Hubungan saudara itu seharusnya saling melindungi dan menyayangi bukan?apa lagi ketika orang tua sudah tiada, maka saudara lah yang akan melindungi dan menguatkan satu sama lain.
Itu lah yang di lakukan seokjin sebagai seorang kakak, namun tidak dengan jungkook yang terkesan tidak perduli dan malu memiliki hyung sepertinya.
Mungkin kalau seokjin adalah hyung yang sempurna, jungkook akan sangat bangga memiliki hyung tampan sepertinya. Tapi masalahnya seokjin memiliki kekurangan dalam bicara, walaupun ia bisa mendengar dengan baik.
Seperti sekarang, seokjin menghampiri jungkook yang sudah rapi. Ia memulai obrolan dengan basa-basi.
"koo-kie ma-mau kek-ke-mana?" tanya seokjin dengan susah payah.
"Selain gagap, apa kau juga tidak bisa melihat? kalau aku sudah rapi seperti ini berati mau kuliah" jungkook tidak pernah menjawab sopan, selalu saja ketus dan sinis setiap melihat atau menjawab pertanyaan seokjin.
"Ma-maaf" ucap seokjin dengan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Tidak usah bicara karena kau hanya membuang waktu orang lain. Jadi lebih baik tulis saja apa yang mau kau katakan seperti biasanya.
"Dasar gagap, buat malu saja" ejek jungkook dan berlalu pergi tanpa memikirkan perasaan seokjin.
"Hyung merindukan mu kookie, hyung merindukan adik kecil hyung yang sangat lucu dan selalu sayang pada hyung dulu.
"Tapi sekarang kau sudah besar dan kau sudah tau apa itu malu, sampai kau tidak mau mengakui hyung di depan orang banyak. "
Batin seokjin dengan mata berkaca-kaca, lalu melihat jam tangan. Sudah siang, aku harus berangkat kerja.
Seokjin bergegas pergi menuju Steam dimana dia bekerja. Sampainya di steam, seokjin buru-buru menyiapkan peralatan untuk mencuci kendaraan.
Seokjin adalah pegawai yang rajin, ia juga sering mendapat tips dari pelanggan yang mobil nya ia cuci. Yongdu selaku atasan nya pun sangat menyukai kinerja seokjin dan tidak mempermasalahkan kekurangan seokjin dalam berkomunikasi
Seokjin tersenyum melihat pelanggan yang datang. Dengan semangat ia mencuci mobilnya sampai bersih.
"Se-se- sele-sai "kata seokjin sambil mengelap keringat dengan lengan bajunya.
Pelanggan tersebut melihat hasil kerja seokjin.
"Wah..sangat bersih dan cepat" puji pelanggan yang puas dengan hasil kerja seokjin.
Orang tersebut mengambil dua lembar uang dari dompet.
"Terimakasih ya" ucapnya dan memberikannya pada seokjin.
"Ti- ti- tidak pe -per -lu pak" seokjin mendorong tangan orang tersebut, tapi orang tersebut tetap memaksanya sampai seokjin tidak bisa lagi menolak.
"Te-te-rima ka-kasih, pak" ucap seokjin sambil membungkuk dan di balas dengan anggukan, lalu masuk ke mobil untuk pergi.
Seokjin kembali bekerja karena ada pelanggan lain yang datang. Ia selalu semangat saat bekerja sampai tidak terasa kalau hari sudah gelap dan sudah waktunya pulang. Setiap hari seokjin pulang jalan kaki untuk menghemat pengeluaran.
Uang yang ia dapat bisa di berikan pada jungkook untuk uang jajan. Tengah berjalan menuju rumah, seokjin melihat penjual nasi goreng dan kebetulan ia juga lapar, tapi dia berfikir kembali saat mau membeli 2 bungkus nasi goreng.
Kalau uang nya dia belikan untuk membeli nasi goreng 2 porsi, maka uangnya akan berkurang 50 ribu.
"Be-beli sa-satu sa-saja u-untuk ju-jung-kook, a-aku b-beli ro-roti saja" putusnya yang kemudian memesan satu bungkus nasi goreng.
Setelah membeli nasi goreng, seokjin membeli roti dan dia bawa pulang untuk di makan di rumah. Setelah berjalan hampir satu jam, seokjin akhirnya sampai di rumah.
Lelah? tentu saja, siapa yang tidak lelah jalan kaki selama satu jam dan ia melakukannya hanya untuk irit pengeluaran. Seokjin membuka pintu dan masuk ke rumah, bibirnya pun mengulum senyum melihat jungkook yang sedang belajar.
"Kk-kookie, hyu-hyung pulang" ucapnya sambil berjalan menghampiri sang adik.
Jungkook hanya diam, ia sama sekali tidak perduli dengan seokjin yang baru saja meletakan nasi goreng di atas meja. Seokjin tidak masalah dengan sikap jungkook, ia pergi ke dapur mengambil piring dan kembali menghampiri jungkook.
Dengan tersenyum seokjin menepuk bahu jungkook dan memberi isyarat padanya untuk makan dengan jari yang menekuk dan di arahkan ke mulut saat jungkook melihatnya.
"Berhenti bersikap bodoh! aku akan makan kalau mau. Jadi pergilah!mengganggu saja!" Usir jungkook.
Seokjin hanya mengangguk, lalu pergi ke kamar. Sampainya di kamar, ia mengeluarkan roti dan makan sambil duduk di tepi ranjang. Air mata seokjin menetes setiap roti itu masuk ke mulutnya.
Ayah, ibu, aku merindukan kalian,
Maafkan aku karena tidak bisa menjaga kookie dengan baik.
Batinya sambil mengunyah roti di mulut, sesekali ia menghapus air matanya dengan lengan baju.
_____ ooo _____
Pagi hari seokjin bangun seperti biasa untuk memasak, tapi ia tak melihat jungkook karena dia sudah pergi ke kampung tanpa pamit.
"Se-se-pertinya ko-kookie su-sudah per-gi, ak-aku m-masak ra-ramen sa-saja" ucapnya terbata, lalu masak ramen untuk sarapan.
Setelah sarapan, seokjin mandi dan berangkat kerja setelah rapi. Sementara jungkook di kampus sedang tanding basket
Dengan kelas senior. Wajah nya yang tampan dan posisinya sebagai captain basket membuatnya populer di kalangan siswi. Namanya selalu di teriaki setiap ia berhasil memasukan bola ke dalam ring.
Tim jungkook bersorak senang dengan saling merangkul karena Team nya menang. Untuk merayakan kemenangan, Jungkook mengajak teman-temannya ke kantin dan mentraktirnya dengan uang pemberian seokjin semalam.
"Bersulang_!" seru jungkook dengan mengangkat minumam bersoda ke atas sampai minuman miliknya menempel dengan minuman teman-temannya.
"Kau benar benar keren kook" puji yoongi setelah minum.
"Jungkook memang selalu keren, dia memang captain yang hebat" namjoon menimpali pujian yoongi.
"Hei jangan seperti itu, aku tidak ada apa-apanya di banding kalian" sahut jungkook yang baru selesai minum.
"Kau ini selalu saja merendah, kook" kekeh jimin dan jungkook hanya tersenyum.
"Kook, setelah lulus kau akan langsung melamar kerja atau mau santai-santai dulu?" Pertanya Taehyung membuat jungkook berpikir sebentar.
"Sepertinya aku mau merantau saja ke kota untuk mencari pekerjaan. Syukur-syukur bisa jadi idol seperti cita-citaku" kekeh jungkook.
"Merantau? Apa kau tidak kasihan dengan jin hyung? Dia nanti sendirian kalau kau tinggal" tanya hoseok.
"Tidak perlu kasihan, dia itu bukan anak kecil dan bisa mengurus dirinya sendiri" jungkook menjawab ketus, lalu makan cemilan yang ada di depannya.
"Kau ini kenapa seperti itu sih kook? Selalu saja ketus setiap membicarakan jin hyung. Seharusnya kau senang memiliki kakak sepertinya karena dia sangat menyayangi mu" tegur taehyung.
"Tae benar kook, kalau ku lihat Kau sangat beruntung memiliki kakak sepertinya. Jin hyung selalu bisa memenuhi keinginan mu, tapi.. kau malah malu hanya karena jin hyung gagap" sambung hoseok.
"Sudah lah tidak usah membahas jin hyung, membuatku muak saja!" Gerutu jungkook.
"Kami hanya menasehati, kalau kau tidak suka ya sudah, kami tidak akan bicara lagi" sahut taehyung yang di setujui oleh yang lain.
Jungkook mengangguk, lalu bangkit dari duduk untuk membayar makanan yang di pesan, tapi tiba-tiba ia merasakan sakit yang luar biasa pada pinggang kirinya.
"Akh" erangnya sambil memegang pinggang membuat teman-temannya khawatir.
"Kook, kau kenapa?" Tanya namjoon.
Jungkook menggeleng dan kembali bersikap biasa.
"Tidak apa-apa, santai saja" sahutnya, lalu kembali berjalan, namun baru beberapa langaj ia jatuh dan tidak sadarkan diri.
"Jungkook!"pekik yoongi dan langsung menghampiri bersama yang lain.
Dengan cepat mereka membawa jungkook ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, jungkook langsung di tangani di UGD dan di lakukan beberapa pemeriksaan yang biayanya di tanggung oleh namjoon, anak paling kaya di antara mereka.
"Apa sudah ada yang memberitahu jin hyung?" Yanya jimin.
"Aku sudah memberitahunya dan jin hyung langsung ke sini. Kebetulan tempat kerjanya tidak jauh dari rumah sakit" jawab taehyung.
Mereka mengangguk dengan perasaan yang masih belum tenang karena belum tau keadaan jungkook. Sudah hampir satu jam mereka menunggu, tapi dokter yang menangani jungkook belum juga keluar.
"Jin hyung" ucap jimin saat melihat seokjin yang baru datang.
Seokjin buru-buru menghampiri mereka dengan nafas terengah karena lelah.
"Hyung kenapa kau berkeringat seperti ini?" Tanya hoseok saat melihat seokjin berkeringat banyak dan terlihat sangat lelah.
"A-aku ja-jalan kaki, u-uang ku ti-tidak cu-cukup ka-kalau na-naek t-tak-taksi" jawaban seokjin mereka langsung ingin menangis.
"Kenapa tidak bilang hyung? Aku bisa menjemputmu" kata taehyung dengan air mata yang hampir jatuh, tapi ia langsung menghapusnya.
"T-tidak ap-apa" seokjin melihat mereka bergantian." A- ap-pa ju-jungkook ba-baik sa-saja?" tanya seokjin.
"Kami masih belum tau hyung, dokter masih belum ke__" namjoon menghentikan ucapannya karena dokter keluar dari ruang tindakan.
"Dokter, bagaimana keadaan teman kami?" Tanya jimin yang langsung bertanya.
Dokter melihat mereka dan menjelaskan kalau jungkook sakit ginjal yang sudah parah dan harus di lakukan cuci darah atau transplantasi ginjal.
"Gi- gin -jal?" kaget seokjin, begitupun dengan teman-teman jungkook yang tidak percaya mendengarnya
"Apa tidak ada cara lain selain cuci darah dan transplantasi ginjal, dokter?" Tanya yoongi.
Dokter menjelaskan tentang cuci darah dan transplantasi ginjal, membuat seokjin langsung mengambil keputusan tanpa pikir panjang. Karena tidak mau membuat dokter menunggu saat ia bicara, maka seokjin mengambil buku kecil dan pena untuk menulis sesuatu.
Tolong periksa saja aku, kalau cocok ambil saja ginjalku!
Dokter membaca apa yang seokjin tulis dengan teliti, karna selain kecil tulisan seokjin agak berantakan.
"Kau yakin dengan segala resikonya?kau akan cepat kelelahan, tubuhmu tidak akan lagi sekuat sekarang karna kau hanya bertahan dengan satu ginjal" tanya dokter.
Seokjin menggeleng, dengan cepat ia menulis lagi.
Aku sangat yakin, apapun demi adik ku akan ku lakukan.
Dokter hanya mengangguk dan menepuk bahu seokjin.
"Baiklah, kau bisa ikut saya untuk melakukan serangkaian tes" ucap dokter dan seokjin menganngguk sebagai jawaban.
Seokjin kembali menulis dan memberi taukan pada teman-teman jungkook untuk di baca.
Tolong jangan katakan ini pada jungkook
"Tapi hyung, dia harus tau masalah ini.
Setidaknya biar dia tidak semena-mena lagi padamu" protes taehyung yang tidak suka dengan permintaan seokjin.
"A- ak- kku ti-tid- dak ma- mau di- dia se sed- dih" kata seokjin dan itu membuat semua-teman jungkook mengangguk pasrah.
_____ ooo_____
Satu minggu setelah operasi, jungkook pun sudah dalam pemulihan begitu juga dengan seokjin, tapi seokjin meminta untuk tidak di rawat terlalu lama karna alasan biaya. Iia hanya berobat jalan karna tabungan yang ia punya hanya cukup membayar perawatan untuk satu orang.
"Bagaimana keadaan mu, kook?" Tanya hoseok.
"Sudah lebih baik. Oh ya kalian tau siapa orang baik yang mendonorkan ginjalnya untuku?" Jungkook melihat teman-temannya mencari jawaban.
"Kami tidak tau, yang kami tau dia berinisial K. hanya itu, karna dia tidak mau indentitasnya di ketauhui" Bohong yoongi.
"Dia pasti orang yang sangat baik,sampai tidak ingin identitasnya di ketahui. padahal aku hanya ingin berterimakasih " ucap jungkook membuat taehyung ingin sekali memberitahu kalau seokjin lah yang sudah mendonorkan ginjalnya.
Hyung mu lah yang memberikan ginjalnya padamu, kook. Kata itu hanya terucap dalam hati Taehyung.
"Kalian tau kemana si gagap itu?" Pertanyaan jungkook membuat mereka kesal seketika.
"Sopan lah sedikit pada jin hyung, karena dia itu kakak mu, kook!" Tegur yoongi.
"Jin hyung sedang pulang sebentar untuk mencuci pakaian mu yang kotor, katanya akan kembali nanti sore" sahut namjoon dengan sedikit kesal.
"Lebih baik kalau tidak usah kembali lagi" harap jungkook membuat mereka menggeleng malas dengan sikapnya.
____ ooo ____
Hari dan waktu terus berjalan, tanpa terasa jungkook sudah sembuh dan ia juga akan lulus kuliah sebentar lagi. Seokjin yang tau jungkook sebentar lagi akan lulus sangat bangga padanya. Dengan perasaan senang, ia menulis sesuatu untuk mengobrol dengan jungkook.
Kau sudah mau lulus ya?
Tulis seokjin dan di baca oleh jungkook.
"Mm" hanya deheman jawaban yang si berikan jungkook.
Seokjin mengangguk, lalu kembali menulis.
Setelah lulus kau mau kemana?
"Aku mau merantau ke seoul, cari kerja yang layak, siapa tau bisa jadi idol" jungkook menjawab ketus seperti biasa.
Apa tidak bisa kau tinggal saja di sini bersama hyung?
Seokjin menatap jungkook penuh menunggu jawaban.
"Aku merantau karena muak tinggal bersama mu, jadi tidak usah bertanya seperti itu lagi!" Jawab jungkook membuat hati seokjin terasa sakit, namun tetap berusaha untuk mengerti.
Hyung akan selalu mendukung keputusan mu, tapi jangan lupa ya sama hyung kalau sudah sukses. Sesekali pulang dan temui hyung.
"Tidak usah berharap! Aku berharap tidak pernah bertemu dengan mu lagi!" Lagi jawaban jungkook membuat hati seokjin sakit.
Seokjin tersenyum dan mengangguk dengan mata berkaca-kaca melihat adiknya yang saat bicara pun tak mau melihatnya.
"B-baiklah, se-semoga k-kau suk-sukses" kata seokjin dan menutup buku catatannya.
_____ ooo ______
Hari ini adalah hari kelulusan jungkook atau lebih tepatnya hari bahagianya karna dia akan di wisuda. Seokjin datang dengan senyum yang merekah, ia sangat bangga pada adik nya karna lulus dengan nilai yang memuaskan.
Tidak seperti wali lain yang menggunakan baju yang mewah dan mahal. Seokjin hanya mengenakan pakaian yang rapi dan bagus menurut nya, tapi tidak menurut orang lain yang memandangnya dengan tatapan remeh dan mengejek.
Seokjin memakai kemeja putih dan jas berwarna coklat kebesaran, sepatu pantopel berwarna hitam yang warnanya sudah memudar.
Untung saja aku masih menyimpan jas dan sepatu ayah. batin nya dengan bibir tersenyum.
Seokjin duduk di kursi bagian tengah dan tersenyum pada laki-laki yang duduk di sebelahnya,Sementara laki-laki bernama doyoung itu melihat seokjin dengan remeh.
"Siapa yang wisuda?" Tanya doyoung dengan malas.
Seokjin yang mendengar pun langsung menjawab dengan tulisan.
Adik ku, ahjhusi
Tulis seokjin dengan menambah emoticon senyum.
"Tidak bisa bicara ternyata" gumam doyoung dan seokjin hanya mengangguk pelan.
"Apa adik mu tidak malu melihat mu datang dengan pakaian seperti ini?" Tanya doyoung membuat seokjin menurunkan pandangannya.
"Kalau di lihat dari ekspresi mu, sepertinya dia memang malu memiliki hyung sepertimu" lanjutnya dengan mengejek.
Seokjin hanya diam dan tidak mau ambil pusing ucapan doyoung, tapi doyoung terus saja mengejeknya.
"Jangan-jangan adikmu juga tidak bisa bicara sepertimu atau mungkin keduanya? tidak bisa bicara dan tidak bisa mendengar? Ya ampun...kasian sekali hidupnya" doyoung tertawa ejek setelah bicara.
Seokjin yang mendengar langsung menoleh dengan tatapan nyalang. Ia berdiri dan langsung mencengkram kerah jas doyung lalu memaksanya berdiri.
"Ja-ja-ngan hi- hin- na ad- d- dik- ku!" Ucapnya emosi, lalu memukul wajah doyoung.
Bugh
Pukulan seokjin begitu kuat sampai doyoung jatuh ke lantai, tapi seokjin tak melepasnya begitu saja. Ia kembali memukul wajah doyoung dengan emosi.
Bugh
Bugh
Apa yang seokjin lakukan membuatnya menjadi tontonan, tapi ia sama sekali tidak perduli dan terus memukul doyoung.
"Hentikan!" pekik seseorang yang baru datang, membuat seokjin yang sudah mengangkat tangan untuk memukul pun melihatnya.
Jungkook, dialah orang baru saja berteriak dan sekarang menatap seokjin dengan nyalang dan penuh kebencian. Dengan emosi jungkook menarik tangan seokjin dan memaksanya berdiri.
Setelah seokjin berdiri di sampingnya, jungkook membungkuk untuk minta maaf pada doyoung yang sudah berdiri dengan wajah babak belur.
"Tolong maafkan hyung ku" ucap nya, lalu pergi sambil menarik kasar tangan seokjin.
Taehyung yang melihat pun langsung berlari mengikuti mereka diam-diam. Ia hanya menguping pembicaraan jungkook dengan seokjin yang sudah berada di tempat sepi.
"Kenapa kau datang?" Tanya jungkook dengan tatapan tajam.
Seokjin menulis sesuatu dan itu membuat jungkook jengah. Dengan kasar ia merebut buku dan pulpen seokjin, lalu melempar ke sembarang arah.
"Kenapa kau datang dan membuatku malu?!, aku bahkan tidak myuruhmu datang. Dari Mana Kau Tau Tempat Ini?"
Tanya jungkook dengan berkacak pinggang karena kesal.
"Hy- hy- yung me -mene- muk- kan un- und- da- ngan mu di- di- tem- pat sa- sam pah. Ma-maaf ka- ka- lau hy - hyung mem buat mu ma- malu, ta- tapi hyung ha- hanya ing- in me- meli- hat mu wi -su- da" jelas seokjin susah payah.
"Beraninya kau datang walaupun sudah tidak beritahu!, kalau tidak di beritahu itu artinya aku tidak mau kau datang!. Kenapa kau tidak mengerti juga, sih?
"Pergi dan pulanglah, aku tidak butuh kau ada di sini!. Kau hanya membuatku malu" usir jungkook.
Seokjin menunduk dengan air mata tertahan, namun bibir nya berusaha untuk tetap tersenyum dan kembali menatap jungkook.
"Ti -ti- dak ma -mau. hy- hyung ha- hanya ingin me- meli-hat mu di wi-suda, sete- lah it- itu hy- hyung ak- akan pe pergi. To- tolong ja- jangan us- sir hy- hyung.
"Hy- hyung ak -akan min- tak ma- af pada ahjushi itu" seokjin yang ingin melihat adik kesayangannya wisuda tidak mau pergi walaupun sudah di usir.
"Kau ini benar benar menyebalkan hyung. Seharusnya kau itu__"
"Jungkook, Berhenti Bersikap Seperti Itu Padanya!" Tegur taehyung yang baru saja datang.
"Kenapa kau kesini tae?" Jungkook melihat taehyung tidak suka.
"Aku melihatmu menarik jin hyung dengan kasar tadi, makanya aku mengikutimu" jelas taehyung.
Jungkook melihat ke arah seokjin yang hanya diam saja dengan malas.
"Tunggu di sini !" Titahnya, kemudian pergi meninggalkan mereka. Tak lama jungkook kembali dengan membawa orang yang tadi seokjin pukul.
"Kau bilang kau mau minta maaf kan? lakukan sekarang!" titah jungkook dan seokjin mengangguk sebagai jawaban.
Seokjin membungkuk dengan mengatakan sesuatu pada doyoung.
"Ma- maaf ah- jhu shi, ma- maaf kan ak - aku" ucap nya dengan tetap membungkukan badannya.
"Maaf kau bilang? setelah kau membuat wajah ku babak belur,kau hanya minta maaf" oceh doyoung dengan tangan yang bertengger di pinggang.
Seokjin yang mengerti berlutut dengan terus mengucapkan kata maaf membuat taehyung yang melihatnya hampir menangis karena tidak tega. Ia benar-benar kaget saat doyung tiba-tiba memukul wajah seokjin sampai seokjin jatuh dengan posisi meringkuk.
Bukan hanya memukul, tapi doyoung juga menendang perut seokjin yang meringkuk sambil menutupi wajah nya dengan tangan.
"Kookie to-tolong hyu-hyung" lirih seokjin dari balik tangannya, ia bisa melihat jungkook yang hanya diam dan membuang muka saat dia dipukuli.
Taehyung yang tidak tega langsung menarik doyoung agar menjauh dari seokjin.
"Sudah cukup ahjhusi!, kau bisa membunuhnya kalau terus melakukan nya" kata taehyung dengan emosi.
Doyoung yang sudah puas memukul dan menendang seokjin pergi begitu saja. Sementara Taehyung dengan cepat membatu seokjin untuk berdiri dan menoleh ke arah jungkook.
"Kau tidak ingin membantu jin hyung?" Tanya taehyung.
Bukannya menjawab, jungkook malah pergi meninggalkan mereka.
"Hyung, gwaencaha?" tanya taehyung yang khawatir karna seokjin terlihat pucat.
Seokjin hanya menggeleng lesu sebagai jawaban.
"Baju mu kotor hyung" Taehyung membersihkan jas seokjin dengan menahan tangis.
Seokjin menunduk untuk melihat bajunya. Ia sedih karena baju yang dia gosok rapi kini lecek tak berbentuk. kemeja yang berwarna putih sudah berubah menjadi coklat, begitupun dengan jas yang sebagian kancing nya terlelas dari asalnya.
Seokjin mengambil buku dan pulpen yang di lempar jungkook dan menulis sesuatu untuk taehyung.
Aku baik baik saja, kembalilah, sepertinya acaranya sudah mau di mulai.
Taehyung mengangguk setelah membaca tulisan seokjin, kemudian pergi masuk ke dalam gedung.
"A-aku ju-juga ha-arus li-lihat ad-adikku wisuda" Seokjin dengan tertatih kembali masuk ke gedung.
Setelah di dalam gedung, seokjin melihat ke segala arah dan sudah tidak ada lagi kursi yang kosong, bahkan kursi miliknya sebelumnya sudah di tempati orang lain.
Jadi ia hanya berdiri di barisan paling belakang.
Sesekali seokjin memegang perut yang sakit karena di tendang. Sebenarnya wajah juga pinggang nya juga sakit, tapi ia masih bisa menahannya
"Sa- sakit se-sekali" seokjin membungkuk sambil meremat perutnya, namun saat mendengar nama adiknya, ia langsung berdiri tegap.
Seokjin tersenyum lebar dengan air mata yang mengalir saat melihat jungkook yang keluar dengan pakaian wisuda.
Adiku memang tampan. batinnya tanpa melepas pandangannya dari jungkook.
Setelah acara penerimaan izasah dan penggeseran toga selesai, jungkook turun dari panggung untuk duduk di barisan wisudawan, tapi ia melihat seokjin yang berdiri di belakang beranjak pergi.
"Jin hyung" gumamnya, lalu buru-buru menyusul seokjin.
Jungkook terus berjalan di belakang seokjin tanpa sepengetahuannya. Air mata jungkook menetes dengan sendirinya saat ia memperhatikan seokjin dari atas sampai bawah. Iia bisa melihat seokjin yang memakai jas dan sepatu yang ke besaran, jungkook sangat tau itu milik ayah nya.
Jungkook terus mengikuti kemana seokjin pergi, dadanya terasa sesak saat dia harus menahan suara agar tidak keluar saat menangis. Ia bisa melihat bagaimana seokjin berjalan dengan sedikit membungkuk dengan tangan yang terus memegangi perutnya.
Kau tau, hyung mu lah yang mendonorkan ginjalnya untukmu dan melarang kami untuk memberi tau mu.
Kenapa kau begitu jahat pada hyung mu sendiri? dia sangat menyayangimu, tapi kenapa kau begitu jahat padanya hanya karna dia tidak bisa bicara dengan benar"- taehyung .
Jungkook menghapus air matanya saat teringat ucapan Taehyung. Ia berhenti saat
Seokjin duduk di bangku yang ada di bawah pohon di luar gedung. Seokjin mengambil kotak kecil dari saku jas, kotak yang sudah dia bungkus sebagus mungkin dengan pita di atasnya.
Air matanya menetes saat melihat kotak tersebut, lalu membuka pita dan kertas yang membungkus kotak tersebut.
Seokjin mengambil permen lolypop yang dia ikat dengan pita pada gagang nya.
"Ak- ku ma- mak- kan sa- saja, di- dia ti dak ak- kan su -suka,i -ini ter -la - lu mu- murah" ucapnya sambil membuka bungkus permen.
Sebenarnya tidak hanya permen,ada jam tangan juga di dalam kotak itu. walaupun murah, tapi seokjin mebelinya dengan jeri payahnya.
"Bukan kah itu milik ku?" kata jungkook yang sudah berdiri di depan seokjin.
Seokjin melihat jungkook, lalu melihat ke segala arah.
"Ka- kau ke- kenapa ad- ada di -disini? ma masuk lah!" Titah seokjin dengan mengibaskan tangan menyuruh jungkook kembali masuk ke dalam gedung.
"Aku di sini saja" sahut jungkook dan duduk di samping seokjin, tapi seokjin langsung menggeser menjauh.
"Ke- ke -napa kau ma- lah du- duk di -sini?O- orang orang ak -kan me- lihat kita na- nanti. Ma-masuklah, a-aku ti-tidak akan di-dalam sampai a-acara se-selesai.
"A-aku ak-akan pu-pulang" kata seokjin tanpa melihat jungkook, ia berusaha untuk bersikap baik-baik saja.
"Kenapa aku tidak boleh di sini?" Tanya jungkook, ia melihat seokjin dengan mata merah menahan tangis.
"Kau ak- kan malu nanti, jadi pe -pergilah!" Jawab seokjin.
"Kau sudah membuatku malu" kata jungkook dan seokjin hanya menunduk.
"Ma-maf, a-aku su-sudah da-tang. Aku ha-hanya ingin me-melihat mu wisuda, ta-tapi orang ta-tadi men-hina mu. Ja-jadi aku me-mukul-nya" kata seokjin dengan posisi yang sama.
"Kau semarah itu saat ada yang menghunaku, tapi kenapa kau hanya diam saat orang menghina mu?" Tanya jungkook sambil terus melihat seokjin.
"A-aku su-sudah terbiasa dan aku me-mang pan-tas di-di hina" jawaban seokjin sukses membuat air mata jungkook jatuh, tapi ia langsung menghapus air matanya.
Jungkook menengadahkan tangan nya, membuat seokjin perlahan melihatnya.
"Berikan padaku! itu miliku kan?" Pinta jungkook sambil menunjuk permen yang seokjin pegang dengan dagu.
"Ka -kau mau? ta- tapi aku su -sudah mem- bu -ka -nya" tanya seokjin.
"Tidak apa-apa." Jungkook mengambil permen dan kotak itu dari tangan seokjin. Ia juga langsung memasukan permen itu ke mulutnya.
Air matanya kembali jatuh, saat mengingat permen itu adalah permen yang selalu seokjin belikan saat dia kecil, karena seokjin tau dia sangat menyukai permen lolypop.
"Maaf"ucap jungkook dengan menunduk.
"U- untuk apa?" Bingung seokjin.
"Maaf karna aku selalu saja menyakiti hatimu, Maaf karna kau harus kehilangan satu ginjalmu demi aku, maaf karna kau sampai di pukuli orang demi aku.
Maaf karna aku kau___"
Ucapan jungkook tak berlanjut karena seokjin memeluknya. Ia menangis di pelukan sang kakak yang begitu menyayanginya.
"Gwaen- chana, hy- hyung tidak per- nah ma- marah pa -da mu. Ma- maafkan hyung yang se -selalu mem- buat- mu ma- malu dengan ke -keada -an hyung"ucap seokjin dan jungkook menggeleng di pelukan seokjin.
"Tidak hyung, kau tidak perlu minta maaf. kau hyung terbaik yang pernah ada, benar kata teman- teman ku, seharusnya aku bersyukur memilikimu.
"Maafkan aku hyung, maafkan aku yang tidak pernah menghargai mu sebagai kakakku, maafkan aku" sesal jungkook.
Seokjin tersenyum mendengar semua perkataan jungkook. akhirnya adiknya bisa menerimanya dan kembali menyayangi nya seperti dulu.
"Apa ka- kau akan te -tap pe- pergi se- te lah wi -wisuda?" tanya seokjin dan jungkook menggeleng.
"Tidak. aku akan tetap di sini bersama mu hyung, aku akan bekerja di perusahaan yang ada di daegu agar bisa bersamamu.
"Nanti kalau aku sudah kerja, kau harus berhenti dari pekerjaan mu. kau istirahatlah di rumah, biar aku yang bekerja menggantikan mu mencari uang" kata jungkook dengan menggenggam tangan sang kakak.
"Ta -tapi.."
"Tidak ada bantahan! Aku tidak mau kau sakit dan kelelahan, karna kau hanya memiliki satu ginjal sekarang" tegas jungkook
Seokjin tersenyum bahagia saat mendengar perhatian adiknya, ia kembali memeluk jungkook dengan erat.
Terimakasih, adikku
Batin seokjin dengan tangis bahagia, begitu juga dengan jungkook yang membalas pelukan seokjin erat. Ia berjanji akan menjaga seokjin dengan baik mulai sekarang.
SELESAI