Stranger Old Man

By Mariachrisna

2K 53 8

Saat kata perpisahan belum terucap maka dia adalah orang yang paling berharga dalam hidupmu... More

Stranger Old Man

2K 53 8
By Mariachrisna

"Lindsay! Kembali!" Teriakan Max menggelegar dari balik pintu besar yang terbuat dari kayu mahoni. Aku tidak mempedulikannya dan tetap meneruskan langkahku. Hati ini telah terluka! Dia mengkhianatiku dan sesuatu yang tertanam di dada kiri ini begitu sessak seperti membengkak melebihi ukuran normal dan mendesak-desak sesuatu yang lainnya yang berada dekat dengannya. Itu membuat seluruh raga ini begitu nyeri. 

'Max, bagaimana bisa kau setega itu mengkhianati cinta kita?' Gumamku dalam hati sambil terus berlari tanpa arah dan tujuan. 

Malam yang dingin di pertengahan musim gugur menambah pedih luka yang menganga akibat pengkhianatan Max. ketika aku telah merasakan lelah karena berlari, aku telah sampai di sebuah taman yang tidak jauh dari tempat kami tinggal. Aku berjalan pelan menelusuri taman. Dari kejauhan, aku melihat sebuah bangku kosong dan memutuskan sejenak menenangkan hatiku yang tercabik di bangku itu. 

Tanpa terasa air mata yang susah payah aku tahan akhirnya tumpah membasahi pipi. Kisah cinta yang kami bentuk dan berakhir pada sebuah pernikahan sacral kini berujung pada kehancuran hati. Max si pengusaha barang elektronik begitulah yang aku tahu hingga semuanya terbongkar hari ini adalah sosok pria yang pekerja keras, memiliki semangat hidup yang tinggi, dan yang paling aku sukai darinya adalah kekonyolan yang sering keluar dari mulutnya yang mempesona. Dia mampu menambatkan hatiku dan juga mampu membuatku menerima pinangannya. Itu dulu hingga semua yang dia sembunyikan terbongkar di depan mataku. Begitu pedih saat harus mengenang masa-masa indah dulu. 

'Mengapa dia harus membohongiku setelah sekian tahun aku menjadi istrinya? Apakah itu aib baginya? Aku istrinya yang telah mengucapkan janji setia menerima Max apa adanya! Mengapa dia menyembunyikan semua ini dariku? Pondasi dari sebuah keluarga bukankah saling mempercayai? Tapi apa yang telah dia perbuat kepadaku? Dengan bodohnya dia megatakan maaf. Jika maaf semudah itu menjadi penawar rasa sakit hati, maka tidak perlu dunia ini menghasilkan psikolog dan ahli jiwa lainnya!' Sekuat tenaga aku menahan emosi yang menggelegak bagai lava yang siap meletus dari gunung api yang aktif. 

"Boleh aku duduk?" Aku menoleh pada sumber suara yang mengganggu lamunanku. Seorang lelaki tua yang aku mengira sudah berusia lebih dari 60 tahunan. Rambutnya dipangkas rapi layaknya seorang tentara namun warna rambutnya tidak lagi hitam melainkan putih seutuhnya. Kulitnya hitam, yah, dia seorang negro dengan deretan gigi rapid an putih di sela senyumannya begitu kontras dengan wajah hitam itu. Dia terlihat ramah namun aku tidak akan lengah! Dia adalah orang asing dan aku harus berhati-hati. 

Tanpa menunggu balasan kata dariku, pak tua itu sudah duduk di sampingku. Jarak yang memisahkan kami hanya satu depa dan aku semakin waspada pada pak tua ini. 

"Masih ada sisa di ..." Ujarnya sambil menunjuk-nunjuk pipiku dan aku menyadarinya. Dengan sigap aku mengusap air mata yang tersisa dari pipi dan menatapnya lagi. 

"Berbahaya sekali bagi wanita seperti anda berkeliaran malam-malam seperti ini." Lanjutnya sambil meraih topi yang ada di saku dalam jas butut dan mengenakannya untuk menutupi telinga. Aku belum menjawabnya dan masih saja sibuk mengamati pak tua itu. Dia sama sekali tidak terganggu dengan tatapanku dan dia juga sibuk dengan urusannya merapatkan syal kumal berwarna - aku menduganya - biru tua untuk menepis hawa dingin yang memang begitu menusuk tulang. 

"Aku..." Sekilas aku ragu mengutarakan kesakitan hatiku pada pak tua ini. 

'Dia hanya orang asing, Lindsay! Apa yang kau harapkan?' Dan aku memilih untuk tidak meneruskan ucapanku. 

Aku mendengar pak tua itu mendengus menahan tawanya dan kedua alisku saling bertaut, bingung - dan tersinggung. 

"Melihat kau menangis seperti itu, aku boleh menebak?" Aku melihatnya masih dengan senyumannya. 

"Pasti masalah dengan pria" dan mataku melebar, terkejut bagaimana dia bisa tahu? 

"Suamiku" tanpa sadar aku meralat ucapannya. Suasana kembali hening dan aku menengadah menatap langit malam yang bertabur bintang. Begitu ironi dengan suasana hatiku yang baru saja tertoreh luka. 

"Hubungan keluarga memang lebih rumit jika dibandingkan saat kita masih sendiri" Ucap pak tua itu yang sepertinya menatapku sedari tadi. 

Aku mengangguk pelan dan sepertinya air mata mulai mengembun di kedua sudut mataku. 

"Kalian sudah memiliki anak?" Tanyanya sopan dan sebuah kesadaran menghampiriku. Aku teringat pada putraku yang sedang tertidur di kamarnya saat aku dan Max bertengkar hebat. Aku kembali mengangguk lemah dengan pertanyaan pak tua itu. 

"Dia mengkhianatiku dengan berbohong bahwa dia seorang pengusaha..." 

"Kau ingat saat kau menikah dulu?" Dia menyela ucapanku. Aku mengangguk lagi. Dia menggeser posisi duduknya lebih dekat namun tetap menjaga jarak denganku. 

"Di sebuah gereja?" Tanyanya lagi. Aku kembali mengangguk akan tetapi aku sama sekali tidak mengetahui arah dari pertanyaannya. 

"Coba ingat saat-saat itu. Apa yang kau lihat darinya saat hari pernikahanmu tiba?" Aku memejamkan mata dan jelas sekali aku melihat seorang pria, Max, yang tampan dengan setelan jas abu-abu cerah. Dia terlihat semakin tampan dengan senyumannya yang menawan. Aku sangat menyukai senyumannya yang mampu meredakan segala ketakutan dan amarah yang kadang menghinggapiku. Aku juga melihatnya mengulurkan tangan padaku, menggenggam tanganku erat dan mantap sehingga aku merasa aman dan nyaman berada dalam genggamannya dan aku semakin jatuh cinta padanya. Aku membuka mataku dan air mata yang akan jatuh mendadak sirna. 

"Begitu indah" Bisik pak tua itu. 

"Dia pernah menyakitimu?" Tanyanya tenang. Aku menerawang jauh mengingat kembali kehidupan keluargaku yang penuh dengan kebahagiaan. Tidak sekalipun Max mengasariku bahkan membentak kasar padaku. Putra tunggal kami yang sekarang berusia 4 tahun, Jason, menjadi pelengkap kebahagiaan kami. Aku menghembuska napas berat denga perlahan dari mulutku dan kembali menatap pak tua itu. 

"Apa yang kau doakan setiap akan tidur?" Tanyanya dan aku tersipu malu bahwa aku tidak ingat kapan terakhir kali aku berdoa. 

"Aku mengerti. Kau pasti telah mendapatkan kebahagiaan dalam keluargamu" Gumamnya lemah dan rasa kasihan tiba-tiba menguasaiku saat menatap dalam-dalam pak tua. Pelan-pelan aku mendekatinya dan aku melihat matanya diliputi air mata. Aku membekap mulutku menahan rasa trenyuh yang tiba-tiba melanda dan spontan aku mengelus punggung tangannya yang mulai berkeriput terkulai di atas pangkuannya. 

"Kau mencintai suamimu?" Aku mengangguk dan menundukkan kepala. 

'Tentu, aku sangat mencintain Max. Dia hidupku' 

"Apa dia memintamu pergi?" Kali ini aku menggeleng dan rasa sakit yang ada di benakku akibat pengkhianatan Max mendadak berudah dengan rasa rindu luar biasa pada suamiku. 

"Lalu kau meninggalkannya padahal kau mencintainya?" 

"Dia mengkhianatiku dengan berbohong kepadaku!" Aku mengelak dengan rasa rindu itu. 

"Apakah dia memiliki alasan mengapa dia berbuat begitu?" Tanyanya lagi 

"Alasan hanya akan membuatnya menutupi kebohongan lain dengan kebohongan" Ucapku getir. 

"Kepercayaan adalah hal yang penting dalam keluarga" 

"Cinta kasih yang paling penting" Sanggahku dan dia tersenyum kecil padaku. 

"Ketika kau mencintainya dengan tulus maka kepercayaan dengan sendirinya menghiasi seni akan kasih" Aku merasakan sebuah genggaman lembut dari tangan keriput pak tua itu. 

"Jika kau berdoa suatu saat nanti, apa yang akan kau pinta pada-Nya?" Mata pak tua itu memancarkan sinar yang menghangatkan hatiku. 

"Kebahagiaan, kekuatan untuk menghadapi kehidupan, keberanian" 

"Dan apakah Tuhan akan memberikan langsung kepadamu?" Kepalaku kiring ke salah satu sisi, menatap bingung pertanyaan pak tua itu. 

"Tuhan akan memberikan peluang untuk kau bahagia, Tuhan akan memberikan peluang untuk kau kuat. Melalui apa? Melalui cobaan, anakku" Aku merasa tersentuh mendengar perkataan pak tua itu dan tanpa permulaan, air mata telah kembali meleleh menuruni lekuk pipiku yang tadinya sudah mengering. 

"Saat kata perpisahahn belum terucap darinya, maka kau adalah harta paling berharga baginya dan dia adalah harta paling berharga bagimu. Ketika cinta masih ada maka percayalah. Dengarkan dia, anakku. Dengan mendengarkan maka kalian akan mengerti satu sama lain. Inilah peluang yang Tuhan berikan pada kalian berdua, anakku." Air mata semakin deras membasahi pipiku dan aku benar-benar merindukan Max... Dan Jason. Aku ingin kembali, aku ingin memeluk Max, aku ingin memaafkannya dan aku akan menjadi istri yang mendengarkannya, menjadi satu-satunya tempat mencurahkan segalanya bahkan hal yang paling rahasia darinya dengan aman dan nyaman sama saat aku merasa aman dan nyaman dalam genggamannya. 

'Aku... Aku merindukanmu, Max!' Ucapku dalam hati. 

"Pulanglah, anakku. Kau pasti sangat merindukan mereka, bukan?" Senyuman yang penuh dengan keanggunan dan kebijaksanaan terpancar dari wajah pak tua itu. 

Aku mengangguk padanya sambil mengusap pipiku dengan telapak tangan secara perlahan. 

'Yah, aku merindukan Max dan Jason, putraku, putra kami' 

Aku bangkit berdiri dan cepat-cepat melangkahkan kakiku menuju rumah. Aku menghentikan gerakku secara mendadak teringat bahwa aku belum mengucapkan terimakasih pada pak tua itu bahkan aku tidak mengetahui namanya. 

"Terimakasih, sir.." Ucapanku terhenti saat menatap kosong bangku yang kami duduki. Aku melihat ke segala penjuru berusaha mencari pak tua tadi namun bagai ditelan bumi, aku tidak bisa menemukannya. Dia menghilang begitu saja. Entah siapa dia, tapi dia telah membuatku sadar bahwa aku sangat mencintai Max. Aku tidak sanggup pergi meninggalkannya dan aku akhirnya kembali. 'Aku pulang, Max!'

Continue Reading

You'll Also Like

957K 61.2K 37
οΌ³οΌ¬οΌ―οΌ· οΌ΅οΌ°οΌ€οΌ‘οΌ΄οΌ₯ Kisah tentang seorang bocah 4 tahun yang nampak seperti seorang bocah berumur 2 tahun dengan tubuh kecil, pipi chubby, bulu mata lentik...
721K 67.5K 50
{Rilis in :1 February 2021} [Fantasy Vampire series] Ivylina terjebak di sebuah Museum kuno di negara Rumania dan terkunci di kamar yang penuh dengan...
2.4M 446K 32
was #1 in paranormal [part 5-end privated] ❝school and nct all unit, how mark lee manages his time? gampang, kamu cuma belum tau rahasianya.βžβ–«not an...
294K 9.1K 63
Cerita Pendek Tanggal update tidak menentu seperti cerita yang lainnya. Berbagai tema dan juga kategori cerita akan masuk menjadi satu di dalamnya.