XABIRU [END]

By SiskaWdr10

49.5K 3.8K 601

[Series stories F.2 familly] ⚠️Bisa dibaca terpisah⚠️ Hilangnya satu malaikat Tuhan kembali memberikan malaik... More

01.Kita yang sama
02.Si gadis sempurna
03.Apa itu ayah?
04.Mata yang sama
05.Mindset yang buruk
06.Dia iblis pembunuh!
07.Jagoan sedang sakit
8.Rai, kita jadi dukun ya.
9.Malaikat dan kehidupan
10.Anti bucin garis keras
12.Silsilah darah Ricardo
13.Ru, bumi udah bersyukur.
14.Si biang kerok menang
15.Masa-masa dengan Ra
16.Selamat hari Rai sedunia
17.Biru lebih berhak bahagia.
18.Prioritaskan diri sendiri
19.Puisi punya pemiliknya
20.Gess gadis bintang rock
21.Yang berkuasa atas rasa
22.Satu-satu nanti cape Ra
23.Insiden naas di rooftop
24.Duplikat dari sang ayah
25.Momen khusus ruang hati
26.Mengulang sejarah silam
27.Sejatinya rumah berpulang
28.Revolusi seorang Xabiru
29.Siap patah berkali-kali
30.Bad rumor, real hickey?!
31.Mengalir darah malaikat
32.Dua pemeran yang buruk
33.Selamanya tetap pelanggar
34.Dari si pemberi luka
35.Kita pake kerja cerdas
36.Hukum kekekalan hati
37.Biru, you are not alone.
38.Dasar pengingkar janji
39.Bandung adalah kamu
40.Ra selamat bahagia ya.
41.Kejutan paling mahal
42.Petualangan telah usai
43.Pulang untuk menetap
44.Pemenang dari takdir
45.Penikmat alur tengah
46.Lekung pemulih luka
47.Si netra hijau [akhir]
Hiii

11.Semesta & Rai milik Biru

1.2K 108 6
By SiskaWdr10

11.Semesta & Rai milik Biru

"Tunggu saja malam pasti bang biru dimakan thanos! menyebalkan sekali membawa kita kebut-kebutan dengan motor butut nya?!" grutuan Angkasa yang nyawa nya masih belum terkumpul.

Tangan Xabiru gesit menurunkan Syafira yang duduk di depan, berlanjut dengan si kembar yang duduk di belakang sambil saling memegang perut satu sama lain dengan kuat. Langit yang di tengah seragam sekolah nya bahkan bercampur dengan parfum Xabiru karna memang sangking nempel nya. Takut terbang.

"Sekalian dengan taskmaster! dia dendam pada kita Angkasa," tambah langit tidak kalah sewot nya.

"Ya emang, dendam banget gue. Berharap lo berdua nyangkut di pohon asem biar nongki sama kunti!"

"Tega sekali, bang biru bukan manusia! lihat saja jika Papa pulang akan dijeder pakai senapan nya!" kata langit sampai bibir nya monyong-monyong menyumpahi, menyebut segala penjahat dalam komik Marvel.

"Dia kan memang kuman! benar, sekalian suruh papa kita derek motor butut nya untuk dibuang ke laut!" ancam angkasa, wajah nya serius.

"Dih? bodo, nanti tinggal gue lelang lo berdua di shoope hasil nya gue beliin mobil!" balas Xabiru tak kalah serius.

Syafira menutup dua telinga menggunakan tangan nya untuk berjalan memasuki rumah. Menghiraukan perdebatan tak ada ujung nya itu.

"Jual saja, mana ada yang mau membeli kita?" Xabiru kalah omong oleh pertanyaan Angkasa.

"Ada sih, paling laku dua rebu. Ya gapapa nanti gue pake beliin teh jus, untung gue," balas Xabiru membuat kedua nya berteriak.

"DASAR PELIT!"

"Lagian lo berdua rese, minta ditraktir kaya ngerampok, mempermalukan martabat gue aja," sebal Xabiru mengingat tadi. Perdebatan terhenti saat sudah memasuki rumah.

"Mama!" Syafira memeluk Sarah erat dengan wajah yang cemas. "Mama tenang saja, nanti Fira yang mengawasi Angkasa dan langit agar bisul Mama cepat sembuh," kata nya polos.

"Eh siapa yang bisul?"

"Mama kan?" Sarah langsung melihat pada Xabiru yang duduk di sofa dengan wajah lesu dan tangan yang menyimpan barang bawaan plastik.

Entah membuat cerita karangan apa lagi Xabiru pada anak-anak nya ia hanya bisa tersenyum manis, ini sudah hari ketiga Xabiru mau mengantar jemput anak-anak nya sebab ia sendiri ada masalah di kantor.

Ia mengusap rambut Syafira dan membawa nya ke sofa. "Kan tambah ganteng ya bang biru kalau rajin antar jemput kalian? ya ampun pakai segala dibelikan jajanan pula? wah ganteng nya berlipat ganda bukan main!" puji Sarah menggoda Xabiru.

"Kalau tambah ganteng nanti Kakak cantik tadi nambah suka bang biru dong?" Syafira bertanya sambil mengambil coklat yang dua Abang nya berikan, si kembar banyak membeli jajanan untuk Syafira. Walau kadang jahil rasa kasih sayang mereka pada Syafira juga amat besar.

"TIDAK MUNGKIN!" bantah angkasa kilat. "Mana mau nanti Kakak cantik itu dibonceng naik motor butut nya!"

"KERE PULA!" sambung Langit membuat Sarah tertawa puas, sudah biasa mendengar perselisihan Xabiru dan dua anak tampan nya.

"Kakak cantik siapa maksud kalian?" tanya Xaviera yang langsung menyambar.

"Ini anteu yang memberikan kita banyak jajanan, Fira setuju bang biru menikah dengan kakak cantik itu, dia dewasa dan manis," kata nya jujur. Xaviera duduk di sebelah Xabiru menatap penuh selidik.

"Sakti sekali sudah dapat restu dari Fira? wah jadi penasaran sekali aku," ucap Xaviera.

Xabiru sedikit terperanjat. "Aku dan teman ku juga mengatakan dia sakti saat awal kenal."

Semua tertawa.

"Tapi kau serius Fira?" Xaviera ragu.

Ketiga anak kecil itu mengangguk mantap. Xaviera mencibir. "Mana ada yang mau dengan Abang biru kalian yang jelek ini?"

"Bwe-bwenwar!" setuju si kembar dengan mulut sibuk mengunyah ciki-cikian. Perihal menghina Xabiru mereka akan bersatu jadi geng. Xabiru memutar bola mata nya malas, bangkit dari duduk untuk mengambil air minum ke kulkas.

"ADA ANTEU!" Syafira membantah asumsi ketiga nya. "Dulu saat Fira dijemput bang biru dari ulang tahun anak teman nya Mama, kumpulan gadis-gadis seuisia nya datang berkerumun untuk meminta foto dengan bang biru sekaligus minta nomer ponsel."

Sarah tertawa menanggapi, sedangkan mereka yang tidak setuju memasang wajah sinis. "Anak kecil tidak pernah berbohong atas semua ucapan nya!" teriak Xabiru sambil menyimpan gelas.

"Tapi tidak lama mereka langsung menjauh," lanjut Syafira membuat wajah ketiga nya kembali cerah siap melanjutkan hinaan pada Xabiru. "Karna bang biru gendong Fira dan bilang 'ayo anak ku cantik bunda pasti sedang menunggu kita di rumah' begitu," Sarah benar-benar tertawa puas, brilian sekali alasan keponakan nya itu untuk menghindari para fans dadakan nya.

*********

Gemuruh tepuk tangan mulai terdengar setelah nama Raisa Putri Febrianto disebut untuk naik ke atas panggung lapangan.

"EH, STTT!" Xabiru dan dua teman nya yang di barisan belakang bersuit, meminjam paksa dasi dan sabuk pada orang di barisan depan. Memasukan baju mereka asal, memakai sabuk dan melilitkan dasi asal yang penting nempel lalu meneorobos baris di depan agar bisa melihat Rai dengan jelas.

Sibuk nya Rai beberapa Minggu belakangan ini dengan Bu Susan membuahkan hasil yang fantastis, ia berhasil menggarap 3 piala sekaligus dengan meraih juara ke-2 se-internasional dalam kompetisi seni Art-olympia pada tahun ini yang kemarin event nya di adakan di Indonesia tepat nya di kota, Jakarta. Rai harus bulak-balik Jakarta-Bandung untuk ada di titik ini.

"GILA BIRU PIALA NYA GEDE BANGET BUKAN KALENG-KALENG, ASLI?!" Calvin takjub bukan main. Memang ada tiga piala, satu piala besar nan tinggi adalah kriteria lukisan terbaik, dua piala kriteria makna yang luar biasa dan tiga pila kecil mengkilat sebagai apresiasi si anak pemberani.

"KATA GUE KAN EMANG TU CEWEK SAKTI!" lanjut Zergan.

Xabiru diam dengan senyum tipis nya, membayangkan jika mommy nya dulu saat SMA mungkin sama seperti Rai, sempurna.

Tidak ada sedikit pun rasa takut di dirinya diperhatikan oleh satu sekolah, sepertinya sudah biasa. Ia dengan manis nya menampilkan senyum seluas bumi dan isi nya, memperlihatkan karya yang berhasil menguras banyak tenaga nya.

"Baik, seperti nya Raisa perlu memberikan sedikit kesan dan pesan nya, silakan," perintah kepsek mempersilahkan dengan penuh kehormatan.

Rai mengangguk dengan mengulum senyum. "Terima kasih pak," balas nya sopan yang terdengar oleh seluruh anak Atalas sebab Rai mengenakan mikrofon yang mengait di telinga nya.

Setelah basi-basi panjang, ucapan terima kasih pada semua nya Rai mulai membuka kesan pesan nya, mereka benar-benar tidak bosan mendengar suara si gadis berbadan kecil dengan kemampuan luar biasa nya itu. "Semua butuh perjuangan, bahkan kalian yang tengah berdiri mendengarkan saya pun butuh perjuangan, bekerja sama dengan kaki agar siap untuk menopang tubuh yang harus berdiri tegak!" kata nya menyindir mereka yang lesa-lesu berdiri, sindiran nya berhasil membuat mereka menegakan tubuh.

"Dan perjuangan itu apapun bentuk nya selalu tidak mudah, sama seperti keberhasilan saya," Rai berjalan mundur untuk berdiri di sisi hasil lukisan yang ukuran panjang nya 240 cm dengan lebar 120 cm, atau kira-kira seukuran dengan papan tulis kelas. "Lukisan ini ada di fase sulit saat para penyelenggara menolak untuk menampilkan bahkan saya nyaris didiskualifikasi."

Langsung ramai, banyak yang memberikan pertanyaan. Di paparkan sedikit, lukisan dengan sketsa yang dibuat amat rapi dan diwarnai begitu telaten ini bergambar, sekumpulan: orang dengan seragam kedinasan yang perut nya buncit, orang dengan emas yang menempel banyak di sekujur tubuh nya, orang berdasi yang kepala nya tikus dan orang yang tersenyum ramah tapi di atas kepala nya terdapat ular. Nah sekumpulan orang-orang itu dilindungi oleh orang-orang dengan pakaian sederhana dan senyum tulus bercampur getir sebab di punggung mereka terdapat banyak sekali panah yang menusuk hingga terlihat ada bercak darah.

Jujur saja, indah namun mengenaskan.

"Ada 200 lebih karya yang di pamerkan di lomba kemarin, lukisan mereka sungguh mengesankan, menggambarkan indah nya hasil ciptaan yang maha kuasa, imajinasi fantasi mereka atau gambar para pejuang tangguh, beragam jenis nya. Saya tidak bohong jika mereka benar-benar luar biasa, lebih dari saya. Bukan berarti saya merendah atau minder, tidak. Saya hanya menyampaikan argumen dari pikiran saya saja untuk berbagi rasa pada kalian agar sama-sama bisa menikmati perjuangan saya. Lantas kenapa saya yang jauh lebih baik dari mereka bisa menang dan hampir didiskualifikasi? mungkin jika di film-film orang baik akan selalu kalah tapi tidak dengan di real life. Tuhan benar-benar maha penolong, saat saya baru menghela nafas karena disuruh pulang dengan rasa kecewa ia mendatangkan satu orang kuat yang berhasil mengalahkan mereka yang menentang, iya hebat kan? orang itu ternyata ketua panitia nya. Ia merangkul saya dan meyakinkan jika saya tetap bisa tampil."

Hening. Guru-guru juga amat kagum dan bangga pada satu siswi baru itu.

"Kenapa mereka sama-sama menentang? karna makna dari lukisan yang tangan saya buat berhasil menyindir semua orang, orang-orang penting di luar sana, orang-orang besar dan orang-orang yang berpendidikan tinggi namun hati mereka terisi rakus dan dengki. Satu siswi Atalas ini bahkan sempat diancam akan dimasukan kedalam penjara karena takut membongkar pada dunia tentang busuk nya negara, kasus bansos, sengketa perampasan tanah adat Papua dan rakyat-rakyat kecil yang semakin menderita kena getah nya. Ah seperti nya sudah hal lazim sekali yang berani membuka suara, memberikan kritikan dibungkam, dijebloskan ke sel, banyak kasus nya. Kita bisa berdiri sampai pagi disini jika membicarakan itu satu persatu," Rai bersuara lantang, penuh keberanian dan berwibawa tinggi.

Para Guru (dan orang yang sudah merasa dewasa) menelan ludah. "Atau contoh kecil nya ada di sekeliling kita, membela dengan kekuasaan jabatan dan yang tidak punya kekuasaan akan terhampas dengan mudah," lanjut Rai melirik kepala sekolah dengan kasus Faiz yang selalu ia tutupi dan yang lain jadi korban. Kembali terdengar tepuk tangan, ini lebih ramai. Xabiru dan tiga kawan nya bahkan sampai berteriak-teriak. Senang ada yang bisa menampar mereka yang licik dengan prestasi.

Pak kepala sekolah mulai panas dingin, berniat mengeluarkan Rai dari sekolah tapi pasti akan diamuk satu sekolah. Rai sudah mendapatkan hati mereka semua dan ia juga sudah menjadi kesayangan hampir seluruh guru.

"Uang selalu ada di atas segala nya, bisa menimbulkan kebahagiaan serta kematian. Sempat ada yang bilang pada saya 'jika hanya modal baik pasti akan terhempas' saya tidak marah, sebab itu fakta nya. Bukan hanya yang baik namun hukum yang berlaku akan jadi sampah karna salah penggunaaan uang, keadilan yang harus nya berdiri tegak jadi tajam kebawah dan tumpul ke atas, aturan yang ada hanya jadi pajangan, itu dasyat nya uang. Mengalahkan apapun, seperti yang ada di lukisan saya, mereka yang dilindungi terlalu rakus sehingga rakyat kecil banyak yang jadi korban. Kalau ada yang beranggapan munafik sekali saya seperti tidak suka saja pada uang, salah! semua orang suka uang termasuk saya, beda nya ada yang suka uang bersih atau kotor. Saya sih suka uang bersih, terima harus hidup susah asal jujur karena menderita di dunia akan terbayar dengan surga di akhirat."

"Biru ikhlasin Rai demi gue ya? ada satu doang anjir," paksa Calvin yang langsung kena bogeman dari Xabiru.

"Ru bagi dua sabi kan?" tawar Zergan.

"Bacok-bacokan hayu deh gue jabanin," kesal Xabiru membuat kedua nya tertawa renyah.

Sebelum penutupan Rai menarik nafas dalam, mata nya menyapu keseluruhan orang-orang yang memperhatikan dengan senyum manis yang jadi candu bagi semua orang---ah terlebih bagi Xabiru. "Inti nya jadi orang berhati baik atau jadi orang kaya, berkedudukan tinggi, jabatan tinggi itu bagus. Bagus jika hati mereka bersih, untuk itu mari lah kita jadi generasi pemuda-pemudi harapan bangsa yang bisa meraih dua opsi di atas, banyak uang berhati baik. Jangan biarkan yang kaya makin kaya yang miskin makin menderita. Sekian. Terima kasih!" salam akhir nya seraya sedikit menundukan badan sebagai rasa hormat.

"HIDUP RAI!" seruan Xabiru berteriak menggema ke langit-langit dengan tangan yang terkepal ke atas.

Semua bersorak mengikuti. "HIDUP RAI!"

"TAKBIR!" lanjut Xabiru lupa dengan permusuhan nya.

"ALLAHUAKBAR!" kompak semua anak menjawab, apapun masalah nya Xabiru selalu ingat Tuhan. Rai geleng-geleng kepala sambil tertawa kecil.

*********

"Childish banget sih?!" kesal Rai sebab ketiga biang kerok yang tengah mendapatkan hukuman di gudang enggan membantu nya untuk mengambil dus tali rapia di rak paling atas. Harus pakai double bangku jika mengambil dan beresiko jatuh, Rai bukan penakut tapi tiga harian lagi akan ada cicilan uprak penjas. Kacau kalau iya keseleo atau sakit.

Mempunyai tubuh yang kecil itu enak bisa nyelip sana-sini, tapi tidak enak nya ya--- begini. Sulit mengambil barang yang jarak nya cukup tinggi.

"Masih sakit hati gue dikhianti Xabiru karna lo," kata Calvin sinis bagai gadis yang datang bulan, tangan nya terlipat di dada.

"Iya Rai, jangan berharap kita luluh!" tambah Zergan julit.

"Bisa ambil sendiri lah, lo kan si anak pinter, berani dan jodoh gu---- ambil sendiri sih?!!" itu suara Xabiru yang berdiri di tengah dengan memasang wajah marah yang dibuat-buat.

"Lo solid kan ru?" tanya Zergan menepak bahu kanan Xabiru.

Lanjut Calvin yang menepak bahu kiri. "Biru inget yang ngater lo boker tengah malem saat camping siapa sampe kesasar dan nyebur empang, kita ru. Kita selalu ada buat lo dalam keadaan apapun ru," ujar nya flashback kejadian satu tahun yang lalu.

"Napa yang jelek sih anjing yang diingetin? yang bagusan dikit kenapa," omel Xabiru.

Zergan mati-matian menahan tawa. "Ah poko nya kita ga mau nolong lo Rai!" lanjut Xabiru saat alis Rai bertaut dengan senyum tertahan. Xabiru menepuk-nepuk dada nya. "Gue solidaritas tanpa batas mampus," ucap nya penuh penekanan.

Bola mata Rai berputar jengah. "Kalau kalah ya terima aja sih?!! makan nya jangan keseringan ngerokok kalian jadi bengek sebelum waktu nya kan!" ejek Rai lalu memeletkan lidah.

"Eh kurang asem lo!" Calvin maju membusung kan dada dengan menunjuk-nunjuk wajah Rai yang berkacak pinggang.

"APA BERANI?!"

"LAH? GAK!" balas Calvin masih judes dan mundur ke belakang. Pipi chabi Rai mengembung mengeluarkan nafas sebal.

"Dasar anak kecil muka kolot!" umpat Rai sebelum akhir nya ia menunpuk-numpuk meja untuk naik.

Murid terbaik itu kata nya sudah seminggu lebih jadi asisten guru, iya memang harus dipanggil halus 'asisten' bukan 'babu' bisa ditimpuk sepatu nya kalian oleh Rai.

"AYO!" ajak Xabiru karena hukuman mereka telah beres, meninggalkan Rai yang susah payah untuk menarik dus.

'BRUAK!'

Sial, meja nya mungkin terlalu tidak pede dipijak oleh gadis sempurna hingga memilih menghindar, membuat Rai berhasil celaka.

"RAISA!"

********

"Ayo Rai maki-maki gue cepet, marah sama gue Rai, hina gue apapun ikhlas lilahitala banget gue Rai ayo cepet," rengek Xabiru bak anak kecil yang ingin membeli permen kapas.

Dan Rai seperti Ibu dari anak merengek ingin permen kapas tapi tidak memiliki uang, alhasil frustasi. "Biru stop, udah sejam lebih kamu ngomong gitu."

"Gue salah Rai, harus nya gue nolongin lo bukan solad-solid tai kucing, tolol emang si biru otak nya nggak ada!" dia malah memaki dirinya sendiri.

"Iya gapapa, biru juga kan udah minta maaf dari kemarin malah," balas nya coba sabar. Asli nya Rai capek harus merespon Xabiru dengan penyesalan nya yang amat panjang ini.

"Tetep aja gue masih ngerasa bersalah, ayo Rai pilih salah satu alat buat mukul gue, sekarang Rai nggak papa suwer demi langit dan bumi," kata nya memaksa. Xabiru itu anak yang luar biasa, dari kemarin selepas pulang sekolah ke rumah Rai untuk minta maaf akibat kaki Rai keseleo. Rai tidak menangis sama sekali ia hanya sesekali meringis, ingat baik-baik Raisa Putri Febrianto sudah memutuskan untuk memusuhi menangis dan mengeluh dalam hidup nya.

Rai nya saja biasa saja ini satu biang kerok panik setengah mati, lihat ide konyol nya ia membawa beberapa benda untuk Rai pukul pada nya. Ada palu, obeng, tang, panci, raket dan tiga buku seriel Harry Potter bersampul keras dengan halaman hampir 400 lebih, bayangkan seberapa sakit nya dipukul pakai buku seperti itu tapi Xabiru malah meminta nya.

"Nggak ih, udah nggak papa," jawab Rai.

Xabiru mendengus sebal. "Bodo ya poko nya kalau lo nggak mau pukul gue, gue bakalan diem di sini sampai pagi, setaun, satu abad, lima dekade sampai kiamat pun----"

"BIRU UDAH!" sentak Rai tersulut emosi.

"Ga, kalau lo nggak mau," tangan Xabiru mengambil salah satu palu. "Biar gue sendiri aja yang----"

PLAK!

Rai menutup mulut nya sendiri saat tangan nya bergerak begitu saja memukul kencang pipi kanan Xabiru hingga wajah nya belok sempurna ke kiri. Telapak tangan Rai bahkan membekas di pipi Xabiru, merah. "Biru maaf ga senga---"

Ucapan Rai terhenti saat Xabiru memegang dua pundak nya dan menggoncangkan berulang-ulang sambil berkata. "RAI LAGI RAI LAGI," pinta nya membuat Rai membuang nafas pasrah.

*********

Sudah nasib, Rai duduk sendiri merenung di tepi lapangan sambil melihat anak-anak kelas nya yang uprak penilian mapel pak Karto. Nara tadi nya akan menemani Rai pura-pura sakit tapi diseret oleh Juna yang pintar sekali mengetahui jika Nara berbohong, sejujur nya Rai bingung Juna itu benci atau suka pada Nara? entah lah, memikirkan perasaan nya saja masih belum becus pakai segela memikirkan hubungan orang lain.

"Kalau dipaksai makin parah," keluh Rai sebal.

Disisi lain kelas Xabiru tengah ada cicilan uprak informatika di lab komputer. SMA Atalas memang selalu mencicil uprak agar mereka tidak terlalu capek dan sakit saat bagian ujian kelulusan dan acara penting lain nya.

Sebelum memulai Xabiru berdo'a, berharap Tuhan benar-benar mengabulkan ke inginkan nya sebab ia sudah usaha. Selesai berdo'a Xabiru memasukan kapas pada telinga kiri-kanan nya agar menambah konsentrasi, lanjut fokus pada layar.

Kening Bu Ayu selaku guru informatika, Zergan dan Calvin berkerut dalam. "Kepentok apa satu teman kalian ini?" tanya nya keheranan.

"Biasa Bu, kemarin main di rawa-rawa, pulang nya pacaran sama kunti di pohon asem," balas Calvin yang mendapat gelak tawa dari semua. Hanya Xabiru yang diam fokus ke layar monitor karena suara bising itu tidak terdengar.

Terakhir Xabiru serius pada sekolah nya itu, tiga tahunan yang lalu saat ujian kelulusan SMP. Selebihnya pilih kancing atau nyontek, dan sekarang serius nya kembali menggebu-gebu karna Rai. Bahkan setiap hari setelah pulang menjenguk Rai Xabiru mengurung diri di kamar, untuk belajar informatika sebab yang boleh keluar lebih dulu yang nilai nya tinggi atau pas KKM.

Setengah jam berlalu. "Si anjing biru gaya banget ga nyontek?!" grutu Zergan.

"Biarin paling ge bakalan ngulang sendirian dia," kata Calvin amat yakin. Iya, yakin karna sebelum nya pernah terjadi.

"Yang boleh keluar duluan yang nama nya Ibu sebut, Ani Kazela dengan nilai 89," tepuk tangan terdengar, terus lanjut, wajah Xabiru gundah satu kaki nya terus bergerak cemas. "Terakhir Xabiru Amongraga Ricardo dengan nilai pas KKM 75...."

Hening. Satu biang kerok itu berlari ke meja depan dengan wajah sumringah. Bersalaman pada Bu ayu dan keluar lab. Dua teman nya cengo, memasang wajah bodoh. Masih hening, ini benar-benar kejadian langka, harus masuk ke daftar tujuh keajaiban di dunia. Bu ayu sampai membaca berulang-ulang takut salah nama.

Pintu kembali terbuka menampilkan wajah tengil Xabiru. "Untuk satu kelas kecuali Bu ayu tercintah," Xabiru memberikan dua jari tengah nya tinggi-tinggi. "FUCK! I WHEN YOU LOSE, HAHAHA."

"BIRU!" teriak geram dari satu kelas pada laki-laki dengan manik mata hijau yang sudah ngacir kelapangan sambil menjinjing sepatu nya yang tidak sempat ia kenakan. Memakai sepatu akan membutuhkan waktu cukup lama.

Kelas uprak Rai sebentar lagi akan selesai terganti oleh bel istirahat. "Biru ngapain?"

"NAIK!" perintah nya untuk naik kepunggung nya.

"Hah?"

"CEPET RAI, MAU IKUT UPRAK GA?" gemas Xabiru bertanya.

"Tapi---" Xabiru menarik paksa Rai untuk naik dipunggung nya, membawa ke Pak Karto yang sudah akan beranjak dari kursi.

"Pak tunggu!" tahan Xabiru dengan Rai yang ia gendong di punggung nya dengan wajah yang linglung.

"Eh?"

"Saya ikhlas lari 100 puteran sambil gendong Rai demi Rai asal dia dapet nilai kaya yang lain pak, sumpah pak serius saya kali ini," kata nya dengan wajah tegang takut ditolak, tegang nya mengalahkan saat ia disunat kala umur dua tahun dulu.

Bapak menimang-nimang sampai akhir nya membuang nafas perlahan dan memutuskan. "Baik lah, enam putaran."

"PAK MAKASIH!" balas Xabiru girang.

Pak Karto terkekeh geli. "Dasar anak muda," cetus nya menghargai perjuangan Xabiru karena sesama lelaki.

Wajah Rai yang sedari ditekuk kembali ceria, pipi nya sedikit merona. "Biru lapangan nya panas dan kamu nggak pakai sepatu, nggak sakit?"

Sambil lari Xabiru menggeleng kukuh. "Gue kan laki Rai, tenang aja udah biasa," elak nya yang asli nya--- gila saja lapangan panas bagai lava dan Xabiru telanjang kaki?! seperti simulasi masuk neraka.

"Biru berat ga?" Rai benar-benar tidak enak, Xabiru sungguh mengerti jika Rai apapun ingin sempurna termasuk nilai.

"Dosa lo banyak banget ya Rai?" gurau Xabiru agar Rai tidak terlalu tegang.

Rai mengerutkan bibir sambil menepak sebal pundak Xabiru. "Emang sih," balas nya lalu tertawa bersama.

"Biru nggak bolos uprak kan?" Xabiru menggeleng.

"Gue kan pinter Rai, lupa lo?" bukan sekedar sombong Xabiru benar, ia selalu masuk tiga besar saat mommy nya belum pergi ke surga. Sekarang tidak lagi. Mommy benar-benar berpengaruh besar dalam hidup laki-laki berparas tampan ini.

"Eh? iya sih, nggak ada yang bodoh cuma males," seperti biasa tanggapan Rai always positif.

Bel istirahat nyaring berbunyi, semua anak berhamburan keluar kelas dan langsung menyaksikan kedua sejoli itu dari tepi kelas, suitan dan godaan lain terdengar ricuh. Satu sekolah seperti nya merestui hubungan si anak nakal dengan si gadis luar biasa itu.

"SOLID TAIK KALI? BUCIN BANGET BOCAH!" teriak Zergan dari tepi lapangan.

"BIRU KITA SLEK!" lanjut Calvin.

"Idih dikira kontes burung rame banget?" celetuk Xabiru dengan keringat yang membanjiri wajah nya.

Rai tertawa. "Biru capek?" ia menggeleng.

"Rai bukan cuma lapangan dan dunia tapi serasa semesta milik kita berdua ya?" dengan pipi merona nya Rai mengangguk dan mendekati telinga Xabiru untuk berbisik.

"Makasih ya jagoan nya Rai."

Wajah merah Xabiru semakin merah. "Rai diem bisa ga? gue jatohin lo ya," ancam nya malu-malu. Rai tertawa, puas berhasil membuat Xabiru kasmaran.

*******

Continue Reading

You'll Also Like

6.6K 689 53
DO NOT Plagiarize MY STORY. *** "Hidup itu tentang bagaimana caranya agar kuat sendirian." - Nara Arxlyna Anastasia- Menceritakan tentang gadis yang...
44.9K 7.9K 68
"Selamat tinggal, cinta terindah!" "Peluk gue untuk terakhir kalinya," tangan Gara berusaha meraih Nada, tatapan penuh permohonan pun ia sorotkan. S...
80.9K 3.3K 33
(MASA REVISI) Aksa Dirtama, cowok tampan kelahiran tahun 1999 tapi bukan Mos wanted sekolah. Memiliki dua kepribadian ganda yaitu,humoris tapi memati...
166K 25.5K 13
⚠️BUKAN UNTUK DITULIS ULANG!!⚠️ [Follow sebelum membaca, karna beberapa chapter akan di privat acak!] Follow acc Ig : @wp.bintangmeysa "Kamu percaya...