Hallo! Selamat hari Minggu! 🥰✨
Gimana perasaan kamu hari ini?! 🥰
Sebelumnya, terimakasih!! Untuk vote yang kutargetkan 80 udah hampir mendekati hihihi ...💃✨
Terimakasih untuk kalian yang masih membaca, vote, dan komen cerita ini! Aku sangat menghargainya!! 🥰
Jangan lupa vote dan komen yaa!! 🥰✨
Happy reading! ✨
* * *
"Saya hanya meningkatkan dosis racunnya sedikit," jawab Rezef, tidak peduli.
"Kemenanganmu belum dikonfirmasi. Apa kau tidak tahu betapa liciknya Archduke Heinrich?"
"Haruskah saya mempertimbangkan serangga tanpa darah bangsawan?"
Zenon menutup matanya sejenak untuk menenangkan amarahnya.
'Pangeran itu tidak bodoh.'
'Pangeran itu tidak bodoh.'
Zenon terus mengulangi kata-kata itu untuk dirinya sendiri di kepalanya. Tapi kemudian, dia menghentikan pikiran itu.
Pangeran itu putus asa. Dia tidak tahu apa-apa tentang kesederhanaan atau kesabaran. Dia kejam dan biadab. Apa bedanya dia dengan Heinrich, yang terkenal bukan pria sejati?
"Anda mungkin mengatakan seseorang yang tidak bisa membaca situasi dan berasal dari pedesaan 'lebih rendah' dari Anda. Tapi tahukah Anda berapa banyak preman yang dia bawa dari pedesaan? Saya bertanya apakah Anda tahu berapa banyak tentara bayaran yang dimiliki pria itu!"
"Apa menurutmu tentara bayaran atau preman bisa mengalahkan tentara pusat?"
"Tentara pusat adalah milik tentara kaisar, bukan milik Yang Mulia Pangeran!"
Rezef melemparkan cangkir di tangannya ke Zenon.
"Anda hanyalah anak kedua dari seorang marquis. Anda berani mengajari saya?!"
Rezef meledak marah. Setelah beberapa saat, amarahnya mereda. Dia mendecakkan lidahnya.
"Ini masalah sepele yang akan terselesaikan setelah saya naik takhta. Begitu saya mendapatkan kendali atas tentara pusat, itu tidak masalah. Jika tidak, saya hanya butuh kerja sama dari keluarga militer."
Cayena telah memilih putri dari sebuah keluarga di perbatasan sebagai salah satu dayangnya. Cayena juga menjaga hubungan baik dengan Raphael.
Rezef tidak menyukai fakta itu, tapi hal itu adalah sesuatu yang bisa membantunya.
Tuk, tuk.
Pada saat itu, seorang pelayan tunarungu masuk dengan membawa amplop di atas nampan.
Surat itu jelas membawa berita dari luar. Rezef mengeluarkan kartu itu dari amplop, membacanya, dan melemparkannya ke depan Zenon.
Zenon mengambilnya dan membacanya. Tulisan tangan itu adalah milik Kanselir Debussy.
「Ini sementara, tetapi Yang Mulia Putri telah diberikan otoritas yang sama dengan kanselir sebagai wakil Yang Mulia Kaisar. Sepertinya tindakan selanjutnya harus segera diambil. 」
Semua hak dan otoritas seorang putra mahkota telah diberikan ke Cayena.
"Saya telah mendapatkan seorang kanselir, Zenon Evans."
Rezef tersenyum, sama sekali tidak meragukan Cayena.
Zenon mengepalkan tinjunya.
"Sekarang adik saya akan menegakkan aturan militer. Akan lebih baik jika kamu bisa menang dari Komandan Jenderal Ksatria saat ini, bukan?"
Rezef tahu betul bahwa sebagian besar kekuatannya berasal dari status Marquis Evans.
Marquis Evans telah mengirim putra keduanya, yang tidak dapat mengambil alih timur ke Rezef sehingga dia tidak akan menyerahkan kekuasaan kekaisaran apa pun. Jika Julia menjadi permaisuri, mereka akan mengambil alih kerajaan Hill dan menjadi penguasa baru kekaisaran Eldaim.
Tapi semuanya menjadi kacau karena Cayena.
"Selama saya memiliki saudara perempuan saya, kekuatan kekaisaran tetap aman."
"Mendapatkan Cayena sudah menjadi pertandingan penting."
Semua yang telah dikontribusikan Zenon melalui nama Evans menjadi sia-sia.
Karena keadaan menjadi seperti ini, sulit baginya untuk mencegah Rezef meracuni kaisar dalam jumlah yang lebih besar.
Jika kaisar meninggal, itu akan menyebabkan situasi yang menguntungkan baginya di mana otoritas Cayena akan dicabut dan segalanya akan kacau balau.
Dengan satu atau lain cara, tindakan Rezef bermanfaat. Setidaknya untuk Zenon.
Rezef mengejeknya, berpura-pura menyesal.
"Anda seharusnya menjadi kanselir berikutnya. Apa yang harus kita lakukan?"
Mungkin itu masalahnya jika Cayena benar-benar setia kepada Rezef. Namun, Zenon tidak menganggap situasinya senyaman itu.
'Bangsawan sialan. Seluruh keluarga kacau, dan mereka mengendalikan tentara pusat...!'
Kurangnya tentara merupakan masalah bagi Rezef, tetapi juga menjadi masalah bagi keluarga Evans.
Keluarga Evans juga menginginkan tentara. Mereka memang memiliki beberapa tentara, tetapi mereka tidak berada pada level di mana mereka dapat berperang dengan wilayah lain.
Ketika Keluarga Evans membutuhkan pejuang, mereka selalu harus menyewa tentara bayaran yang menghabiskan banyak uang.
Selanjutnya, tentara bayaran harus direkrut dengan hati-hati karena Archduke Heinrich. Dia dikenal di pusat masyarakat karena memiliki kendali atas sebagian besar keluarga Evans.
"Ketika keluarga kami meneliti, kami menemukan bahwa kebanyakan rumah kontrak adalah milik Heinrich."
Tentara bayaran dan kontraktor di ibu kota juga milik Yester. Jika Zenon menyewa tentara bayaran, dia mungkin akan ditikam dari belakang.
Jadi, keluarga Evans memenangkan hati Kanselir Debussy.
Keponakan Kanselir Debussy, Viscountess Meryl Winston adalah teman tersayang Duchess Noa Kedrey.
Tidak masalah Evans mengirim Julia ke kadipaten Kedrey atau ke keluarga kaisar, mereka hanya memerlukan jalan untuk mendapatkan pasukan.
Akan mudah dan menguntungkan bagi mereka untuk mengambil alih keluarga kekaisaran dengan kaisar saat ini.
Namun, perubahan tiba-tiba Cayena menjadi kendala dalam perjalanan mereka.
Zenon menekan amarahnya yang meningkat dan mendapatkan kembali pikirannya yang dingin. Dia tidak bisa membiarkan usahanya selama ini sia-sia.
"... Tentu saja, jika Yang Mulia Putri membantu Anda dengan kekuatannya saat ini, tidak akan ada hal yang lebih baik."
"Dengan kata lain, saya adalah penerus takhta yang kuat. Saya tidak bisa dibandingkan dengan Heinrich."
"Anda benar."
Rezef memandang Zenon dengan mata meneliti, lalu menyeringai.
"Bukankah keluarga Evans dengan kuat mendukung saya? Adik perempuanmu datang sebagai dayang adik perempuan saya, kan?"
"Itu benar, tapi ..." Zenon menatapnya dengan curiga.
Rezef mengambil buku lain. Buku itu adalah perjalanan dari wilayah barat.
"Sudah waktunya bagiku untuk mulai mencari istri."
Zenon terdiam mendengar ucapan tak terduga Rezef. Rezef mengangkat kepalanya dan melihat ke arahnya.
"Apa yang sedang Anda lakukan? Kenapa Anda tidak pergi?"
"Saya akan pergi."
Saat Zenon melangkah keluar dari kamar tidur, Rezef berhenti berpura-pura tenang dan mengernyitkan wajahnya secara kejam.
'Jika kamu tahu yang sebenarnya, kamu mungkin akan mendapatkan masalah.'
Sebelum Henverton Gillian dibunuh, dia mengejek Rezef dengan kata-kata itu saat mengunjunginya di penjara.
"Kaki tanganku adalah Zenon Evans. Bajingan itu mengkhianatiku dan mencoba mencuri putri dariku."
"Beraninya ...!"
Rezef hampir saja menarik pedangnya, tidak mampu menahan amarahnya ketika Zenon memasuki kamarnya. Tidak langsung membelah tenggorokan Zenon menghabiskan semua kesabaran Rezef untuk hari ini.
Dia tidak bisa menyentuh Zenon sekarang.
"Tidak satu pun dari mereka yang menipuku akan dibiarkan hidup."
Mata Rezef bersinar dengan niat membunuh.
* * *
Anehnya, mata Cayena terasa kaku. Apakah karena dia membaca di bawah cahaya lampu?
Dia sejenak mengalihkan pandangan dari dokumen. Dia menekan bagian atas kelopak matanya dengan tangannya dan mengusap kepalanya.
"Kenapa kepalaku sakit lagi ...?"
Cayena lelah seperti dulu ketika dia terus bekerja lembur untuk mempersiapkan proyek dalam pekerjaannya.
Tenggorokannya sepertinya juga sakit. Cayena mengambil cangkir teh yang jauh darinya dengan kekuatan sihirnya dan meletakkannya di telapak tangannya.
Dia menyesapnya, tetapi teh yang dulunya panas sekarang dingin. Cayena menyadari bahwa cahaya putih bersinar di antara tirai tebal.
Cayena terjaga sepanjang malam. Dia mendesah. "Tapi aku masih punya banyak yang tersisa."
Dia tanpa lelah telah mempelajari materi, tetapi masih banyak yang harus dia lihat. Proses belajarnya lebih lambat karena dia tidak bisa menelepon seorang pria untuk meminta nasihat tentang hukum militer saat fajar. Cayena kira-kira tahu bagaimana administrasi dijalankan, tapi itu saja.
"Jelas tidak mungkin untuk memikirkan semua ini dalam satu hari."
Namun, akan ada orang-termasuk Kanselir Debussy- yang ingin membuktikan kurangnya kemampuannya.
Bagaimanapun, tujuan Cayena adalah hanya cukup memahami untuk mendapatkan reaksi dari Komandan Jenderal Kstaria dan pejabat lainnya. Cayena bangkit dari sofa dan dengan lembut merilekskan tubuhnya yang terbebani.
Pintu terbuka, dan Vera masuk.
"Apakah Anda sudah bangun- Oh, Yang Mulia?"
Vera melirik ke arah tempat tidur seperti biasa, lalu buru-buru melihat ke meja.
Adegan dengan lampu dan dokumen ditempatkan di mana-mana di atas meja itu tidak biasa, tapi sangat jelas untuk apa hal tersebut.
"Yang Mulia, apakah Anda tidak tidur sama sekali?"
Vera hendak mengomel lagi saat Cayena melambaikan tangannya.
"Tidak. Aku tidur sebentar."
Vera memeriksa tempat tidur. Cayena juga secara alami mengalihkan pandangannya ke tempat tidur.
Kasur itu rapi tanpa satu pun kerutan, sama seperti kemarin.
'Hmm.'
Cayena tidak terlalu berhati-hati.
* * *
Nahlho, Rezef udah mulai muncul lagi nih 😳
Siapa yang kangen Rezef?! 🤭😂
Aku kangen banget sama Rezef hihihi 🤭
Adakah yang masih inget Bayel? Ethel? Siapakah mereka? 😂😭
Jumpa lagi di bab selanjutnya yaww!! Terimakasih!! 🥰✨