Memories || Kimetsu no Yaiba

By Mizuraaaa

90.5K 12.1K 4.6K

Highest Rank: #1 in mitsuri (13/2/21) #1 in kyoujuro (6/2/21) #1 in kimetsu (2/4/21) #1 in yaiba (2/4/21)... More

Author Note!
Prolog
1.A new world?
2.Pelatihan
3.Kisatsutai
4.Rapat Pilar
5.Uzui's Family
6.Become Stronger
7.Natagumo
8.Tanjirou
9.No Tittle
10.Mugen Train(1)
11.Mugen Train(2)
12.Datang lagi
13.Pertemuan Pertama
14.Keputusan
15.Alasan
INFO!!!
Flashback Moment
16.Tidak Terduga
17.Hubungannya
18.Kerinduan
19.Berita Buruk
20.Menyadarinya
21.Yuki no Hashira
22.Maksud Sebenarnya
23.Memburuk
24.Percobaan
25.Permintaan
26.Misi Bersama
Flashback Moment
28.Pemburu Iblis vs Iblis
29.Lemah
30.Kesembuhan
31.Keinginan untuk Mati
32.Takut untuk Mati
33.Keluarga
34.Penyelesaian Masalah
35.Festival Kembang Api
36.Iblis Es
37.Memperbaiki
38.Uji Coba
39.Penangkapan
Pengumuman
40.Terjebak
41.Teman Lama
42.Penyelamatan Diri
43.Rasa Bimbang
44.Tanpa Dirinya
45.Setelahnya
46.Diskusi
46.Diskusi (bag 2)
47.Rasa Bersalah
48.Rasa yang Nyata
49.Tanpa jejak
50.Yuri tanpa Sahabatnya
51. Sudahkah, berakhir?
52. Kejahilan Bertambah
53.Seragam SMA

27.Penyerangan

1.2K 168 81
By Mizuraaaa

Warning⚠: Author tidak membaca manga sehingga cerita akan berbeda jauh dengan alur aslinya!

Sanemi balik menatap tajam Giyuu, ia pun menyeringai. "Aku rasa pendengaran mu tidak salah kali ini"

Giyuu terkejut mendengar penuturan Sanemi, ia pun menghampiri Sanemi dan menarik kerah bajunya. "Jangan bilang kau benar benar menyukai (Y/n)?!"

Sanemi tersenyum mengejek. "Sepertinya telingamu benar benar ada masalah ya? Kau sudah dengar kan tadi?"

Giyuu melepas cengkraman nya terhadap kerah baju Sanemi, ia pun menunjuk Sanemi dengan telunjuknya. "Jangan berani berani kau dekati dia!"

"Memangnya kenapa hah?! Masalah untukmu?!" teriak Sanemi tersulut emosi

"Tentu saja! (Y/n) adalah milikku!"

Akhem, bentar, author nya pingsan dulu.

"Milikmu?" Sanemi tertawa mendengar ucapan Giyuu "Memangnya kau sudah yakin bahwa (Y/n) juga menyukaimu?"

Giyuu bungkam, tak dapat menjawab pertanyaan Sanemi. Tentu saja ia belum pernah menanyakan tentang perasaan (Y/n) kepadanya. Lagipula, ia merasa ini bukan waktu yang tepat untuk main cinta cintaan, ini waktunya bertarung untuk kebebasan umat manusia.

Sasageyo!

Salah server thor.

"Jawab!" bentak Sanemi ketika ia tak kunjung mendapat jawaban dari Giyuu "Kau tidak bisa menjawab kan?! Tidak ada jaminan bahwa (Y/n) pasti menyukaimu!"

Giyuu menatap Sanemi remeh. "Aku memang tidak tau apapun soal perasaan yang dimiliki oleh (Y/n), tapi yang jelas, aku lebih dekat dengannya. Jika dia tidak menyukaiku, tidak ada alasan untuk (Y/n) menyukaimu!"

Sanemi mengangkat jari telunjuknya dan diarahkan pada wajah Giyuu. "Ingat, tuan santuy. Kebersamaan yang lama tidak selalu berakhir dengan perasaan yang sama"

Mampus! Giyuu tak mampu berkata kata lagi. Giyuu tercengang, mengapa sekalinya Sanemi bucin langsung bisa membuat kata kata bijak? Ia hanya bisa menatap Sanemi dengan tatapan 'aku ingin memakan mu'. Tapi tentu saja Giyuu tidak bisa melakukan itu, ia bukan iblis.

Kami-sama, jadikanlah Giyuu iblis agar bisa memakan Sanemi hidup hidup.

"Jadi, awal dari persaingan, huh?" ucap Sanemi sembari menatap Giyuu remeh.

"Yang pasti, tetap aku yang akan menang" sombong Giyuu

"Aku!"

"Aku!"

"Aku!"

"Oi kalian!"

Sanemi dan Giyuu terperanjat kaget ketika mendengar suara seorang wanita. Dengan reflek keduanya menoleh ke arah (Y/n) dan melihatnya sudah bangun dengan wajah kesal.

"Kalian menyuruhku tidur, tapi kalian sendiri berisik, mau kalian apa sih?!" bentak (Y/n) dengan kedua tangan di pinggang

Giyuu dan Sanemi pun gelagapan dan menghindari kontak mata dengan (Y/n). Giyuu bersiul sambil melihat ke sekeliling sedangkan Sanemi mengambil nichirin miliknya dan memperhatikannya.

(Y/n) geleng geleng kepala dengan sikap mereka. Namun, ada yang aneh saat itu. Wajah (Y/n) sedikit memerah. Ia hendak berdiri tapi sempat kebingungan ketika melihat sebuah kain menyelimuti dirinya.

"Ini apa?" (Y/n) melihat kain tersebut dan terpaku pada lambang salju di tengahnya. "Heee?! Ini kan haori ku?!" ucapnya tidak percaya

"Ya, itu milikmu" balas Sanemi. "M-maaf telah merusaknya saat itu" wajahnya sedikit merona saat itu, tapi tentu saja (Y/n) tidak menyadarinya.

"Woah! Arigatou! Kau telah memperbaikinya? Sugoii na!" ujar (Y/n) antusias sembari memasangkan haori itu pada tubuhnya.

"(Y/n), lepas"

(Y/n) memiringkan kepalanya tidak mengerti saat mendengar ucapan Giyuu. "Kenapa aku harus melepasnya?"

Giyuu menatap Sanemi ketus dan berucap, "Haori itu sudah rusak, aku akan memberikan yang baru untukmu" Giyuu berjalan menghampiri (Y/n) untuk mengambil haori itu, tapi langsung dihadang oleh (Y/n) sendiri

"Tidak boleh! Aku menyukai haori ini!" tolak (Y/n) sambil merentangkan tangannya

Giyuu menghela nafas lelah. "Tapi (Y/n), haori itu sudah rusak, aku bisa memberikan yang lebih bagus lagi" Giyuu beralih menatap Sanemi kesal "Lagipula, haori itu sudah tercemari"

(Y/n) menggeleng pelan dan menatap jahitan yang berada pada haori itu. "Tidak. Aku menyukai haori ini. Haori ini adalah yang menemani perjalanan ku hingga saat ini. Banyak kenangan yang aku lewatkan bersamanya" tatapan (Y/n) beralih pada Giyuu

"Dan juga, ini adalah benda pertama pemberianmu. Bagaimanapun juga, ini sangat berharga bagiku" (Y/n) menunjukan senyumannya membuat wajah Giyuu memunculkan rona tipis. Sedangkan Sanemi dari tadi panas melihat interaksi mereka berdua

"Lagipula..." (Y/n) menatap Sanemi dan tersenyum "Dengan jahitan yang ada pada haori ini, haori ini akan selalu mengingatkanku pada kalian"

Sementara itu, Giyuu menatap kesal pada Sanemi, ia pun menghampiri Sanemi dan berbisik pelan, tentu saja (Y/n) tak dapat mendengarnya.

"Kau merusak pemberianku, sialan" Sanemi hanya tersenyum puas ketika Giyuu seperti sangat marah padanya

"Sudahlah, kita pergi sekarang, kita tidak punya banyak waktu" ujar (Y/n)

(Y/n) mulai menghampiri Tanjirou untuk membangunkannya. "Kau yakin? Kau tidak apa apa?" tanya Giyuu khawatir

"Aku sudah cukup istirahat, tenang saja" ujar (Y/n) sembari berjongkok dan menggoyangkan tubuh Tanjirou pelan.

Saat Tanjirou sudah membuka matanya, (Y/n) kembali bangkit untuk membangunkan Zenitsu. Namun, tiba tiba tubuhnya oleng. Jika saja tidak ada pohon didekatnya, ia pasti sudah jatuh.

"Oi, kau kenapa?!" tanya Sanemi hendak membantu tapi tidak jadi karena masih mempertahankan harga dirinya.

(Y/n) mengangkat tangannya untuk meremas kepalanya pelan. "Aku baik baik saja, cuma sedikit pusing" ia pun lanjut berjalan untuk membangunkan Zenitsu dan berlanjut pada Inosuke.

"Kita pergi sekarang"

.
.
.
.
.

Keringat menetes dari wajah mereka membasahi tanah, kepalanya menghadap langit, menatap matahari yang sedang bersinar dengan teriknya.

Kaki mereka bahkan sudah tak kuat menahan berat badan sendiri, ingin rasanya berbaring di ranjang ruang perawatan sembari membayangkan indahnya dunia ini tanpa adanya iblis di dalamnya.

Kakinya serasa ingin patah, tapi mereka tak bisa menghentikan misi di tengah jalan. Setelah berhari hari dilalui, setelah berpuluh kilometer dilewati, iblis yang diincar tak kunjung ditemui.

"(Y/n)-nee?"

(Y/n) tersentak kaget saat Tanjirou menepuk pundaknya, ia menoleh dan mendapati Tanjirou dengan wajah khawatirnya. "Apa kau baik baik saja? Akhir akhir ini kau sering melamun"

(Y/n) memegang tangan Tanjirou dan mengangguk pelan. "Aku baik baik saja"

Mereka pun melanjutkan perjalanan nya. (Y/n) berjalan agak lambat sehingga berada paling belakang. Dengan matanya, ia menatap punggung Sanemi dan Giyuu yang ada di hadapannya.

"(Y/n) bodoh, bagaimana bisa aku mencintaimu?"

(Y/n) menggelengkan kepalanya cepat ketika ingatan itu menyerangnya kembali. Wajahnya bersemu merah saat mengingat bagaimana Sanemi menyatakan cinta padanya secara tidak langsung. Sungguh, apa (Y/n) hanya bermimpi kala itu?

'Benarkah Sanemi menyukaiku?' batinnya bertanya tanya

(Y/n) beralih menatap wajah Giyuu yang hanya terlihat sebagian. 'Mengapa tidak kau saja yang mengatakan hal itu, Giyuu?' desahnya dalam hati

.

Matahari sudah bersembunyi sekarang ini. Mereka bisa bernafas 'sedikit' lega karena sinar matahari tidak menyengat tubuhnya. Namun, lagi lagi langkah mereka terhenti ketika melihat (Y/n) terdiam tanpa mengucapkan apapun.

(Y/n) merasakan gejolak di perutnya, rasanya semua makanan yang telah ia masukan kedalam perutnya akan segera keluar. Lantas dengan sigap tangannya menutup mulut untuk mencegah kemungkinan yang terjadi.

Gadis itu berlari menjauhi teman temannya, Giyuu yang panik lantas segera mengejarnya. Giyuu melihat (Y/n) berpegangan pada sebuah pohon sambil mencoba mengeluarkan sesuatu dari mulutnya(?)

"(Y/n)?"

"Hooeekk, uhuk hooeekk"

Giyuu panik saat melihat (Y/n) seperti ingin memuntahkan sesuatu. Ia pun segera menghampiri (Y/n) dan memegang pundaknya. "(Y/n), kau sakit?!"

(Y/n) menggeleng menandakan bahwa ia baik baik saja, tapi yang Giyuu lihat (Y/n) masih berusaha memuntahkan sesuatu dari dalam mulutnya. "(Y/n), sungguh kau tidak apa apa?!"

(Y/n) mulai berdiri tegak dan menghapus air liur yang tersisa pada bibir dengan lengannya. "Aku baik baik saja, uhuk, perutku sedikit mual"

"(Y/n)-nee!" panggil Tanjirou menyusul bersamaan yang lain. Tanjirou langsung memegang kedua pundak (Y/n) dan menatapnya khawatir.

"Kau baik baik saja kan? Apa kau sakit? Kau mau istirahat terlebih dahulu?" tanya Tanjirou beruntun

(Y/n) hanya menanggapi pertanyaan Tanjirou dengan senyum tipis dan gelengan pelan. "Aku baik baik saja"

Gadis itu pun mulai menatap teman temannya satu persatu. "Aku merasa, perjuangan kita selama ini akan segera membuahkan hasil" (Y/n) tersenyum lebar kala itu

"Mungkinkah?" ucap Tanjirou mencoba menebak. (Y/n) membalasnya dengan anggukan mantap.

(Y/n) beralih menatap Inosuke. "Inosuke, kau bisa mendeteksinya kan? Aku rasa tidak terlalu jauh"

Inosuke yang entah kenapa menjadi pintar sejenak langsung mengerti perkataan (Y/n). Ia pun menancapkan kedua nichirin nya ke tanah dan mulai merentangkan tangannya.

Setelah beberapa saat, Inosuke menatap (Y/n) dan menunjuk suatu arah. "Ke sana"

"Akhirnya!!" sorak Zenitsu senang

Tanjirou menghela nafas lega. "Akhirnya kita menemukannya setelah satu minggu lamanya"

"Benar. Dan kalian jahat sekali hanya memberikan istirahat 5 menit 3 kali dalam sehari hanya untuk makan!" kesal Zenitsu kepada para Pilar

"Benar! Kita kelelahan! Tapi untunglah dengan kehebatan ku ini, uppermoon 3 sudah ditemukan, hahaha" sombong Inosuke

(Y/n) maju beberapa langkah ke arah yang ditunjukan oleh Inosuke. "Apanya yang akhirnya?"

Semua orang langsung menatap (Y/n) ketika mendengar ucapannya. (Y/n) menoleh kebelakang dan memegang gagang nichirin nya erat. "Pertarungan kita, baru saja dimulai"

Giyuu ikut melangkah dan berhenti di samping kanan (Y/n). "Kalau begitu, aku yang memimpin tim ini"

"Apa maksudmu hah?!" teriak Sanemi. Ia ikut melangkah dan berdiri disebelah kiri (Y/n) "Aku yang memimpin!"

"Aku!"

"Aku!"

(Y/n) memandang keduanya dengan tatapan kesal. "Diam!"

Seketika keduanya terdiam dan menatap (Y/n) dengan tatapan patuh. Eh, kenapa bisa begitu?

Gadis itu berbalik, menghadap semua teman temannya. "Aku yang memimpin!" ucap (Y/n) tegas

"Heh, apa maksudmu?! Kau perempuan, mana bisa memimpin kami hah?!" bentak Sanemi

"Aku tidak ingin kau kenapa kenapa, (Y/n). Biar aku yang memimpinnya" ucap Giyuu

"Tidak!" tolak (Y/n) tegas "Jika kalian terus bertengkar seperti ini, yang ada tim ini akan hancur berantakan!"

"Aku juga setuju sih, sebaiknya (Y/n)-nee saja yang memimpin" ucap Tanjirou memberi pendapat

"Aku juga!" timpal Zenitsu

"Jadi, sudah jelas kan, siapa yang memimpin?" ucap (Y/n) menaik turunkan alisnya, mencoba menggoda amarah Sanemi dan Giyuu

(Y/n) pun terkekeh melihat reaksi Sanemi yang mendecih dan Giyuu yang membuang muka.

Ia pun berbalik, hendak pergi ke arah yang Inosuke tunjuk. Namun, baru saja kakinya berjalan 5 langkah, ia berhenti dan terdiam di tempat, seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Dan yah..."

(Y/n) berbalik dan menunjukan senyum manisnya, semilir angin di malam hari meniup rambutnya ke sana kemari. "Jika terjadi sesuatu padaku. Ku serahkan tugas pemimpin ini kepadamu ne, Giyuu"

Sanemi dan Giyuu terdiam mencerna kata kata dari (Y/n) 'apa yang kau maksud 'terjadi sesuatu padaku'?' batin mereka berdua

.
.

"Whoaa, besar sekali!" Zenitsu melihat dengan tatapan takjub ketika ada sebuah rumah yang sangat besar di hadapannya

"Ini aneh, rumah sebesar ini ada di tengah hutan?" gumam (Y/n) kebingungan. Rumah dihadapannya ini lebih besar 3x lipat dari kediaman Oyakata-sama. Bukankah aneh jika ada ditengah hutan seperti ini?

"(Y/n)"

(Y/n) menoleh pada Inosuke saat namanya terpanggil. "Dia ada disini"

Mata (Y/n) melebar mendengar ucapan Inosuke, mungkinkah?

Semua orang langsung berlari menuju pintu rumah dan seketika memekik kaget ketika melihat darah berceceran dimana mana.

"Mengerikan" ujar Zenitsu sembari menelan ludahnya susah payah

(Y/n) yang berada di barisan paling depan mengangkat sebelah tangannya untuk mencuri semua perhatian. "Jangan berpisah, kita cari dulu dimana dia"

Semuanya mengangguk, mereka mulai menyusuri lorong rumah tersebut. Pintu demi pintu dibuka, tapi tak ada siapapun yang ada di sana.

Hingga akhirnya, (Y/n) merasakan mual di perutnya menjadi jadi saat ingin membuka sebuah pintu. Dengan tangan gemetar, ia geser pintu itu dan terkesiap dengan pemandangan yang ia lihat.

Ini seperti ruangan darah.

Lantai banjir oleh darah berwarna merah pekat. Semua orang menutup mulutnya, menahan rasa mual yang tiba tiba menyerang saat mencium bau darah itu.

Namun, jika dilihat lebih jeli, ada seseorang yang tengah terduduk memunggungi pintu yang (Y/n) buka.

"Wah, aku mendapatkan tamu ya?"

Semua orang rasanya lupa bagaimana cara bernafas. Tekanan yang diterimanya sangat tidak bisa dianggap remeh. Semua orang, kecuali (Y/n). Ia memandang orang itu dengan kilatan amarah di matanya.

Brakk

Semua orang terkejut ketika (Y/n) melesat ke depan hendak menebas orang itu dengan nichirin nya. Namun, dengan kereflekannya, orang tadi berhasil meloloskan diri.

"Hehh, kau lagi?"

(Y/n) bangkit berdiri setelah sebelumnya terjatuh karena gagal menebas targetnya. Ia menatap nichirin miliknya sendiri yang tidak dapat memutuskan kepala orang yang sangat ia benci.

"Oi, apa yang kau lakukan?!" teriak Sanemi marah melihat sikap (Y/n) yang sangat gegabah

(Y/n) berbalik dan menatap teman temannya, ia pun tersenyum. "Hehe, maaf, aku terbawa emosi"

Tatapan (Y/n) beralih pada orang tadi. Tidak, lebih tepatnya iblis. "Senang bertemu denganmu lagi, Akaza" ia tersenyum seolah bertemu teman lama setelah sekian lamanya.

Akaza tersenyum miring. "Kau ingin melawanku lagi? Atau ingin kalah dan terluka parah seperti waktu itu?"

(Y/n) tertawa mendengar penuturan Akaza. "Maaf tuan, bukankah kau yang pengecut sehingga harus melarikan diri?"

Keduanya memancarkan kilat amarah di matanya, seakan ingin memangsa satu sama lain. Teman teman (Y/n) memandang keduanya takut, keduanya mengeluarkan tekanan yang tidak bisa dibilang biasa.

"Sebenarnya aku tidak suka melawan ataupun memakan wanita, tapi entah kenapa aku sangat ingin mencoba darah dari wanita keras kepala sepertimu" Akaza mulai memasang kuda kuda nya

(Y/n) terkekeh kecil, walau dalam hati ada sedikit rasa takut untuk melawan Akaza. Ia mengangkat tangannya ke atas. "Teman teman, kita mulai permainannya..."

.
.
.
.
.
TBC

Chapter selanjutnya (setelah flashback) author buat khusus melawan Akaza!!

Oh iya, chapter ini kebanyakan dialog kah? Candaannya kriuk kress banget, author nangis╥﹏╥

Jujur aja agak bingung buat nulis chapter selanjutnya, soalnya author kurang bisa bikin scene epic. Tapi, author usahakan yang terbaik.

Terimakasih untuk vote dan komentarnya! Kalian benar benar membantu. See you next time!

Continue Reading

You'll Also Like

488K 48.9K 38
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
68.6K 6.2K 49
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
51K 3.6K 52
"Jika ada yang harus berkorban dalam cinta ini, maka itu cintaku yang bertepuk sebelah tangan" - Dziya Idzes "Sekat-sekat ruang yang tertutup layakn...
39.4K 5K 43
[DISCLAIMER!! FULL FIKSI DAN BERISI TENTANG IMAJINASI AUTHOR. SEBAGIAN SCENE DIAMBIL DARI STREAM ANGGOTA TNF] "apapun yang kita hadapi, ayo terus ber...