Semua orang duduk seraya menonton pertunjukan yang di adakan di sekolahnya kali ini, yaitu lomba seni antar kelas.
Di belakang panggung, Winwin dengan memegang gitarnya sedang berusaha menenangkan diri. menunggu gilirannya tiba.
Netra nya menangkap Yuta yang duduk di barisan paling depan dekat panggung. yang juga sedang melihatnya, memberinya ucapan “semangat!” yang tidak di sertai suara. tetapi Winwin bisa mendengarnya, entahlah kalimat semangat dari Yuta membuatnya sedikit percaya diri.
dan, "Mari kita sambut siswa dari kelas 12 XXXX dengan gilirannya."
[ note; tolong nyalakan lagu Heather dari Conan gray untuk menyesuaikan fiksi berikut. ini sedikit berpengaruh jadi usahakan lagunya di nyalakan ya!]
1
2
3
Yuta tersenyum ke depan seraya bersorak memberikan semangat saat Winwin naik ke atas panggung.
Winwin memejamkan matanya seraya memetik gitar sebelum bernyanyi;
I still remember, the third of December
( aku masih ingat, tanggal tiga desember)
Me in your sweater, you say it looked better on me than it did you
( aku di sweter mu, kamu mengatakan itu terlihat lebih baik padaku daripada kamu)
Only if you knew, how much i liked you
(Hanya jika kamu tahu, betapa aku menyukaimu)
But i watch your eyes as she
(Tapi aku memperhatikan matamu saat dia)
Walks by
(Berjalan lewat)
What a sight for sore eyes
(Pemandangan yang bagus untuk sakit mata)
Brighter than the blue sky
(Lebih cerah dari langit biru)
She's got you mesmerised while I die
(Dia membuatmu terpesona, saat aku mati)
Why would you ever kiss me?
(Kenapa kamu pernah menciumku?)
I'm not even half as pretty
(Aku bahkan tidak secantik itu)
You gave her your sweater
(Kamu memberinya sweater)
it's just polyester
(itu hanya bermain-main)
But you like her better
(Tapi kamu lebih menyukainya)
Wish I were Heather
(Seandainya aku jadi Heather)
Watch as she stands with her, holding your hand
(Perhatikan saat dia berdiri bersamanya, memegang tanganmu)
Put your arm 'round her shoulder, now I'm getting colder
(Letakkan lenganmu di bahunya, sekarang aku semakin dingin)
But how could I hate her, she's such an angel
(Tapi bagaimana aku bisa membencinya, dia seperti malaikat)
But then again, kinda wish she were dead
(Tapi sekali lagi, agak berharap dia mati)
As she
(Seperti dia)
Walks by
(Berjalan lewat)
What a sight for sore eyes
(Pemandangan yang bagus untuk sakit mata)
Brighter than the blue sky
(Lebih cerah dari langit biru)
She's got you mesmerised while I die
(Dia membuatmu terpesona, saat aku mati)
Why would you ever kiss me?
(Kenapa kamu pernah menciumku?)
I'm not even half as pretty
(Aku bahkan tidak secantik itu)
You gave her your sweater,
(Kamu memberinya sweater)
it's just polyester
(Itu hanya bermain-main)
But you like her better
(Tapi kamu lebih menyukainya)
I wish I were Heather
(Aku harap aku adalah Heather)
Winwin bernyanyi dengan segala perasaan yang ada, air mata mengalir begitu saja.
Oh, I wish I were Heather
Oh, oh, wish I were Heather
Kepalanya memutar banyak momen yang tidak bisa dia lupakan.
Why would you ever kiss me?
I'm not even half as pretty
You gave her your sweater,
it's just polyester
But you like her better
Wish I were
Selesai bernyanyi, ia membuka matanya yang kini berair. bisa penonton lihat bahwa Winwin bukan sekedar bernyanyi tadi. tetapi seperti ada perasaan yang ingin ia utarakan di sela-sela nyanyian-nya.
Yuta yang tadinya tersenyum saat melihat Winwin bernyanyi kini bingung melihat Winwin seperti menahan tangis, membuatnya penasaran dan melangkahkan kakinya ke belakang panggung.
Setibanya di belakang panggung, Yuta tidak melihat siapapun selain banyak murid yang menunggu gilirannya tampil.
Yang ia lihat hanya gitar yang tergeletak di atas kursi, dan gitar tersebut adalah gitar yang tadi Winwin pakai untuk tampil.
Netra Yuta melihat sekeliling untuk mencari Winwin. Tetapi nihil, hasilnya tetap tidak ada.
Seseorang menepuk pundak Yuta dari belakang, "Sedang mencari sesuatu?" membuat si empunya menoleh dengan terkejut.
"Eh iya, kau tahu kemana perginya Winwin?"
"Winwin?"
"Peserta yang baru saja tampil dengan gitar ini" jelas Yuta seraya menunjuk gitar di sebelahnya.
Seorang pria dengan kacamata bulat terlihat berfikir sejenak sebelum menjawab, "ah- Dong Si Cheng? dia berlari ke arah toilet tadi."
Tanpa respon apapun Yuta dengan cepat berlari ke arah dimana toilet pria berada.
Setibanya di toilet, belum sempat Yuta masuk— ia jadi mengurungkan niatnya setelah apa yang saat ini ia lihat.
Dua orang pria yang katanya kemarin pulang bersama, kini sedang berpelukan?
apa maksud dari itu semua? seseorang tolong jelaskan.
Yuta mundur sebelum berbalik badan, lalu memasuki kelas dengan hati yang sedikit kecewa.
————————————
"Yuta? ada apa? seseorang bilang kau mencari ku?" Tanya Winwin yang datang dari balik pintu kelas dengan wajah yang sedikit sembab.
Yuta menghela nafas pelan seraya mengambil ransel miliknya, "Telat" jawabnya dingin.
Winwin melangkahkan kakinya kearah bangku yang biasa ia tempati, membawa ransel miliknya juga.
Dalam hati Winwin bertanya-tanya dengan respon Yuta yang dingin. sebenarnya dia kenapa? tidak biasanya bertingkah seperti ini.
"aku minta maaf, tadi sedang membicarakan sesuatu dengan teman"
Sebentar, Yuta tidak salah dengar kan? atau ia yang tadi salah lihat? ah itu tidak mungkin.
Yuta beranjak dari kursi, mendekat ke arah Winwin yang sedang diam— menepis jarak di antara mereka. Winwin jadi kebingungan di buatnya.
"Winwin, Teman tidak berpelukan selama itu" Ucapnya di sertai kekehan di akhir kalimat.
Ah, sekarang Winwin mengerti. Jadi Yuta melihatnya ya? jika kalian berfikir Winwin terkejut maka jawabannya tidak. Yang ada ia sedang melebarkan senyumnya.
Winwin melakukan apa yang baru saja Yuta lakukan, mendekatkan bibirnya ke arah telinga yuta— membuat pipi mereka bergesekan.
"Yuta, teman juga tidak berciuman"
a/n:
terjemahannya agak hajsbsksnh semoga kalian tau deh inti dari lagunya.