ARGATARA [NEW VERSION]

Bởi sankaara

377K 19.4K 6.6K

[FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA] Gimana rasanya nikah saat masih dibangku SMA? Apalagi nikahnya di j... Xem Thêm

PROLOGUE
VISUAL KARAKTER
[Bagian 1] Calon Suami?
[Bagian 2] Hampir Batal
[Bagian 3] Coffe Latte
[Bagian 4] You're Mine
[Bagian 5] Arga Marah
[Bagian 6] Sunset with Kak Daniel
[Bagian 7] Posesif
[Bagian 8] Masa lalu Bella
[Bagian 9] Cowok Brengsek
[Bagian 10] Makan Malam
[Bagian 11] Arga & Bella?
[Bagian 12] Liontin Hati
[Bagian 13] Mantan Arga
[Bagian 14] Will you be my fiance?
[Bagian 15] Gawat!
[Bagian 16] Permintaan Tara
[Bagian 17] Besok Nikah?
[Bagian 18] Mantan dan Sahabat
[Bagian 19] Pernyataan Pahit
[Bagian 20] Sorry Daniel
[Bagian 21] Rencana Jahat? Gagal
[Bagian 22] The Wedding
[Bagian 23] First Night
[Bagian 24] Morning Kiss
[Bagian 25] Jealous?
[Bagian 26] Masalah Baru
[Bagian 27] Berubah?
[Bagian 28] Siapa dia?
[Bagian 29] Pengganggu
[Bagian 30] Gosip
[Bagian 31] Selingkuh?
[Bagian 32] Pertengkaran hebat
[Bagian 33] Mabuk & kesempatan
[Bagian 34] Akting yang bagus
[Bagian 35] Mode ngambek
[Bagian 36] Making baby?
[Bagian 37] Terbongkar
[Bagian 38] Tania & Archella?
[Bagian 39] Awal Pertemuan (Archella & Tania)
[Bagian 40] Awal pertemuan (Arga & Bella)
[Bagian 41] Pernah bertemu
[Bagian 42] Di godain cogan
[Bagian 43] Hukuman Tara
[Bagian 44] Izin Prom Night?
[Bagian 45] Siapa Alyne?
[Bagian 46] Acara Prom Night!
[Bagian 47] Bella berulah lagi?
[Bagian 49] Tara Keguguran?
[Bagian 50] Tara egois?
[Bagian 51] Testpack?
[Bagian 52] Garis dua
[Bagian 53] Mimpi buruk
[Bagian 54] Tanggung jawab
[Bagian 55] Arga & Tania?
[Bagian 56] ??? (special part)
[Bagian 57] Sisi lain Arga
[Bagian 58] Luka dan Obat
[Bagian 59] Menikah lagi?
[Bagian 60] Kepergian Tara dan Kehancuran Tania
ARGATARA END
EXTRA PART 1
EXTRA PART 2
EXTRA PART 3
EXTRA PART 4

[Bagian 48] Perempuan gila

2.4K 166 3
Bởi sankaara

VOTE KOMEN JUSEYOOO
ARIGATOOOU

Happy Reading

༻୨♡୧༺

"Lo harus mati, Tara!" desis Bella menatap Tara dengan sangat tajam.

"Ma-maksud lo apa, Bel?" tanya Tara, jujur ia sangat takut melihat tatapan Bella seperti seorang psikopat.

Bella mengeluarkan smirknya, tangannya terangkat untuk menyentuh rambut Tara yang tergerai dan menariknya membuat Tara meringis kesakitan.

"Aws! Lepasin Bell, sakit," ringis Tara membuat Bella tersenyum devil.

Bella menyeret Tara dengan menarik rambut gadis itu, membawanya ke sudut belakang taman hotel yang cukup sepi.

Bella menghempaskan tubuh Tara membuat gadis itu menubruk tembok. Tara memegangi kepalanya yang terasa berdenyut dan sangat perih akibat ulah perempuan di hadapannya.

Bella melangkah mendekati Tara dengan senyuman menyeramkan, perempuan gila itu membenturkan kepala Tara ke tembok membuat Tara meringis.

"Akh!" Tubuh Tara merosot ke bawah, terduduk di atas rerumputan.

"Gue benci banget, Ra sama lo. Demi apapun gue benci lo!" ucap Bella tajam.

Plak!

"Ini balasan karena lo udah rebut Arga dari gue!" Bella menampar pipi kanan Tara dengan sangat kencang membuat wajah gadis itu terhempas ke samping.

Plak!

"Ini balasan karena lo udah ngerebut apa yang seharusnya jadi milik gue!" Bella berganti menampar pipi kiri Tara.

"Bel---" lirih Tara keadaan gadis itu sudah sangat berantakan dengan luka lebam di pipinya akibat tamparan Bella.

Plak!

Sekali lagi, perempuan gila itu menampar Tara membuat darah segar mengalir di bibir gadis itu.

Sebenarnya bisa sajar Tara melawan hal tindakan seperti ini bahkan membalas hal yang sama pada orang yang sudah melukai, jika itu bukan sahabatnya orang yang pernah tertawa dan menangis bersamanya. Tara tidak bisa melakukan itu, tangannya terasa lemas, ia hanya bisa menerima perlakuan Bella tanpa bisa membalasnya.

"Dan ini balasan untuk lo yang udah bikin hidup gue hancur! Semuanya gara-gara lo, bitch!" pekik Bella di hadapan wajah Tara.

"Bel, gue minta maaf. Gue nggak ada maksud buat bikin hidup lo kayak gini, gue---" ucapan Tara terhenti karena Bella menyelanya.

"Bacot, tau nggak? Gue nggak butuh alasan dari lo, yang gue pengen lo itu mati!" desis Bella menekankan kata mati membuat Tara menggelengkan kepalanya.

"Nggak ada yang bisa milikin Arga selain gue dan lo harus gue singkirin dari dunia ini!" ucap Bella di sertai seringaian psikopat.

Bella mengangkat pisau lipat yang ia pegang ke udara dan tertawa jahat menatap Tara.

"J-jangan, gue mohon Bel, jangan lakuin ini. Lo harus sadar!" ucap Tara memohon.

Bella tidak mendengar permohonan Tara, ia malah menarik tangan Tara kasar. "Bel, jangan..." lirih Tara matanya hampir mengeluarkan air mata.

Tara mencoba menarik tangannya dari cengkraman Bella. "Diem, sialan!" sentak Bella.

"Bel, lo kenapa kayak gini, sih? Lo nggak inget kita pernah jadi sahabat. Kenapa lo tega lakuin ini ke gue, Bellaaa?" lirih Tara, air matanya sudah mengalir membasahi kedua pipinya.

Bella mengetatkan rahangnya. "Harusnya gue yang ngomong kayak gitu, sialan! Lo yang tega rebut Arga dari gue padahal lo tau gue masih cinta sama dia, lo penghianat, Raa!" pekik Bella marah.

"Gue juga nggak tau kalo gue bakal di jodohin sama Arga masa lalu lo, Bel. Gue bener-bener nggak tau, gue nggak mau kayak gini, gue nggak mau nyakitin lo. Tapi itu udah takdir---"

"Persetan dengan kata takdir! Intinya gue bakalan benci lo seumur hidup gue, Ra!" ucap Bella kembali menarik tangan Tara dan menggoreskan pisau tajam itu pada pergelangan tangan Tara.

"Alangkah baiknya, kita pemanasan dulu, oke bitch?" Bella tersenyum devil menatap wajah Tara yang kesakitan.

Bella mengukir kata BITCH di pergelangan tangan Tara dengan pisau lipatnya itu.

"Akh! S-sakit Bella, lepasin tangan gue, hiks!" isak Tara, mencoba menarik tangannya tetapi malah membuat goresan itu semakin melebar.

Bella tersenyum puas melihat hasil karyanya di tambah darah yang keluar dari pergelangan tangan Tara. "Sekarang waktunya untuk lo mati, Tara," desis Bella hendak menusuk Tara tetapi gadis itu langsung menahan tangan Bella.

"Sadar, Bel. Jangan kayak gini!" ucap Tara seraya menahan pisau itu, dan mencoba merampasnya dari tangan Bella. Tara tidak memperdulikan darah dan rasa sakit di pergelangan tangannya. Ia harus melawan kali ini, Bella sudah kelewatan batas.

"Sialan, lo udah mulai berani lawan gue ya?!" pekik Bella berusaha menarik pisaunya karena Tara terus melawan.

Mereka berdua berusaha memperbutkan pisau itu. "Tolong! Siapapun tolongin gue!" pekik Tara, menghindar dari pisau itu yang hampir mengenai perutnya.

Sret!

Bella berhasil menusuk pisau yang ia pegang ke perut Tara membuat gadis itu memekik keras dan jatuh terduduk. "Akh!" ringis Tara, ia memegangi perutnya yang sudah mengeluarkan darah.

༻୨♡୧༺

"Ini ponselnya Tara kok bisa di sini?" tanya Tata, seraya mengambil ponsel Tara yang tergeletak di bawah tanah.

"Eh, itu suaranya Tara kan?" tanya Kevin yang baru saja mendengar suara teriakan dari arah taman belakang hotel.

Arga langsung berlari menuju sumber suara begitupun Tata dan Kevin.

Pria itu melebarkan matanya saat melihat istrinya yang sudah terkapar tidak berdaya. Ia menatap nyalang ke arah Bella yang tengah berdiri sambil memegang pisau lipat di tangannya.

Kevin dan Tata ikut terkejut dengan apa yang ia lihat di hadapannya. Tata menutup mulutnya, syok.

"LO APAIN ISTRI GUE, ANJING?!" pekik Arga berteriak marah pada Bella, pria itu segera menghampiri Tara yang meringis kesakitan seraya memegangi perutnya.

"A-arga, s-sa-kit----" ucap Tara tersenggal-senggal, raut wajahnya menahan rasa sakit yang teramat di perutnya.

Bella tertawa membuat Arga menoleh, menatap perempuan itu dengan mata berapi-api. Kalau saja Bella bukan perempuan mungkin Arga sudah menghabisinya di tempat ini.

"LO UDAH GILA, HAH?!" pekik Arga marah.

"Aku kayak gini karena kamu, Arga. Aku masih cinta sama kamu, dan aku pengen dia mati!" ucap Bella hendak melangkahkan kakinya, mengarahkan pisau itu kepada Tara.

"LO GILA SUMPAH GILA BANGET ANJING! NGGAK WARAS LO!" maki Arga.

Baru saja Kevin ingin menahan Bella, tetapi Arga terlebih dahulu menahan tangan Bella, pria itu bangkit berdiri dan merampas pisau dari tangan perempuan itu. Tata berlari menghampiri sahabatnya, menaruh kepala Tara di atas pangkuannya.

"Ra, maafin gue. Harusnya tadi gue nggak ninggalin lo sendiri, hiks---" isak Tata menatap Tara yang tubuhnya sudah banyak luka, gaun putih cantik itu sudah bersimbah darah membuat Tata tidak bisa menahan tangisannya.

Tara menggelengkan kepalanya pelan sambil tersenyum menahan rasa sakitnya.

Arga mendorong tubuh Bella dengan sangat kasar membuat perempuan itu terjatuh. "Beruntung lo cewek, kalo bukan udah gue habisin lo detik ini juga!" ucap Arga dengan sorot mata tajam.

"Devan, kenapa kamu jahat sama aku? Aku masih cinta sama kamu! Aku pengen kita kayak dulu lagi!" ucap Bella berteriak pada Arga membuat pria itu menggeram marah.

"BACOT ANJING! Stop panggil gue Devan! Gue udah nggak ada rasa apapun sama lo, malah gue benci dan jijik sama sikap lo yang sebodoh ini!"

Bella berdiri, berjalan menghampiri Arga. Bella memegang lengan pria itu sontak Arga langsung menepisnya kasar, membuat Bella terhuyung.

"Jangan sentuh gue, sialan!" desis Arga.

"Van, tapi aku cinta sama kamu, aku nggak mau kamu jadi milik orang lain!" pekik Bella di hadapan wajah Arga.

Pria itu kesal dan menarik rambut Bella kasar hingga membuat kepalanya mendongak. "Akh!" Bella meringis saat rambutnya di tarik.

"Jangan harap lo bisa bebas dan tenang setelah lo bikin istri gue celaka!" ancam Arga dengan mata berkilat api.

"KAK ARGA!" panggil Tata membuat Arga menoleh ke belakang. "Tara, kak---"

Arga menghempaskan tubuh Bella kasar dan langsung berlari menghampiri istrinya.

"Ra, sayang, jangan tutup mata kamu. Kita ke rumah sakit sekarang!" ucap Arga panik seraya memeluk tubuh istrinya yang sudah lemas tak berdaya.

"Vin, cepet telepon ambulan!" ucap Arga tegas.

"Gue udah panggil, ambulan dikit lagi dateng," jawab Kevin.

Ya, dari awal melihat kondisi Tara, Kevin langsung menghubungi ambulan karena ia sudah menduga pasti Arga akan terbawa emosi dan tidak sempat menghubungi ambulan.

"A-argaa perut a-aku sa-kit, banget," gumam Tara, kelopak matanya sudah mulai menutup.

"Sabar sayang, dikit lagi ambulan dateng, tolong tetep buka mata kamu," ucap Arga mencium kening istrinya.

Tara menggeleng lemah. "A-aku-- nggak k-kuat, Ga. I-ini sa-kit..." lirih Tara, tangan gadis itu terus memeluk perutnya yang banyak mengeluarkan darah, perlahan matanya mulai tertutup.

Tara tidak sadarkan diri.

"Sayang, maafin aku, aku nggak dateng tepat waktu. Aku mohon jangan dulu tutup mata kamu," ucap Arga semakin panik, dadanya perih melihat keadaan istrinya.

"Ra, buka mata kamu! AMBULANNYA MANA, SIH?! ARGHHH ANJING!" pekik Arga, jantungnya berdegup kencang saat Tara menutup matanya.

Tata duduk di samping Tara, sedari tadi air matanya tidak berhenti keluar, ia menangis tersedu-sedu melihat kondisi sahabatnya itu. Ia tidak menyangka Bella sebenci itu pada Tara sampai berani melakukan hal bodoh.

Kevin mengusap lembut punggung gadisnya yang sedari tadi bergetar akibat menangis. "Tenang, Ta."

Terdengar suara sirene ambulan, dengan cepat Arga segera menggendong tubuh istrinya yang sudah tak sadarkan diri, tidak peduli kaosnya yang terkena noda darah.

Semua siswa ikut keluar karena suara sirene ambulan itu, betapa terkejutnya mereka semua saat melihat Tara yang tengah di gendong oleh Arga dengan gaun yang terdapat noda darah.

"Oh my God! Tara, kenapa?" pekik salah satu siswi.

"Eh, ini ada apaan, sih? Itu Tara kenapa?"

"Pasti ulahnya si Bella, nih!"

"Kita harus cari tau, woy!"

Arga terus berjalan menghampiri ambulan tanpa memperdulikan ucapan orang-orang yang ada di sana. Ia meletakkan tubuh Tara ke atas brankar yang ada di dalam mobil ambulan. Arga ikut masuk ke dalam sedangkan Tata dan Kevin mengikuti ambulan menggunakan motor besar milik Kevin.

༻୨♡୧༺

Arga menonjok dinding tembok rumah sakit, meluapkan emosi dan rasa penyesalannya karena tidak datang tepat waktu menyelamatkan istrinya dari perempuan gila bernama Bella.

"Argh, sialan!" umpatnya membuat orang yang melewatinya menatap Arga dengan tatapan heran, tetapi pria itu tidak memperdulikannya.

"Sabar, bro. Tenang jangan marah-marah gini," ucap Kevin pada Arga.

"Gimana bisa tenang, istri gue di celakain sama tuh cewek gila! Coba aja gue dateng tepat waktu, pasti Tara nggak sampe masuk rumah sakit!" ucap Arga marah.

Kevin terdiam beberapa detik. "Ya, semoga aja kita nggak telat juga bawa dia ke rumah sakit," ucap Kevin membuat Arga menoleh tajam menatapnya.

"Maksud lo ngomong gitu apa, anjing?!" Pria itu menatap Kevin dengan wajah marahnya, ia menarik kerah baju Kevin.

Tata berdiri dari duduknya, mata gadis itu sangat sembab. "Kalian jangan bikin masalah tambah rumit, inget ini di rumah sakit, jangan bikin keributan di sini!" peringat Tata dengan suara serak karena gadis itu kebanyakan menangis.

Arga melepaskan kerah baju Kevin dan sekali lagi menonjok dinding tembok rumah sakit menyalurkan amarahnya. "Gue nggak suka sama ucapan lo! Gue yakin Tara bakalan baik-baik aja!" ucap Arga tegas.

Kevin mengagguk singkat. "Gue juga berharap begitu," ucap Kevin lalu duduk di samping gadisnya yang tengah menundukkan kepalanya menatap kedua kakinya dengan tatapan kosong.

"Jangan ngelamun," ucap Kevin mengusap lembut puncak kepala gadisnya.

"Gue takut, Vin." Tata memeluk Kevin membuat pria itu terdiam beberapa detik lalu tersadar dan membalas pelukan Tata, sudut bibirnya terangkat.

"Tenang Ta, everything will be alright. Tara pasti selamat. Kita berdoa aja ya," ucap Kevin lembut lalu mengecup puncak kepala gadisnya.

༻୨♡୧༺

to be continued
vote juseyooo
arigatoou

—sankaara

Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

11K 580 70
MENIKAH. Ini tentang kisah sepasang remaja yang di nikahi oleh orang tua nya, dengan alasan PERJODOHAN. Klasik memang! DILAN LAKSAMANA ADHITAMA seora...
2.1M 97.9K 70
Herida dalam bahasa Spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
635K 27.5K 64
[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] 15+ Ketika mempertahankan terlalu egois, merelakan terlalu sakit. Berulang kali rapuh, patah hati telah aku lewati. Unt...
3K 115 36
Kosong. Itulah yang kurasakan saat ini. - recommend song while reading: sunset-davichi this love - davichi