Memories || Kimetsu no Yaiba

By Mizuraaaa

96.6K 12.7K 4.7K

Highest Rank: #1 in mitsuri (13/2/21) #1 in kyoujuro (6/2/21) #1 in kimetsu (2/4/21) #1 in yaiba (2/4/21)... More

Author Note!
Prolog
1.A new world?
2.Pelatihan
3.Kisatsutai
4.Rapat Pilar
5.Uzui's Family
6.Become Stronger
7.Natagumo
8.Tanjirou
9.No Tittle
10.Mugen Train(1)
11.Mugen Train(2)
12.Datang lagi
13.Pertemuan Pertama
14.Keputusan
15.Alasan
INFO!!!
Flashback Moment
16.Tidak Terduga
17.Hubungannya
18.Kerinduan
19.Berita Buruk
20.Menyadarinya
21.Yuki no Hashira
22.Maksud Sebenarnya
23.Memburuk
24.Percobaan
25.Permintaan
26.Misi Bersama
27.Penyerangan
Flashback Moment
29.Lemah
30.Kesembuhan
31.Keinginan untuk Mati
32.Takut untuk Mati
33.Keluarga
34.Penyelesaian Masalah
35.Festival Kembang Api
36.Iblis Es
37.Memperbaiki
38.Uji Coba
39.Penangkapan
Pengumuman
40.Terjebak
41.Teman Lama
42.Penyelamatan Diri
43.Rasa Bimbang
44.Tanpa Dirinya
45.Setelahnya
46.Diskusi
46.Diskusi (bag 2)
47.Rasa Bersalah
48.Rasa yang Nyata
49.Tanpa jejak
50.Yuri tanpa Sahabatnya
51. Sudahkah, berakhir?
52. Kejahilan Bertambah
53.Seragam SMA

28.Pemburu Iblis vs Iblis

1.1K 163 54
By Mizuraaaa

Warning⚠: Author tidak membaca manga sehingga cerita akan berbeda jauh dengan alur aslinya!

Giyuu, Sanemi, Tanjirou dan teman temannya mulai memasuki ruangan. Nichirin dikeluarkan dari tempatnya dan digenggam erat oleh sebelah tangan.

Akaza bersiap untuk menahan serangan yang akan diterima, tapi diluar dugaan, (Y/n) dan teman temannya malah berlari mengitari Akaza.

Akaza dengan fokus memperhatikan orang orang yang berlari mengelilingi nya, bersiap jika ada serangan tiba tiba yang akan menyerangnya. Cukup sulit sebenarnya, ia tidak tau siapa yang akan menyerang, terlebih mereka 6 orang. Benar benar pengeroyokan.

(Y/n) mengangkat tangannya ke atas, mengeluarkan dua jarinya yang terdiri atas jari telunjuk dan jari tengah, sedangkan jari yang lain ia lipat. Dengan lantang ia berteriak, "Tanjirou!"

Akaza tersenyum miring, apa gadis itu bodoh? Pikirnya. Akaza tentu saja tau orang yang bernama Tanjirou, karena ia pernah bertarung dengannya saat bersama Kyoujuro.

Untuk yang lain pun, Giyuu dan Sanemi, mereka adalah Pilar, siapa saja pasti mengenalnya. Mungkin gadis itu berfikir jika Akaza tidak mengetahui nama teman temannya. Bodoh, pikir Akaza.

Matanya dengan jeli mencari sosok anak laki laki dengan haori hijau kotak kotak. Dalam sepersekian detik, Tanjirou tampak mengangkat nichirin nya tinggi bersiap untuk menyerang.

Akaza hendak menahan serangan yang akan diluncurkan. Namun, sedetik kemudian sebuah firasat berhasil menyelamatkannya.

Iblis dengan tato di sekujur tubuhnya itu merasakan kehadiran seseorang yang mendekatinya, tapi bukan Tanjirou yang sedang diincarnya. Dengan segera, ia berbalik dan menahan serangan tiba tiba dari nichirin sang Pilar air.

"Tanjirou!" sekali lagi (Y/n) berseru tanpa mengangkat tangannya. Wajahnya menunjukan ekspresi kesal.

Bukan, ia bukan kesal karena tindakan Giyuu yang gegabah, justru ia kesal karena Akaza bisa memiliki reflek sebagus itu. Dan mengetahui rencananya.

Tanjirou kali ini benar benar maju dan mengincar kaki Akaza, mulutnya terbuka untuk mengucapkan sebuah bentuk pernafasan. Nichirin diayunkan, satu senti sebelum benda tajam itu memotong kaki Akaza, Akaza mendorong serangan Giyuu hingga terdorong mundur, lalu ia melompat berputar ke belakang.

(Y/n) berdecih pelan saat semuanya tak selalu berjalan dengan lancar, ia kembali berlari menuju Akaza dan mengayunkan nichirin miliknya.

Terjadi peraduan antara benda tajam dan tangan sekuat baja untuk beberapa saat. Sementara itu, seorang laki laki dengan topeng kepala babi sedang memikirkan sesuatu di otaknya.

"Inosuke, tinggalkan kebodohanmu sejenak dalam misi ini, jangan bertindak gegabah dan patuhi segala perintahku!"

Ucapan dari gadis yang berstatus sebagai pemimpin di timnya kali ini berputar putar di kepala. Tidak, ia tidak suka diperintah oleh orang lain, ia bisa melakukan semuanya sendiri.

"Inosuke!"

Saat laki laki tanpa baju itu masih berpegang teguh pada pendiriannya, suara (Y/n) terdengar oleh telinga dan langsung dikirim menuju otaknya.

Seketika, ia merasakan sensasi tidak biasa pada tubuhnya. Ada keinginan untuk tidak menolak perintah dari sang pemilik suara itu. Tiba tiba pandangannya terhadap gadis itu berubah, seakan perkataannya adalah suatu hal yang mutlak.

Mata Akaza fokus mencari pengganti dari Inosuke. Ia yakin, jika kali ini juga bukanlah Inosuke sungguhan yang menyerang.

Namun, perkiraannya salah kala itu. Inosuke sudah ada di belakangnya dan melompat hendak menyerangnya. Dengan sigap Akaza memegang kedua lengan (Y/n) dan melemparkannya kebelakang.

(Y/n) terlempar dan otomatis menabrak tubuh Inosuke yang melayang ke arah berlawanan. Karena kekuatan Akaza yang sangat kuat, Inosuke kembali terdorong mundur saat tubuh (Y/n) menubruknya.

Keduanya terjatuh menghantam dinding, (Y/n) dan Inosuke mengaduh kesakitan. Tanpa menanyakan kondisi temannya, Giyuu dan Sanemi langsung menyerang.

"Kaze no Kokyu: Ichi no kata: Hokori no Senpuu"

Sanemi melancarkan serangannya disaat Akaza beberapa meter dari tempatnya. Angin tornado dengan arah horizontal itu siap memotong tubuh Akaza.

Sebelum angin dengan kecepatan dan kekuatan luar biasa itu mengenainya, Akaza membalas dengan serangan yang tak kalah luar biasa. Tangannya meninju udara menghasilkan gelombang kejut yang memecah angin tersebut.

Karena angin tersebut, ruangan menjadi sangat kacau. Karena itu pula, debu nya beterbangan menghalangi indra penglihatan. Disaat Akaza mencoba menarik nafas sebentar, ia dikejutkan dengan kehadiran Pilar lain yang sudah siap dengan nichirin nya.

"Mizu no Kokyu: Ichi no kata: Minamo Giri"

Nichirin milik Pilar dengan wajah datar itu mengeluarkan roda putaran air. Akaza berniat menahan dengan menyilangkan kedua tangannya didepan wajah.

Namun, karena kurang siap, kedua tangan Akaza berhasil terpotong tepat pada bagian pergelangan tangan. Giyuu yang melihat itu langsung melompat mundur dan menyeringai.

Sanemi mengayunkan nichirin nya, menghempaskan sisa debu yang menghalangi penglihatan, ia juga tengah menyeringai saat itu.

"Sanemi, Giyuu, aku mengharapkan kerja sama kalian kali ini"

Seketika ucapan (Y/n) terlintas dipikiran, mereka berdua menatap (Y/n) yang masih kesakitan.

'Kami berhasil!' batin Giyuu dan Sanemi menyeringai. (Y/n) yang baru bisa melihat apa yang terjadi tersenyum lebar dan menatap keduanya bangga.

Namun, beberapa detik kemudian tangan Akaza kembali beregenerasi, hal itu tentu saja membuat Giyuu dan Sanemi menjadi murung.

(Y/n) dengan cepat menghampiri mereka dan menepuk pundak keduanya. "Tidak apa, ini awalan yang bagus kan?"

Tanjirou, Zenitsu, dan Inosuke pun ikut berbaris bersama yang lain. Akaza ada beberapa meter dihadapannya, dengan pelan (Y/n) berkata. "Ingat yang aku katakan. Perhatikan saja... sinyal dari ku"

"Sanemi!" (Y/n) berteriak sembari mengangkat jari telunjuknya dan melesat ke arah Akaza diikuti Giyuu dan Sanemi.

"Telunjuk, artinya, tipuan."

(Y/n) melompat dan mengarahkan nichirin tepat pada kepala Akaza. Sedangkan Sanemi dan Giyuu berlari menyilang dan siap menyerang Akaza dari sisi kanan dan kiri.

Akaza meneliti setiap pergerakan. Iblis itu sadar jika tim yang ia lawan tidak berpengalaman dalam kerja sama. Ia dapat melihat bahwa Sanemi berlari lebih cepat daripada Giyuu.

Nichirin Sanemi nyaris menebas lehernya. Berkat keberuntungan, Akaza sadar terlebih dahulu dan menundukkan kepalanya. Tangannya meraih kaki Sanemi dan dilemparkannya pada Giyuu sehingga mereka bertubrukan.

Saat tubuhnya kembali tegak, saat itu juga ujung nichirin sudah benar benar di depan wajahnya. Namun, Akaza masih memiliki akal. Akaza memegang nichirin (Y/n) dengan tangan kanan untuk menahan lajunya, tak memperdulikan benda tajam itu yang terus menembus tangan.

Tangan kirinya ia kepalkan dan meninju perut (Y/n) sekuatnya hingga terbanting menghantam dinding. Padahal, jarak dinding itu cukup jauh, tapi Akaza dapat memukul mundur (Y/n) hingga membenturnya.

"Uhuk!"

Darah segar keluar dari mulutnya, cairan merah pekat itu mulai mewarnai seragam pemburu iblis miliknya.

Giyuu segera berlari menghampiri (Y/n), menghiraukan rasa sakit yang dialaminya setelah bertubrukan dengan Sanemi. Sementara itu, Akaza tersenyum senang karena menggagalkan rencana (Y/n).

Sejenak, pandangan Akaza beralih pada tempat dimana (Y/n) dan teman temannya berbaris tadi. Dan ia baru menyadari bahwa ia tidak bisa menemukan laki laki bertopeng di sana.

Tidak sempat bereaksi, tiba tiba leher belakangnya sudah menerima rasa sakit. Inosuke yang sudah menunggu di belakang dari tadi akhirnya melancarkan aksinya. Ia mengayunkan nichirin nya pada leher Akaza.

Karena terlalu keras, Inosuke hanya mampu menggoresnya, tapi hal itu tetap membuatnya kegirangan. "Bwahahaha, hormatlah pada Inosuke-sama!" teriaknya bangga.

(Y/n) segera meyakinkan Giyuu bahwa ia baik baik saja, ia langsung melesat ke arah Akaza yang sedang lengah.

Akaza yang tengah menyentuh tengkuknya yang mengeluarkan darah terkejut, tiba tiba pipinya merasakan rasa sakit yang luar biasa.

Ya, itu akibat dari tendangan (Y/n).

Baiklah, mari rekomendasikan (Y/n) menjadi pemain sepak bola.

Akaza jatuh tersungkur dengan mulut mengeluarkan darah. Tidak menyia-nyiakan kesempatan, Sanemi langsung berlari dan mengarahkan nichirin nya pada Akaza.

Saat posisi Sanemi dan Akaza sudah berdekatan, tiba tiba Akaza berguling dan menendang tepat pada perut Sanemi. Tendangan itu begitu kuat hingga membuat tubuh Sanemi menembus atap ruangan tersebut.

"Aku tidak apa apa!" seruan Sanemi dari luar menandakan dia baik baik saja. (Y/n) dan Inosuke melompat mundur dan kembali berkumpul dengan yang lain.

"Inosuke" kali ini (Y/n) berbisik sambil menatap beberapa kayu dari atap ruangan yang berserakan karena terhantam tubuh Sanemi. Inosuke mengangguk mengerti. Sadar Inosuke sudah mengerti, (Y/n) langsung menatap Tanjirou dan mengangguk.

(Y/n) dan Inosuke segera mengambil beberapa potong kayu yang berserakan, lalu berlari mengitari Akaza. Mereka melemparkan kayu kayu itu pada arah Akaza.

Akaza menendang kayu kayu tersebut hingga bertebaran di udara. Dan saat itu juga, tanpa disadari—karena fokus Akaza masih pada kayu yang dilempari (Y/n) dan Inosuke, Tanjirou melesat ke arah Akaza dengan mulut membisikan sesuatu

"Mizu no Kokyu: San no kata: Ryuuryuu Mai"

Tanjirou berlari mendekati Akaza sekaligus menghindari potongan kayu yang ditendang oleh Akaza. Nichirin nya mengayun ke sana kemari bagai gerakan menari. Saat Akaza sudah berada pada jangkauannya, ia segera mengangkat tangannya dan bersiap menyerang

Crashh

Akaza meraung kesakitan saat lengan kanannya terpotong dengan mudah. Tentu saja, Tanjirou sudah lebih kuat saat ini, tidak seperti saat bersama Kyoujuro.

Namun, saat itu juga Akaza menendang tubuh Tanjirou. Karena telat menyadarinya, alhasil Tanjirou terlempar dan menembus dinding. Dan saat itu juga, Sanemi baru saja masuk setelah dilempar keluar.

Sanemi menahan tawanya. "Ada yang diusir lagi?"

"Jangan banyak bercanda, bodoh!" tegur Giyuu dan mendapatkan tatapan kesal dari Sanemi

"Siapa yang kau panggil bodoh, sialan?!"

"Ubanan!"

"Muka triplek!"

Mereka saling mengejek hingga si pemimpin menunjukan aura iblisnya. "Kalian..." desisnya penuh emosi

Seketika tubuh Sanemi dan Giyuu menegang, dengan gerakan patah patah keduanya menatap horror pada (Y/n). "Misi ku kali ini membunuh Akaza, bukan kalian!" bentak (Y/n)

Keduanya mengangguk patuh dan terdiam di tempat. (Y/n) geleng geleng kepala melihat kelakuan mereka.

Gadis itu kembali mencari sang target, terkejut ketika tidak menemukannya. Ia berputar, mencari keberadaan Akaza. Namun, tiba tiba punggungnya harus merasakan rasa sakit saat dibenturkan dengan keras.

Akaza menekan leher (Y/n) dengan tangannya, membuat gadis itu kesulitan untuk bernafas. (Y/n) menatap ke sekitar berharap mendapat bantuan.

Matanya melebar dikala tidak melihat siapapun di sana, hanya ada Zenitsu yang terduduk dengan ekspresi ketakutan. Gila! Apa Akaza melempar mereka semua secepat itu? "Z-zen.. itsu!" gadis itu berusaha memanggil satu satunya orang yang tersisa.

Tubuh Zenitsu bergetar ketakutan, ia mundur perlahan, tapi ia tidak ingin meninggalkan gadis itu sendirian juga. Seketika ucapan (Y/n) kepadanya melintas di otak.

"Zenitsu, kau harus menghadapi rasa takutmu! Kami tidak bisa menunggu kau pingsan dulu lalu membantu"

Zenitsu sadar, ia tidak ingin menjadi beban dalam timnya. Tapi tetap saja! Ia tidak dapat melawan rasa takutnya. Apalagi setelah melihat para Pilar dilempar dengan mudahnya oleh iblis itu.

Akaza menyeringai melihat (Y/n) yang semakin kehabisan nafas. "Kau pikir bisa membunuhku, hm? Maaf saja, tingkatan kita sangaaaaaat jauh berbeda" ucap Akaza dengan nada mengejek

(Y/n) menatap tajam Akaza, tangannya masih berusaha melepas tangan Akaza terhadap lehernya. "Tenang saja, aku tidak akan membunuhmu. 'Dia' membutuhkanmu, jadi aku harus membawamu pada'nya'" ujar Akaza

Kekuatannya semakin melemah, (Y/n) menatap Zenitsu yang tak bergerak sedikitpun sambil menatapnya. Dengan susah payah, (Y/n) tersenyum pada Zenitsu dan berucap—walau tidak terdengar.

"Kami selalu bersamamu"

Walau telinganya tidak dapat mendengar suara (Y/n), tapi ia bisa melihat gerakan mulut gadis itu. Matanya melebar, detak jantungnya berpacu lebih cepat dari biasanya.

Akaza terkekeh pelan melihat (Y/n) yang sudah berhenti mencoba melepaskan diri, tenaga gadis itu benar benar habis. "Kau ingin  meminta bantuan anak itu, hm? Tidak ada yang bisa diharapkan dari pengecut yang—"

ucapan Akaza diputus oleh dirinya sendiri lalu melompat mundur, ia menatap tangan kirinya yang sudah tidak utuh lagi. Tatapannya beralih pada (Y/n) yang jatuh tersungkur dengan nafas terengah engah ditemani pemburu iblis dengan pernafasan petir itu.

Zenitsu langsung mengalungkan tangan (Y/n) pada lehernya dan segera melompat mundur menjauhi Akaza. Ia sangat khawatir pada kondisi orang dihadapannya ini.

Kedua tangan memegang pundak (Y/n). "(Y/n)-chan, kau baik baik saja?"

"Uhuk, uhuk" (Y/n) terbatuk sembari memegang lehernya yang terasa sakit. Dengan perlahan ia pun menatap Zenitsu dan tersenyum tipis. "Kau berhasil, ne?"

Saat itu juga, Giyuu, Sanemi, dan Tanjirou masuk kedalam ruangan, sedikit kebingungan dengan apa yang baru saja terjadi. (Y/n) yang melihat tatapan empat orang itu seakan meminta jawaban malah berkata, "Fokus saja pada iblisnya!"

Kali ini Tanjirou dan Giyuu maju, mereka menggunakan nichirin nya dengan lincah, berharap bisa memotong leher iblis tersebut. Akaza menahan semua serangan dengan tangannya.

Walau terjadi pertarungan dua lawan satu, Akaza masih tetap unggul di sana. Tubuhnya yang terlalu keras menyulitkan Giyuu maupun Tanjirou mengalahkannya.

Akaza mengangkat kakinya, menendang pinggang Tanjirou sekuat tenaga hingga jatuh tersungkur. Tersisa Giyuu seorang, ia masih berusaha untuk melukai Akaza sedikit saja.

Akaza menghindari serangan nichirin Giyuu dan memegang lengan Giyuu, dengan cepat ia membanting Giyuu ke belakang, menyebabkan sang korban mengeluarkan darah dari mulutnya.

Tanpa disadari, Inosuke sudah bersiap di atap. Dengan dua nichirin yang ia genggam di kedua tangannya, ia turun dan langsung mengincar kaki Akaza.

Akaza terjatuh ketika kakinya berhasil tergores. Tidak, Inosuke tidak sanggup memotong kaki iblis itu sepenuhnya.

Tiba tiba, (Y/n) berdiri dan berteriak. "Semuanya!" gadis itu mengangkat tangannya dan menunjukan bentuk 'OK' dengan jarinya "Kita mulai!"

Dengan sigap, semua pemburu iblis termasuk (Y/n) sendiri memasukan suatu benda padat kedalam telinganya. Mereka melangkah mundur, menjaga jarak dari Akaza yang tengah kebingungan.

'Tipuan lagi kah?' batin Akaza bertanya tanya

"Kaze no Kokyu: Shichi no kata: Tengu no Himei"

Akaza terkejut ketika salah satu Pilar mengeluarkan bentuk pernafasannya. Semua orang reflek menutup telinganya sendiri ketika nichirin milik Sanemi mengeluarkan gelombang suara yang memekakkan telinga.

Akaza berteriak sembari menutup telinganya, suara yang dihasilkan benar benar membuat kepalanya serasa pecah, ia jatuh tersungkur dan tidak menyadari seseorang yang berlari sembari mengeluarkan bentuk pernafasan lain.

"Yuki no Kokyu: Go no kata: Hyou mo Hari"

Sanemi menghentikan bentuk pernafasannya ketika (Y/n) mulai menyerang. (Y/n) berhasil menjangkau leher iblis itu, nichirin miliknya berhasil mengiris leher Akaza tapi tidak sepenuhnya.

Akaza menatap tajam pada (Y/n) sembari menahan agar nichirin milik (Y/n) tidak memotong lehernya. Dengan wajah yang terlihat sangat marah, Akaza meraih tangan (Y/n) dan membantingnya kebawah.

(Y/n) yang sudah mulai kelelahan pun harus menerima punggungnya menghantam tanah. Sedetik kemudian, perutnya harus mengalami rasa sakit yang luar biasa saat Akaza menekannya menggunakan kakinya.

Nichirin (Y/n) bahkan masih menempel pada leher Akaza, jika tidak bertindak cepat mungkin Akaza sudah kalah. Semua orang lantas panik dan berusaha menolong (Y/n).

Akaza meninju udara sekitar hingga menghasilkan gelombang yang membuat semua orang tersungkur dilantai, benar benar mengerikan.

"Teman teman!" seru (Y/n) saat melihat semua temannya tergeletak.

Akaza menekankan kakinya terhadap perut (Y/n), membuat (Y/n) meraung kesakitan. "Aaarrrgghh"

Kesabaran Akaza nampaknya sudah habis, ia menatap (Y/n) seakan bisa memakannya kapanpun ia mau. "Aku tidak peduli tentang urusanmu dengan 'dia', apapun itu aku tidak peduli! Yang aku pedulikan adalah... aku harus membunuhmu sekarang juga..." desis Akaza mengerikan.

"K-kenapa kau, s-sangat berbeda... dengan s-saat itu?" tanya (Y/n) terbata bata. Ia mengingat pertarungan pertamanya dengan Akaza saat bersama dengan Kyoujuro

Akaza terkekeh. "Tentu saja karena, jika aku serius, kau akan mati dalam hitungan detik"

Mata (Y/n) melebar mendengar jawaban Akaza, ia berusaha menyingkirkan kaki Akaza dari perutnya, tapi yang terjadi adalah Akaza menginjak tangannya hingga mengeluarkan suara yang mengerikan.

Krekk krekk

"Arrrggghhh"

"Ya... aku benar benar harus membunuhmu..." Akaza sangat terlihat seperti iblis sekarang ini. Ia mengepalkan tangannya, bersiap memukul wajah (Y/n) sekuatnya.

(Y/n) yang sudah kehilangan kekuatannya hanya bisa menutup matanya, menerima apapun yang akan terjadi padanya.

Namun, setelah beberapa detik, ia tak merasakan apapun. (Y/n) mulai membuka matanya dan terkejut ketika melihat Giyuu berhasil menusuk perut Akaza.

"Tak akan kubiarkan, siapapun melukai (Y/n)!"

Sedang berada pada puncak emosinya, Akaza langsung mengambil nichirin milik (Y/n) yang menempel di lehernya dan mengayunkannya.

Crashhh

Benda tajam itu berhasil menggores dada Giyuu hingga mengeluarkan banyak darah.

"Giyuu!"

(Y/n) yang sudah terbebas dari injakan Akaza langsung merangkak mencoba menggapai Giyuu. Namun, sebelum ia memastikan bahwa Giyuu baik baik saja, Akaza menendang wajahnya hingga melayang dan membentur dinding

Duaghh

Darah menetes dari dahi (Y/n), ia mencoba mempertahankan kesadarannya.

Sementara itu, Tanjirou mematung melihat apa yang baru saja terjadi. Dua Pilar dikalahkan begitu saja. Emosinya memuncak, keinginan untuk membunuh Akaza meningkat drastis. Alhasil, Tanjirou malah melakukan sesuatu yang ceroboh.

Dengan percaya dirinya Tanjirou menyerang Akaza dari depan secara langsung. Akaza yang melihat itu tentu saja menganggapnya remeh dan bersiap menahannya.

Mata (Y/n) melebar melihat apa yang dilakukan Tanjirou, ia juga semakin panik ketika melihat gerak gerik Akaza. Iblis itu bukan hanya ingin menahan serangan Tanjirou, tapi juga mengalahkan Tanjirou.

"Tanjirou! Jangan gegabah!" (Y/n) segera bangkit dan berlari, tidak memperdulikan rasa sakit yang menyerang kepalanya.

Tanjirou tidak mendengarkan teriakan (Y/n) dan terus maju. Saat ia hendak mengayunkan nichirin nya, tiba tiba ia merasakan tubuhnya terdorong oleh sesuatu.

Tidak. Lebih tepatnya, seseorang.

Karena Tanjirou didorong oleh seseorang, akhirnya serangan Akaza yang sudah disiapkan sekuat tenaga menghantam tubuh orang itu.

Tanjirou membeku di tempat ketika melihat Akaza meninju perut (Y/n) hingga melayang dan menembus dinding berkali kali dan berakhir di luar rumah.

Tubuh (Y/n) menubruk sebuah pohon yang menjadi pemberhentian aksi melayang nya, ia jatuh berguling dan berakhir dengan posisi telungkup.

(Y/n) merasa pandangannya mulai memburam, telinganya juga dapat mendengar suara samar samar seseorang yang memanggil namanya.

Gadis itu menggigit bibir bawahnya kuat, marah karena dirinya sendiri masih belum kuat untuk mengalahkan iblis bahkan bersamaan dengan kelima temannya. Gigitan di bibirnya semakin melemah, bersamaan dengan pandangan (Y/n) yang mulai menggelap.

.
.
.
.
.
TBC

Haaaaa, maaf kalau pertarungan nya tidak sesuai ekspektasi! Author gak ahli banget bikin scene epic, apalagi disajikan dalam bentuk tulisan, nangis banget╥﹏╥

Btw disini Akaza kayak lemah ya? Soalnya bisa dengan mudahnya tangannya dipotong sama Tanjirou dan Zenitsu. Author gatau perbandingan kekuatannya, susah banget bikin chapter ini╥﹏╥

Maaf juga pertarungannya kayak monoton, cuma sekedar tendang tendangan, tinju tinjuan, tebas tebasan gitu, gaada ide seriusanಥ‿ಥ

Untuk pernafasannya, author pakai sesuai petunjuk yang ada di google. Maaf jika ada salah penggunaan dalam bentuk pernafasannya. Soalnya author gak baca manga.

Dan ya! Seneng banget trailer Kimetsu no Yaiba s2 udah keluar. Katanya rilis tahun ini ya? Tapi kurang tau juga sih, author gak cari informasi. Astaga, gak sabar banget liat Tanjirou dan teman teman di dandanin sama Uzui Tengen! Btw author belum nonton movie nya lagi, bioskopnya masi belum bukaಥ‿ಥ

Terimakasih untuk vote dan komentarnya, semua itu sangat membantu. See you next time!

Continue Reading

You'll Also Like

730K 58.5K 63
Kisah ia sang jiwa asing di tubuh kosong tanpa jiwa. Ernest Lancer namanya. Seorang pemuda kuliah yang tertabrak oleh sebuah truk pengangkut batu ba...
207K 4.8K 19
Warn: boypussy frontal words 18+ "Mau kuajari caranya masturbasi?"
566K 57.4K 28
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...
90.4K 9.1K 37
FIKSI