Save the Date

By Adiatamasa

377K 34.8K 2.6K

Warning 21+ Kiara memergoki Gika, Calon suaminya selingkuh dengan sahabatnya, Vanya. Bukannya langsung marah... More

Undangan Pernikahan
Love, Save the Date!
Pembicaraan Telepon
Mengumpulkan Bukti
Tetap Tenang
Licik
Keputusan Kiara
Kastara, sang Pengantin Pengganti
Patah hati? No!
Anak Manja
Bertemu
Secangkir Kopi dan Ciuman
Pria Penuh Cinta
Pria Penuh Cinta _2
Menginap di Villa
Menyerah
Kia~
Calon Mertua
Separuh Jiwa Pergi.
Kembali Bekerja
Gika~
Belum usai
Rindu itu berat!
Hadiah Pertemuan
Tanda - tanda
Perbincangan Orang Dewasa
Pulang
Mendapat Undangan
Pertunangan
Kondangan-2 dan Bertengkar
Kondangan _3
Satu Bulan Lagi
Bad Day
Masalah kecil
Kalau sudah tidak bersama, baru terasa.
Celaka
Kala~Kiara
Save the Date
Menikah

Kondangan_1

9.4K 997 191
By Adiatamasa

Hai, kalian yang juga baca novelku berjudul IRIDESCENT. Kita nostalgia dulu, ya sama Ibu satu ini.

Semoga suka.

Pukul sebelas Kiara dan Yuna bersiap-siap untuk menghadiri Pernikahan Gika dan Vanya. Keduanya dimake up oleh asisten pribadi Mama Kala, yang memang merangkap sebagai MUA pribadi Indira.

"Kalian mau kondangan ke mana, sih?"tanya Indira penasaran.

"Ini loh, Bu, ke mantannya Kiara. Yang batalin pernikahan karena lebih memilih selingkuhannya. Nah, sekarang ini mereka menikah,"jelas Yuna.

Indira sudah mendengar cerita itu dari Kalila. Mendengarnya saja sangat sedih, apa lagi mengalaminya. Hati Kiara pasti hancur lebur saat itu. Untunglah ada Kala yang bisa memulihkan kondisi hati Kiara.

"Oh, yang itu." Indira manggut-manggut."Kamu pakai baju yang Mama kasih kemarin,Kia."

"Itu terlalu mewah, Ma. Lagi pula, acaranya nggak di gedung kok." Kiara mendengar dari rekan-rekannya di kantor. Acara pernikahan Gika dan Vanya dilangsungkan di rumah. Tidak menyewa gedung atau hotel seperti kemarin.

"Ih, nggak apa-apa. Pakai juga tas, sepatu, semuanya. Iya, kan, Yuna?" Wanita itu mencari dukungan.

"Betul itu, Bu. Yuna udah saranin gitu." Yuna terkekeh. Akhirnya ada yang sependapat dengannya.

"I-iya, Ma." Kiara hanya bisa pasrah. Mana mungkin menolak perintah Mama mertua. Apa lagi perintahnya itu sangat mudah dilakukan.

Setelah selesai, Yuna hanya bisa menertawakan Kiara yang merasa aneh. Bayangkan saja, apa yang menempel di tubuhnya saat ini, jika ditotalkan berjumlah miliaran rupiah. Sementara ia hanya datang ke kondangan yang biasa saja.

"Ngerasa sayang banget kena panas, Kak."

"Duh, santai aja. Mama mertua loh yang minta." Yuna menyandang tas pemberian Indira dengan bangga.

"Nah, gini,kan bagus~anak Mama harus cantik dan beneran seperti wanita Bugis,"katanya sembari berbisik.

Saat ini, Kiara mengenakan atasan brokat bewarna merah maroon yang dipasangkan dengan songket Bugis. Itu adalah stelan pakaian yang diberikan keluarga Kala. Rambutnya dibuat sedikit bergelombang dengan menyelipkan jepit rambut di sisi kepala. Anting dan gelang berlian yang diberikan juga dipakai sesuai permintaan Indira. Perhiasannya tidak begitu mencolok. Hanya saja, orang yang mengerti, pasti akan langsung terkejut.

(Songket bugis)


"Dan~tasnya jangan lupa." Indira mengambil tas untuk Kiara. Tadinya, Kiara ingin memakai tas lama miliknya. Tapi, ternyata sudah kepergok Mama mertua.

"Ya ampun." Kiara memandang dirinya di cermin. Sementara Yuna malah bertepuk tangan.

"Selamat menikmati kondangannya. Semoga sang mantan menyesal sudah menyakiti kamu." Indira tertawa."Nikmati hari kalian. Mama dan Papa mau jalan-jalan berempat."

"Oh, mau ke mana, Bu?"

"Nggak tahu itu Papa. Katanya mau cari jam tangan." Papa Kala suka mengkoleksi jam tangan. Lalu, Papa Kiara tertarik dengan bisnis itu.

"Ya udah, Mama hati-hati, ya,"kata Kiara.

"Iya. Kalian jangan lupa makan. Kalau makanan di sana nggak enak, makan aja lagi di luar." Indira berteriak sebelum kedua wanita itu pergi.

Kastara dan Kala sudah menunggu dengan bosan. Kastara sudah rapi mengenakan batik dengan motif tenun batak. Sementara Kala mengenakan batik khas Toraja. Sepatu keduanya terlihat begitu berkilau. Celana bahan yang dipakai juga sangat pas di tubuh mereka. Keduanya seperti Kakak beradik.

"Akhirnya~" Kastara hampir menangis menunggu keduanya berdandan.

"Iya sudah, yuk." Yuna menarik tangan Kastara tak sabar. Kiara dan Kala mengikuti di belakang.

"Kamu cantik banget pakai itu. Aku pikir nggak bakalan kamu pakai sekarang." Kala memandang Kiara takjub.

"I-iya. Sebenarnya Mama kamu yang minta aku pakai ini."

"Bagus dan cantik banget. Aku merasa kita kayak lagi di Makassar tahu nggak." Pria itu terkekeh.

"Terima kasih." Wajah Kiara merah merona mendapat pujian seperti itu.
Di lokasi resepsi pernikahan sudah ramai. Di salah satu sudut di dekat meja prasmanan, ada tiga orang Ibu-ibu duduk mengitari meja bundar. Ketiganya mengenakan pakaian dengan warna senada.

"Ya ampun panas kali kurasa,"keluh seorang Ibu dengan rambut disanggul tinggi. Ia mengenakan kebaya merah dan songket. Kipas di tangannya tidak berhenti bergerak agar keringatnya tidak mengucur deras.

"Ya cemana nggak panas. Musim panas gini, nikahnya di rumah. Coba di hotel, kan dingin pakai Ac." Wanita di sebelahnya berbisik.

Sondang tertawa lebar."Ya cemana. Udah enak-enaknya semalam itu. Bikin acara dia di Hotel mewah. Dapat kamar lagi kami. Eh, tak jadi. Betingkah pula si Gika ini, Kak."

"Iya, jadi turun derajat kita dibuatnya. Kenapa nggak di hotel lagi aja, Kak acaranya?" ibu ketiga ikut bicara karena sudah merasa tidak nyaman di sini. Tetapi, namanya acara keluarga, mau tak mau mereka harus bertahan.

"Ini pun, ya, kipas aja tak ada. Ehh~he. Yang parahlah ini sekelas Manager acaranya begini."Ibu kedua kembali melontarkan kalimat pedasnya.

"Ih, nggak tahu kau. Udah tumpur si Gika ini gara-gara batal nikah. Udah dilunasi semuanya. Ini pun ngutang-nya dia ke Bank. Kalau betingkah ya gitu, acara pun ala kadarnya lah." Ibu pertama kembali menanggapi. Namanya Sondang. Ia merupakan istri dari Paman Kandung Gika.

"Yang betul,lah, Kak?"Ibu kedua dan ketiga menatap Sondang tak percaya."Masa sampe tumpur?"

"Iya loh. Nggak percaya kalian. Ini keponakanku, ya tahulah aku,"sahut Sondang sambil terus mengibaskan kipasnya.

"Iya. Yang bodohan Gika ini malah selingkuh pula. Bukannya cantik perempuannya." Pembicaraan masih berlanjut. Matahari semakin terik, pembahasan pun semakin menarik.

Sondang mengangguk setuju."Itulah kubilang. Make upnya pun tebal kali. Cuma cantik make up aja itu dia. Tapi, itu pulak yang mungkin menarik hatinya Gika."

"Ngeri kali jaman sekarang, Kak. Kayak bangga kali bisa merebut laki orang. Kalau tahu malunya si Vanya ini, ngapain dia adakan pesta." Ibu ketiga menanggapi lagi.

"Aku iya, benci kali kalau udah dengar selingkuh. Anakku pun jadi korban selingkuhan, Kak, sampai diceraikan. Tapi, itulah, ya, kalau orang baik.  Udah nikah lagi anakku sekarang. Jadi punya menantu dokter aku. Sujud syukur aku saking bahagianya. Tuhan angkat derajatnya." Akhirnya Sondang bisa pamer menantu di acara keluarganya. Terlebih sekarang, ia sudah dikaruniai cucu kembar. Kebahagiaannya sudah lengkap. Sesekali ia mengunjungi anak dan cucunya di Jakarta.

"Iya. Enak kali kau, Kak, dapat menantu dokter. Semoga ajalah, Kia dapat yang lebih baik setelH ditinggal si Gika."

"Cemanalah kubilang, ya, kutahu Gika ini keponakan suamiku. Tapi, aku benci kali sama dia karena selingkuh. Kalau nggak,ya, biasa ajanya aku. Sakit rasanya hatiku." Sondang memegang dadanya seolah-olah dirinyalah Ibu dari Kiara. Mungkin karena hatinya pernah terluka karena anaknya dikhianati.

Pembicaraan terhenti ketika sebuah mobil BMW X5 berwarna merah berhenti di lataran parkiran. Lalu, di belakang ada mobil hitam mengikuti. Itu adalah pengawalan Kala.

Dua pasangan itu turun dan masuk ke dalam tenda pernikahan. Sondang langsung menyipitkan matanya."Kayaknya aku kenal."

"Ih, cantik kali mobilnya. Macam mahal kurasa."
"Iya. Penampilannya pun, kayaknya bukan orang biasa."

"Tante Sondang!" Kiara menyapa Sondang.

"Eh, kenalnya sama kau, Kak?"

Sondang menoleh sekilas, lalu fokus kembali pada Kiara."Kayaknya Kia, ya?"

Kiara memegang lengan Sondang."Ih, cepat kalilah Tante lupa. Mentang-mentang nggak jadi, ya, Te."

"Siapa ini, Son?"

"Inilah, calon menantu tak jadi." Sondang tertawa. Kemudian memeluk Kiara."Kaunya, Ki. Kukira artis dari mana. Silau kali penampilanmu hari ini."

"Oh, ini calon menantu yang tak jadi itu? Cantik, ya?"

Sondang tertawa."Ya cantiklah. Tinggalnya aja di Polonia, biar tahu kalian. Rumah-rumah besar putih itu."

"Tante ini bisa aja." Kiara tersenyum malu.

"Sama siapa kau ke sini?"

"Sama Kakak-Kakakku. Mama sama Papa nggak bisa datang, soalnya ada tamu di rumah."

"Terus ini siapa?" Sondang menatap Kala di belakang Kiara.

"Saya Kala,  temannya Kiara, Bu." Kala memperkenalkan diri sebagai teman saja. Daripada nanti berbuntut panjang.

"Oh gitu, duduklah kalian, ya. Makani aja yang ada. Kalau agak-agak panas harap maklum lah, ya. Soalnya udah miskin si Gika ini. Kayak ginilah acaranya."

Kiara menoleh ke arah Kala."Kamu duduk aja, ya."

Kala mengangguk. Pria itu melihat Kastara dan bergabung dengan calon Kakak iparnya tersebut.

"Kapan Tante datang?" Kiara suka bicara dengam Sondang. Wanita yang suka ceplas-ceplos, tapi, sangat baik hati.

"Semalam. Teringatnya, kok mau kau datang ke nikahan mantan kau? Nggak sakit hati kau sama dia?" Sondang memukul paha Kiara.

"Ya namanya diselingkuhin sakit,lah, Te. Tapi, nggak apa-apalah. Mungkin memang yang kayak gitu seleranya Gika. Nanti kucari yang lebih baik."

"Ish betul itu. Biar kayak si Agni kau, dibuang sama si  Lee Taek Oh, terus dapatnya Lee Min Ho. Yang kayak Abang itu tadi ajalah. Atau dia ajalah kalau masih single. Mirip kali dia sama Cha Eun Wo."

"Siapa pulak itu, Te."

"Yang jadi Lee Suho di film true beauty. Yang lagi hits itu loh." Jiwa kedrakoran Sondang langsung meluap-luap.

"Belum nonton aku, Te."

"Itulah, kerja aja terus kau." Sondang menggeram.'Inilah aku kesal. Sama aja kau kayak Agni." Kemudian Sondang menatap tas di pangkuan Kiara."Eh, eh~ini Birkin Himalayan, kan?"

"E-eh, anu~" Kiara hanya bisa nyengir. Kiara pikir tidak ada yang menyadari jenis tas yang dipakainya. Ternyata Sondang langsung tahu.

"Betul,kan, yang kubilang, Ki?"Sondang menyadarkan lamunan Kiara.

"Iya betul, Te."

"Hei, Kak, kalian tengok ini tasnya. Harganya aja satu koma tiga em."

Kedua Ibu-ibu yang bicara dengan Sondang tadi langsung berkerumun melihat tas mahal tersebut. Masih dalam suasana kekagetan itu, Yuna muncul dan ikut bergabung. Sondang mendongak dan kembali kaget.

"Chanel qualited Summer limited edition." Sondang geleng-geleng kepala."Kok banyak kali duit kalian. Kok bisa~Gika meninggalkan Kiara demi wanita mak lampir gitu, ya."

"Ih, Tante ini. Ini bukan apa-apa, Tante,"sahut Yuna."Oh, iya, pengantinnya belum keluar, Tante?"

"Belum. Sebentar lagi." Sondang kembali melihat Kiara yang memakai berlian. Rasanya, Kiara memiliki banyak perubahan.

❣❣❣

Dan masih harus sabar untuk bertemu dengan Gika dan Vanya.

Haks-haks-haks.

Selamat malam dan selamat istirahat.

Continue Reading

You'll Also Like

445K 28.1K 52
Kebersamaan kecil tumbuh menjadi kedekatan yang tak bisa mereka abaikan. Setiap tatapan terasa lebih berarti, setiap percakapan lebih dalam, setiap p...
1.2M 69.7K 83
Nala, 24 tahun. Gadis manis asli Jawa yang hidup sendirian di rumah sederhana dekat tempatnya bekerja. Gadis yang ramah dan mudah bersosialisasi deng...
358K 13.8K 23
MATURE/ADULT🔞 "Kampus cuma jadi latar. Yang penting siapa lo, seberapa tajir lo, dan siapa yang lo pegang tangannya malam ini." Jasper Golda Ebeneze...
242K 11.9K 39
[Sequel dari Post Operative Love] Zura tidak pernah benar-benar melupakan Arvie, laki-laki yang pernah menjanjikan segalanya-lalu pergi mengejar mimp...
Wattpad App - Unlock exclusive features