Moonlight Stealth

Af hayylaaa

2.1K 613 729

[ Fantasy - Slice of Life ] Aku menutup buku dongeng pengantar tidur. Tak lupa mengucapkan harapan bahwa keaj... Mere

00 | Before Moonlight Shining You
01 | They Cames
02 | A Strange Miracle
03 | First Plan
πŸŒ™ | Moonlight Stealth (1)
πŸŒ™ | Moonlight Stealth (2)
πŸŒ™ | Moonlight Stealth (3)
05 | The Truth Untold (2)
06 | Love Project
07 | Love Project (2)
08 | Love Project (3)
πŸŒ™ | Visualisasi Karakter
09 | Become A Basket Manager
10 | Become A Basket Manager (2)
11 | Become A Basket Manager (3)
12 | Be A Good Manager
13 | Great Competition
14 | A Great Day
πŸŒ™ | Wawancara Ekslusif Bersama Fhea
15 | A Trip to Market!
16 | Art Exhibition
17 | Rumor Has It
18 | Bullying
19 | Bullying (2)
20 | Bullying (3)
πŸŒ™ | Wawancara Ekslusif Bersama Fhea (2)
21 | Bullying (4)
22 | Shocking News
- PENGUMUMAN -
23 | Plan - Survey!
24 | Plan - Sneak!
25 | Plan - Save!
πŸŒ™ | New Cover UwU
26 | Welcome Home Mom!
27 | Warm Night

04 | The Truth Untold

51 18 15
Af hayylaaa

Bel pulang sudah berbunyi. Fhea dan murid-murid lain bersiap menggandeng tas mereka ke rumah. Tapi sebelum itu, ia harus ke kebun belakang sekolah dulu. Ia lupa mengatakan kepada mereka untuk pulang tadi.

"Fhea, ayu cepat! Kita pulang bareng!" Lyora berteriak, melambaikan tangannya dari pintu kelas bersama Dhiya dan Erina.

Aku balas berteriak, "Kalian duluan saja! Aku masih ada urusan!"

Mereka mengangguk dan segera meninggalkanku. Setelah membereskan semua barang-barangku dan menunggu kelas cukup sepi, aku pergi ke kebun belakang sekolah.

"Hei, apa kalian ada di sini? Ini aku Fhea!" teriaknya.

Tak lama, jambul ayam dan dua buah telinga kelinci muncul dari semak-semak. Fhea segera menghampiri mereka, "Yuk pulang! Gagak ada di mana?"

"Dia ada di situ!" tunjuk kelinci pada sebuah dahan pohon apel, gagak bertengger di situ dengan tenang.

"Ya sudah ayo kita pulang. Tapi bagaimana caranya membawa kalian ke luar? Apa kalian berdua bisa masuk ke dalam tasku?"

Aku segera mengeluarkan semua buku-buku yang ada di tasku beserta tempat pensil dan botol minum. "Sini kalian berdua masuk!"

Ayam dan Kelinci saling tatap lalu masuk ke dalam tasku. "Hei kau menginjak telingaku!" jerit Kelinci kesakitan di dalam tas.

Aku tertawa dan membantu mereka agar cukup muat berada di dalam tas merahku. "Aku tutup ya," bisikku.

Lalu aku menatap Gagak yang masih tenang bertengger di atas sana. "Gagak, temui aku di pohon dekat gerbang depan, lalu kita pulang bersama!"

Sementara itu aku harus mencari cara untuk membawa buku-buku, tempat pensil dan botol minumku sekaligus. "Harusnya tadi aku membawa totebag atau kantong kresek."

Aku pun berinisiatif bertanya pada petugas kebersihan sekolah, apakah dia punya sebuah kantong kresek besar. "Permisi, maaf maaf mengganggu. Apakah bapak punya kantong kresek besar yang bisa menampung buku-bukuku?"

"Wah emangnya isi tas non ada apa aja? Kok sampai buku-bukunya dibawa kayak gitu?"

"Ah itu ... emm ... hasil prakaryaku. Ia cukup besar sehingga buku-bukuku tidak muat. Tapi aku tidak mau hasil prakaryaku rusak alhasil aku tetap menaruhnya di dalam tas dan kini aku kebingungan membawa buku-bukuku."

"Duh si non ini ada-ada aja, lain kali bawa totebag aja ke sekolah non biar ga ribet. Ini bapak punya 1 kantong kresek, semoga muat ya."

"Iya, terimakasih banyak ya pak!"

Aku segera memasuki buku-buku, tempat pensil dan botol minumku ke dalam sana. Sudah beres! Sekarang tinggal pulang ke rumah dengan aman!

Aku berjalan santai ke gerbang depan sekolah sambil menenteng kantong kresek. Mataku menangkap Gagak bertengger di dahan pohon dekat gerbang seperti yang kubilang.

Kini setelah keluar dari sekolah, aku berjalan ke arah rumahku dengan gagak yang terbang di pinggir jalan. Sepertinya ia tidak terbang di dekatku, agar tidak terlihat aneh. Sepertinya Gagak hewan yang cukup waspada atas segala hal.

Tak lama aku sudah sampai di rumahku yang kecil, di sebuah gang sempit. Aku mengambil kunci rumah dari salah satu kantong pada tempat pensilku. "Aku pulang!"

Tak seperti biasanya, kini ada suara yang menyambutku. Kura-kura dan kambing berjalan ke arahku dengan wajah penasaran. "Fhea sudah pulang? Bagaimana misinya? Apakah berhasil?"

Aku tertawa. Rasanya sedikit aneh, tapi tidak buruk juga kalau hewan-hewan ini yang menyapaku pulang. "Iya, misinya berjalan lancar."

Aku duduk di meja belajarku, mengeluarkan ayam dan kelinci dari dalam tas. "Kita sudah ada di rumah. Maaf jika sedikit pengap di dalam sana."

"Tidak apa-apa, santai saja." sahut Kelinci diikuti anggukan dari Ayam.

"Kalau begitu aku mandi dulu ya, nanti kita bicarakan lagi." ucapku. Karena ada sesuatu yang harus kubicarakan dan kuakui pada kalian.

Setelah mengambil setelan baju, aku segera masuk ke dalam kamar mandi. Membiarkan mereka melakukan hal yang mereka mau di dalam rumahku. Toh tidak ada barang penting di situ seperti guci atau vas bunga mahal, jadi tak perlu khawatir.

Setelah selesai mandi, berpakaian rapih dan mengeringkan rambut di dalam kamar mandi. Aku duduk di lantai melingkar bersama kura-kura, kambing, kelinci, ayam, dan gagak.

"Jadi ada hal penting yang ingin kukatakan pada kalian." Aku menarik napas panjang. "Misinya telah berhasil, kalian bisa kembali sekarang."

"Wahh ... bagaimana ceritanya? Ayo ceritakan padaku!" seru kura-kura.

Ayam dan kelinci segera berceloteh panjang. Sementara aku diam mendengarkan, bingung harus menyampaikan maksud pentingku seperti apa nanti.

"Begitu ceritanya. Bagaimana? Aku keren kan? Anjing itu hampir menggigitku tapi aku segera menghajarnya dengan tinjuku!"

"Bukankah kau bilang anjing itu yang menolongmu?" hardik Kelinci.

"Ssstt ... sudahlah kau diam saja, daripada menghancurkan kisah kepahlawananku yang hebat ini."

"Halah, si Ayam banyak gaya." keluh Kelinci kesal.

Aku kembali tertawa. Kenapa mereka sangat lucu? Ah, bukan itu yang penting. "Jadi karena misinya sudah selesai, kalian bisa kembali pulang!" Aku berseru sambil bertepuk tangan.

Namun mereka diam, hanya saling pandang. "Kami tidak bisa pulang Fhea."

"A-apa? Kenapa tidak bisa? Kalian tidak akan tinggal selamanya di sini kan??"

"Bukan begitu, tapi misi kami bukan hanya sekedar membuatmu berbicara dengan Zean seperti tadi. Melainkan membuat kau berpacaran dengannya." jelas Kambing.

Aku menghela napas. "Baiklah, tapi ada sesuatu yang harus kuakui pada kalian."

"Aku tidak suka pada Zean. Aku tidak benar-benar berdoa ingin berpacaran padanya malam itu. Malam itu aku hanya marah, kesal atas semua hal yang menimpaku. Aku tidak benar-benar serius mengatakan doa itu. Jadi ... ya ini salahku, kalian tidak seharusnya kemari. Jadi kalian bisa kembali sekarang."

Mereka diam, ayam dan kelinci menunduk. Wajar jika mereka kecewa. "Aku benar-benar minta maaf, ini salahku meminta doa macam-macam—"

"Tapi kau punya doa dan harapan lain kan." Gagak bersuara. "Misi kami di sini bukan hanya membuat kau berpacaran dengan Zean, tapi mengabulkan semua doa-doamu."

Kambing mengangguk, "Berpacaran dengan Zean mungkin hanya 1 dari semua doamu, tapi kau punya banyak doa-doa lain yang belum terkabulkan kan? Itu tugas kami di sini."

"Aku kesal!" Kelinci berseru. "Aku kesal bahwa kau tidak benar-benar mau berpacaran pada Zean setelah apa yang kulakukan padamu supaya kalian berdua berbicara. Tapi justru itu salahku yang segera merencanakan hal itu tanpa bertanya dulu bagaimana perasaanmu padanya." Kini Kelinci menangis.

Aku semakin merasa bersalah. "Tidak, itu bukan salah kalian. Wajar jika kau menganggapku suka dengannya, salahku sendiri meminta doa macam-macam—"

"Lantas kalau kau tidak suka dengan Zean, kenapa kau mau mengikut rencana kami?" tanya Kambing.

"Ah betul juga! Jika aku jadi kau aku sudah menolak mentah-mentah!" timpal Kura-kura, setuju pada pemikiran Kambing.

"Jujur saja, kau sebenernya menyukai Zean kan?" tanya Kambing.

"A-aku ... Aku tidak menyukainya! Buktinya aku tidak marah dan cemburu seperti cewek lainnya saat melihat Zean dikelilingi cewek-cewek!"

"Karena kau sudah ikhlas, siapapun yang bersama Zean kau akan menerimanya, itu artinya perasaan kau tulus. Lagipula jika kau tidak suka Zean, kenapa ia bisa tiba-tiba muncul di kepalamu saat sedang berdoa? Kenapa tidak yang lain?"

"S-sok tau!"

"Aku tidak peduli kau suka padanya atau tidak, tapi kami tidak bisa pulang sekarang, dan kami harus tetap membuatmu berpacaran dengannya." ucap Gagak.

"A-apa? Kubilang aku TIDAK suka padanya!"

"Tapi kau sudah telanjur doa. Ingat doa itu bukan untuk main-main!" Gagak membentakku. Untuk pertama kalinya aku merasa takut pada seekor ... Gagak?

"Gagak benar, doa bukan untuk main-main. Kau sudah telanjur doa seperti itu jadi kami harus mengabulkannya, dan juga kami ke sini untuk mengabulkan doamu yang lain. Jika semuanya benar-benar sudah terkabul Master pasti akan memanggil kami untuk pergi dengan sendirinya." jelas Kura-kura.

"Master? Maksudmu ada orang yang menyuruhmu?"

"Semacam itu."

"Ayam, kau tidak mau mengatakan sesuatu?" tanya Kelinci masih dengan isak tangisnya.

"Entahlah, aku Bingung sekarang. Sebenarnya mana yang salah, mana yang benar?"

Kelinci memutar bola matanya malas. "Seperti yang kuduga, tidak ada yang bisa diharapkan darimu. Payah ...."

"Jangan memancing emosiku Kelinci! Aku paham satu hal! Gagak marah, Kelinci menangis, Fhea tampak kesal, Kura-kura tampak lelah memahami semua hal, Kambing terlihat sangat serius, dan aku kebingungan. Sudah pasti ini masalah gawat!"

Kelinci berdecak kesal melihat perilaku temannya satu ini. "MEMANG GAWAT!"

"Ya sudah, sebaiknya Fhea istirahat dulu. Kau pasti butuh waktu untuk memikirkan semua ini. Saranku, jangan terlalu menganggap dirimu rendah Fhea. Kau cukup berharga untuk diperjuangkan dan bahagia, semua orang punya hak untuk bahagia termasuk kau." Kambing tersenyum ke arah Fhea sambil mengatakan hal itu.

"Hei lihat! Ada sinar rembulan!" Ayam berteriak dan berlari ke arah jendela diikuti yang lainnya.

Tak lama terdengar suara gemerincing. Tubuh mereka bersinar semua dan berubah wujud menjadi manusia di bawah sinar rembulan.

🌙🌙🌙

Hai akhirnya Fhea bisa menyapa kalian juga xixixi. Dan apa maksud kalimat terakhir? Mereka berubah jadi manusia? Hmmm ....

Tunggu kelanjutannya di chapter selanjutnya ya! Semoga harimu menyenangkan!! (≧▽≦)ノ♡

See you in next chapt!

- 🌙✨

Fortsæt med at læse

You'll Also Like

1.9M 126K 70
Seorang dokter yang mencintai tenang dan senyap, juga tidak banyak bersuara, berbanding terbalik dengan apa yang harus dihadapinya. Flora Ivyolin yan...
2.1M 195K 37
Aurora tersenyum tipis, menatap Aric tanpa benci sedikitpun. "Aku harus apa, Ar?" Lirihnya. Aric tertegun. "Aku harus apa untuk benci kamu, Ar?" Tany...
455K 1.7K 7
kumpulan cerita dewasa berbagai tema
7.4M 98.7K 9
Gimana jadinya kalau kalian menjadi Hana yang tiba-tiba menjadi istri yang akan diceraikan dan bukan itu aja tapi Hana juga tiba-tiba memiliki anak k...