Still Unfair

By keyralvia_

252K 23.5K 2.4K

[Part Lengkap] [demi kenyamanan di harapkan untuk Follow sebelum membaca] [Axender series] [Unfair Book II] ... More

kata sambutan
Prolog
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35 [Menuju Ending]
Exrta part|My Family My Team
Ekstra Part 2| Ini Tentang Libra
jadi ini ceritanya

36 [Ini Endingnya?]

7.9K 604 194
By keyralvia_


Infoseputarbumi
Pengusaha muda Nathaniel Axender, melangsungkan pernikahan nya di Hotel Megantara tepat pada pukul tujuh mendatang

Medianews
Ini dia sosok wanita calon pendamping CEO muda Nathaniel Axender

Liputanberita34
Cantiknya sosok calon istri Nathaniel Axender si pengusaha muda sukses yang berhasil melebarkan sayapnya hingga ke mancanegara

Thalassa mematikan ponselnya yang di penuhi oleh notifikasi yang berisi tentang Papanya itu. Media tidak tau saja kalau papanya pernah menikah, papanya memang tidak mempublikasikan pernikahan pertamanya dengan mendiang mamanya, jadi publik hanya tau jika Nathan itu baru menikah. Tapi Thalassa tak memperdulikan hal itu, yang terpenting adalah papanya dan Kirana yang tengah berdiri di depan sana.

Thalassa tersenyum senang, sebentar lagi ia akan merasakan kasih sayang seorang ibu. Walaupun bukan dari ibu kandungnya, namun di dalam diri Kirana ada sosok Kanaya.

"Dikit lagi akad nikahnya" bisik Arkan yang duduk di sebelahnya.

Thalassa mengangguk. "Setelah papa gue selesai ijab qobul, kita resmi putus" ucap Thalassa.

Arkan yang sedang fokus pada makanan di pangkuannya pun menoleh ke arah Thalassa seraya mengacungkan jempolnya. "Sip" jawab Arkan.

"Bokap gue yang mau akad, kenapa gue yang deg-degan si anjir!" Gerutu Thalassa.

"Lo pikir lo doang? Gue juga anjir" sahut Arkan.

Di sisi lain, tepatnya di depan sana. Ada Nathan dan Kirana yang tengah duduk berhadapan dengan penghulu dan juga Ayahanda dari Kirana.

Nathan berkali-kali menarik nafas dan membuangnya. Meskipun ini bukan yang pertama kali untuknya, tapi tetap saja Nathan deg-degan bukan main, apalagi ketika ia menatap banyak nya orang yang menghadiri acara akad nikahnya. Belum lagi puluhan kamera yang menyorot ke arahnya dan Kirana.

Kirana menggenggam tangan Nathan. "Santai pak santai" ucap Kirana mencoba membuat Nathan tenang.

Dalam hati, Nathan mengumpati Kirana. Santai katanya? Demi apapun calon isterinya itu seperti tidak ada beban apapun, bahkan dengan percaya dirinya Kirana tersenyum seakan menunjukkan kalau dia tidak merasa gugup. Sungguh impresif.

"Bisa di mulai?" Tanya penghulu itu.

Ayah Kirana mengangguk.

Dan Ayah Kirana pun menjabat tangan Nathan. Sepertinya Ayah Kirana merasakan tangan dingin dan berkeringat Nathan, saking gugupnya pria itu.

Ayah Kirana sedikit tersenyum pada Nathan, dan Nathan pun membalas senyuman itu seadanya.

"Saudara Nathaniel Axender, Saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri saya Kirana Shafira binti Ahmad Syarif Hidayat dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan emas tiga puluh lima gram di bayar tunai"

Nathan menarik nafasnya dalam-dalam. "Saya terima nikah dan kawinnya Kirana Shafira binti Ahmad Syarif Hidayat dengan mas kawin tersebut di bayar tunai" Nathan mengucapkan itu dengan satu kali nafas.

"Bagaimana para saksi? Sah?" Tanya sang penghulu.

"SAH!"

"Alhamdulillah"

Nathan mengehela nafasnya, lalu Nathan mengambil kotak cincin dan memasangkannya pada jari manis Kirana, begitu juga dengan Kirana. Kirana pun mencium tangan kanan Nathan, sedangkan Nathan mencium puncak kepala Kirana.

Setelah itu keduanya tersenyum. Dan memamerkan buku nikah serta cincin yang tersemat di hati manis mereka ke arah kamera dan juga para saksi yang menghadiri acara akad pernikahan mereka.

"HAPPY WEDDING PAPA DAN MAMI!"

Nathan dan Kirana sontak menoleh ke arah Thalassa yang tengah di gendong di pundak oleh Arkan seraya membawa spanduk besar bertuliskan. 'HAPPY WEDDING NATHANIEL AXENDER DAN KIRANA SHAFIRA, DARI ANAK KALIAN THALASSA GEMINTANG AXENDER YANG CANTIK JELITA'

ya begitu kira-kira tulisan yang di cetak tebal di atas spanduk itu. Dan Nathan pun terkekeh melihat tingkah anak semata wayangnya itu. Ada-ada saja.

"Selamat ya Nak Nathan, bapak titip anak bapak. Jaga dia ya, jangan sakiti dia, karna kalau kamu sakiti dia, bapak yang akan penggal kepala kamu" ucap ayah Kirana seraya terkekeh.

Nathan tersenyum. "Insyallah pak, Trimakasih sudah mau menerima Nathan sebagai menantu bapak" ucap Nathan.

"Pak, maafin Kirana yang selama ini nyusahin bapak sama ibu" ucap Kirana seraya menatap Ayah dan ibunya.

Ayah Kirana mengelus rambut putrinya yang sekarang di persunting oleh laki-laki pilihannya. "Enggak nak, kamu itu gak pernah nyusahin bapak sama ibu. Karna mengurus kamu adalah kewajiban bapak dan ibu" ucap ayah Kirana.

Lalu kini giliran Nathan yang menatap kedua orang tuanya yang duduk tak jauh darinya.

"Mom, Dad, Nathan minta maaf kalau selama ini Nathan buat kalian marah, buat kalian susah" ucap Nathan.

"Emang iya, baru sadar kamu" jawab daddy-nya yang langsung mendapat cubitan maut dari sang istri tercintanya.

"Iya sayang, semoga pernikahan kamu kali ini sakinah mawadah warahmah ya ganteng" ucap Mommynya. Lalu mommynya menatap ke arah Kirana seraya menyunggingkan senyumnya. Ini terasa Dejavu, seperti tujuh belas tahun yang lalu di mana Nathan dan Kanaya menikah. Vanya—Mommy Nathan— tersenyum lembut, namun tak bisa di pungkiri jika air mata di pelupuk matanya siap untuk terjatuh.

"Kirana" panggilnya.

"Iya bu?" Jawab Kirana.

Vanya menghela nafasnya, 'Ibu' panggilan yang sama seperti Kanaya dulu. Mendengar itu Vanya tak mampu menahan tangisnya, hingga air mata yang sedari tadi ia tahan lun terjatuh.

"Mommy sayang, panggil mommy" ucap Vanya dengan lirih.

"M-mommy" gumam Kirana.

Mendengar itu Vanya pun menghampiri Kirana dan memeluk wanita itu dengan erat. "Selamat ya cantik, semoga pernikahan kalian membawa banyak keberkahan dan kebahagiaan" ucap Vanya.

"Aamiin"

Vanya pun mengeratkan pelukannya pada Kirana, ia seperti merasa memeluk Kanaya. Perempuan baik hati yang pernah tidak ia harapkan kehadirannya.

Nathan pun tersenyum melihat itu. Melihat istri dan ibunya.

"Kanaya, aku sudah bahagia. Aku sudah bisa memaafkan diriku sendiri. Aku harap kamu juga bahagia di sana, kamu akan selalu menjadi orang yang spesial di hatiku, kamu tetap menjadi orang yang aku cinta walaupun sekarang cinta kamu harus terbagi dengan Kirana"

"Kanaya kamu tau? Kirana perempuan yang baik. Kamu memang tidak pernah salah pilih"

"Aku beruntung bertemu dengan nya, dia pekerja keras, mandiri, dan cerdas. Dia juga kuat dan penuh tanggung jawab. Meskipun terkadang Kirana itu ceroboh. Aku mencintai Kirana bukan karna Kirana adalah perempuan yang menerima jantung dari kamu, aku mencintai Kirana karna Kirana adalah sosok yang membantuku bangkit dari masa lalu yang kelam, Kirana yang mengajarkan ku bahwa masalah itu harus di hadapi, sesulit apapun itu. Kirana juga yang membuat ku berani membuka mata dan melihat indahnya dunia kembali"

"Kehadiran Kirana bukan untuk menggantikan Kanaya, melainkan untuk menjadi pendamping hidup seorang Nathaniel Axender, menjadi obat di kala Nathaniel Axender terluka, menjadi tempat bersandar di kala Nathaniel Axender butuh sandaran. Kirana ya Kirana, dan Kanaya ya Kanaya. Dua perempuan yang hadir dan mengisi hidupku dengan penuh goresan warna"

"Kanaya si lemah lembut nan baik hati, juga Kirana perempuan tegas dengan pendirian yang kokoh. Kalian sosok yang berbeda, dan tidak akan pernah sama. Tapi kalian, sosok yang berhasil membuat ku jatuh cinta"


•°•°•°•

"Oke Arkan, sesuai perjanjian. Kita putus"

Arkan mengangguk. "Oke" jawab Arkan.

Sean yang melihat kedua sahabatnya itu pun menatap mereka dengan tatapan aneh. Semudah itu? Setelah segala drama yang mereka lalui dan endingnya hanya itu? Bolehkah Sean menonjok kepala Arkan dan juga Thalassa? Demi apapun Sean kesal dengan kedua sahabatnya itu.

Sherina yang sedari tadi duduk di samping Sean pun menepuk pundak Sean. "Kamu kenapa?" Tanya Sherina.

Sean menujuk ke arah Arkan dan Thalassa. "Liat deh mereka berdua" ucapnya.

"Kenapa?" Tanya Sherina.

"Setelah banyak drama yang kita lalui dan ending nya begitu?" Tanya Sean.

Sherina terkekeh. "Takdir itu emang lucu, kita gak pernah tau gimana rencana tuhan untuk kita. Buktinya kayak Papanya Thalassa dan juga Kakaknya Arkan. Tuhan itu selalu menyiapkan kejutan untuk hambanya, dan kita sebagai hambanya harus siap menerima kejutan itu, entah itu kejutan yang membahagiakan atau malah mengecewakan" ucap Sherina.

"Hidup itu penuh kejutan, Sean" sambung Sherina seraya menyunggingkan senyumnya.

"Kayak Thalassa yang bilang kalau dia suka sama Om Libra?" Tanya Sean.

Mendengar itu Sherina tertawa. "Kamu percaya?" Tanya Sherina.

"Loh?" Tanya Sean.

"Gue itu suka nya sama lo Sean Oon!" Pekik Thalassa.

Sean yang mendengar itu pun mendadak linglung. Thalassa suka dengan nya? Ini gak salah?

"Lo bilang, lo suka Arkan?" Tanya Sean.

Thalassa tertawa. "Kapan gue bilang gue suka Arkan?" Tanya Thalassa. "Jujur emang pernah sih, tapi semakin ke sini gue sadar kalau gue itu mau memiliki Arkan seutuhnya karna gue takut Arkan pergi. Lo tau sendiri kan, temen gue dulu cuma  Arkan doang" jelas Thalassa.

Arkan yang mendengar itu pun bodo amat, dan malah asik dengan salad buah. Ngomong-ngomong salad buah di pernikahan kakaknya ini enak sekali, Arkan sudah habis lima piring.

"Jadi lo suka sama gue?" Tanya Sean.

Thalassa mengangguk. "Jadi, Sean. Lo mau gak jadi pacar gue?" Tanya Thalassa.

"MANA ADA SEJARAHNYA CEWEK NEMBAK COWOK!" pekik Sean.

"EMANSIPASI WANITA!"

"GAK! GAK!"

Arkan memutar bola matanya malas. Mulai lagi. Pikir Arkan.

"Berantem nya nanti aja, mending ikut gue" ajak Arkan.

"Mau kemana lo?" Tanya Thalassa.

"Salam-salaman sama pengantin lah" jawab Arkan.

"Ikut!"

Dasar bocah.

Dan pada akhirnya mereka berempat berjalan menuju Nathan dan Kirana yang tengah sibuk bersalam-salaman dengan para tamu hadirin.

Thalassa tersenyum ketika melihat Papanya yang terlihat begitu tampan dengan balutan jas putih dan juga Kirana yang terlihat sangat cantik dengan balutan gaun pengantin berwarna senada dengan Nathan.

"Eh cucu cantiknya oma" ucap Vanya.

"Oma, Acha kangen" ucap Thalassa sambil memeluk omanya.

"Opa enggak?"

"No!" 

Lalu Vanya menatap ke arah Arkan, Sherina, dan juga Sean yang tengah tersenyum ke arahnya.

"Ini yang ganteng siapa namanya? Yang pernah jenguk Thalassa di rumah sakit itu kan ya?" Tanya Vanya seraya menunjuk Sean.

"Iya oma, saya Sean" jawab Sean.

"Kalau yang cantik di sebelahnya siapa?"

"Sherina oma"

Vanya pun mengangguk, kalau Arkan ia sudah kenal. Secara Arkan kan adik dari menantunya.

"Sana salam-salaman sama pengantin" ucap Opa Thalassa —Reygan—

Mereka berempat pun mengangguk, lalu naik ke atas guna menghampiri Nathan dan juga Kirana.

"Happy wedding Papa and mami" ucap Thalassa.

"Mami?" Tanya Kirana.

Thalassa tersenyum. "Iyups! Mami, gimana keren kan?" Tanya Thalassa.

Nathan terkekeh. "Ada-ada aja si cantik ini" ucapnya sambil mencubit pipi anak tercintanya itu.

"Happy wedding om Nathan?" Tanya Arkan. "Masa saya panggilnya kakak sih? Panggil om aja lah ya" ucap Arkan.

"Suka-suka kamu aja, ngomong-ngomong kamu kan yang bolak-balik ngambilin salad buah?" Tanya Nathan.

Arkan pun memasang raut wajah kaget. Bagaimana bisa.

"Enak gak salad buahnya?" Tanya Nathan.

Arkan pun mengangguk.

"Enak om, si Arkan udah abis lima piring" jawab Sean.

Arkan menatap tajam ke arah Sean, sedangkan Nathan malah terkekeh. "Bisnis baru Om tuh, nanti kamu yang hendle mau gak?" Tanya Nathan.

"Sempet-sempetnya ngomongin bisnis" cibir Kirana. "Papa kamu otaknya, otak bisnis. Apa aja di jadiin bisnis" ucap Kirana pada Thalassa.

"Suaminya siapa coba?" Tanya Thalassa.

"I-iya juga sih, kan suami nya mbak—eh maksudnya mami?"

Dan mereka pun tertawa karna tingkah Kirana itu.

"Mama, Thalassa bahagia. Akhirnya Thalassa bisa merasakan punya keluarga yang utuh"

"Sekarang Thalassa juga di kelilingi orang-orang baik. Seperti Arkan, Sean, dan baru-baru ini Thalassa deket sama Sherina, mama tau gak? Tadinya Thalassa benci Sherina, tapi Ternyata Sherina baik banget, Sherina masih mau bertemen sama Thalassa. Padahal Thalassa pernah jahat sama dia"

"Mama, Thalassa harap mama bahagia di sana. Thalassa janji, Thalassa akan menyayangi Mami Kirana seperti Thalassa sayang mama, Thalassa juga janji akan menjaga Mami Kirana seperti yang mama bilang"

"Thalassa sayang Mama Kanaya"




Ending.





A.n

Butuh extrapart gak nih?

By the way Key ulang tahun nih, kemarin sih lebih tepatnya wkwk



Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 112K 46
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
97.2K 8.4K 59
Tentang Aksa Gibran Pratama yang dipertemukan dengan orang yang selalu mengejar cintanya, tak lain adalah Sherina Aliesa Alexandra. Namun, hatinya ju...
24K 1.4K 56
⚠️BUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ ~Kisah rumit mereka pun dimulai saat mereka saling menyukai ~ kata orang, pacaran sama sahabat sendiri itu...
411K 25.6K 47
Xevira. Gadis dengan segudang sifat petakilannya. Gadis yang tidak bisa diam. Gadis yang selalu mengikuti Kevin kemana pun ia pergi. Dan gadis terane...