Setiap hari Rabu dan Minggu, Dafina akan les bahasa Inggris saat siang hari selama beberapa jam. Dan seperti saat ini, ia sedang memperhatikan Mrs. Valentine yang merupakan guru yang mengajarinya selama beberapa bulan ini.
"Dafina."
"Dafina."
"Eh ya, kenapa? Sorry sorry tadi gue gak denger hehe." Dafina menengok ke arah samping saat mendengar namanya dipanggil.
"Dafina besok lo sibuk gak? Maksud gue, lo ada shooting atau gak?" tanya Reyhan.
Dafina mengingat jadwalnya untuk besok.
"Ada tapi sekitar sore hari. Kenapa emangnya?"
"Kalau pagi sampai siang lo bisa ke luar gak? Soalnya gue mau ngajak lo jalan-jalan, tenang gue gak jahat kok. Lo mau kan jalan sama orang biasa seperti gue?" Reyhan bertanya kepada Dafina.
"Gue gak janji ya, tapi gue usahain. Lo share aja alamatnya," ucap Dafina.
"Thanks ya, Daf. Gue kira lo sombong karna artis."
"Ya sama-sama, udah gue lagi dengerin Mrs. Valentine."
________________
"What?! Ini beneran lo, Fin?"
Devano benar-benar terkejut. Bagaimana tidak, saat dirinya baru saja sampai di rumah Dafina diperlihatkan Dafina dengan penampilannya yang berubah 180°.
Rambut Pigtails berwarna sedikit kecoklatan di kedua sisi samping kepalanya. Terlihat sangat lucu kali ini.
"Gimana? Bagus nggak?"
"Jelek, Fin. Ganti sana," alibi Devano. Justru penampilan Dafina saat ini terlihat semakin sangat cantik sekaligus feminim yang sebagaimana anak perempuan.
"Dih kok jelek sih, Kak. Padahal gue dari pulang les belajar seperti feminim." Dafina cemberut.
"Emangnya lo kenapa penampilan kaya gitu? Asal lo tau nih ya, Fin. Gue suka sama lo itu apa adanya, jangan melakukan ini cuma untuk menjadi feminim layaknya perempuan di luar sana."
"Dih geer deh, Kak. Jadi cowok geer banget hahaha."
Devano mengernyitkan dahinya saat melihat Dafina ketawa terbahak-bahak.
"Lo kenapa ketawa? Emangnya gue ngelawak?"
"Gak sih, tapi ke-geer-an lo itu kak yang lucu hahaha. Lo mikir kalau gue ngelakuin ini semua buat lo? Kalau gitu lo salah hahaha. Gue ngelakuin ini karena besok gue ada pemotretan dan lusa ada film yang dimana mengharuskan gue berpenampilan layaknya cewek feminim," jelas Dafina.
Devano menggaruk tengkuknya, sungguh dirinya malu saat ini. Mana bisa ia mengira seperti itu ck.
________________
"Terimakasih, Pak. Nanti jemput saya jam 3 sore aja ya."
"Baik, Non, nanti akan saya jemput."
Setelah sopirnya pergi dari sana, Dafina memasuki restaurant yang sudah di share oleh Reyhan kemarin malam. Dafina melangkah kan kakinya memasuki restaurant tersebut. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh restaurant untuk mencari Reyhan.
"Dafina."
Dafina mengalihkan pemandangannya ke seorang cowok yang memanggil dirinya dari meja makan yang berada di tengah.
"Dafina duduk sini ayo!" Panggil Reyhan sambil melambaikan tangannya.
Dafina mengangguk sambil melangkah ke pria itu. Ia duduk di hadapan Reyhan.
"Terima kasih sudah mau datang, Daf."
"Ya sama-sama. Maaf ya kalau gue telat datang."
"Gak telat kok, lagian belum datang semua."
Dafina mengernyitkan dahinya, "Maksudnya? Jadi selain gue dan lo di sini, ada orang lain?"
Reyhan mengangguk-kan kepalanya, "Nanti lo juga tau."
Beberapa lama kemudian, segerombolan pria menghampiri tempat duduk mereka.
"Sorry men, kita semua telat."
"Gak papa, silahkan duduk." Reyhan mempersilahkan mereka semua duduk.
Dafina dibuat bingung oleh segerombolan pria tersebut dan Reyhan. Dafina menendang kaki Reyhan dari bawah meja. Reyhan yang menyadarinya, langsung mengangkat alisnya ke Dafina. Dafina bertanya kepada Reyhan, siapa mereka semua dengan menatap mereka. Reyhan yang mengerti hanya tersenyum namun tidak menjawab dan itu membuat Dafina kesal.
"Kalian mau mesan apa? Pesan aja nanti gue yang bayar," tanya Reyhan kepada semuanya.
"Wih gila sahabat kita lagi banyak duit hahaha. Ok Bos Reyhan."
"Kalau lo mau mesan apa, Daf?" tanya Reyhan kepada Dafina.
Dafina bukannya menjawab pertanyaan yang diberikan oleh Reyhan, melainkan menatap pria yang di sekitar mereka yang merupakan sebuah isyarat pertanyaan siapa mereka semua.
"Udah lo pesan aja dulu, nanti gue kasih tau siapa mereka setelah makan." Reyhan memberikan senyumannya.
________________
Sudah tiga jam yang lalu mereka keluar dari restaurant dan sekarang mereka memutuskan untuk menghibur diri di salah mall yang berada di pusat kota Jakarta.
Sudah tiga jam juga, Dafina mendengus kesal. Pasalnya Reyhan sudah berjanji bahwa setelah makan dirinya akan tahu siapa para segerombolan cowok itu.
"Gue balik aja deh."
Ucapan Dafina membuat mereka menghentikan aktifitasnya dan beralih menatapnya.
"Belum selesai, Daf. Lo mau main apa? Lo mau jajan apa? Gue traktir deh." Reyhan memegang pundak kiri Dafina sambil bertanya.
"Gue gak mau jajan atau pun main. Gue maunya yang tadi di restaurant."
"Lo mau makan lagi, Daf?" tanya pria lain.
"Bukan." Dafina menatap satu per-satu dari mereka. "Kalian semua siapa? Lo semua kenal sama gue?" tanya Dafina To The Point.
"Kita semua tau siapa lo, Daf. Kita semua tau sebelum lo Jadi artis terkenal seperti sekarang," jawab salah satu mereka.
Jawaban mereka membuat Dafina menjadi tambah tidak mengerti.
"Maksud lo?"
"Lo gak ingat sama kita semua? Kita semua kakak kelas lo dulu."
"Lo gak ingat sama mereka berdua?" tanya Reyhan sambil menunjuk ke arah dua cowok yang berdiri di samping Reyhan.
Dafina menatap kedua pria itu, namun salah satu dari mereka seperti familiar di wajahnya.
"Gak," jawab Dafina singkat.
"Wah parah Joy, lo gak diingat sama mantan lo sendiri hahaha."
Joy? Siapa lagi Joy astaghfirullah.
"Lo ingat beberapa hari kemarin ada reunian SMP?" tanya pria yang dipanggil Joy itu.
"Iya gue ingat."
"Kalau lo lupa gue pria yang kasih lo air minum dingin saat itu," ucap Joy mengingatkan kejadian saat reunian kemarin.
Dafina terkejut dengan apa yang di bilang pria itu. Pantas saja dirinya mengenalnya, ternyata dia adalah pria yang memberikan air minum dingin kepadanya.
"Lo saat itu juga bertanya bukan siapa gue? Baiklah sekarang gue kasih tau siapa gue." Pria itu mengulurkan tangannya ke Dafina. Dafina menatap uluran tersebut lalu dengan ragu membalasnya.
"Kenalin gue Joy Yudianto Sinaga. Kalau lo lupa, gue kakak kelas lo saat SMP sekaligus salah satu mantan kakak kelas yang lo taksir." Pria itu memperkenalkan dirinya sambil menatap Dafina.
Saat pria itu memperkenalkan dirinya membuat Dafina sangat terkejut. Ternyata pria yang di hadapannya saat ini adalah Joy Yudianto Sinaga yang merupakan kakak kelas yang dulu ia taksir, ralat bisa di sebut yang ia cintai sampai kuliah semester satu.
"Sekarang lo udah ingat sama gue?" tanya Joy.
Dafina mengangguk, "Ke-kenalin gue—"
"Gue udah tau siapa nama lo, Daf. Sekarang lo liat pria yang gue rangkul ini. Lo ingat siapa namanya?"
Dafina memperhatikan pria yang di rangkul oleh Joy. Pria itu tinggi, berkulit putih, rambut hitam, rahang tegas.
"Ke-ke...fas?"
"Wah ternyata lo ingat gue, Daf. Nggak nyangka gue. Ternyata yang diingat Dafina itu gue bukan lo, Joy, hahaha." Keras membanggakan dirinya.
"Ck bacod lo njing!"
"Sekarang lo udah tau kan siapa kita?" Tanya Reyhan menatap Dafina
"Iya, tapi lo kenal sama mereka Kak Reyhan?"
"Kenal dong kan gue salah satu anggota geng mereka. Gue yang saat SMP lo panggil 'cermin'," jelas Reyhan.
What?! Jadi selama ini Reyhan adalah Reyhan Nugroho? Kakak kelas yang pernah ditaksir oleh sahabatnya.
"Ya udah ayo kita lanjut main. Lo mau main apa, Daf?"
"Sepertinya gue gak main."
"Nggak boleh gitu, lo harus ikut main sama kita. Ayo sini kita main lempar bola basket ke dalam ring." Kefas menarik tangan Dafina sampai depan tempat permainan bola basket. Mereka semua sedang bermain di Timezone yang berada di salah satu mall itu.
________________
"Joy."
"Hm?"
"Gimana?"
"Apanya?"
"Lo mah ck masa gak tau."
"Lo kalo kalo ngomong yang bener nyet. Gue bukan cenayang atau dukun yang tau lo mau ngomong apa," geram Joy kesal.
"Dulu dan sekarang Dafina berbeda kalau dalam persentase 50 persen perbedaannya. Sekarang dia tambah imut, kalau tau gitu dulu gue jadiin pacar deh," ucap Kefas sambil memperhatikan Dafina yang sedang bermain.
Benar yang dibilang Kefas, Dafina tambah imut apalagi dengan style-nya yang sekarang. Gadis itu memakai pakaian warnah merah muda ditambah aksesoris kalung di lehernya, tidak hanya itu saja. Gadis itu juga tampil cute dan menggemaskan dengan gaya rambut cepol dua alias space buns.
"Terus?"
"Lo gak ada perasaan tertarik atau suka satu pun gitu, man?" tanya Kefas penasaran pasalnya dari tadi sahabatnya ini menanggapinya biasa saja padahal dulu ia lah yang dikejar oleh Dafina.
"Lagian juga walaupun gue punya perasaan sama dia gak ada bedanya, Fas. Kita sama dia itu udah masa lalu dan sekarang lo juga tau kalau Dafina udah punya pasangan yang bekerja di dunia entertainment juga, namanya Devano."
"Di tikung juga bisa kali. Lagian juga mereka baru pacaran belum menikah. Apa salahnya nyoba dulu, siapa tau Dafina masih punya perasaan sama salah satu dari kita atau bahkan kita berdua haha."
Perkataan yang dikeluarkan oleh Kefas membuat Joy berpikir. Apakah iya Dafina masih memiliki perasaan tersebut?
________________
Bagaimana menurut kalian?
Perasaan Dafina ke Joy dan Kefas apakah masih ada sama seperti SMP?
Kalau saya kasih sebuah pertanyaan ke kalian, kalian milih apa? Dafina memiliki perasaan ke mereka atau tidak?
Jangan lupa untuk vote, comment, dan share ya 💪🏻💗