Jangan lupa voment
•
•
•
"Mau gulali" Ucap wonjin tiba tiba membuat seongmin melepaskan genggaman tangannya
"Gue beliin, di sini aja, jangan ngilang" Ucap seongmin menyebrangi lalu lintas saat rambu rambu masih berwarna merah
Di sebrang mereka berdiri tadi ada penjual gulali yang tampaknya sedang kelelahan
"Pak, gulalinya dua" Ucap seongmin membuat penjualnya tersenyum
"Uangnya dulu pak, nanti saya susah bawanya" Seongmin memberikan uang 20 ribu pada penjualnya
"Saya ga ada kembaliannya dek"
"Gapapa pak, buat bapak aja" Ucap seongmin membuat si penjual membungkuk berkali kali sambil mengucapkan terima kasih entah berapa kali
Dengan lihai penjual itu memutar tongkat stik agar gulalinya menempel di sana
"Ini dek" Ucap si penjual setelah menaburkan banyak hiasan di atas gulali pink itu
"Makasih ya dek, ati ati nyebrangnya" Ucap penjual itu mendapat anggukan dari seongmin
Seongmin hanya menatap senang dengan kedua gulali itu tanpa menyadari wonjin dan orang orang yang sudah berteriak kencang
"AHN SEONGMIN!! "
BRUKKKKK
•
•
•
Allen memasukkan kedua tangannya ke dalam jaket tebal yang ia kenakan
Kedua kakinya hanya mengikuti langkah serim yang ada dua depannya
Hingga tanpa sadar allen menabrak punggung serim lalu mengusap wajahnya
"Nih, jangan blepotan sayang" Serim meletakan tiga box pizza dengan spaghetti dan puding di meja
Allen menatap makanan dengan mata berbinar dan senyum mengembang
Setelah serim pergi, allen membuka box pizza itu lalu mengambil satu potong pizza dan memakannya perlahan
"Suka ga? " Tanya serim mendapat anggukan dari allen yang masih mengunyah pizza di dalam mulutnya
"Enakkkk hihi" Ucap allen memberikan kedua jempolnya pada serim sambil tersenyum lalu lanjut mengambil satu potong pizza yang di isi dengan banyak jenis keju yang ia suka
•
•
•
Hyeongjun menaruh 3 botol jus nanas ke dalam keranjangnya
Tangannya terus mendorong trolinya ke tempat khusus kosmetik dan sebagainya
Kakinya sudah berjinjit sambil sesekali melompat untuk mengambil kapas yang ada di bagian paling atas
Hingga akhirnya bungkusan kapas itu di ambil oleh orang yang entah sejak kapan ada di sebelahnya
"Kau ingin mengambil ini? "
"Iya hehe" Ucap hyeongjun mengaruk tengkuknya yang tidak gatal
Orang juga mengulas senyum sebelum memberikan bungkusan kapas itu pada hyeongjun
"Ahhh.... Terima kasih" Ucap hyeongjun mengambil bungkusan kapas itu dengan kedua tangannya
Setelah memasukan kapas kapas itu ke dalam troli, hyeongjun segera pergi ke kasir untuk membayar
Saat selesai mengecek struk pembayarannya, hyeongjun tak sengaja melihat seseorang yang tengah duduk di foodcourt yang ada tepat di sebrang supermarket
"Subin" Panggil hyeongjun membuat orang itu menengok takut padanya
"I-iya? Siapa ya? " Tanya subin terdengar bergetar
"Aku hyeongjun" Ucap hyeongjun membuat subin langsung memasang senyumnya
"Udah lama banget kita ga ketemu" Ucap subin beranjak dari tempat duduknya lalu memeluk hyeongjun
Subin menarik paksa tangan hyeongjun agar ikut duduk di sebelahnya walaupun hyeongjun bisa merasakan tangan subin sedikit bergetar
"Lo udah lama balik sini? "
"Eummm.... 2 tahunan, aku ga punya nomer kamu, jadi aku ga bisa ngabarin"
Keduanya mengobrol hingga seseorang datang dengan plastik berisi bahan makanan
"Ekhem"
Kedua uke itu langsung menatap orang itu, hyeongjun menatapnya kaget
Dari mata subin, hyeongjun menemukan ketakutan, apa subin takut pada orang sebaik ini?
"I-ini pacar aku"
"K-kak, ini temen lama aku hyeongjun, dia sub juga sama kaya aku" Ucap subin membuat hyeongjun merasa aneh
Untuk apa subin mengatakan dirinya sebagai sub?
"Ohh... Im sejun, pacar subin" Ucap sejun duduk di sebelah kanan subin, bersebrangan dengan hyeongjun
"Gue pesenin makanan dulu buat kalian, jangan kemana kemana" Subin meringis tertahan saat sejun mencubit keras pahanya
"Kamu gapapa? "
"Ga, aku gapapa"
"Kamu takut sama sejun? " Subin tak menjawab membuat hyeongjun bingung
"Jujur aja"
Subin mendekatkan wajahnya pada hyeongjun
"Kak sejun suka balapan liar, kalo aku ga ikutan, aku bakal kena bdsm lagi" Ucap subin membuat mata hyeongjun membulat
"Terus kalo aku ngelarang, dia bakal mukulin selangkangan aku pake tongkat baseball punya dia"
"Kak sejun suka banget sex, mangkannya semua nafsunya bakal di lampiasin ke aku, dia tetep aja ngajak main sampe berjam jam padahal aku lagi hamil kaya gini" Ucap subin mengelus perutnya membuat mata hyeongjun membulat lagi
"Kamu lagi hamil?! "
"Iya, mamah udah nikahin aku sama kak sejun pas tau aku hamil, tapi mamah gatau sifat kak sejun bener bener"
"Dia suka mukulin aku di bagian selangkangan sampe aku bener bener kesakitan buat jalan, terus nge-sex, sama bdsm sampe aku pingsan"
"Kamu ga bilang ke mamah? "
"Kak sejun ngancem, kalo aku kasih tau mamah, nanti aku bakal di tinggalin, pas itu mahkota aku udah ilang, mangkannya aku takut"
Hyeongjun memeluk temannya itu erat
Pria macam apa yang lebih mementingkan nafsu daripada hati istrinya sendiri?
"Jun, jangan kasih tau ini ke siapa siapa ya? "
Hyeongjun mengangguk sebelum akhirnya sejun datang dan menatap keduanya ragu
Apalagi pada hyeongjun, sejun menatapnya tak suka
"Makan yang banyak ya" Sejun menyuapkan satu sendok penuh nasi goreng ke dalam mulut subin yang sudah gemetar panas dingin
Subin tau dia harus melayani suaminya lagi, dan bagaimana pun dia menolak bahkan pingsan sekali pun, sejun tak akan membiarkannya, dan hukumannya menjadi dua kali lipat
Sedangkan hyeongjun sudah berpikir bagaimana rencana untuk mengeluarkan temannya dari penderitaannya
•
•
•
Woobin memeluk jungmo erat sedangkan jungmo sudah hampir mati karna kekurangan napas
"Rubbbb... Lepasinnnn... Gue matiii.... " Ucap jungmo membuat woobin melepaskannya
"Kamu ga mati kan yang? " Woobin menaruh tangannya di depan hidung jungmo
"Aku peluk lagiii" Ucap woobin semangat tapi jungmo berhasil menghindar lebih dulu
"Ga ga ga, kamu mau aku cepet mati? "
"Ga yang"
"Yaudah mangkannya gausah peluk peluk"
"Aku gaplok kamu pake tv kalo berani peluk" Lanjut jungmo membuat woobin bergindik ngeri
Harga tvnya memang tak seberapa, tapi mana ada orang yang menjual kepala dan otak seperti miliknya
•
•
•
Minhee memeluk leher yunseong sambil menggigit bibirnya
Dari kemarin malam yunseong belum selesai dengan permainannya
Bahkan saat hari sudah siang, yunseong masih dengan sibuk pinggulnya yang terus bergerak brutal
Sepertinya yunseong benar benar ingin bermain dengan minhee selama 1 minggu tanpa henti
"Seong berentiihhh... Kepala aku pusing hiksss.... " Yunseong menulikan pendengarannya tak peduli bahkan minhee sudah berteriak keras memintanya untuk berhenti
Hingga akhirnya yunseong berhenti saat melihat darah dari hidung minhee dan dari rambut? Yang benar saja
Yunseong mengelap darah itu dengan tisu yang ia ambil sebelum mengenakan pakaiannya lalu memakaikan minhee kemejanya yang pastinya sangat kebesaran untuk minhee
"Pak" Panggil yunseong membuat pak supir langsung menengok dan memanaskan mobil terburu buru saat melihat darah yang keluar dari rambut minhee
Supir melajukan mobilnya melebihi rata rata maksimal yang di tentukan tapi yunseong lebih kawatir pada minhee daripada dengan kecepatan mobil saat ini
•
•
•
TBC
PYONGG.... MAAP LAMA APDET NYA, AKU MASIH NULIS NULIS YANG DI DRAF