•
Sorry for typo
Happy reading
•
" FAKUS! "
suara bentakkan terdengar jelas karena ruang latihan hening seketika
Mata seluruh peserta latihan tertuju pada sang pelatih yang tengah emosi, entah pada siapa karena mereka sedari tadi fokus pada gerakkan nya sendiri
Sang pelatih lantas menghampiri seseorang yang tidak fokus latihan, semua peserta tentu saja menegang termasuk jisung
" Jika tidak bisa fokus, keluar! Tidak malu pada peserta baru! "
Jisung bernafas lega kala bukan dirinyalah yang di maksud tidak fokus oleh sang pelatih
Tapi bisa ia lihat jika orang yang tengah dimarahi itu tengah kesal, tanggannya juga terkepal bulat siap menghantam siapa saja yang menyenggolnya setelah ini
Tentu saja karena ia tidak terima di beda bedakan dengan peserta baru yang bukan lain adalah jisung
Tapi ia tidak berani membantah pada sang pelatih ia memilih diam dan menundukkan kepalanya
" Latihan cukup, jika masih mau berlatih silahkan, besok jika masih ada yang tidak fokus sebaiknya bilang belum siap dan siap untuk keluar dari peserta audisi " Tegasnya, yang membuat mereka kompak menundukkan kepalanya sembari mengatakan 'iya'
Pelatih pun keluar dari ruang latihan, dengan kompak beberapa dari mereka menghampiri orang yang tadi di marahi oleh pelatih untuk memberi semangat
Jisung menatap mereka lalu mengelum senyuman, dan menghampiri mereka
Entah keneranian dari mana, jisung menepuk pundak anak yang tadi sempat di tegur oleh pelatih
" Fokuslah, dan semang -at "
Belum juga jisung menyelesaikan ucapannya, tangan jisung sudah di tepis olehnya dengan senyum miringnya
" Haha... Terimakasih, tapi aku tak butuh semangat mu !" Ia melangkah mendekati jisung hingga jarak antara mereka hanya satu langkah
" Kau yang membuat aku dimarahi oleh pelatih! Se enaknya dia membeda bedakan ku dengan dirimu yang bahkan tak bisa apa apa! " Sentaknya seraya mendorong keras kedua bahu jisung dengan kedua tangannya yang mampu membuat tubuh jisung tersungkur
" Jangan cari masalah dengan ku anak kecil, jika kau tak mau menanggung resikonya! "
Ia pun berjongkok menyamakan posisinya dengan jisung yang tersungkur akibat dorongannya tadi
Lalu....
Bugh
Satu tonjokan berhasil mendarat di perut jisung hingga membuat jisung terbatuk batuk, juga membuat nafas jisung sesak
" Itu pertanda jika aku memang benar benar tidak main main! "
" Jika kau main main dengan ku, maka aku akan menghajarmu lebih dari ini, MENGERTI! "
Dengan tenaga yang tersisa jisung pun mencoba mengubah posisinya lalu menyandar pada tembok sambil memegangi perutnya yang amat sangat sakit
Ia juga masih mengatur nafasnya yang masih terasa sesak, serta rasa mual.
Tiba tiba seseorang menepuk pundaknya lalu duduk di sampingnya, jisung lantas menoleh kearahnya
" Aku harap kamu sudah mengerti, jangan main main dengannya "
" Hm... Ya aku tahu, tapi aku tidak tahu mengapa dia seolah olah dialah yang berkuasa disini "
" Karena dia yang tertua disini "
" Dia juga terasa begitu sempurna diantara kita, ya dia yang mengakuinya tapi tidak dengan yang lain haha "
" Kami direndahkan olehnya, seolah olah kami adalah orang yang tidak bisa apa apa "
Jisung terdiam mendengarkannya, sembari mencoba mengatur nafasnya
" Maksud mu, mereka itu hanya berpura pura Mengakuinya? "
" Yaaa... Seperti yang kau lihat, memang jika dilihat, seperti mereka adalah babu dan dia adalah raja "
Jisung mengangguk anggukan kepalanya, ya memang karena sejak awal ia masukpun terlihat seperti itu
" Tapi aku tidak begitu, aku mengacuhkannya "
" Apa kamu di pukul seperti ku juga? "
" Tidak, kau hanya perlu menunjukan sedikit skill mu jangan keluarkan semua skill mu, maka jika kamu melakukannya dia tidak akan segan segan tuk mengancam mu "
" Terlebih jika kau jauh lebih baik darinya "
Jisung mengerutkan keningnya tidak mengerti.
Lalu untuk apa ia berlatih keras jika dia tetap tidak bisa menunjukan peningkatan atas latihan kerasnya?
" Ah ya kita belum betkenalan, siapa namamu? " Tanya jisung
" Ikut aku dulu, baru aku akan memberi tahu namaku, dan kita menjadi teman nanti " Ujarnya seraya menarik jisung dan membawanya
Jisung hanya bisa pasrah kala tangannya ditarik.
Namun Jisung tersentak kaget kala ia dibawa ke toilet, ada rasa laga kala temannya itu tidak membawanya ke luar agensi.
Detak jantung jisung seketika berdetak dua kali lipat tak kala kajadian saat ia di buly terbayang bayang kembali,
Tangannya meremas kuat ujung kemejanya
Semua terputar kembali membuat trauma jisung kembali.
" Ad-a apa? "
" Tunjukan skill dance mu "
" Kenapa di sin-i? " Ucap jisung gugup
" Agar mereka tak melihat betapa hebatnya dance mu"
Jisung sempat terdiam masih mencoba menetralkan semua rasa khawatirnya, setelah beberapa saat terdiam dia langsung dance di hadapan temannya itu
" Hwah daebak.... Sungguh skill dance mu jauh lebih baik darinya " Ucapnya antusias seraya tepuk tangan heboh
" Benarkah? Ya tapi ini kan hanya awalan, aku baru belajar jadi jangan terlalu menilai berlebihan"
" Nanti ajarkan aku agar seperti mu ya? "
" Tentu saja, lalu apa bakatmu? "
" Bernyanyi? aku mengikuti kelas vocal, suara ku juga tidak begitu jelek "
" Nah jika begitu kau juga ajarkan aku bernyanyi nanti "
" Lalu siapa namamu? Bolehkah kita berteman? "
" Ah tentu saja! Namaku lee donghyuck "
" Namaku park jisung "
Keduanya saling berjabat tangan, saling berkenalan satu sama lain
" Lalu kau lahir tahun berapa jisung-ah? "
" Dua ribu dua "
" Ah aku dua tahun lebih tua darimu, mulai sekarang kau panggil aku hyung "
" Kau seumuran dengan hyung ku "
" Ah benarkah?! "
" Bagaimana jika sekarang kita makan bersama? Aku sangat lapar " Ujarnya seraya merangkul bahu jisung dan keduanya pun berjalan keluar dari kamar mandi, keduanya juga berjalan sambil bercanda tawa, hingga tak ada rasa canggung diantara keduanya.
***
Jisung sekarang tengah berada di mobil, mobil itu akan membawanya ke asrama yang akan menjadi tempat tinggal sementara untuk beberapa peserta audisi
Sedari tadi jisung benar benar di rundung kecemasan, ada banyak ketakutan di benaknya seperti ;
Dia akan se kamar dengan siapa?
Apa dia akan sekamar dengan anak nakal itu?
Jisung tak peduli dengan lokasi asramanya.
selain tempat nyaman, dan tak sempit, yang ditakutkan selain itu adalah teman se kamarnya nanti
Karena tidak ada pemilihan teman sekamar, yang membuat jisung takut dan mencemaskan itu
Staf yang mengurusi perpindahannya ke asrama hanya bilang, jika dirinya akan mendapatkan kamar yang tersisa, kamar yang sekarang hanya diisi satu orang maka ia lah yang akan menjadi teman sekamarnya sekarang.
Setelah jisung dan staf yang mengantarkannya sampai di asrama mereka menaiki lift menuju lantai dua dimana kamar jisung terletak
" Ini kamarmu, ketuk dahulu sebelum masuk, koper dan barang barang mu sudah ada di dalam "
Jisung membungkukan badannya dan memberi ucapan terimakasih pada staf yang telah mengantarkannya
Jisung pun kembali menatap pintu kamar di depannya, ia sedikit terkejut kala ada sebuah tulisan yang menggantung di pintu tersebut
Seperti papan yang tergantung di tali yang di kaitkan di paku yang tertancap di pintu cokelat
Di papan tersebut terdapat lukisan abstrak dengan sebuah quotes tertulis di sana
Sebuah kata kata penyemangat di depan pintu itu, dapat membuat jisung sedikit lega
Jisung pikir teman sekamarnya bukanlah anak nakal dan kasar tadi, jika memang anak itu maka jisung berpikir jika anak itu sebenarnya berhati hello kitty.
Jisung sudah mengukir senyum di wajahnya sebelum ia mengetuk pintu itu.
TOK
TOK
TOK
•
•
Hai...
Hm... Gimana gimana?
Ayo dong di ramein biar aku semangat...
Makasih yg suka spam komen juga vote, ayo kutunggu vote sama komen yg lebih banyak lagi!
See you 💚