalau dia suka sama kalian :v
"Ck! Hoi, kau! Siapa pun kau! Jangan coba-coba kau dekati BoBoiBoy ku!" bentak Aleca pada Yaya.
"Lho? Yaya kan sahabat dekat-nya BoBoiBoy, atau mungkin bisa menjadi pasangan sehidup semati-nya di masa depan! Wajar donk, kalau Yaya dekat dengan BoBoiBoy. Memangnya kau siapa bisa seenak jidatnya menyuruh Yaya begitu?!" sindir Ying sarkas. Tak terima Yaya yang notabene-nya sahabat terbaiknya dibentak sembarangan.
"A .. Aku .." Aleca jadi gelagapan sendiri. Sindiran Ying ada benarnya juga. Memangnya dia siapa-nya BoBoiBoy?
".. Argh! Status tidak penting! Yang penting BoBoiBoy akan selalu menjadi milikku!" tidak pantang menyerah, Aleca kembali memeluk lengan kiri BoBoiBoy.
Sekali lagi, BoBoiBoy menepis tangan Aleca. "Kau tidak dengar?! Kita bukan mahram, lah! Yaya .. Tolong lah aku!"
BoBoiBoy terus menarik-narik ujung baju Yaya, tapi tetap tak ada reaksi apa pun dari gadis berkerudung pink itu.
"Yaya? Kau baik-baik saja?" Verils pun mendekat ke arah Yaya.
Tanpa mereka semua sadari (Kecuali Yaya), perlahan-lahan kedua kaki Aleca mulai melayang. Tidak lagi menapak di tanah. Semakin lama semakin tinggi.
"Eh, sebentar! Itu si Aleca kenapa?!" Anna, seseorang yang pertama kali menyadari itu langsung menyahut. Gadis itu menunjuk-nunjuk kedua kaki Aleca. Aleca yang melihatnya reflek ikut melihat kedua kakinya. Untuk kedua kalinya, kedua mata-nya membola.
"Apa-apaan ini?!"
"Ha?! Eh iya! Kayaknya .. Aku tau deh siapa pelaku-nya!" semua orang termasuk Aleca langsung mengalihkan pandangannya ke Lisa. Butuh beberapa detik hingga mereka menyadari siapa pelaku itu. Kalian pasti bisa langsung menebaknya, 'kan?
"YAYA?!" benar. Mereka baru menyadarinya, Yaya sudah mulai mengaktifkan kuasanya.
"Kau ..," Aleca menatap tak percaya Yaya.
Yaya mendongakkan kepalanya, walaupun masih terlihat jelas rona di kedua pipi-nya, itu sama sekali tidak menggubris fakta kalau wajah Yaya terlihat menyeramkan sekali.
Semuanya yang melihat wajah Yaya langsung meneguk saliva-nya kasar. Berharap kalau semuanya akan baik-baik saja.
"Kau punya telinga, 'kan? Atau kau tuli, sehingga kau tidak bisa mendengar kalau BoBoiBoy bilang kalian belum mahram?" Yaya mengangkat kedua tangannya. Membuat Aleca terapung-apung di udara.
"Ak-aku .." Aleca sudah tidak bisa berkata apa-apa. Ia sudah K.O.
"Haiya! Sabar, Yaya!" Ying mencoba menenangkan Yaya, tapi gagal.
"Psstt .. Dey, BoBoiBoy! Cepat lakukan sesuatu! Aku tidak mau mati di tangan Yaya, lah!" desak Gopal sambil berbisik pada BoBoiBoy.
"Untuk kali ini Gopal benar, BoBoiBoy!" timpal Fang. Ying, Gopal, Lucas, Rein, Evane, Verils, Lisa dan Anna mengangguk
setuju.
"T-t-tapi .. A-aku harus apa?!"
"Hanya ada satu cara!" Evane berbisik pelan agar tidak di dengar Yaya dan Aleca.
"Apa itu?! Cepat katakan!"
Evane melirik Yaya dan Aleca sekilas, berbahaya. Benar-benar berbahaya. Evane bisa melihat jelas dari balik lingkaran transparan yang mengurung Aleca itu, kalau dia sedang kesusahan untuk bernapas.
"Yaitu .....,"
Evane mulai membisiki mereka satu persatu. Setelah semuanya sudah dibisiki, mereka pun membola terkejut.
"Haiya! Kau gila kah?! Tapi ... Entah kenapa aku malah menyukai ide gila mu itu(?)" muncul smirk di wajah cantik gadis keturunan China itu.
"Pintar kamu, Vane!" Verils, Anna dan Lisa berkata kompak.
"Muehehehe .. Jelas, Evane gitu, lho! Tapi, kita harus minta persetujuan BoBoiBoy dulu, nih! 'Kan, dia yang akan melakukannya!" goda Evane.
Sementara yang digoda sudah bersemu merah. Tak ketinggalan, kedua daun telinga pun ikut memerah. Mungkin karena kulit BoBoiBoy yang terlalu putih, ya? :v
"Setuju in aja deh, Boy!" paksa Rein.
"Iya, Boy!"
"O-oke .. A .. Aku .. Aku setu---"
"---bagus! Kalau begitu, cepat lah kau lakukan!" Gopal mendorong tubuh BoBoiBoy sehingga hampir menabrak Yaya. Untung ada Lucas yang menahan tubuh remaja bertopi dino orange itu agar tidak menabrak Yaya. Memang teman terbaik :'>
"Ish! Awas kau, Gopal!" BoBoiBoy memberikan tatapan deathglare-nya. Mirip BoBoiBoy Halilintar. Sedangkan yang diberi tatapan itu auto kicep dan bersembunyi dibalik tubuh Fang yang lebih kecil darinya.
"Huhuhu .. Tolong aku, Fang! Sepertinya sekarang BoBoiBoy juga ingin membunuhku!"
"Gaje(?)," semuanya menatap datar Gopal.
"Ish! Cepat, kalau kau ingin menghajar Gopal boleh, tapi nanti saja! Aku ingin cepat-cepat memotret momen langka itu, mah!" Ying mengeluarkan HP-nya dari sakunya. Diikuti yang lainnya kecuali Lucas. Kurang kerjaan katanya.
"Y-ya!"
BoBoiBoy berdiri tegak, lalu berjalan gugup kesebelah Yaya.
'Tenang, Boy .. Tenang ..'
BoBoiBoy berusaha menetralkan napas-nya terlebih dahulu, kemudian ....
Grepp
Cupp
Cekrekk! :v
Yaya dan Aleca membulatkan mata mereka. Karena terlalu kaget, Yaya pun men-non aktifkan kuasanya. Membuat Aleca yang tadinya terapung di udara langsung terjatuh.
Deg! Deg! Deg!
"Mantap, Boy!"
"A-apa ..,"
Yaya menyentuh pipi kiri nya. Diraba-raba nya pelan pipi kiri nya.
Hayoo, BoBoiBoy ngapain, hayoo?
Beberapa detik yang lalu, BoBoiBoy memeluk Yaya dari samping kiri nya, tak hanya itu, ia juga mengecup pelan pipi kiri Yaya, guna menenangkan gadis itu.
"Ciee .. Cieee ... Cieee ..!"
Seakan-akan tidak pernah merasakan yang namanya
kesusahan bernapas, Aleca mengucek-ucek kedua matanya. Matanya melebar, mulutnya menganga, dan wajahnya memerah menahan amarahnya.
"U-udah, Ya .. Jangan marah-marah l .. La .. Lagi!" bisik BoBoiBoy gugup tepat di telinga Yaya yang tertutup hijab-nya.
Yaya tidak bisa berkata apa-apa, wajah keduanya memerah padam. Sekujur tubuhnya malah. Layaknya sedang direbus di air panas, keduanya merasakan hawa panas berkecamuk di tubuh mereka. Cukup lama BoBoiBoy memeluk Yaya, hingga suara-suara nyamuk(?) memberhentikan aksi BoBoiBoy yang memeluk Yaya.
"Cieee~ Mau sampai kapan Boy, kau peluk Yaya, nya~?" -Evane
"Yaloh! Lepas aja kali Boy, Yaya-nya juga nggak bakal marah lagi, kan udah dikecup doi( ͡ ͡° ͜ ʖ ͡ ͡°)" -Ying
"Traktirannya karena udah berhasil meluk sama kecup Yaya-nya jangan dilupain ya, Boy!" -Gopal
"Rupanya rival-ku ini, kini sudah dewasa!" -Fang
"Lanjutkan, Boy!" -Rein
"Duhh, kalian manis deh, apalagi kalau lagi nge-blush! :D" -Verils
"Huhuhu .. Aku terharu melihatnya TvT" -Anna
"Sip, Boy! Mantap!" -Lisa
Mereka sengaja berkata demikian untuk memanas-manasi Aleca dan menggoda BoYa. Dan, berhasil.
"Hah .. Huh .. Hah .. Huh .. Ck! Awas kalian!" Aleca pun berdiri dan segera beranjak pergi meninggalkan mereka semua.
"Pintar kau, Vane!" -Lucas
Semuanya kecuali BoYa memandang Lucas tak percaya. Lantaran alien keturunan es batu itu sedang tersenyum menggoda. Jarang-jarang titisan es batu ini tersenyum. Apalagi menyeringai ataupun memuji seseorang.
"Apa?" kembali datar, Lucas membuang muka.
"Ah, masa bodo sama si Es Batu, mah!" ujar Ying acuh dan kembali menoleh ke arah BoYa yang sedang mematung seperti patung. Diikuti yang lainnya kecuali Lucas.
"Ekhem, ekhem!"
"Eum, Y-Yaya .. I-i-i .. Itu .. Aku .. Itu .. Aku ... Itu .. A-anu .." BoBoiBoy memutar keras otaknya agar bisa mencari alasan yang tepat.
"Ah, iya! I-itu ide-nya---"
"---SIALAN KAU BOBOIBOY!!" BoBoiBoy pun mundur beberapa langkah, lantas, ia langsung berlari secepat mungkin menjauhi Yaya.
"T-terbalik!"
Dan, terjadilah aksi kejar-kejaran antara dua sejoli itu.
"Perlu kita kejar?" tanya Fang terbengong-bengong.
"Sepertinya perlu! Sekalian olahraga lari!"
"Ayo, kejar!"
"Ayo!"
Aksi kejar-kejaran pun berlanjut dengan bertambahnya 6 orang kecuali Lucas dan Rein. Mereka berdua hanya diam memperhatikan, sesekali menggeleng-gelengkan kepalanya gemas melihat tingkah teman-temannya yang terkesan kekanak-kanak kan.
Mereka terus kejar-kejaran, sampai-sampai membuat mereka tidak jadi makan siang karena pelajaran selanjutnya
sudah kembali dimulai.
Tamat.g~
***
.
.
.
.
.
Yeayy-!! Kecoa dateng, eheq//di sleding Aleca
Udh pada tau kan, kalau si Aleca itu OC nya Author? Ya pasti udh tau ye kan?!//plakk
Duhh, jari2 Author gatel deh, buat mencet tombol publikasikan, padahalkan blm Author revisi :'(, tapi gpp deh, awoakoakaoak//plak
Oya, Author punya note buat umur2 OC2 nya Author :
Lucas dkk : 17 tahun
Aleca : 17 tahun
P. Auzrel : 40 tahun
Oke, jan lupa votment nya gedd, sarannya juga sekalian kalau bisa!//kok maksa?!
See You In The Next Chapter!
Byee-!! (♡˙︶˙♡)
-Chxryz_Keii