BEDROOM [✓]

By immwrite

209K 39.6K 12.4K

Di antara banyak ruang yang pernah ia tempati. Hanya ada satu ruang di mana ia bisa menjadi dirinya sendiri... More

PROLOG
I.
II.
III.
IV.
V.
VI.
VII.
VIII.
IX.
X.
XI.
XII.
XIII.
XIV.
XV.
XVI.
XVII.
XVIII.
XIX.
XX.
XXI.
XXII.
XXIII.
XXIV.
XXV.
XXVI.
XXVII.
XXVIII.
XXIX.
XXX.
XXXI.
XXXII.
XXXIII.
XXXIV.
XXXV.
XXXVI.
XXXVII.
XXXVIII.
XXXIX.
XL.
XLI.
XLIII.
EPILOG

XLII.

3.8K 829 470
By immwrite


Rumah itu kembali kacau untuk kali kedua. Dengan tangis Im Nana yang semakin pecah, perlahan Lee Haera menyadari bahwa rumah ini akan kembali menjadi saksi bisu kejadian menyakitkan dalam hidupnya. Kedua netranya masih bekerja dengan baik sehingga ia bisa melihat wajah penuh sesal dari Min Yoongi yang tak berani menatapnya. Melepas cengkeraman Jungkook di tubuhnya, Haera kemudian mulai melangkahkan kakinya menuruni setiap anak tangga yang akan membawanya pada tempat di mana sang kakak berada.

Kakaknya adalah pria terbaik di dunia ini. Min Yoongi adalah ibu sekaligus ayah untuknya yang tak memiliki keduanya. Min Yoongi adalah satu yang memberinya kaki saat dunia sibuk merenggut kewarasannya pada usia muda. Min Yoongi pula yang menyuapinya cinta saat jiwanya hanya kenal kecewa dan kebengisan dunia. Lalu, pada hari di mana seharusnya mereka berbahagia bersama berkat adanya calon manusia sebagai keponakan pria itu, kebenaran sialan justru datang dan meluluh-lantakan semuanya. Semuanya kacau dan Haera tak tahu pada kaki mana lagi ia harus berdiri.

"Yoongi," panggil Haera dengan air mata yang terus berjatuhan.

Sementara itu, dengan kepala yang masih menunduk, Min Yoongi hanya bisa memberi bungkam pada gadis kecilnya yang sudah tumbuh menjadi wanita dewasa seperti sekarang. Pria itu membiarkan Haera mengusap pundaknya dengan kalimat tanya yang perlahan terdengar. "Kau Yoongi bukan? Kau benar Min Yoongi kakakku?"

"Haera," panggil Yoongi sembari hendak meraih Haera ke dalam dekapannya, tetapi dicegah oleh wanita itu sendiri.

"Kenapa kau melakukannya?" tanya Haera yang sudah turut bersimpuh di lantai dingin ini.

Dengan jemari yang dipenuhi darah yang sudah mengering, perlahan Yoongi meraih jemari Haera sembari berujar, "Karena aku menyayangimu. Rumah itu membuatmu sekarat dan aku ingin membebaskanmu dari sana. Satu-satunya cara hanya itu, Haera."

"Kau menjual adik tirimu sendiri untuk mencarikan kita tempat tinggal sementara?" tanya Haera yang ia tahu berhasil menggores hatinya sendiri.

"Aku tidak bisa melihatmu terus tersakiti di sana. Ayah, Ibu Tiri Sialan, bahkan wanita berengsek itu, aku harus membalas mereka untuk satu-satunya perempuan yang masih tersisa dalam hidupku. Aku akan melakukan semuanya untukmu karena aku tidak akan bisa hidup tanpamu," ungkap Yoongi yang berbuah balasan dari Haera. "Katakan 'ya' atau'tidak' untuk pertanyaanku, Yoongi."

Tanpa ragu, Min Yoongi segera mengangguk sebelum menjawab, "Ya. Aku menjualnya dan..,"

Kalimat itu tak terselesaikan berkat satu tamparan yang mendarat di wajahnya dengan begitu keras. Mungkin tamparan itu akan menjadi dua atau tiga tamparan jika saja Jungkook tak segera meraih tubuh Haera untuk menjauh. Dengan Jungkook yang mendekap tubuhnya dari belakang, Haera kemudian berteriak, "Kau iblis, Bajingan! Kau bukan Kakakku!"

"Kau menghancurkan hidupnya! Kau menghancurkan perempuan tak bersalah itu, Yoongi, dan kau tidak merasa bersalah sama sekali?" tanya Haera yang berbuah bisikan dari Jungkook, "Tenangkan dirimu, Haera."

Tangis itu semakin menjadi dan Jeon Jungkook tak tahu apa yang bisa ia lakukan di sini. Mungkin hanya sebuah dekapan karena bagaimana pun ia juga terkejut dengan fakta ini. Dengan lengan yang melingkar di perut wanitanya, perlahan Jungkook kembali mendengar teriakan Haera yang ia tahu turut mengiris hatinya sendiri. "Kau memberiku kaki dengan tali yang mengikat lehernya. Aku berjalan dengan menyeretnya, Bodoh! Aku.., aku bahkan terus bersikap kejam pada seseorang yang memberiku kehidupan bahkan ketika ia sudah tak memilikinya lagi. Hidupnya hancur karenamu dan kau tidak merasa bersalah sama sekali?"

"Apakah merasa bersalah akan membuatmu memaafkanku? Jika ya, aku akan merasa bersalah kepadanya," ujar Yoongi tepat sebelum tamparan Haera kembali mendarat di wajahnya.

Dengan gelengan kuat, Haera kemudian berujar, "Kau bukan kakakku."

"Haera, kau mau membuat wanita itu kembali menghancurkan kita? Kau tahu hanya kau yang kumiliki di dunia ini dan aku..,"

"Semanis apapun mulutmu, sebaik apapun sikapmu padaku, dan sebanyak apapun kaki yang kau berikan padaku, jika kau tidak bisa menghargai sesama kaumku, kau tidak akan pernah menjadi bagian dari diriku lagi, Min Yoongi," potong Haera mutlak.

Setelah mengatakannya, dengan segera Haera berjalan menghampiri tempat sahabatnya berada. Wanita Im itu sudah memucat berkat tangisnya dan setelah dekapan Jungkook di tubuhnya dilepaskan oleh pria itu, Haera segera meraih Nana ke dalam dekapannya. Tangis wanita itu pun semakin pecah dan Haera tak tahu mengapa Nana begitu terpukul oleh kejadian ini. Lalu, manakala Haera tengah bertanya-tanya dengan semuanya, wanita itu pun segera mendapat jawaban dari semua tanyanya bersamaan dengan panggilan Yoongi kepada Nana yang terdengar. "Sayang, maafkan aku. Nana..,"

"Aku tidak mentoleransi kekejamanmu," potong Nana sembari melepas dekapan Haera di tubuhnya sebelum memutuskan untuk berjalan menjauhi tempat ini.

Lalu, ketika langkah Nana sudah sampai di depan pintu, tawa wanita itu pun terdengar tepat sebelum ia berujar, "Kau mencintaiku dengan hati yang masih berada di sahabatku dan aku menerimamu karena aku juga masih mencintai masa laluku. Kuanggap itu sebagai nilai setara, sama rata. Namun, jika sekarang aku memaafkanmu, itu artinya aku memberi kesempatan untuk diriku menjadi kalah dalam hubungan kita dan aku tidak akan pernah menjatuhkan diriku dalam hubungan yang seperti itu."

Im Nana melangkahkan kakinya pergi dan tanpa banyak berpikir Haera pun segera berlari mengejar sahabatnya itu. Sementara itu, dengan helaan napasnya, Jungkook menghampiri Yoongi yang terlihat tengah diselimuti oleh rasa sesal itu. Mengulurkan tangannya, Jungkook kemudian berujar, "Ayo, kuantar ke rumah sakit."

"Kau senang melihatku seperti ini?" tanya Yoongi dengan senyum miringnya.

Akan tetapi, dengan uluran tangan yang masih sama, Jungkook kemudian berujar, "Tidak. Bagaimana pun kau Hyungku."

"Minta maaflah kepada Ellena dan aku akan membuat Haera memaafkanmu atau setidaknya membiarkanmu berada di sisinya," sambung Jungkook yang masih pria Jeon itu tambahi dengan tanya. "Itu anakmu? Kehamilan Ellena yang membuatmu memukuliku."

Dengan senyum mirisnya, Yoongi kemudian menjawab, "Mungkin ya."

"Apa yang kau katakan?" tanya Jungkook dengan rahang yang mengeras.

Meraih uluran tangan Jungkook sampai ia bisa berdiri dengan benar, Yoongi kemudian berujar, "Setelah tahu bahwa Ellena itu Hara, aku tak bisa berhenti mengunjunginya setiap malam dan saat itu aku apa alasanmu masih terus kembali padanya. Dia memang sehangat itu dan aku..,"

Tanpa menunggu kalimat Yoongi selesai diucapkan, Jungkook melepas tangannya pada genggaman Yoongi hingga membuat pria itu kembali mendarat di lantai dengan nahas. Pria itu tampak kesakitan, tetapi tawa itu jelas terdengar.

"Bajingan," maki Jungkook yang justru berbalas tanya dari Yoongi, "Kenapa? Sakit hati karena wanita yang pernah kau cintai pada masa kecilmu telah kukantongi?"

"Aku ingin membunuhmu sekarang," ujar Jungkook yang sudah siap dengan jemari yang menggenggam penuh amarah.

Namun, dengan senyum miringnya, Yoongi justru berujar, "Kubiarkan kau menghajarku sampai mati, tetapi jawablah satu pertanyaanku. Apa kau benar pernah mencintai Ellena walau hanya selama 1 detik dalam hidupmu?"

Dengan amarah yang telah memuncak, Jungkook memberi anggukkan sebelum pukulannya mendarat di wajah Yoongi. Namun, sesaat setelah ia memberi pukulan di wajah itu, Min Yoongi justru menyuarakan tawanya dengan jelas. Saat itulah Jungkook mulai menggerakkan lehernya ke arah pintu di mana wanitanya tengah berdiri dengan air mata yang kembali berjatuhan. Tak cukup sampai di sana, nyatanya Yoongi masih menambahi dengan satu kalimat berengsek. "Kita mati bersama, Jeon Jungkook."

*

Hari sudah menggelap manakala wanita dengan gaun harian berwarna putih itu mendudukkan dirinya di salah satu bangku taman yang berada di rumah sakit ini. Min Yoongi harus menjalani perawatan intensif berkat pukulan-pukulan dari Jungkook yang tengah berjalan menghampiri Haera dengan beberapa kertas di tangannya. Memutuskan untuk berjongkok, Jeon Jungkook kemudian berujar, "Kau dengar tadi?"

"Apa?" tanya Haera dengan lembut yang wanita itu imbuhi, "Duduk di sampingku, Koo."

Menggeleng, Jungkook kemudian berujar, "Tentang apa yang Yoongi tanyakan."

"Tentang kau yang pernah mencintai Ellena setidaknya 1 detik dalam hidupmu?" tanya Haera yang berbuah anggukkan penuh ketakutan dari Jungkook.

Haera menyulam senyumnya dengan jemari yang kemudian memberi usapan di wajah tampan kesayangannya ini. Dengan begitu lembut, Haera kemudian berujar, "Tidak apa-apa."

"Bukan masalah," sambungnya sembari menarik tubuh Jungkook untuk mendekat hingga pria itu duduk di sampingnya.

Setelah Jungkook mendudukkan dirinya, Haera kemudian berujar, "Bisa memelukku tidak?"

Tanpa memberi jawaban berupa aksara, Jeon Jungkook segera menarik wanitanya ke dalam dekapan dengan usapan lembut yang mengiringi. Kemudian, sesaat setelah tubuhnya didekap oleh Jungkook, tangis Haera kembali terdengar hingga Jungkook hanya bisa semakin mengeratkan dekapan keduanya. Dalam tangisnya itu Haera bertanya, "Aku hanya ingin bahagia bersama keluarga kecilku dan sahabat-sahabatku, tetapi kenapa semuanya terasa begitu sulit?"

"Semuanya akan membaik, Haera," balas Jungkook yang nyatanya berbuah deringan ponsel di tangan Haera.

Melihat adanya nomor asing di sana, Haera segera menghentikan tangisnya dan memutuskan untuk menerima panggilan itu dengan mode loudspeaker. Sesaat setelah panggilan itu terhubung, yang dapat keduanya dengar adalah tangis dari suara yang tak lagi asing untuk keduanya. Suara yang kemudian membuat Jungkook maupun Haera berdiri dari duduknya dan segera menghampiri mobil mereka.

"Ini aku Ellena. Kurasa aku sudah berada di ambang batasku. Maaf untuk semuanya, Haera. Kumohon, jaga Ano untukku."

———

karena bedroom mau tamat, ayoo pilih jagoanmu setelah kepergian bedroom. mau the red shoes, uncontrollable, atau mungkin livingroom?

eh apah itu livingroom, mommy?
/tanya lemakku padaku/

o-oh itu mommy keceplosan, mak xixixi

next chapter kutunggu 400 komentar bisa ga ya

KALIAN SEHAT-SEHAT YA MAMENKU💜

have a nice day
and
see u💜💜🙆💜

Continue Reading

You'll Also Like

432K 37.2K 57
jatuh cinta dengan single mother? tentu itu adalah sesuatu hal yang biasa saja, tak ada yang salah dari mencintai single mother. namun, bagaimana jad...
378K 53.9K 42
Layaknya perputaran waktu yang tengah dimainkan oleh semesta, kita pun perlahan semakin tenggelam dalam sungai yang menjadi bagian dari perputaran wa...
16.3K 2.7K 35
SUDAH DITERBITKAN .... [M] song jiyeon cerai-berai. air mata bagai sesuatu yang kini diabai. atmanya kelewat hasai, saat ia memergoki suaminya nam ji...
897 238 9
[𝐣𝐞𝐨𝐧 𝐣𝐮𝐧𝐠𝐤𝐨𝐨𝐤] Delapan tahun usai kelulusan sekolah menengah atas serta perpisahan tragis sebab keadaan yang tak memungkinkan. Kwon Jung...