"Jina!" Gadis itu menepuk wajah gadis lainnya yang sedang terlelap dalam tidurnya
"Jinaaa!" Panggilnya lagi
"Jinaaaaa!" Entah sudah berapa kali dia berada di situasi yang sama, susah sekali membangunkan gadis ini jika sudah tertidur
"Hngg" Akhirnya dia terusik!
"Bangun Jina!" Gadis itu semakin gencar membangunkannya
"Hngg" Jina Ranggisa, gadis yang sekarang mengerutkan keningnya karena mendapatkan gangguan
"Bangun gak lu!" Gadis itu menarik tangan Jina
"Hngg... Masih ngantuk" balas Jina dengan mata tertutup
"Ishh, bangun cepet! Ayo temenin gue lho, kita ke car free day!" Suara menggelegar itu membuat Jina terbangun sepenuhnya
"Males ah, lu aja sono! Gue mau lanjut bobo" Tubuhnya sudah terlentang kembali kalau saja lengannya tidak ditarik dengan sangat tidak berperi kerabbitturtle-an
"Eh, Bangun napa! Itu liat pulau udah selebar apa di pipi lu" kata gadis itu sambil menunjuk ke arah pipinya
"Apaan sih! Ganggu aja lu" akhirnya Jina berdiri dan berjalan gontai ke arah lemari, mengambil pakaian
Dan langsung membuka bajunya, untuk mengganti dengan yang baru diambil
"Heh, mandi dulu! Jangan langsung ganti woi, bau!" Kata gadis itu ngegas
"Hiishh" Jina mendesis dan melirik tajam Bina. Lalu menghampiri kaca
Dia memperhatikan dirinya sendiri dengan mata berbinar. Pandangannya seakan mengatakan kalau dia sedang melihat sesuatu yang sangat indah, seperti tidak ada yang lebih indah darinya didunia ini
Jina membuka suara "Lagian nih, mau dalam kondisi aaaaapa aja. Kalo muka nya muka gue, pasti always cuaaantik lahhh!"
"Cantik juga kalo jarang mandi mah percuma, bau! Fix, gak bakal dapet jodoh! Masa depan lu suram" Cerca Bina cepat setelah Jina menyelesaikan ucapannya
Jina mendelik kesal, bibirnya mengerucut. Berjalan cepat ke kamar mandi, tidak lupa membalas cercaan Bina "Iya tenang aja, gue doain jodoh nya Bina daun muda!"
Didalam kamar mandi, Jina terkikik. Dia membayangkan wajah kesal Bina, ya... Dia yang paling tau seberapa anti nya Bina dengan daun muda, atau yang panggilan lainnya berondong itu
Setelah tadi perdebatan panjang karena masalah pakai make-up atau enggak nya, akhirnya mereka berdua sampai di car free day
Disini banyak orang yang datang untuk berolahraga atau sekedar refreshing dihari minggu karena kesibukan enam hari sebelumnya
Apalagi dengan adanya makanan dan minuman beraneka ragam yang dapat ditemukan di sepanjang jalan, mulai dari yang tradisional sampai yang kekinian juga ada, jelas memperbanyak jumlah pengunjung
Senyum terbit di bibir Bina,
pandangannya menatap lapar ke arah para laki laki tampan yang berlalu lalang.
Ya, alasan Bina mengajak Jina ke car free day adalah untuk melihat laki laki tampan disini. Cuci mata!
Kan hampir seminggu Bina harus pakai matanya untuk ngeliat pelajaran yang banyaknya minta ampun
Karena alasan itu pula, Bina jadi ribut sama Jina karena nyuruh Jina pakai make-up tapi anaknya kekeuh gak mau pakai dan malah teriak teriak kayak orang gila. Untung Bina jagoan, sampai bisa bikin Jina yang mukanya sekarang cantik berseri by make up
Kalau Bina lagi senyum mesem mesem karena lagi cuci mata, lain halnya dengan Jina yang lagi megangin perut dan matanya keliling tanpa henti mengabsen satu satu makanan dan minuman yang ada di sana
Karena tadi mereka habis joging, jadilah sekarang cacing cacing di dalam perut Jina meraung meminta Jina untuk memberikan mereka makanan. Ah, Jina jadi nambah laper akibat ngeliat bakso bakar yang lagi dioleskan bumbu sama abang penjualnya
Jina melirik ke arah Bina, dia mau ngajak Bina untuk kulineran. Tapi kayaknya gak bisa melihat Bina yang masih asik dengan urusan cuci matanya, Jina sampai bisa melihat tulisan tak kasat mata di dahi Bina yang bertuliskan...
‘JANGAN CEGAH GUE UNTUK MENIKMATI SURGA DUNIA INI!!!’
Udah deh, ini mah bakalan lama selesai nya.
Dari pada nungguin Bina, mending dia sendiri aja yang pergi makan
Eh tapi bilang dulu kali ya, takut nanti orang nya nyariin
"Bina" panggil Jina
"Iya kenapa?" Saut Bina
Oh... Masih sadar ternyata. Kirain udah mati, upsss!
"Gue mau makan nih, lu mau ikut gak?" Ajak Jina. Udah tau juga sih jawabannya, tapi ngajak aja gak ada salahnya juga
"Nanti deh, lu duluan aja. Masih cuci mata nih gue" Jawabnya
"Yaudah gue pergi ya, bye" Pamit Jina
"Oke, pergi sono!" Usir Bina ditambah dengan gerakan tangan yang mengibas keluar
Jina mulai melangkah riang ke stand makanan. Dia berhenti di salah satu stand, memesan makanan dan bergeser ke stand berikutnya, melakukan hal yang sama
Setelah Jina menghabiskan jajanan terakhir yang tak lain adalah telur gulung, dia berdiri dan berjalan menuju abang penjual nasi kuning
"Abang, pesen satu porsi ya!" Pintanya
"Pakai yang lain gak neng?" Tanya abangnya, tidak lupa dengan senyum ramah. Mungkin abangnya tau kali ya yang mana yang orang cantik, aduh Jina jadi malu kan
"Oh, tambahin juga bakwan, tahu, telor sambal balado, sama bawang gorengnya jangan lupa banyakin ya bang" Jawab Jina antusias. Perut nya sudah lapar lagi nih
"Siap!" Dengan cepat, satu porsi nasi kuning pun sudah tersaji dan Jina langsung membawanya ke meja
Jina asyik melahap makanannya dan tidak menghiraukan keadaan sekitar sampai ada yang menepuk pundak nya
"Eh, ini Jina bukan sih?" Kata orang yang tadi menepuk pundak Jina
Bersamaan dengan Jina yang menoleh karena tepukan itu. Jina diam, dia tidak tau siapa orang yang berada didepannya atau karena memang dia yang pelupa? Lupakan, Jina jadi pusing kalo harus mikirin tentang penyakit lupa nya sekaligus mikirin gimana caranya biar dia gak gampang lupa
"Mas nya siapa ya?" Tanya Jina balik
"Lah, bener kok ini Jina!" Orang itu bicara pada dirinya sendiri, seperti membenarkan pikiran nya bahwa gadis di depannya ini memang orang yang dia panggil
Lalu dia tersenyum "Gue Tier, Jina!" Serunya
Hah! Tier, kok kayak nama mantan?
Bina yang kesenengan karena banyak cowok ganteng yang lewat
“ʝɑɳgɑɳ cɛgɑɦ guɛ uɳtuk ɱɛɳikɱɑti รuʀgɑ ɗuɳiɑ iɳi!!!”