GIBRAN DIRGANTARA

By fafayy_

19.8M 2M 1.2M

Sudah terbit dan tersebar di seluruh Gramedia Indonesia -Satu dari seratus sekian hati yang pernah singgah. K... More

02- KOLOR POLKADOT
03-BERITA HOT
04-BENDAHARA CANTIK
05-PIZZA MALAM
06-NODA MERAH
07-ADA YANG TURUN
08-GAK BOLEH BAIK
09- GIBRAN SADBOY
10- ADA YANG LEPAS
11- KAUS KAKI
12-HARGA DIRI ABEL
13- TENTANG MASA DEPAN GIBRAN
14- TAMPARAN MANTAN
15- MALAIKAT PELINDUNG
16- KECEBONG VS RENTENIR KELAS
17- KECUPAN SINGKAT
18- SURAT KEHILANGAN
19. I LIKE YOU
20- RINDU YANG AKAN DATANG
21- UNGKAPAN HATI
22- SETITIK LUKA & SETITIK RASA
23- CEMBURU TANPA MEMILIKI
24- OFFICIAL HIS
25- KESAYANGAN GIBRAN
26- BAHAGIAMU BAHAGIAKU
27- AKU, KAMU, DAN BAHAGIA
28- CANTIKNYA GIBRAN
29- GIBRAN, ABEL, DAN KENZO
30- RATUNYA GIBRAN & GUGURNYA PAHLAWAN
GC KE 2 AGBEROS TEAM (BUKAN UPDATE)
31- RATU CANTIK VS PARASIT CANTIK
32- HADIAH UNTUK ABEL & BENTENG PERTAHANAN
PENJELASAN!
33- SUATU PERBEDAAN & TIGA PARASIT
34- GAGALNYA KENCAN
35- PERMINTAAN MAAF
36- MURID BARU
TYSM FOR ARGANTARA (BUKAN UPDATE)
37- SYARAT BERSAMA
38- TERIMAKASIH LUKA
39- PUTUS ATAU TERUS
40- HUJAN DAN USAI
41- LINTAS KENANGAN
42- MERINDUKANNYA
43- BUKAN PURA-PURA
44- DI BAWAH RINTIK HUJAN
45- GORESAN LUKA
46- TITIK TERAKHIR
47- KEMBALI
coming Soon
price list
Vip order
Special Offer Po ke 2
SPIN OFF GIBRAN DIRGANTARA

01. GIBRAN DIRGANTARA REYNAND

1.7M 91.4K 72.6K
By fafayy_

Agberos angkatan 12. Sequel Argantara.

.
.
.

Gibran Dirgantara Reynand

.
.
.

Renzkieser As Gibran Dirgantara Reynand.

{Untuk pict Gibran, kalian bisa cari sendiri di instagram atau di pinterest. Usernamenya : @Renzkieser}

•••🦋•••

01. Jamet SMA Galaksi

°°°°°

Suara gebrakan meja terdengar begitu nyaring di ruangan yang kedap suara ini. Pak Agus selaku guru BK pun menatap penuh amarah ke arah sosok murid yang duduk dengan tenang di hadapannya.

Cowok dengan nametag Gibran Dirgantara itu bertopang kaki pada kaki kirinya. Seolah tak merasa bersalah, ia menatap Pak Agus dengan alis yang terangkat sebelah.

"Saya----"

"GIBRAN!" Gibran terjengkit kaget lantaran Pak Agus membentaknya cukup kuat.

"Bisa-bisanya kamu bersikap santai seperti ini. Sedangkan kamu hari ini buat teman seangkatan kamu celaka!" Omelnya.

Gibran berdeham, ia s sebenarnya takut jika Pak Agus sudah mengeluarkan tanduk seperti ini. Namun, Gibran tetaplah Gibran. Cowok itu selalu bersikap biasa seolah-olah tak terjadi apa-apa

"Orang tua saya mengajarkan untuk bersikap santai saat di situasi tegang seperti ini." Jawabnya dengan santai.

Kedua sahabat Gibran yang berdiri tak jauh darinya dengan nametag, Algerian Mahatma dan Kenzo Galaksa pun menatap Gibran tidak habis pikir.

Pak Agus menghela napasnya dengan kasar. "Bapak tanya sama kamu. Apa alasan kamu memukuli Arion sampai babak belur seperti itu?" tanyanya, melirik Arion sekilas yang duduk di sofa.

Gibran mengikuti arah pandang Pak Agus, kemudian cowok itu mengangkat bahunya.

"Bosen aja. Nggak ada kerjaan lain yang saya kerjain, Pak. Cuma belajar-belajar dan be----"

"Kalau kamu bosan dengan belajar, kamu nggak usah sekolah sekalian! Apa gunanya kamu sekolah?" potong Pak Agus.

Menyugar rambutnya dengan penuh percaya diri, Gibran berdeham dan berkata, "Banyak bidadari cantik disini."

Pak Agus mengusap wajahnya dengan gusar. Sejak Gibran kelas XI hingga kelas XII sekarang, Pak Agus tak pernah merasakan tenang dengan kasus yang di buat Gibran. Meskipun tak membuat kerusuhan, namun kelakuan Gibran membuat orang celaka.

Pria yang menjabat sebagai guru BK tersebut melipat tangannya di atas meja dan menatap Gibran dengan tatapan interogasi.

"Sekali lagi Bapak tanya. Alasan apa kamu buat Arion seperti itu?" tanya Pak Agus mengulang pertanyaannya.

Gibran melirik Arion sekilas kemudian berkata. "Iseng aja. Muka Arion nyebelin soalnya, Pak."

"Subhanallah!" ucap Pak Agus dengan berat.

"Sekarang Bapak tanya, mau kamu bagaimana? Tanggung jawab atau Bapak panggil kedua----"

Dengan sisa-sisa desisan ngilunya, Arion mencoba melerai. "Pak Agus, saya nggak apa-apa. Pak Agus nggak perlu panggil orang tua Gibran buat kesini. Saya---"

"Songong lo! Mau gue tambahin?" sahut Gibran menantang Arion.

Arion menggeleng. "S-sorry, udah cukup lo buat gue begini. Pak Agus, Bapak nggak perlu panggil orang tua Gibran kesini. Saya nggak apa-apa, saya duluan, Pak."

Kemudian, cowok dengan wajah yang sedikit membiru itu berjalan meninggalkan ruangan ini.

"Lemah banget jadi cowok!" gumam Gibran.

"Kenapa masih disini? Mau Bapak hukum? Pilih keluar atau bapak scors selama satu minggu?"

Suara itu mengalihkan atensi Gibran. Cowok itu menoleh dan menatap Pak Agus yang juga menatapnya.

"Karena Gibran Dirgantara adalah sosok murid yang rajin, pintar dan juga disiplin. Saya pilih opsi yang pertama, Pak," ucapnya tersenyum memamerkan deretan giginya.

"Ayo Al, Ken!" ajaknya pada kedua sahabatnya.

Setelah melihat Gibran benar-benar keluar dari ruangannya. Pak Agus menghela napasnya dengan lega, melepas rambut palsunya dan melemparkannya di atas sofa.

"Pinter bohong baru Bapak percaya, Gib!"

°°°°°

Gibran Dirgantara, itulah namanya. Cowok dengan sejuta sifat uniknya yang mampu membuat orang sekitarnya heran dengan sikapnya. Cowok dari keluarga yang berada namun memilih memposisikan diri seperti anak dari keluarga biasa saja.

Contoh saja, Gibran lebih memilih motor butut yang di berikan kakeknya untuk mencari makan hewan kesayangannya daripada motor ninja dengan harganya ratusan juta yang di berikan Ayahnya.

Lagi, cowok itu juga sangat suka memalak teman satu angkatannya. Yang tak lain adalah Boby, cowok dengan tubuh besar yang menjadi langganan palakan Gibran. Namun tak berhenti di situ saja. Kejahatan yang di lakukan Gibran ini sangat jauh dari kata normal. Bayangkan saja, ketika memalak, Gibran selalu memberikan uang kembalian kepada Boby

Jika kata sahabat Gibran begini, "Lo mau beli gorengan atau mau malak, Gib?"

Playboy, usil, dan tidak bisa diam. Itulah Gibran.

Gibran berdiri dengan kaki yang diangkat sebelah. Manik matanya melirik kesana kemari menatap gadis-gadis cantik yang melaluinya. Dengan dasi abu-abu yang terikat di dahinya, Gibran bersiul percaya diri menggoda siswi-siswi yang melintasinya.

"Cantik!"


"OMO! OMO! OMO! UANG KAS LO TUH BAYAR, GIB! NGGAK CEWEK TERUS YANG ADA DI OTAK LO! GUE SUCIIN JUGA LAMA-LAMA OTAK LO!" kata Algerian mengeraskan suaranya.

Algerian Mahatma, cowok yang di juluki 'Raja Drakor' itulah yang sangat hobi berteriak. Baginya, berbicara tanpa mengeraskan suaranya seperti ada yang kurang.

"Sadar diri masing-masing." Celetuk Kenzo mampu membuat Algerian terdiam.

Kenzo Galaksa, menurut Gibran dan Algerian, Kenzo adalah sosok cowok yang sangat iri berbicara. Namun, sekalinya berbicara membuat Gibran dan Algerian terdiam akan ucapan pedasnya.

"Dengerin kata-kata Abang Ken! Ya nggak, Ken?" Gibran menepuk-nepuk bahu Kenzo dengan sunggingan senyumnya.

"Nggak."

"Setan lo!" maki Gibran.

"Ndut! Berhenti lo!" Gibran menahan pundak cowok bertubuh gempal tersebut.

"Boby, Boby Mahmudi." Eja Gibran membaca nametag cowok gemuk itu.

"Nama lo persis sama nama penjaga masjid kompleks gue,"

Gibran mengulurkan tangannya kearah Boby. Boby yang belum paham lantas menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"M-mau ngapain, ya?" Tanya Boby takut-takut.

"Biasalah! Bob, kasih lah. Tau sendiri 'kan?" Kenzo menaik turunkan alisnya.

Boby terdiam sejenak. Entah paham atau tidak. Benar atau tidaknya, Boby tidak perduli.

Dengan polosnya Boby malah menjabat tangan Gibran. Lantas Gibran menyentak tangan Boby. "Bukan ini yang gue mau!"

"Y-ya terus apa? G-gu--"

"Gagu, gagu. Putus lidah lo? Minta duit!" Gibran kembali mengulurkan tangannya.

Apakah ini hukum karma? Atau ini yang dinamakan salah pergaulan? Sejak kecil ia sudah memalak om-omnya, diajarkan yang tidak-tidak oleh om-omnya.

Dan lihat sekarang? Kebiasaan buruknya dulu terbawa sampai Gibran umur remaja.

Memainkan cewek, memalak orang, memainkan gurunya, dan masih banyak lagi yang tentunya membuat orang lain gedeg dengan sifat Gibran.

"Gue gak punya duit, Gib. Sumpah!" Boby mengangkat dua jari telunjuknya.

"Bohong lo! Joko, Al, Afkar! Geledah semua kantong pakaian dia. Bila perlu sampe ke kantong celana dalamnya!" Suruh Gibran pada ketiga temannya.

Dengan senang hati, Kenzo, Algerian, serta Afkar berjalan mendekati Boby. Menjalankan aksinya sesuai yang diperintakan Gibran.

Klunting!

"Yaelah lima ratus perak doang," Afkar mengambil uang logam milik Boby yang jatuh tadi.

"Gila, uang saku lo kayak anak SD, njir! Dua ribu doang, Gib. Nih," Algerian menyerahkan satu lembar uang dua ribuan.

Jangan main-main Al, itu uang jajan author dulu tau. Malah uang jajan author pas SD cuma seribu doang.

Gibran menerimanya dengan tampang datarnya. "Dua ribu doang bagaikan abu buat gue,"

Sret!

"Y-yah, Gibran. Kok lo sobek, sih? Gue 'kan mau beli jajan," Boby mengambil serpihan kertas uang dua ribuan yang dirobek Gibran.

"Lo mau jajan?" Tanya Gibran dibalas anggukan kepala Boby.

"Serius?"

Boby mengangguk. "I-iya, itu uang gue sisaan kemarin," ucapnya seraya menunduk.

Gibran merogoh saku celananya, mengambil dua lembar uang ratusan ribu kemudian memasukkan pada saku baju seragam Boby.

"Tuh buat lo jajan. Buat sebulan kalo bisa,"

"Gib, wah kacau lo!" Ucap Afkar tak habis fikir.

"I-ini buat gue?" Boby bertanya seraya mengangkat dua lembar uang ratusan ribu yang diberikan Gibran tadi.

Gibran mengangguk. "Yoi!"

Boby tersenyum lebar. "Gib, makasih! Sering-sering malak gue, ya! Biar gue dapet duit banyak dari lo!"

Gibran melebarkan bola matanya. "Anjing! Balikin duit gue sini!"

•••🦋•••

Gibran mengintari ruangan markas miliknya. Foto lima cowok terpampang jelas pada bingkai ukuran 20R, itu.

Markas ini bekas milik papahnya dan juga teman papahnya. Katanya sih markas ini tempat geng-nya papah Gibran berkumpul.

Gibran menyentuhnya bingkai foto yang terpajang di dinding. "Papah gue ganteng juga."

"Andre? Itu om Andre?" Beo Gibran. "Buset, bisa cakep gitu, ya? Beda banget sama Joko."

Telunjuk Gibran ia gerakkan menunjuk foto Andre kemudian beralih menunjuk wajah Kenzo.

"Ngapain lo?!" Sentak Kenzo.

"Kok gak mirip om Andre, Jok?" Tanya Gibran. Kebiasaan Gibran sejak dulu, memanggil Kenzo dengan sebutan 'Joko'.

Gibran memutar tubuhnya, menatap Kenzo dengan tatapan sok terkejutnya. "Jangan-jangan lo anak pungut, ya?!"

"Anjing, lo!" Maki Kenzo. Tangannya ia gunakan menjewer kencang telinga Gibran.

Getaran ponsel pada celana Gibran membuat atensi cowok menyebalkan itu teralihkan.

Fely : Sayang, kamu dimana? Katanya mau ajak aku jalan setelah pulang sekolah?

Azizah : Dirumah aku ada makanan banyak. Sini, yang.

Mayang : Kemarin kemana aja?

Brinda : Bantuin aku, sayang. Listrik rumah aku padam.

"Lo kira gue tukang listrik?!" Gibran mengetuk ponselnya dengan gemas.

"Kenapa tuh?" Afkar menyikut perut Algerian.

"Biasalah! Kayak gak tau Gibran aja. Cewek-ceweknya pada nyariin tuh," ucap Algerian.

Jangan sampai lupa motivasi Gibran punya cewek banyak itu apa. Gibran punya cewek banyak hanya karena gabut! Ingat, hanya gabut!

"Kita kayaknya perlu rehab markas ini. Males gue ikutin jejaknya papah, bejat." Gibran berkata sembari berkacak pinggang.

"Setelah ini kaki sama kepala lo kebalik, Gib. Kualat lo ngomong gitu!" Algerian menimpuk kepala Gibran dengan botol pepsinya.

Gibran melirik Algerian tanpa menjawab ucapannya yang menurutnya tidak penting. Emang benar apa adanya, Arga dan teman-temannya dulu adalah cowok terbejat disekolahannya.

"Disudut ruangan bagus dikasih rak-rak kecil, atau meja biar gak kosong," usul Kenzo.

Gibran menjentikkan jarinya. "Tumben otak lo bisa berfungsi. Bagus juga ide lo, terus nanti kita beli boneka kodok," Gibran tersenyum lebar.

Afkar dan Kenzo bergidik, apa ini ada sangkut pautnya dengan kebiasaan Gibran dulu? Sering cari kecebong dan rawat kecebong hingga besar.

"Agberos Frog. Bagus gak tuh?" Gibran menaik turunkan alisnya.

Algerian nampak berfikir sejenak. "Agberos Frog?" Kemudian Algerian membuka sticky note yang selalu ia bawa. "Frog berarti kodok. Agberos Frog? Berarti Agberos kodok?"

"Gue laporin ke bokap lo ya, Gib?" Afkar menunjuk Gibran.

Algerian loncat-loncat kegirangan. "Gue setuju! Gib! Kalo perlu tambahin anak ayam sama anak tokek disini,"

"GAK!" Tolak Kenzo dan Afkar mentah-mentah.

"Ini markas buat kita kumpul. Bukan buat kebun binatang!" Sahut Kenzo.

Mau jadi apa markas ini jika ada kodok serta ayam didalamnya. Rusak sudah generasi Agberos angkatan 12.

•••🦋•••

Gibran menolehkan kepalanya kebelakang menatap ketiga temannya yang siap melesatkan motornya.

Jika kalian fikir mereka pakai motor ninja, kalian salah besar! Bukan motor Scoopy, beat, ataupun mio. Melainkan motor kuno yang sering digunakan oleh bapak-bapak bersarung.

Supra fit, itulah merk motor yang sempat viral di zaman dahulu. Motor terkeren dan motor termahal di zaman kakeknya Gibran.

Nah kalau sudah seperti ini Gibran tinggal memakai jaket kulit, helm hitam ala bapak-bapak terus mangkal dipertigaan.

Ojek bang Gib.

Setelah pulang dari markas tadi, empat cowok itu memutuskan untuk melakukan balapam kecil-kecilan. Katanya sih pengen nyoba balapan pake motor supra.

"Yang kalah traktir makanan diwarung Mak Njing selama satu bulan. Tanpa tunggakan sekalipun!" Teriak Algerian dari arah belakang.

Gibran mengacungkan jempolnya tinggi-tinggi. Baginya, menraktrir teman-temannya bukan hal yang berat.

Duitnya ada dimana-mana, tinggal gesek, dah keluar duit.

"Cimon! Itung mundur!" Seru Gibran pada banci kaleng perempatan itu.

Kebetulan Gibran dan kawan-kawannya, melakukan balap liar didekat perempatan. Tempat dimana cabe-cabean serta banci kaleng ngestand disini.

"Okey, baby! Momoy hitung ya?"

Cimon mengibarkan bendera kuning yang ia bawa. Tunggu! Bendera kuning? Jangan-jangan itu-----

"Mon! Lo maling bendera dimana?" Tanya Kenzo.

Cimon menundukkan pandangannya. "Oh ini? Ayke tadi maling ditempat orang meninggoy. Gimana? Estetonk gak, nich?" Cimon mengedipkan sebelah matanya.

"Serah lo, Mon! Serah!" Seru Kenzo geram.

"Momoy hitung dari mulai sepuluh...sembilan...delapan...lima...ti---"

"Tunggu. Kayak ada yang beda," Cimon menurunkan bendera kuningnya.

"Sepuluh, sembilan, delapan, tujuh, enam, lima, empat, tiga, dua, satu. Lah, tadi ada yang hilang! Ulangi-ulangi!" Cimon mengibarkan benderanya kembali.

Gibran berdecak. "Buruan, Mon!'

"Sabar atuh, kang. Momoy ulangi ya. Sepuluh...sembilan...tu---"

Ngueng!

Entah geram atau gimana, empat cowok itu melesatkan motornya terlebih dahulu sebelum Cimon menyelesaikan hitungannya.

Buang-buang waktu!

"HEH! MOMOY BELUM SELESAI NGITUNGNYA!" Teriak Cimon histeris.

Lain dengan Cimon yang masih sibuk teriak-teriak tidak jelas. Dijalanan sepi terdapat empat orang yang masih berebut memenangkan posisinya.

Suara motor yang ditimbulkan dari knalpot kuno tersebut membuat kesan bising buat siapapun yang mendengarnya.

Krek.. krek...krek!

"Lah, Jarwo! Lo kenapa?!" Gibran menepuk-nepuk kepala motornya.

Ngiiik!

Tepat sekali, motornya macet ditengah-tengah jalan. Cowok itu turun dari atas motornya kemudian mengecek kondisi motornya.

Dugh!

Gibran menendang ban motor belakang.

"Anjing, rantainya lepas!" Umpat Gibran.

"GIBRAN! MULAI BESOK LO TRAKTRIT KITA SELAMA SATU BULAN!"

shit!

•••🦋•••

To be continue

Kira-kira udah berapa lama ya fafay gak sapa kalian. Apa kabar kalian? Masih setia nungguin cerita abang Gib?

Nih permintaan kalian terpenuhi. Cerita dari abang Gib pangeran kodok sudah berhasil fafay buat.

Fafay baru bisa update satu part dulu ya. Sebagai bukti kalo fafay itu beneran bikin cerita Gibran.

Buat kalian yang ngeluh "gak asik ah udah lama nunggu masa cuma up satu doang"

Iya bro gue paham. Gue juga kesel kalo ada cerita yang gue suka malah upnya cuma satu. Dikit lagi.

Tapi, tolong ngertiin fafay ya. Fafay bakal usahain bakal update cepet.

Untuk masalah waktunya itu kapan, fafay gak tau. Fafay gak mau nargetin dan fafay gak mau janjiin sama kalian, kalo nanti janji fafay gak fafay tepatin.

Gak mau bilang apa-apa, cuma jangan lupa vote dan juga follow fafay!!

Btw, kaliam rindu Arga gak? Rindu Ziko? Elang? Andre? Johan? Janson? Minul? Fafay rindu pake banget!


Note dari fafay :

Teruntuk teman-temanku, sahabatku, dan juga saudaraku, kalau kalian baca cerita ini entah sengaja karena penasaran sama cerita yang aku buat, atau entah karena nemu di beranda wattpad.

Aku sangat mohon buat kalian cepet-cepet pergi dari sini. Tolong teruntuk teman, sahabat, dan saudaraku, jangan baca cerita aku. Tolong kalian pergi dari sini. Terimakasih.

Salam :
Fafay!

Continue Reading

You'll Also Like

47.4K 2K 23
Lari bukanlah cara yang dewasa untuk menghadapi masalah. Alih-alih menyelesaikan masalah, justru membuat masalah semakin gemas memburumu. Namun, Mem...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.4M 77.4K 53
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
20K 2.9K 49
[SUDAH TERBIT] Untuk pemesanan buku hubungi WA : 081774845134 Dear Pembaca ... kisah ini bukan kisah edukasi yang bisa membuat wawasan kali...
3.5K 312 18
PLAGIAT HARAP MENJAUH!!🚫 singkat saja ini hanya cerita tentang Fanya yang terjebak cinta Friendzone kepada Sahabat kecilnya yaitu Rafa. *Star:21 Mei...