⸙͎۪۫ MY TREASURE ✔︎

By renesque

86.5K 19.4K 6.2K

❝ Gue gak akan tidur sampe kapanpun kecuali untuk selamanya. ❞ written by¦© 2O21, RENESQUE More

° Prologue
O1 :: ° Treasure ࿐
O2 :: ° Forbidden Island ࿐
O3 :: ° Salted Fishes ࿐
O4 :: ° Three Days ࿐
O5 :: ° Stay Up Late ࿐
O6 :: ° Dead Or Kill ࿐
O7 :: ° The Contrite ࿐
O8 :: ° Insidious ࿐
O9 :: ° Secret Fight ࿐
1O :: ° The Second Choi ࿐
11 :: ° A Young Crew ࿐
12 :: ° Red Eyes Tiger ࿐
13 :: ° Anathema ࿐
14 :: ° File Not Found ࿐
16 :: ° Secret Mission ࿐
17 :: ° The Golden Sword ࿐
18 :: ° He Is Back ࿐
19 :: ° The Legend Of Abscond War ࿐
2O :: ° Night Snowfall ࿐
21 :: ° Haunted Yacht ࿐
22 :: ° The Cursed Witch ࿐
23 :: ° Underground Treasure ࿐
24 :: ° Yours Faithfully ࿐
25 :: ° The Universe Has Recovered ࿐
26 :: ° It's THE END ࿐
° Epilogue
+ Truth Untold
Explanation + Dare
SEKILAS INFO

15 :: ° Jiyong's Beloved Son ࿐

2K 665 173
By renesque

・ 。 Aku gak ngemis vote ke kalian,
tapi sedih liat perbandingan
views sama votesnya beda jauh :((
I hope you guys know what i mean.




























































Jaehyuk dan Yedam akhirnya merasa letih selepas berlari tunggang-langgang. Matahari sudah mulai terbenam, tetapi belum ada satu pun dari mereka yang mencapai puncak. Sepertinya mereka terpaksa harus bermalam di hutan karena situasi saat ini tak memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan.

Langit yang semula cerah berangsur mengundang kelamnya malam. Jalan setapak dihimpit oleh ratusan pohon tinggi nan menjulang, penerangan hanya dibantu cahaya rembulan, serta lolongan serigala yang mendengungkan telinga. Semua itu menghancurkan tekad yang berujung penyesalan.

Mengapa saat itu mereka setuju pada keputusan sang tertua?

Dia memang melakukan semuanya demi Asahi. Tapi bukankah itu sama saja seperti berkorban banyak orang hanya untuk menyelamatkan satu nyawa?

Bahkan Jaehyuk dan Yedam sengsara sekarang. Bersandar pada sebatang kayu pohon lapuk dengan penyejuk alami ditemani ratusan serangga penghisap darah, menengadah ke atas langit-langit gulita tak bertabur bintang.

"Sial! Besok gue bisa-bisa masuk angin kalo tidur kayak gini," keluh Yedam.

Sekarang masih jam 6 sore, tapi dua anak laki-laki ini bener-bener bingung mau ngapain. Udah gelap, banyak binatang buas pula. Mungkin tidur adalah pilihan yang paling tepat.

"Mau tidur dimana lagi emangnya? Gali kuburan noh kalo mau tidur dengan tenang," ujar Jaehyuk seraya menangkap beberapa nyamuk yang berkeliaran di depan wajahnya. Coba saja Jaehyuk tak lupa membawa lotion anti nyamuk, dia pasti bisa tidur tenang---daripada terus terjaga tanpa melakukan apapun.

Yedam berdecak kesal. Ia mengusak rambutnya kasar seraya membuang muka ke arah semak belukar.

"Eh?" Yedam menyipitkan mata, mencoba melihat dengan jelas pemandangan yang ditangkap retinanya. Ada sekelebat putih yang nampak mondar-mandir dengan frekuensi yang sangat cepat dibalik semak-semak.

Yedam yang terkesiap sontak menegakkan badannya yang semula melekat dengan batang pohon. Dia meraba-raba saku celananya mencari senter---benda satu-satunya yang bisa digunakan untuk alat penerangan. Yedam pun menyalakannya dan mengarahkan pada sasaran.

"Psstt ... Kak Jaehyuk!" bisik Yedam agak kencang. Jaehyuk yang hampir berkelana di alam mimpinya sontak membuka mata.

"WAAAAAAAAAㅡhmppph." Yedam membekap mulut Jaehyuk yang terlanjur berteriak. Jaehyuk pun membelalakkan matanya

"Ssttt! Itu ada makhluk aneh. Lo mau kita dikejar-kejar lagi kayak tadi sore?" kata Yedam dengan volume suara menurun.

Jaehyuk melepaskan telapak tangan Yedam secara kasar. Rahangnya mengeras. "Makanya lo gak usah nyari perhatian, cepet matiin senter lo!"

Yedam mendengus, namun pada akhirnya ia menuruti kata-kata Jaehyuk.

Mereka berdua diam sesaat sembari memperhatikan gerak-gerik sosok tersebut. Sosok itu perlahan-lahan bergerak melambat---Jaehyuk dan Yedam dibuat terkejut karenanya---kemudian melayang di udara dan terbang di atas ketinggian 4,5 meter. Setelah itu lenyap bak ditelan angkasa.

"I-itu tadi apaan?" Yedam menganga lebar dengan kedua mata yang mengunci pandang ke atas udara kosong.

Sebaris pertanyaan itu terabaikan begitu saja. Pemuda Yoon yang bersamanya seolah berkamuflase menjadi batu---tak bicara dan bergerak sama sekali. Napasnya pun mendadak tertahan.

"Woi kak, kerasukannya nanti aja. Gue takut banget ini, ayo kita balik!!" Badan Yedam bergetar hebat. Ia menggunakan sisa nyalinya untuk beranjak dan menyeret Jaehyuk yang masih diam membatu.

Yedam terus-terusan menarik lengan Jaehyuk yang masih duduk berselonjoran dengan tegang. Yedam ingin mengajak Jaehyuk pergi karena ia tidak berani kabur sendirian.

Shunggggg~

Sosok asing lain kembali menghantui mereka dengan presensinya yang berdiri tepat ke hadapan Jaehyuk dan Yedam secara tiba-tiba.

Rupanya dia adalah sesosok gadis dengan pakaian serba putih---yang menyapu jalan---dengan rambut super panjang yang dikepang satu. "Hi," sapanya.

Yedam berkeringat dingin. Kakinya seketika lemas dan tak mampu lagi menopang berat tubuhnya. Sedangkan Jaehyuk yang masih enggan bergerak tak menyadari kehadiran sosok itu karena penglihatannya terhalang oleh rasa takut yang berlebihan.

"Sadarlah bodoh!" Sosok itu melempar sepatu ketsnya ke wajah pucat Jaehyuk. Sontak pemuda itu langsung terkesiap dan memberi tatapan malas.

"Gue bukan hantu," ujar gadis itu.

"T-trus si-siapa dong??" tanya Yedam mewakilkan rasa penasaran yang juga melanda Jaehyuk.

Sosok itu tertawa kecil dengan kedua mata yang melotot lebar. Iris hazelnya berubah warna menjadi merah terang dan memunculkan sinar seperti laser, namun sepersekon kemudian berubah normal lagi.

Sosok itu memasang smirk-nya. "Kalian pendatang baru? Wah nekat yaa ..."




























































-ˏˋ ❬ ⸙ ❛ ᴛʀᴇᴀꜱᴜʀᴇ ❜ ❭ ˊˎ-





Jeongwoo mengambil beberapa langkah ke depan dengan ekspresi wajah susah dijelaskan---oleh karena otaknya yang sulit mencerna kenyataan.

Asahi ... kenapa bisa ada di tempat ini? Kapan? Gimana caranya?

Belakangan ini Jeongwoo melalui banyak hal-hal janggal yang dia sendiri tak mengerti bagaimana konsepnya.

Dengan mata terpejam, kedua tangan Jeongwoo menjambak rambutnya sendiri. Dia telah frustasi. Lebih baik mati dengan tenang daripada hidup rumit penuh ancaman, pikir Jeongwoo.

"Lo kenapa?" tanya Asahi menyadari kelakuan aneh Jeongwoo.

Jeongwoo membuka matanya. Menatap tajam Asahi yang memangkas jarak di antara mereka berdua. "LO YANG KENAPA?! GUE GAK BISA HIDUP TERUS-TERUSAN BUAT MIKIR, GUE BUTUH REFRESHING. TAPI ENTAH KENAPA LIBURAN INI MALAH BIKIN KEPALA GUE MAU MELEDAK. SEMUA INI GARA-GARA LO, KAK!"

Gertakan Jeongwoo membuat atensi dua orang yang sedang sibuk mengikat rusa mati---dengan cara menggantungnya di tiang---tertuju padanya.

Jaemin lantas menghampiri anak itu dan menyentuh pundaknya. "Sabar bro sabar."

Jeongwoo mendengus lalu menyingkirkan tangan Jaemin dari pundaknya. Dia mengangkat dagu. "Lo juga siapa sih?! Gak jelas banget wataknya."

"Dasar bocah kurang ajar! Udah dikasih tempat gak ada adab. Gue sihir jadi monyet mampus lo, sialan!!!" umpat Jaemin yang sudah naik pitam.

Jeongwoo tersentak. Jaemin sungguh menyeramkan di penglihatannya. Matanya nampak berair, mukanya memerah, urat-urat lehernya menonjol juga kedua tangan yang mengepal di samping tubuhnya.

Ternyata Jaemin kalo marah gak main-main. Dia sudah salah besar ... sungguh.

"Jaemin, sabar dulu. Kalo dibicarain baik-baik kita semua pasti bisa cepet keluar dari tempat terkutuk ini."

"Gak bisa, Renjun. Tempat ini bener-bener terkutuk dan gak ada jalan keluar lagi selain mati disini," ucap Jaemin yang putus asa.

Huang Renjun, salah satu dari keempat temannya itu selalu berpikiran optimis. Dia tidak pernah menyerah dan dia tahu betul bahwa usaha pasti akan membuahkan hasil. Cukup diiringi dengan keyakinan dan kepercayaan bahwa semua permasalahan pasti ada solusinya.

Tiap pagi dia selalu pergi untuk berusaha mencari jalan keluar dari Pulau ini. Meskipun ia sudah pernah tersesat 15 kali dan juga pernah patah tulang di bagian rusuknya, dia masih punya semangat hidup. Berbanding terbalik sekali dengan Jaemin.

"Berdoa aja kita bisa keluar dengan selamat, harusnya lo seneng sama kehadiran mereka karena kita bisa berjuang sama-sama!" ujar Renjun sembari merangkul sahabatnya. Ia juga menatap Jeongwoo dan Asahi sambil tersenyum.

Jaemin menjatuhkan pandang pada kedua ujung sepatunya yang sudah berlumpur. "Harusnya gue ngelarang kalian waktu itu, harusnya kita gak ada disini, dan harusnya Jeno sama Xiyeon masih hidup sampe sekarang ... maaf." Tanpa disadari setetes cairan bening membasahi sepatunya. Jaemin menangis sesal.

"Bukan salah lo. Lo hebat masih bisa bertahan dengan keadaan sehat sampe sekarang," Renjun memeluk sahabatnya. Dia tau Jaemin sedang hancur.

"JAEMIN, RENJUN ... ADA KABAR BAIK!! PAK JIYONG UDAH KETEMU SAMA ANAKNYA. ITU ARTINYA KITA BISA SEGERA KELUAR DARI PULAU INI!!!" teriak seorang gadis yang berlari masuk ke dalam goa. Itu juga teman Jaemin, namanya Shuhua.

Renjun melepaskan pelukannya, Jaemin tersenyum sumringah, sedangkan Asahi dan Jeongwoo saling tatap karena tidak paham kemana arah pembicaraan ketiga orang tersebut.

"Maaf, maksudnya Pak Jiyong udah ketemu anaknya itu gimana?" tanya Asahi ragu. Takut dibilang ikut campur urusan orang lain.

"Pak Jiyong itu penjaga Pulau ini yang tinggal di kaki gunung. Barusan gue ketemu sama anaknya yang katanya udah hilang dua puluh tahun, langsung aja deh gue anterin dia kesana,
























































































namanya Yoon Jaehyuk."

╰─➤𖥸 ᴛᴏ ʙᴇ ᴄᴏɴᴛɪɴᴜᴇᴅ

Continue Reading

You'll Also Like

22.7K 5.3K 21
❝ Tantangan game ini tidak akan sesulit sebelumnya. ❞
24.2K 1.9K 27
main cast : - Luhan - Kris -Member exo -Tao -dll Seorang ayah yang ingin bertemu dengan anaknya yang pergi sudah 15 tahun lamanya...
12.3K 2K 11
"gue terpaksa milih nya" start : 24 Oktober 2021 End : 17 April 2022
1.3M 94.3K 58
⚠️SEBAGIAN PART TELAH DI PRIVAT, FOLLOW TERLEBIH DAHULU UNTUK MEMBUKANYA⚠️ [Sedang dalam masa pengembangan cerita dan Revisi] "Heh kuman!" panggil se...