We Best Love - No.1 For You (...

By FunzeeShu

22K 676 308

Judul : We Best Love - No.1 For You Tipe : Retelling Genre : Boyslove Sumber : Berdasarkan serial yang tayang... More

šŸ’œ Catatan Penulis : šŸ’œ
Chapter 1 - Part 1
Chapter 1 - Part 2
Chapter 2 - Part 1
Chapter 2 - Part 3
Chapter 3 - Part 1
Chapter 3 - Part 2
Chapter 3 - Part 3
Chapter 4 - Part 1
Chapter 4 - Part 2
Chapter 4 - Part 3
Chapter 5 - Part 1
Chapter 5 - Part 2
Chapter 5 - Part 3
Chapter 6 - Part 1
Chapter 6 - Part 2
Chapter 6 - Part 3
Chapter 6 -Part 4
šŸŒŠ Extra Chapter šŸŒŠ
šŸŒŠ Catatan Tambahan šŸŒŠ

Chapter 2 - Part 2

682 33 6
By FunzeeShu

Lesson 2 - Let Me Take You Away

~ Part 2 ~

🌊🌊🌊

Penerjemah/penulis :
Funzee Shu

Proofreader :
TheodoraMel
UeeMs94

🌊🌊🌊

Keesokan paginya, Gao Shi De sudah berdiri di tepi jalan depan rumahnya dan menanti kehadiran Zhou Shu Yi.

Tak berapa lama, sebuah mobil sedan mewah lengkap dengan supir berhenti tepat di depan Gao Shi De. Jendela kanan belakang sedan itu pun diturunkan, dan nampak Zhou Shu Yi duduk dengan angkuhnya di kursi belakang.

"Duduk di depan!" perintahnya.

Gao Shi De melihat ke arah kursi depan sejenak, lalu dengan malas menjawab, "Aku terbiasa menggunakan MRT."

"Aku sudah terbiasa naik mobil," balas Zhou Shu Yi tak kalah angkuh.

"Oh, begitu. Baguslah...," jawab Gao Shi De sambil mengangkat ponselnya dan melakukan gerakan menggeser layar ponsel.

(Sialan!)

Dengan kesal akhirnya Zhou Shu Yi terpaksa turun dari mobil mewahnya lalu berdiri di samping Gao Shi De.

"Apa kamu puas sekarang?" sungutnya. "Ini semua salahmu, karena dengan begini kamu akan terlambat masuk ke kelas pertamamu."

"Kamu tidak ada kelas sampai jam 2 siang ini," jawab Gao Shi De sambil menoleh ke arah pria di sebelahnya itu, "Aku punya seluruh jadwal kelasmu," lanjutnya dengan senyum penuh kemenangan.

"Yang benar saja! Kamu punya jadwal kelasku demi untuk mengerjaiku, ya?" Wajah Zhou Shu Yi terlihat kesal begitu mengetahui Gao Shi De telah merencanakan itu semua sedemikian rupa.

"Dasar licik!!" umpatnya.

Gao Shi De menanggapi umpatan itu dengan tersenyum puas, "Ayo, kita berangkat sekarang. Kelasku baru akan dimulai pukul 10," lanjut Gao Shi De sambil berlalu dari hadapan Zhou Shu Yi.

"Apa? Pukul 10?" batin Zhou Shu Yi sambil mengerutkan kedua alisnya.

"Lantas kenapa kita harus bertemu pada pukul 8 pagi, heh?" balas Zhou Shu Yi kesal karena merasa telah dikerjai sekali lagi oleh Gao Shi De.

Gao Shi De menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Zhou Shu Yi, "Tentu saja untuk sarapan!" jawabnya disertai senyuman tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Aku harus menemanimu di dalam kelas itu okelah, sekarang sarapan juga harus ditemani?" sahut Zhou Shu Yi dengan mimik muka 'yang benar saja'.

"Ayo, cepat. Kita bisa terlambat, nih!" seru Gao Shi De. "Cepatlah! Jangan jauh-jauh dariku!"

Dan Zhou Shu Yi harus mengikutinya meski dengan perasaan campur aduk dan wajah kesal. Segala sumpah-serapah menggema di kepalanya.

~~~

Hari itu Zhou Shu Yi terpaksa harus mendampingi Gao Shi De belajar di dalam kelas dan duduk di sampingnya. Setengah jam pertama Zhou Shu Yi masih bisa bertahan mendengarkan ocehan dari dosen yang tengah menerangkan materi pelajaran di depan kelas. Sejurus kemudian, matanya mulai terasa berat dan rasa kantuk yang tiba-tiba menyerangnya tak mampu lagi dia tahan. Setelah terkantuk-kantuk beberapa saat, akhirnya kepala Zhou Shu Yi pun jatuh terkulai di bahu Gao Shi De. Menyadari kepala Zhou Shu Yi yang bersandar di bahunya tak urung membuat seulas senyum tersungging di bibir Gao Shi De.

Shi Zhe Yu yang berada di sisi lain dari posisi duduk Gao Shi De pun berbisik ketika melihat hal itu, "Eh, bangunkan dia. Akan sangat memalukan kalau sampai dilihat oleh dosen pengajar di depan sana."

"Tak apa," balas Gao Shi De.

"Bukan begitu. Dia 'kan berasal dari Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Kenapa dia bisa ada di sini?" bisik Shi Zhe Yu. "Dan dia duduk di sebelahmu. Apa yang sebenarnya dia inginkan?"

"Ssshhh!" Gao Shi De membuat gerakan 'ssshh' menggunakan jari telunjuknya agar temannya itu tak lagi meributkan hal ini.

"Konsentrasi saja sana!" Lalu memiringkan wajahnya agak dirinya bisa melihat Zhou Shu Yi dengan jelas, lalu kembali tersenyum.

Setelah kelas usai Zhou Shu Yi masih harus mengikuti Gao Shi De ke perpustakaan untuk menukar buku.

"Setelah kita mengembalikan buku-buku itu, ayo beli sesuatu untuk kita makan."

"Baiklah...," jawab Zhou Shu Yi tak bersemangat.

"Selesai makan, aku masih ada dua kelas lagi di sore hari. Aku akan punya waktu luang di antara kedua kelas itu," lanjut Gao Shi De sambil berjalan di depan.

"Gao Shi De!" panggil Zhou Shu Yi tiba-tiba, Gao Shi De pun berhenti dan berbalik menatap Zhou Shu Yi.

"Aku lapar! Bagaimana kalau kita makan dulu sekarang." Setelah mengatakan itu Zhou Shu Yi langsung bergegas pergi ke arah yang berlawanan dari tujuan semula.

"Huh?"

Gao Shi De yang kebingungan lalu berbalik mengejar dan mengikuti langkah Zhou Shu Yi yang berjalan dengan sangat cepat seolah tengah terburu-buru.

"Cepatlah! Aku lapar sekali, nih!"

"Hey, kenapa tiba-tiba kamu memutuskan pergi ke kantin?" tanya Gao Shi De.

Langkah Gao Shi De pun terhenti ketika melihat Zhou Shu Yi yang mendadak berhenti berjalan lalu bersembunyi di balik tembok, seolah tengah menghindari sesuatu.

"Apa yang sedang kamu lakukan?" tanya Gao Shi De.

"Kakiku mendadak sakit," jawab Zhou Shu Yi sekenanya. Lalu beringsut mundur dan tidak lagi dalam posisi mengintip dari balik tembok.

Gao Shi De yang curiga melihat kelakuan Zhou Shu Yi, dengan reflek mengikuti arah pandangan Zhou Shu Yi sebelumnya dan mendapati alasan kenapa Zhou Shu Yi bergegas pergi dan bersembunyi di balik tembok. Gao Shi De mendapati sosok Jiang Yu Xin tengah berjalan ke arah dimana posisi mereka berada sebelumnya.

Melihat itu, Gao Shi De paham apa yang sedang Zhou Shu Yi rasakan saat ini, lalu beranjak mendekati Zhou Shu Yi yang tengah bersembunyi di balik tembok dan bersandar pada sisi lain tembok yang berada di belakangnya.

"Sampai kapan kamu akan terus menghindarinya?" Mendapati tak ada tanggapan dari Zhou Shu Yi atas pertanyaannya. Gao Shi De lantas berinisiatif membalikkan tubuh Zhou Shu Yi agar menghadap dirinya.

"Jika kamu terus-menerus seperti ini, cepat atau lambat mereka akan mengetahuinya."

"Aku tahu...," jawab Zhou Shu Yi dengan wajah tertunduk tanpa semangat.

"Tapi...setiap kali melihatnya...." Zhou Shu Yi tak melanjutkan kata-katanya dan hanya meremas kalung keberuntungan pemberian Jiang Yu Xin yang hingga kini masih dikenakannya.

Melihat wajah Zhou Shu Yi yang tampak sedih membuat Gao Shi De merasa miris.

"Aku merasa sedih, itu masalahku sendiri. Tapi jika dia sampai tahu akan hal ini..... mungkin kami tidak akan bisa berteman lagi," ucap Zhou Shu Yi lirih.

"Baka*)!" umpat Gao Shi De dengan nada simpati.

*) Baka - bodoh! (Bahasa Jepang)

"Kamu yang bodoh!" balas Zhou Shu Yi.

Gao She De menatap Zhou Shu Yi dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Kenapa juga aku menceritakan hal ini padamu?" keluh Zhou Shu Yi sambil mempermainkan ujung resleting tas ransel Gao Shi De yang menggantung di dadanya.

Tiba-tiba Gao Shi De mendekatkan wajahnya, lalu menatapnya lekat-lekat, membuat Zhou Shu Yi terdiam terpaku di tempatnya. Ada sensasi aneh yang menjalari kulitnya ketika Gao Shi De melakukan itu.

"Kamu harus berani menghadapi masalah ini agar kamu bisa segera melepaskannya."

"Cinta itu bukan barang dagangan yang bisa kamu kembalikan lagi ke raknya ketika kamu tidak lagi menyukainya," balas Zhou Shu Yi. "Hanya orang yang belum pernah mengalaminya saja yang bisa berkata seperti itu," lanjutnya.

"Siapa bilang aku belum pernah mengalaminya?" balas Gao Shi De sambil menarik tubuhnya menjauhi Zhou Shu Yi.

"Kamu pernah mengalaminya?" tanya Zhou Shu Yi dengan heran, "Apa itu Zhe Yu?" kesedihan di wajah Zhou Shu Yi pun memudar seketika dan digantikan dengan ekspresi ingin tahu yang kuat tentang siapa orang yang telah membuat seorang Gao Shi De patah hati.

"Baka!" balas Gao Shi De sambil berbalik meninggalkan Zhou Shu Yi.

"Nani*)?" cecar Zhou Shu Yi penasaran.

*) Nani - apa (Bahasa Jepang)

"Hei, Gao Shi De! Kamu sedang memakiku, ya?" Zhou Shu Yi berlari mengejar Gao Shi De yang sudah terlebih dahulu mencapai anak tangga menuju perpustakaan.

Gao Shi De memilih untuk mengabaikan teriakan Zhou Shu Yi dan bergegas masuk ke dalam perpustakaan.

Setengah jam kemudian...

Zhou Shu Yi berjalan mengikuti Gao She De melewati lorong-lorong di dalam perpustakaan. Di tangannya terdapat tumpukan buku-buku yang dipilih Gao Shi De dari rak yang mereka lewati. Dengan wajah kesal Zhou Shu Yi memutuskan untuk bersandar pada rak buku yang menjulang tinggi di belakangnya untuk sekedar melepas lelah. Tapi tetap saja dirinya merasa kurang nyaman, karena di punggungnya bergelayut tas ransel miliknya sementara di dadanya menggantung tas ransel milik Gao Shi De yang juga harus dia bawa. Sudah setengah jam lebih Zhou Shu Yi harus berjalan kesana-kemari dengan tumpukan buku yang kian menggunung tanpa adanya kepastian kapan penderitaannya itu akan berakhir, sementara Gao Shi De tampak masih sibuk memilih-milih buku dengan santainya.

Yang Zhou Shu Yi tidak tahu, seulas senyum kerap kali mengembang di wajah Gao She De selama Zhou Shu Yi bersungut-sungut mengikutinya.

Dari balik rak tak jauh dari mereka, Shi Zhe Yu yang saat itu juga kebetulan berada di perpustakaan hanya bisa menatap takjub dan bingung akan pemandangan langka yang terjadi di depan matanya.

"Eeh? Zhou Shi Yu dan Gao Shi De bersama? Ada apa ini?" batinnya bingung.

~~~

Hari-hari Zhou Shu Yi berubah drastis sejak dirinya menjadi 'pesuruh' Gao Shi De. Dari harus bangun pagi-pagi dan harus sudah siap di depan rumah Gao Shi De setiap hari, mengikuti kelas yang diikutinya, ke perpustakaan, menemaninya makan di kantin, membawakan tas serta buku-bukunya sampai jadi 'asisten' Gao Shi De di lapangan basket ketika dia sedang berlatih.

Untung saja Gao Shi De tidak memintanya untuk menyuapinya ketika makan siang tadi. Kalau itu sampai terjadi, mau ditaruh dimana muka Zhou Shu Yi kalau sampai teman-temannya melihat?

Zhou Shu Yi berjalan mendekati Gao Shi De yang baru saja selesai berlatih basket, dengan muka masam Zhou Shu Yi menyodorkan botol minum berisi air putih kepadanya. Gao Shi De mengambil botol minum itu lalu menatap Zhou Shu Yi dengan senyum manisnya.

("Senyum manis apanya!")

Zhou Shu Yi lantas melempar handuk biru yang sedari tadi dipengangnya ke arah Gao Shi De dengan kesal. Dan masih dengan tersenyum, Gao Shi De malah balik menyodorkan botol air minuman tadi ke arah Zhou Shu Yi dan dengan gerakkan matanya menyuruh Zhou Shu Yi membukakan tutup botol itu untuknya. Dengan wajah kesal yang kini berlipat ganda, Zhou Shu Yi pun terpaksa membukakan tutup botol itu lalu mengembalikannya pada Gao Shi De.

Gao Shi De mengeluarkan sedotan dari dalam botol itu lalu meminumnya perlahan sambil tersenyum manis ke arah 'asistennya' itu dengan ekspresi tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Dari seberang lapangan Liu Bing Wei melihat kejadian itu dengan perasaan bingung.

"Ada apa ini?"

~~~

Hari berikutnya...

Ketika tiba di kantin, Gao Shi De sudah hendak menyuruh Zhou Shu Yi agar duduk semeja dengannya. Tapi kali ini Zhou Shu Yi memilih untuk makan di meja yang berbeda dengan Gao Shi De demi menghindari seandainya 'boss-nya' itu minta disuapi nanti. Bisa berbahaya untuk reputasinya nanti kalau hal itu sampai terjadi. Kebetulan ada meja kosong tak jauh dari meja yang Gao Shi De tempati. Zhou Shu Yi lantas menaruh tasnya di kursi sebelah dan mulai membuka kotak makan siangnya lalu makan dengan tenang.

Tak berapa lama Liu Bing Wei datang menghampiri mejanya lalu duduk di samping Zhou Shu Yi.

"You're so smart!" pujinya dengan menggebu-gebu sambil mengacung-acungkan sumpit di tangannya ke wajah Zhou Shu Yi.

"Eh?"

"Kamu menyusup ke tempat musuh untuk mengawasi mereka, 'kan?" bisiknya.

"Bagaimana hasilnya? Apa kamu sudah menemukan kelemahan mereka yang bisa membantu kita memberi pelajaran pada Gao Shi De nanti?? " lanjutnya.

"Sudahlah, aku agak sibuk akhir-akhir ini," balas Zhou Shu Yi enggan.

Sementara itu, Shi Zhe Yu yang baru saja tiba di kantin bergegas menghampiri meja Gao Shi De dan duduk dibangku yang berada di sebelahnya.

"Kenapa akhir-akhir ini kamu selalu bersama dengan Zhou Shu Yi? Apa yang terjadi?"

"Begitu, ya?" jawab Gao Shi De lalu mengambil tas dan kotak makan siangnya yang belum sempat dibuka dan beranjak pindah duduk di meja Zhou Shu Yi.

"Iya. Eh, Shi De kamu mau kemana?" tanya Shi Zhe Yu bingung.

Gao Shi De lalu membuka kotak makan siangnya dan mengambil sepotong chicken karaage miliknya lalu meletakkannya di kotak makan siang milik Zhou Shu Yi.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Zhou Shu Yi.

"Aku lagi tidak ingin makan terlalu banyak daging hari ini. Untukmu saja," jawabnya sambil memindahkan potongan kedua chicken karaage-nya ke kotak makan siang Zhou Shu Yi.

Liu Bing Wei yang tengah makan di hadapan Zhou Shu Yi dan Gao Shi De hanya bisa melihat adegan itu dengan tatapan penuh selidik.

"Aku juga mau itu." Shi Zhe Yu yang mengikuti Gao Shi De pindah ke meja Zhou Shu Yi juga menginginkan apa yang Gao Shi De berikan pada Zhou Shu Yi barusan.

Gao Shi De pura-pura tidak mendengar perkataan Shi Zhe Yu dan melanjutkan makannya. Shi Zhe Yu yang merasa kesal tidak ditanggapi berusaha mengambil potongan chicken karaage itu dari kotak makan siang milik Zhou Shu Yi.

Dengan reflek Zhou Shu Yi menjauhkan kotak makan siangnya dari jangkaun Shi Zhe Yu.

"Hei, kamu kenapa, sih?!" melihat hal itu Liu Bing Wei yang tidak terima temannya diperlakukan seperti itu lantas menegur Shi Zhe Yu dengan kesal.

Dengan kesal Shi Zhe Yu berkata, "Siapa juga yang mau mengambil milikmu. Yang kamu tahu hanyalah makan dan tidur saja. Kalau kamu duduk di kelas kami lagi, duduklah di barisan belakang. Kamu mungkin akan tertidur lagi nanti dan itu akan menggangguku dan Shi De. "

"Meski begitu, Shu Yi akan selalu menang darimu," bela Liu Bing Wei.

"Aku tidak sedang berbicara denganmu. Kenapa kamu ikut campur, hah?" Shi Zhe Yu berkata dengan sengit.

"Memangnya kenapa?" balas Liu Bing Wei tak kalah sengit.

"Dengan kriteria penilaian logis, analisis preferensi pelanggan, waktu pembelian, properti barang yang dibeli untuk mengetahui apakah mereka sudah menikah dan status sosial mereka. Dari situ, kita dapat mengetahui produk terkait yang mereka sukai." Zhou Shu Yi tiba-tiba mengutip kembali perkataan dosen yang mengajar di kelas Gao Shi De dengan sangat lancar dan tepat.

Tatapan penuh kekaguman terpancar dari wajah Gao Shi De ketika Zhou Shu Yi melakukan itu di hadapan mereka. Sebuah senyum tipis tersungging di wajahnya.

"Ada tipe orang yang masih bisa belajar meskipun mereka dalam keadaan setengah tertidur," Zhou Shu Yi sengaja memberi jeda pada kalimatnya lalu menatap Shi Zhe Yu. "Contohnya.... aku."

Liu Bing Wei yang merasa di atas angin karena perkataan sebelumnya terbukti lantas menjentikkan jarinya di hadapan Shi Zhe Yu dengan senyum angkuh penuh kemenangan. Karena dia tahu betul sahabatnya itu memang berotak encer meski tampilannya kadang terkesan seenaknya.

"Tapi kamu masih tetap saja kalah dari Shi De 'kan selama ini," ujar Shi Zhe Yu tak mau kalah.

"Eh, Zhou Shu Yi itu tidak pernah kalah ya, dia itu sebenarnya sengaja mengalah dari Shi De," bela Liu Bing Wei.

Gao Shi De menatap Liu Bing Wei dengan tatapan penuh tanya, "Benarkah begitu?"

"Ah, sudahlah. Itu juga tidak terasa benar. Aku memang kalah. Kalah, ya, kalah saja, dan aku tidak akan menyangkalnya," jawab Zhou Shu Yi tenang.

"Wah, kamu lumayan jujur juga, ya, ternyata. Keren," balas Shi Zhe Yu.

Namun selera makan Zhou Shu Yi mendadak lenyap seketika manakala matanya menangkap kedua sosok yang baru saja memasuki pintu kantin.

"Tidak ada meja kosong, ya?" tanya Jiang Yu Xin.

"Tampaknya di sana ada meja yang kosong." Fang Zheng Wei menunjuk ke arah meja kosong di sudut kantin yang berlawanan arah dengan meja dimana Zhou Shu Yi berada.

"Baiklah, aku pergi dulu, ya. Aku akan menunggumu di luar," ujar Zhou Shu Yi tiba-tiba kepada Liu Bing Wei, lalu tergesa-gesa membereskan kotak makan siangnya dan segera beranjak pergi.

"Hei, kita, 'kan belum selesai makan?" sungut Liu Bing Wei.

Melihat apa yang tengah terjadi dan apa yang telah membuat mood Zhou Shu Yi berubah, Gao Shi De memutuskan untuk ikut membereskan kotak makan siangnya dan bergegas menyusul Zhou Shu Yi.

"Dia tidak bicara denganmu," jawabnya pada Liu Bing Wei lalu beranjak pergi.

"Eh, Shi De...." Shi Zhe Yu hanya bisa menatap kepergian temannya itu dengan penuh kebingungan. Lalu beralih menatap Liu Bing Wei yang duduk di sebelahnya.

"Berhentilah menatapku!" seru Liu Bing Wei ketus sambil melanjutkan makan siangnya.

Shi Zhe Yu yang kesal memilih pergi meninggalkan Liu Bing Wei bersama dengan kotak makan siangnya.

~~~

"Jadi kamu memutuskan untuk tidak lagi ingin mengerjai Gao Shi De?" tanya Liu Bing Wei ketika dia dan Zhou Shu Yi bermain ketangkasan mengambil boneka di salah satu mesin permainan di dekat kampus.

"Apa kalian berdua berteman baik sekarang?"

"Mana mungkinlah...aku hanya terpaksa...." Zhou Shu Yi tak jadi melanjutkan perkataannya.

"Kenapa?" cecar Liu Bing Wei yang mulai mencium ada sesuatu yang tidak beres yang terjadi pada temannya itu.

"Sudahlah, tidak usah dibahas lagi. Jangan berisik," balas Zhou Shu Yi lalu melanjutkan permainannya.

"Eh, tapi....bukannya kamu begitu membencinya selama ini? Kenapa sekarang kamu malah jadi terlihat dekat dengannya?"

"Sudahlah, baiknya kamu jangan bertanya lagi, kamu akan ketakutan kalau tahu nanti."

"Tsch. Semenakutkan itu, 'kah?" selidik Liu Bing Wei penasaran.

"SAAAANGAT MENGERIKAN!" jawab Zhou Shu Yi sambil memelototkan matanya.

Liu Bing Wei membuat mimik wajah seolah ketakutan sambil berkata, "Oh..."

Zhou Shu Yi kembali sibuk dengan usahanya mendapatkan bantal lucu dari salah satu mesin permainan di hadapannya. Dan berhasil mendapatkan satu bantal lucu dalam satu kali tarikan.

"Whoaaaaa!! Hebat juga kamu!" seru Liu Bing Wei. "Dasar, kamu memang rajanya dalam permainan ini," gumam Liu Bing Wei sambil merebut bantal kecil itu dari tangan Zhou Shu Yi. "Terima kasih yaaaa...." Lalu memasukkannya ke dalam tas ranselnya.

"Shu Yi memang keren!" pujinya lagi.

Tiba-tiba Zhou Shu Yi menggenggam erat kedua tangan Liu Bing Wei dengan sangat antusias.

"Ini!! Ini dia caranya!!" seru Zhou Shu Yi dengan mata berbinar-binar.

"A-ada apa sih?"

Zhou Shu Yi lantas berbalik meninggalkan temannya itu.

Tinggalah Liu Bing Wei yang kebingungan dibuatnya...

🌊🌊🌊

🗂 Catatan penulis :

FYI, pas adegan Zhou Shu Yi tertidur di bahunya Gao Shi De ini, si YU ternyata bener2 ketiduran loh! Dan Sam berusaha gak banyak gerak biar YU nya gak bangun. Trussss akunya baper parah, huaaah 😍

Another fave scene 💜

~fs20210411

Continue Reading

You'll Also Like

10.8M 250K 60
š…š«šØš¦ š„š§šžš¦š¢šžš¬ š­šØ š‹šØšÆšžš«š¬ Enzo Mariano is known for being nothing but ruthless. He is feared by all in the Italian mafia. He kills on...
90.4M 2.9M 134
He was so close, his breath hit my lips. His eyes darted from my eyes to my lips. I stared intently, awaiting his next move. His lips fell near my ea...
1.2K 70 35
Author: Jiao Tang Dong Gua ( ē„¦ē³–冬ē“œ ) Total bab : 98 bab + 2 Extra Genre : Action, Adventure, Mature, Romance, Sci-fi, Smut, Yaoi Kisah ini tentang...
996K 89.2K 39
āœ« ššØšØš¤ šŽš§šž šˆš§ š‘ššš­š”šØš«šž š†šžš§'š¬ š‹šØšÆšž š’ššš šš š’šžš«š¢šžš¬ āŽāŽāŽāŽāŽāŽāŽāŽāŽāŽāŽ She is shy He is outspoken She is clumsy He is graceful...