pyxis | hyunjin softie collec...

By chrispyjin

106K 8.4K 1.5K

ㅡ ❝ pyxis; means a mariner's compass; no matter how far I go, you'll always guide me back home. ❞ oneshot col... More

1: nerd stalker
2: brother?
3: tattoo
4: lips
5: 청사진 (blueprint)
6: trouble maker
7: promise
8: pepero game
9: sky2209
10: bad brother
11: kidnapped
12: who r you?
13: lovefool
14: home
15: dumb (part I)
16: dumb (part II)
17: rewrite
19: i just really miss you
hayoo..
20: red lights
21: peach (part I)
22: peach (part II)

18: happy sad-lentine

2.8K 285 52
By chrispyjin

[bangchan x hyunjin]

"selamat malam om jack! malam tante jess!"

rasanya mendengar suara teriakan hyunjin di waktu-waktu tertentu sudah tidak asing untuk pasangan suami istri yang satu itu. melihat hyunjin yang masuk rumah sebegitu santainya sambil berlari kecil seperti bocah dan memeluk om jack yang sedang menonton tv di ruang tamu tak ubahnya seperti melihat matahari terbit dari ufuk timur, sudah terlalu familiar.

hyunjin itu tetangga pindahan yang menempati rumah sebelah, belum cukup lama kok, tapi entah kenapa anak tunggal dari keluarga hwang tersebut bisa-bisanya begitu cepat akrab dengan tetangga sekitar terutama pada keluarga bang.

jika ada yang menebak kalau hyunjin merupakan anak ke-4 dari tante jessica dan om jack mungkin banyak yang akan setuju, pasalnya hyunjin lebih sering tidur di rumah sang tetangga daripada di rumahnya sendiri. maklum saja, hyunjin itu anak tunggal di keluarganya. belum lagi orang tuanya adalah pebisnis yang lumayan gila kerja hingga lebih sering pergi ke luar kota alih-alih menghabiskan waktu bersama anaknya.

tapi hyunjin biasa saja. justru dia senang karena bisa menghabiskan banyak waktu dengan kegiatan-kegiatan seru, misalnya belajar memasak bersama tante jess, skincare-an sambil nonton drakor bersama hannah (anak ke-2 dari tante jess dan om jack), berenang atau belajar ukulele bersama lucas (si bontot keluarga bang), atau melakukan kegiatan yang paling hyunjin sukai, menggoda anak tertua dari tiga bersaudara, si christopher bang.

hyunjin dan chris adalah teman, teman dekat kalau boleh di bilang walau sebenarnya lebih kepada hyunjin yang menganggapnya begitu. chris mah santai saja menghadapi hyunjin yang terlalu mengagung-agungkan pertemanan mereka. kenal juga baru sepuluh bulan tapi hyunjin ini kerap berlagak seperti teman sejak masih pakai popok.

chris harus inilah, chris tidak boleh itulah, chris kenapa beginilah, adalah mantra wajib yang kerap keluar dari mulut hyunjin saat mereka sedang bersama. walau kadang kelakuan si hwang bontot itu jadi terlalu annoying di mata chris, namun ada masa-masanya dia akan mewajarkan sikap tersebut.

hyunjin itu manja luar biasa dan hobi menangisi hal-hal tidak penting. mungkin pengaruh dia yang anak tunggal dan kerap dimanjakan sejak kecil (walaupun secara teknis dulunya hyunjin lebih sering di asuh oleh seorang bibi yang pernah bekerja pada keluarga hwang).

"tanteeee, masak apa? baunya kenapa enak banget?!"

lihat, 20 tahunnya seperti cuma sekedar angka. dari yang awalnya menggelanyut di lengan kekar om jack sekarang hyunjin sudah berpindah memeluk pinggang tante jess dari belakang sambil menyandarkan dagunya ke pundak sempit si mama cantik bak bayi yang haus perhatian. bibir penuhnya mengerucut sementara mata bening itu sibuk melihat gerak tangan tante jess yang sedang mengaduk sayuran di atas kompor.

"tante lagi masak sup ayam. hyunjin mau makan bareng?"

"eh, enggak deh tante. aku baru aja makan tadi pakai mie instan, hehe."

"kurang kurangi makan makanan instan. kan udah tante bilang beberapa kali sama kamu kalau orang tuamu lagi pergi ke luar kota kamu nginep aja disini."

"huh, tapi kak chris selalu nolak waktu aku minta tidur satu kamar sama dia. padahal kan aku gak ngorok."

tante jess terkekeh pelan mendengar penuturan hyunjin. pelukan dari lengan panjang pria manis di belakangnya dia lepas hati-hati. satu cubitan lembut tidak lupa di bubuhkan pada hidung bangir milik hyunjin.

"dia bukannya gak mau, cuma ada 'something' yang buat dia nolak kalau kamu harus tidur satu kamar sama dia." ujar tante jess sambil membuat gestur tanda kutip saat kata 'something' di ucapkan.

"something apaan deh tante? memangnya aku seburuk itu ya di mata kak chris?"

"bukan gitu, nanti kamu juga tau sendiri. udah sana, kamu kesini pasti mau nyamperin chris kan?"

"tante nebaknya gitu banget. masak setiap kesini aku dituduh mau ketemu kak chris? kan biasanya juga aku nonton drakor sama hannah atau kalau enggak belajar ukulele sama lucas."

"iya deh iya. tapi bener nggak kalau malam ini kamu datang buat nyamperin chris?"

hyunjin menggaruk tengkuknya canggung sebelum mengangguk kaku, "hehehe, iya sih. soalnya tadi aku chat nanya kak chris mau ngapain dia bilang gak ngapa-ngapin padahal ini tanggal 14 februari! memangnya dia lupa ini hari apa? ini valentine's day!" ujar hyunjin menggebu-gebu.

"kalau gitu samperin gih. anak itu akhir-akhir ini merengut terus mukanya, mungkin lagi ada masalah. kamu tau kan kalau anak-anak seumuran kalian pasti canggung kalau harus cerita ke orang tua."

"okay tante. kalau gitu aku pamit ke atas dulu."

setelah mendapatkan dua anggukan dari sang pemilik rumah hyunjin buru-buru naik ke lantai dua tempat dimana markas kebanggaan chris berada. pintu putih dengan tempelan banyak sticker terpampang nyata di depan mata setelah hyunjin berhasil naik belasan tangga.

hyunjin menarik napas pelan sebelum membuka pintu kamar tersebut dengan pelan. bukannya tidak sopan, hanya saja hyunjin sudah terlalu sering masuk tanpa harus mengetuk pintu. toh chris juga pernah berkata kalau dia memaklumi kebiasan hyunjin yang satu itu.

punggung lebar seseorang yang sedang duduk di sebuah kursi gaming adalah pemandangan yang menyambut hyunjin saat kakinya berhasil menapak pada lantai hangat kamar si pemilik. chris sepertinya begitu fokus pada layar monitor tanpa tau kalau ada seseorang yang baru saja menerobos masuk ke kamarnya.

iseng, hyunjin berjalan mengendap-endap dengan tangan dimajukan di depan dada seperti seekor kucing memburu mangsa. senyum setan terpampang di bibir penuhnya dengan bonus mata menyipit bak bulan sabit. baru saja hendak berteriak, kursi gaming itu memutar menampilkan wajah datar sang pemilik kamar. alih-alih mendapati chris terkejut, justru hyunjin yang nyaris terjerembab ke belakang karena tidak menyangka.

"ngapain masuk kesini?"

sialan, hyunjin kira chris tidak sadar akan kehadirannya.

"ya menurut kakak ngapain?" ujar hyunjin membalas perkataan bernada dingin dari pria berusia 22 tahun di depannya.

sekarang keberanian hyunjin sudah kembali walau masih sedikit dirundung keterkejutan. tangan bersidekap di dada, matanya tajam menatap chris yang seolah-olah tidak memiliki semangat untuk melanjutkan hidup.

"ㅡaku tuh minta pertanggungjawaban!"

"pertanggungjawaban apa sih hyun? kamu kan gak lagi hamil anakku."

"a-a-apa? h-hamil? ih! apa-apaan?!" teriak hyunjin tidak terima. tangannya mengipasi wajah yang tiba-tiba terasa panas. kalau dilihat dari pantulan kaca mungkin hyunjin akan malu sendiri dengan kulitnya yang sudah mirip seperti kepiting rebus.

"jadi apa?" tanya chris lagi, masih sama datarnya.

"bisa-bisanya kakak gak keluar padahal ini malam valentine!"

"ya terus aku harus ngapain? having sex pakai kondom rasa coklat sama pacarku sampai subuh?"

"ih, kak chrisss!" rasanya kesal juga lama-lama berbicara dengan calon bapak tua seperti chris. jauh lebih menyebalkan daripada berbicara dengan ayahnya sendiri yang suka sekali memutarbalikkan pembicaraan.

"aku malas hyun, mending di rumah."

"tapi bukannya kakak punya pacar?"

"ya terus kalau aku punya pacar kenapa?"

"dia gak ngajakin kakak keluar gitu?"

chris mendengus. bola matanya sedikit memutar sebelum dia bangkit berdiri dan berjalan mendatangi hyunjin. tentu saja sang lawan bicara agak gugup ketika chris terus mendekat tanpa mau berhenti. hyunjin terpaksa mundur sampai dirinya jatuh terduduk di ranjang.

"kenapa kamu sering kali bersikap seperti konsultan hubungan rumah tangga orang lain sih hyun. kan aku yang pacaran, kenapa kamu yang sewot?"

"tapi akuㅡ"

"intinya," chris menjeda cepat, "ㅡkamu mau apa?"

"a-aku cuma mau kak chris lebih bahagia dan semangat. aku tau gosip itu. harusnya kakak perjuangin dia bukannya malah biarin cowok lain deketin pacar kakak sendiri!"

"hyunjinㅡ"

"kalian belum putus kan? mumpung ini malam romantis ada baiknya kakak kencan sama dia dan pakai moment ini buat baikan!"

"hey, dengar." chris berjongkok sampai sekarang posisinya jadi sedikit lebih rendah di depan hyunjin. diselaminya mata cantik yang sekarang tengah berkaca-kaca itu seolah mencoba membaca sesuatu dari sana, "it's okay. aku gak larang dia mau ngelakuin apapun. kalau dia sadar akan posisinya maka dia gak bakal ngelakuin hal itu. kalau karina tau dia masih berstatus jadi pacarku dia gak bakalan biarkan pria lain dekati dia. tapi apa? she crossed the line. itu pilihannya dan aku gak berhak buat larang dia."

"terus kakak gimana?"

"ya gak gimana-gimana." ujar chris santai. sekarang posisinya berpindah untuk membaringkan diri di samping hyunjin.

"but you still love her, right?"

"i guess, yes?" nada ragu terdengar jelas saat chris berujar. tapi hatinya berkata bahwa memang benar adanya jika dia masih mencintai sosok perempuan cantik itu. karina dan chris sudah menjalin hubungan lebih dari tiga tahun, tidak mungkin chris bisa menghilangkan perasaan sayangnya semudah menghapus debu di permukaan kaca.

hening cukup lama. keduanya terombang ambing dalam keterdiaman karena tidak ada lagi yang hendak memulai pembicaraan. hyunjin pun bingung harus berbuat apa, tujuannya kemari adalah untuk membuat chris memperbaiki hubungannya dengan sang kekasih namun nampaknya plan A yang telah direncanakan tidak terlaksana dengan baik.

tangan berjemari lentik itu memberanikan diri menggenggam telapak lebar milik chris yang telentang bebas di atas ranjang. rasa hangat langsung menyebar di sela-sela jemari.

"keluar yuk kak, aku dengar lagi banyak minimarket yang kasih diskon produk coklat. beliin aku dong."

memang benar adanya kalau selain menyebalkan, ada satu sisi tersendiri yang selalu menjadikan hyunjin sebagai moodbooster alami untuk chris. buktinya setelah sempat di dera keadaan gloomy dan moody berkepanjangan chris lantas mengeluarkan kekehan hanya karena ucapan hyunjin barusan.

"ayo, biar aku belikan sampai kamu mual makan coklat."

"happy valentine's day! semoga hubungannya langgeng sampai ke pelaminan ya." mbak kasir tersenyum ramah sembari menyodorkan uang kembalian yang langsung di terima oleh chris dengan cepat.

hyunjin hanya bisa tersenyum canggung dan membungkukkan kepala sebelum keluar mengekori chris yang sudah berlalu terlebih dulu. dia mendekap banyak sekali bungkusan coklat di dada karena chris memang tidak berbohong atas perkatannya sebelum mereka berdua pergi keluar. hyunjin yakin dia tidak akan bisa menghabiskan puluhan bungkus coklat itu sendirian.

"kirain cuma omong doang perihal kakak yang mau beliin coklat segini banyaknya?"

"biar kamu nggak berisik lagi." jawab chris. pria itu melajukan mobilnya santai membelah jalanan kota yang cukup ramai. maklum, banyak pasangan yang sedang merayakan valentine.

"mau nggak?"

sebungkus coklat yang sudah dibuka bungkusnya seperempat tersodor di hadapan wajah chris. si pria libra tentu saja menggeleng keras mengingat dirinya tidak terlalu suka makanan manis.

"yaudah, aku habisin ya?"

"habisin aja kalau sanggup."

hyunjin mengedikkan bahu lalu kemudian memutuskan untuk mengunyah coklatnya dalam diam. matanya sesekali melirik pemuda di sampingnya. chris itu nyaris seperti pria tanpa emosi, susah di tebak kapan dia sedih atau bahagia. hanya saja saat marahnya datang pasti akan terlalu kentara.

pernah sekali waktu hyunjin tidak sengaja menghilangkan flashdisk berisi beberapa project milik chris dan berakhir dengan hyunjin yang mendapatkan bentakan keras sampai membuatnya menangis karena saat itu ekspresi chris benar-benar menyeramkan. tapi untungnya chris cepat menguasai diri dan langsung memeluk hyunjin untuk mengentikan tangisnya. saat itu mereka sedang ada di kampus, chris tidak mau tangisan hyunjin menarik terlalu banyak perhatian.

mobil hitam metalik yang mereka tumpangi perlahan menepi ke sisian jalan yang sepi. hyunjin melirik bingung tapi rasa penasarannya terjawab saat chris mengambil ponselnya yang bergetar dari saku celana.

"aku di jalan. kenapa?"

ekspresi chris terlihat mengeras. wajah pria itu dipenuhi kerutan seakan tengah menahan marah. bisa hyunjin lihat bagaimana kulit wajah chris yang sedikit merah di bawah cahaya lampu mobil yang berwarna kuning hangat.

"ㅡbukannya kamu yang minta kita ambil break sejenak. lantas kenapa kamu mau bicara sekarang?"

"ㅡaku lagi ada urusan. we can talk later."

sambungan dimatikan sepihak. chris memasukkan ponselnya sedikit terburu kembali ke tempat semula. roda kemudi jadi ajang pelampiasan. dia pukul sekali sebelum lengannya di lipat dan di tumpu disana. chris menyembunyikan kepalanya di antara lipatan lengan seolah sedang menyembunyikan masalahnya sendiri. terang saja hyunjin ingin tau walau sebenarnya dia bisa menebak siapa yang baru saja menelpon temannya itu.

"karina mau ajak kakak bicara? kenapa di tolak?"

"buat apa bicara?"

"buat lurusin semuanya kan?"

"apa lagi yang perlu di lurusin?" chris mendongakkan kepala. dia menatap hyunjin nyalang tapi nampaknya hyunjin sama sekali tidak gentar.

"kak, bukannya aku sok bijak atau gimana. tapi bakalan lebih baik kalau kalian bicara baik-baik kan? lagipula karina juga ada itikad mau perbaiki semuanya."

"what's wrong with you? kenapa kamu selalu sibuk kalau udah menyangkut soal kisah percintaanku huh?"

ya, what's wrong with him? hyunjin juga tidak mengerti. jika ada yang menyatakan bahwa keperdulian itu dia lakukan adalah berdasar dari dirinya yang berstatus sebagai teman dari chris, maka bisa dikatakan benar. namun di sisi lain kata teman terasa salah untuknya.

bermain jujur-jujuran bukan keahlian hyunjin. dia selalu bersembunyi di balik satu kalimat sakral untuk menjaga hubungannya dengan chris agar tetap dekat dan baik-baik saja. teman, hyunjin sudah memakai tameng itu sejak kali pertama mereka bertemu.

jatuh hati pada pandangan pertama adalah hal cliché yang hanya bisa ditemukan di drama-drama. tapi ternyata hyunjin merasakan itu sejak matanya bersibobrok dengan sepasang manik kembar nan tegas milik si pemuda bang. malu untuk di akui, ragu untuk di ungkapkan, padahal tumbuhnya rasa suka tersebut jadi semakin besar dan tak terkendali setiap detiknya.

sayang kesempatan tidak selalu terbuka untuk siapapun. chris punya kekasih, cantik, baik, pokoknya luar biasa sampai-sampai hyunjin merasa hanya seperti butiran debu saat disandingkan dengan wanita itu. jelas tidak ada harapan. maka hyunjin cukup memendam rasa sebaik mungkin dan bersembinyi dalam topeng sandiwara buatannya sendiri.

sepenuhnya bukan pencitraan semata, dia tulus perduli dengan hubungan chris dan karina. saat mendengar karina jalan dengan pria lain, hyunjin ikut sedih untuk chris. makanya hyunjin berinisiatif menjadi ibu peri agar hubungan pasangan paling populer di kampus mereka itu kembali baik. karena jika chris bahagia hyunjin juga akan bahagia. sudah cukup, sesederhana itu.

"salah ya kalau aku mau lihat kakak bahagia? kalian itu ibarat pangeran dan ratu. bukannya sayang kalau harus kandas secepat ini?"

"berhentilah hyun, kamu terlalu banyak dibacakan dongeng oleh pengasuhmu." chris mendengus. dia baru saja hendak menghidupkan mobilnya kembali sebelum tangan hyunjin cepat menahan tangannya.

"i want you to talk to her."

"apa hakmu?"

"aku gak punya hak buat suruh-suruh kakak tapi menurutku ini jalan terbaik yang bisa kakak ambil saat ini."

"fine, aku turuti apa mau kamu." chris menggeram. mobil dihidupkan dan pria libra itu memacu gas dengan kecepatan tinggi. hyunjin benci orang yang mengendarai kendaraannya ugal-ugalan. tapi ini juga salahnya karena sudah berhasil memancing singa yang sedang tidur.

untungnya tuhan masih begitu baik untuk membiarkan mereka sampai di sebuah taman yang tidak begitu ramai dalam keadaan utuh tanpa kekurangan suatu apapun. tanpa bicara chris keluar menjauh dari mobilnya dan meninggalkan hyunjin sendirian disana.

walau cukup jauh masih bisa hyunjin amati sosok chris yang terlihat menghampiri seorang wanita. mereka seperti tengah beradu cekcok entah membicarakan apa karena hyunjin tidak bisa mendengar satu patah katapun. karina nampak mengusap wajahnya, mungkin baru saja menangis, sementara chris masih setia pada posisi memasukkan kedua tangan di dalam saku celana seolah tidak perduli beberapa orang sedang memperhatikan mereka.

seorang pria datang tiba-tiba dan memberikan sebuah pukulan keras hingga chris tersungkur menyentuh deretan paving block dalam hitungan detik. hyunjin jelas tidak menyangka hal tersebut akan terjadi, benar-benar di luar scenario. dia buru-buru turun dan berlari tergopoh menghampiri chris yang sedikit terhuyung saat hendak berdiri.

"oh, jadi dia pacar barumu?" karina tersenyum getir memandangi hyunjin dari atas ke bawah seperti mesin scanning barang. tentu saja yang ditatapi bingung luar biasa. pacar baru apanya?

"kak, kakak baik-baik aja?" hyunjin bertanya khawatir. lengannya bergerak menopang lengan chris dan untungnya pria itu sama sekali tidak keberatan. sekarang empat orang itu terlihat seperti dua pasangan yang hendak memulai duel.

"lantas kalian apa? jangan menunjuk untuk melayangkan tuduhan kepada lawanmu dengan satu jari kalau empatnya mengarah ke dirimu sendiri. kamu selingkuh lebih dulu kar."

"kami cuma teman!" teriak karina. tapi chris masih kukuh pada pendiriannya. pria itu tersenyum remeh sebelum lengannya menarik pinggang sempit hyunjin lebih merapat padanya. hyunjin jadi semakin bingung.

"teman heh? dia teman apa teman buatmu? or soon to be your new boyfriend? "

"chris!"

"cukup kar, selamat menikmati malam valentine bersama pacar barumu, so do i."

chris berlalu pergi sambil menarik lengan hyunjin menjauh dari sana. hyunjin yang masih clueless hanya bisa terdiam mengikuti langkah lebar si pria libra. kesadarannya baru kambali setelah masuk ke dalam mobil. luapan emosi tiba-tiba naik ke kepala. hyunjin yang tidak lagi mampu berbicara hanya berakhir memberikan tamparan keras di pipi kanan chris.

"apa maksud kakak pakai aku buat jadi alasan kakak putus sama karina? apa di mata kakak, aku ini cuma sekedar alat buat dipermainkan?!"

"hyun, bukan gituㅡ"

"aku bilang bicara baik-baik sama dia, bukannya justru begini!"

"tapi memang gak ada lagi yang bisa diselamatkan, hyun. please understand! aku gak bisa memaksakan perasaanku atau perasaannya. i love her, tapi gak lagi setelah aku lihat sorot matanya. dia gak cinta aku lagi, dan siapa aku yang bisa paksa seseorang untuk mencintaiku? jadi udah saatnya aku hapus bersih perasaanku ke dia."

"tapi karina kelihatan masih suka kakak." gumam hyunjin pelan. kepalanya menunduk ragu sementara tangannya bertaut di atas paha.

"dia cuma denial, itu keraguan. percayalah, i'm okay."

"t-tapi kak, hiks.. kakak gimana? apa kakak sedih setelah putus sama dia?"

"stop worrying about me." chris tersenyum lembut. wajah hyunjin yang merah karena menahan tangis di tangkup hati-hati. rasanya seperti sedang meremas squishy saat telapaknya bersentuhan dengan sepasang pipi gemuk hyunjin. dia menekan kedua bongkahan itu sampai bibir ranum nan basah si pemilik mengerucut seperti bebek.

"ㅡlucunya. jangan nangis lagi, nanti mirip ikan buntal."

"siapa yang mirip ikan buntal?!"

"kamu, kalau lagi nangis."

"ih, enggak ya!"

"hyunjin."

"hm?" hyunjin menggumam pelan, masih sibuk mengusap wajahnya menggunakan ujung lengan sweater nya yang kedodoran.

"lihat kesini."

matanya bertemu pandang dengan mata milik chris. hyunjin tidak tau entah apa motif di balik senyum tipis yang chris ulas saat ini, tapi saat menyadari bahwa wajah pria yang lebih tua perlahan mulai mendekat ke wajahnya, hyunjin tau jika ada sesuatu yang tidak beres.

chris menciumnya. rasa dingin dari bibir pria itu lekat menyatu di permukaan bibirnya yang basah dan sedikit asin karena air mata. mungkin hanya sekedar jahil atau terbawa suasana, chris beranikan diri memperdalam ciuman. pagutan berjalan satu arah dengan chris yang lebih banyak memimpin sementara hyunjin hanya mampu diam dan menerima. siapa pula yang tidak shock kalau teman yang diam-diam dia sukai tiba-tiba menciumnya?

ciuman di akhiri dengan bonus jembatan saliva sebagai penutup. walau hanya sebentar tapi bisa hyunjin katakan bahwa yang barusan itu adalah ciuman yang dalam dan sedikit banyak cukup untuk membuat perutnya bergejolak aneh.

"happy valentine's day, cengeng." ucap chris setelah mengakhiri ciuman mereka. dia berbisik tepat di depan bibir hyunjin dan mengabaikan si pemilik yang masih saja mematung seperti batu.

"i-itu.. barusan i-tu apa?"

"iya, aku mau."

"kok jawabannya gak nyambung sih?!!" tanya hyunjin penuh akan kekesalan. tangannya mengepal dan memukul lengan padat chris main-main.

"hannah bilang kamu pernah nulis di note ponsel tentang perasaan kamu dan di akhir kamu bertanya-tanya kira-kira aku mau atau nggak jadi pacarmu. ya gak salah kan kalau aku jawab 'aku mau'?"

ah, sialan. sekarang hyunjin ingat. sesi maskeran bersama hannah waktu itu. dia kebelet menuntaskan panggilan alam dan berakhir meninggalkan ponselnya dalam keadaan tidak terkunci padahal saat itu dia sedang mengetikkan curhatan galaunya di note. itu semua karena keteledorannya!

sekarang hyunjin jadi malu sendiri. sudah diary pribadi di baca orang lain, ketahuan suka diam-diam dengan teman sendiri pula. untung saja chris tidak menolaknya, kalau iya mau ditaruh dimana muka hyunjin?

"uh, m-maaf."

"kenapa minta maaf?"

"karena udah suka sama kakak?"

"rasa sukamu itu gak salah. seharusnya aku yang minta maaf karena gak menyadari itu lebih cepat."

"um, jadi.. kita ini... apa?" tanya hyunjin malu-malu.

"babu dan majikan?"

"kak chris!!"

"hahaha, maaf maaf. iya, sekarang si cengeng ini jadi pacarku. we're lover." jawab chris sembari mencubit satu pipi hyunjin.

bukan cuma sekedar jatuh hati pada pandangan pertama. kisah cinta yang hyunjin miliki juga terlalu fantasi untuk menjadi nyata. tapi genggaman hangat tangan chris yang melingkupi jemarinya seolah mengatakan bahwa apa yang hyunjin dapatkan hari ini bukan cuma sekedar mimpi belaka.

happy sad-lentine untuk para single. (aku single aku bangga 🙌✨)

[14-02-2021]

Continue Reading

You'll Also Like

251K 37K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
75.1K 14.2K 15
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...
57.2K 7.4K 47
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...
526K 5.7K 88
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...