District 9

By porumtal

119 31 0

Mereka hanyalah sekumpulan anak2 pemberontak, yang bahkan tidak paham untuk apa mereka dikumpulkan Cover by:... More

Distict 9
2.Tujuan

1. Pelarian

40 9 0
By porumtal

⚠️Attention Please⚠️

• Nama tempat, fraksi, juga organisai yang ada di cerita ini hanyalah fiksi belaka. Jika ada kesamaan dengan dunia nyata, itu hanyalah ketidak sengajaan penulis

• Sifat dan karakter tokoh yang ada disini, hanyalah hasil imajiner penulis. Jadi jika ada ketidak sesuaian dengan watak dan karakter asli penulis mohon maaf

• Bijaksanalah dalam mengutip quote dan penggalan kata di buku ini, untuk menghindari kesalah pahaman orang2 yang membaca quote readernim semua.

• Tidak disarankan meniru adegan kekerasan di dalam buku ini.

• Mohon tidak memancing war. Kritik dan saran akan ditampung, tapi harap pergunakan bahasa yang sopan.

• Beberapa tokoh antagonis yang dimunculkan bukan karena penulis tidak menyukai idol atau tokoh tersebut, melainkan karena penulis berpikir tokoh tersebut sesuai dengan karekter yang ada dalam imajiner penulis.

• Bukan STAY hanya seseorang yang menyukai STRAY KIDS dan karya2nya.

🌕 Selamat membaca Yeorobun 🌕











⚠️ Wellcome To District 9⚠️














Meja bundar di dalam ruangan temaran itu diisi oleh lima orang lelaki dengan raut wajah yang terlihat serius. Mereka adalah petinggi "Yellow Wood" salah satu fraksi lama yang menjadi kepercayaan pemerintahan. Setengah abad lebih selalu menguasai posisi-posisi penting di pemerintahan, fraksi Yellow Wood mulai terancam dengan keberadaan fraksi "Minotaur" yang perlahan mulai menarik atensi masyarakat.

Hal tersebutlah yang mendasari pertemuan para petinggi Yellow Wood hari itu. Mereka ingin membahas tentang bagaimana cara untuk kembali menarik perhatian masyarakat yang mulai beralih haluan pada fraksi baru yang selalu menganggung-agungkan masyarakat kecil tersebut.

"Kita tak bisa membiarkan ini! Jika membiarkan Minotaur terus memenangkan hati masyarakat, maka kejayaan Yellow Wood akan berakhir" Ahn Danny, salah satu petinggi yang dikenal paling vocal di fraksi tersebut menyuarakan ketidak puasannya pada rekan-rekan yang lain.

"Tanpa kau tegaskan, kita semua sudah tahu hal itu Danny-a...bukankah karena hal itu juga kita berkumpul disini?" Yoon Kye sang ikut buka suara, membuat Danny berdecih pelan mendengarnya.

"Akan sulit menarik simpati rakyat lagi, sebab...Minotaur seperti sudah berhasil menarik perhatian mereka. Kebijakan-kebijakan mereka terbilang terlalu pro rakyat, apalagi semenjak Hwang Chansung berhasil mereka usung sebagai pimpinan tertinggi Levanter" Kali ini Kim Taewoo ikut buka suara menimpali kedua rekan yang lebih tua darinya.

"Kalau memang tak ada pilihan lain, ya menyerah saja. Lagipula bukankah sesuatu yang lama selalu akan tergantikan dengan yang baru" Pukas Son Hoyoung yang langsung mendapatkan tatapan tak suka dari Danny.

"Ya! Kau tidak diajak kemari hanya untuk mengatakan sesuatu menyebalkan seperti itu" Sungut Danny kemudian.

"Lalu kau mau aku mengatakan apa? Apa kau memiliki ide di kepalamu? Tidak kan?"

Danny bangkit dari duduknya berniat memberi bogem mentah pada pria yang lebih muda dua tahun darinya tersebut. Namun belum lagi niatan itu terlaksana, suara berat milik Park Joon ketua fraksi Yellow Wood mengintrupsi penggerakan pria Ahn tersebut.

"Kita tak perlu melawan mereka secara langsung" Ucap Joon membuat empat pasang mata yang ada di ruangan tersebut langsung tertuju kepadanya.

"Maksud hyung?"

"Kita bentuk senjata yang akan mewakili kita melawan Minotaur"

"Senjata?" Kye Sang membeo

"Ne"

"Senjata seperti apa?"

Sebuah seringai terukir di wajah Joon membuat empat rekanya yang lain saling memandang heran mendapati hal tersebut.

"Senjata yang bisa kita gerakan untuk menarik kembali simpati masyarakat. Kita...akan menciptakan senjata itu"

_________

| Districk 9|

*********

Chan melangkah gugup memasuki ruangan yang dipenuhi aroma obat-oabatan. Ini bukan pertama kali bagi lelaki Bang itu memasuki ruangan tersebut. Namun mungkin ini yang pertama bagi Bangchan memasuki tempat itu dengan niatan berbeda.

"Siapa disana?" Sebuah suara berat membuat Chan berjengit kaget ketika mendengarnya.

Tubuh atletisnya berbalik dan mendapati sosok penjaga ruangan yang sudah berdiri sambil memandang penuh selidik kepadanya.

"Oh, ini aku tuan Go" Jawab Chan berusaha terdengar tenang.

Mata tua pria yang dipanggil Chan dengan sebutan tuan Go itu memicing, kemudian sebuah senyuman melengkung di wajah keriputnya.

"Kau ya Chan?" Tuan Go memastikan.

"Iya, tuan Go"

"Aaaaah, kau bertugas membagikan obat pada rekan-rekanmu hari ini?" Lagi tuan Go bertanya.

Kali ini Chan hanya mengangguk pelan, sebagai jawaban dari pertanyaan yang dilontarkan oleh pria di hadapannya.

"Kalau begitu aku tak perlu mengawasimu kan? Soalnya Bang Chan kita kan tidak pernah melakukan kesalahan"

Chan terkekeh pelan mendengar itu, bersama rasa lega yang menyusup di dadanya. Ada untungnya ternyata selama ini ia jadi sosok penurut. Setidaknya, beberapa penjaga jadi tidak menaruh kecurigaan lebih pada Bang Chan.

"Kalau begitu lanjutkan tugasmu, aku mau tidur sebentar. Tapi...jangan bilang-bilang pada ketua kalau aku tak mengawasimu ya" Tuan Go berujar sambil memasan gestur berpura-pura memperingati.

"Baik tuan Go, aku takkan mengatakan apapun pada ketua"

"Anak baik, ya sudah...sana lakukan pekerjaanmu"

Usai melakukan itu tuan Go langsung berlalu, meninggalkan Chan yang sudah mengusap dadanya lega. Pria itu benar-benar bersyukur karena rencananya berjalan lancar sejauh ini. Sekarang dia hanya tinggal melanjutkan rencana lainnya.

_________

| Districk 9|

*********

Seperti biasa, malam itu Chan yang bertugas membawakan jatah obat untuk penghuni District 9. Tidak semua sebenarnya, hanya penghuni di lantai satu sampai empat saja. Selebihnya ada rekan-rekan Chan lainnya yang melakukan pekerjaan tersebut juga. Tapi diantara semua petugas yang melakukan rutinitas tersebut, hanya Chan yang tak mendapat pengawasan khusus. Seperti yang tadi tuan Go katakan, Chan tak pernah membuat masalah, karena itu dia dipercaya melakukan segala hal sendiri.

Chan memasuki salah satu bangsal dimana sosok Hyunjin berada. Berjalan layaknya petugas normal -sebab ada cctv di dalam bangsal tersebut- Chan berujar sepelan mungkin pada Hyunjin.

"Dengarkan hyung baik-baik" Sembari berujar Chan melakukan tugasnya agar sosok yang mengawasi mereka dari cctv tidak menangkap keanehan pada Chan.

Si pemuda manis Hwang hanya diam saja, mencoba untuk tak bereaksi apapun. Matanya terfokus pada gerakan Chan yang masih memilah-milih obat mliiknya.

"nanti tepat tengah malam ketika suara sirine terdengar, kau harus bersiap-siap melakukan pelarian" Lagi Chan berujar.

"Lokasinya dimana?" Hyunjin menyamarkan gerakan bibirnya dengan berpura-pura menguap.

Dia sosok paling pembangkang di district 9 tersebut, jadi segala tindak tanduknya pasti akan mendapat sorotan lebih. Karena itu Hyunjin mengantisipasi hal tersebut sebisa mungkin, dia tak ingin Chan mendapat masalah karenanya.

"Di dalam pil warna putih sudah kutulis lokasi pelarian kita. Kau hanya tinggal melihatnya saja nanti. Pastikan hal tersebut tidak menarik perhatian ya,karena kau bisa kembali diseret ke ruang hukuman nanti" Nasehat Chan.

Hyunjin membalas dengan deheman pelan tepat ketika Chan meletakkan lima butir obat ke telapak tangannya.

"Bawa barang-barang yang penting saja, jangan merepotkan diri dengan sesuatu yang takkan kau gunakan nanti" Itu adalah hal terakhir yang Chan katakan sebelum tubuh kekarnya menghilang dibalik pintu bangsal kamar Hyunjin.

Beberapa detik Hyunjin menatap pintu bangsal yang tertutup, sebelum akhirnya berpura-pura menegak obat-obatan yang tadi Chan berikan padanya.

_________

| Districk 9|

*********

"Kalian pasti ingat Hwarang bukan?" Frasa tanya itu Joon lontarkan pada keempat rekannya sesama petinggi Yellow Wood

"Ya" Mewakili tiga yang lain Danny menjawab pertanyaan dari Joon

"Kita akan membentuk kelompok seperti Hwarang"

"Apa!?" Seperti Koor, keempat rekan Joon berujar dengan nada suara terdengar kaget.

"Kita akan menciptakan sekelompok pemuda dan membuat mereka menjadi senjata untuk melawan Minotaur" Mengabaikan ekspresi kaget teman-temannya, Joon kembali berujar.

"Maksud hyung, kita akan mengumpulkan kaum muda untuk melawan Minotaur nanti?" Taewoo bertanya guna memperjelas maksud Joon.

Yang paling tua mengangguk menjawab pertanyaan Taewoo.

"Apa itu masuk akal?" Kye sang kembali buka suara karena tidak yakin dengan ide dari Joon.

"Tidak akan mudah bekerja sama dengan kaum muda hyung, terlebih kaum muda di masa sekarang" Danny menimpali.

"Aku tak mengatakan akan bekerja sama dengan kaum muda Ahn Danny. Aku bilang kita akan menciptakan senjata untuk menyerang Minotaur dan kaum muda itu akan kujadikan senjata untuk hal tersebut"

"Caranya?" Danny bertanya

"Doktrin saja mereka dengan idiologi kita, lalu biarkan mereka menyebarkan hal tersebut pada kaum muda yang lain. Dengan begitu kita tak perlu turun tangan langsung untuk menarik simpati masyarakat Levanter"

"Aaaah, aku paham...aku paham" Hoyoung berujar sambil bertepuk tangan sekali "Ini seperti kau menjual minuma soda yang lama tapi dengan kemasan baru, bukan begitu hyung?"

"Ya benar"

"Lalu bagaimana kita akan mulai mengumpulkan kaum-kaum muda tersebut?"

"Kita akan memilih kaum muda yang bepengaruh di masyarakat. Jadi kerahkan semua bawahan untuk mendata pemuda dan pemudi yang bisa kita tarik untuk jadi senjata kita"

_________

| Districk 9|

*********

Suara raungan sirine menyentak Hyunjin yang tengah melamun. Seketika degup jantung pria Hwang itu bergemuruh tak menentu. Rasa takut dan gugup mendominasinya kini, padahal rencana pelarian kali ini bukanlah yang pertama dia lakukan.

Cklang

Kunci pintu otomatis bangsal milik Hyunjin terbuka dengan sendirinya, bersamaan dengan lampu cctv yang mati. Hyunjin tak tahu siapa pelaku yang membuat pintu dan cctv itu tidak berfungsi seperti biasanya. Yang pria Hwang itu tahu, dia harus bergegas keluar dari bangsal secepatnya. Tanpa menunggu apapun, Hyunjin pun meraih tas yang tadi ia sembunyikan di balik selimutnya. Cepat tungkainya bergerak meninggalkan bangsal dan menuju lokasi yang sudah dijanjikan Chan.

Ketika tiba disana Hyunjin ternyata bukan orang pertama yang tiba di lokasi, sebab ketika tubuh jangkungnya memasuki bus -yang menjadi lokasi tempat bekumpul- sudah ada seorang pemuda dengan mata serupa rubah duduk manis disana. Wajahnya sama gelisahnya dengan Hyunjin, bahkan pemuda itu sempat kaget ketika si pria berbibir tebal masuk ke dalam kendaraan tersebut.

"Si...siapa?" Tanya pemuda itu pada Hyunjin

"Aku Hwang Hyunjin" Jawab Hyunjin seraya membenarkan letak tas yang tersampir di bahunya"Kau?" Balas Hyunjin kemudian.

"Y...Yang Jongin" Balas si pemuda itu gugup

"Kau juga diajak Chan hyung?" Hyunjin memastikan dan langsung mendapat anggukan pelan dari Jongin.

Cemas Hyunjin sedikit sirna, bahkan si tinggi sudah menghela nafas lega kini. Berjalan pelan melewati Jongin, Hyunjin pun memilih kursi paling belakang untuk ia duduki.

"Berapa usiamu?" Hyunjin bertanya pada Jongin.

Yang ditanya menoleh kebelakang, guna menatap Hyunjin yang sudah bersandar nyaman disana.

"20 tahun" Jawab Jongin.

"Aaah, kau lebih muda dariku. Mulai sekarang panggil aku hyung"

Jongin hanya mengangguk tanpa membalas ucapan dari Hyunjin, dia belum terlalu berani banyak bicara dengan teman barunya tersebut. Suasana bus pun menjadi senyap beberapa saat, sebelum secara tiba-tiba tiga orang muncul dengan nafas terengah. Hyunjin spontan meneggakan tubuhnya dan memasang wajah siaga, begitu juga dengan Jongin.

"Tenang....tenang, kami juga pelarian" Sosok pria serupa tupai berujar sambil mengisyaratkan pada Jongin dan Hyunjin untuk tetap tenang.

"Chan hyung belum tiba?" Sosok lain dengan suara beratnya bertanya yang ia arahkan pada Hyunjin juga Jongin.

"Belum" Jongin yang tidak mendengar Hyunjin menyahut berinisiatif menjawab pertanyaan pria bersuara berat itu.

Mendengar jawaban yang Jongin lontarkan pria bersuara berat itu mengangguk samar sambil sesekali menatap keluar bus dari jendela. Suasana cukup gelap dan Hyunjin tak mampu menatap wajah pria itu dari tempatnya berada saat ini, tapi dari deru nafas yang memburu Hyunjin yakin pria itu dilanda kegugupan.

"Sebaiknya kita duduk saja dulu, mungkin Chan hyung akan tiba sebentar lagi" Pria manis lainnya berujar sambil mengusap pundak dua temannya. Sepertinya dia cukup peka dengan kegugupan sang teman, jadi memberi usul agar suasana disana tidak terlalu tegang.

Tanpa membantah kedua teman yang datang bersamanya mengangguk, kemudian mulai megarahkan tubuh mungil mereka kearah Jongin dan Hyunjin.

"Keberatan aku duduk disini?" Si pria tupai berujar pada Jongin, guna meminta izin duduk di sebelah pria Yang tersebut.

"Ya, tidak apa" Jawab Jongin.

Dua lainnya berjalan melewati Jongin, yang satu duduk di kursi antara Hyunjin dan Jongin sedangkan satunya lagi menduduki kursi sebelah pria manis tersebut, tepatnya di belakang si pria tupai.

"Aku Lee Felix" Si pemilik suara berat mempekenalkan diri pada Hyunjin dan Jongin.

"Hwang Hyunjin" Balas Hyunjin

"Yang Jongin" Jongin ikut menyahut kala iris almond Felix mengarah langsung padanya.

"Aku Han Jisung" Pria di samping Jongin ikut memperkenalkan diri.

"Aku Kim Seungmin" Tak mau ketinggalan pria manis di antara Jongin dan Hyunjin ikut memberi tahu namanya pada mereka.

Suasana bus kembali hening setelah perkenalan singkat tersebut, hingga raungan sirine kembali membelah kesunyian malam. Tak lama suara ledakan pistol ikut terdengar, membuat lima pemuda yang ada di bus tersebut berjengit kaget seketika.

"Semua menunduk!" Perintah Jisung kala rungunya mendengar suara derap kaki memburu mendekati bus tempat mereka berada.

Tak pakai membantah semua melakukan apa yang Jisung perintahkan. Mereka menahan gugup sambil membekap mulut masing-masing agar deru nafas khawatir kelimanya tak sampai terdengar oleh sosok yang ada di luar bus sana.

"Busnya kosong" Satu suara terdengar membuat tubuh Hyunjin dan empat orang yang ada disana menegang seketika.

"Benarkah?" Kali ini Hyunjin mengerjap pelan, manakala suara itu tertangkap telinganya.

Tak butuh waktu lama bagi Hyunjin mengetahui kalau suara tersebut adalah milik Chan. Jadi tanpa ragu pria tinggi itu keluar dari persembunyiannya membuat dua sosok di samping Chan terkejut karena ulahnya.

"Astaga kukira hantu" Pria dengan tinggi badan yang tidak lebih tinggi dari Bang Chan berujar sambil mengusap dadanya pelan.

Tak lama yang lain ikut menunjukan diri, membuat senyum di wajah Chan terukir lebar.

"Ternyata kalian sudah disini"Chan berujar lega "Kalian baik-baik saja kan?" Tanya pemuda

Anggukan dari empat pemuda di hadapannya menjawab pertanyaan yang Chan lontarkan. Hanya Hyunjin yang diam, tapi Chan tidak mempermasalahkan hal itu.

"Baiklah, karena semua sudah ada disini, sebaiknya kita segera berangkat" Chan berujar setelahnya sambil menyerahkan tas punggungnya pada pria pendek tadi.

"Minho, Changbin....bergabunglah dengan mereka! Aku akan menjalankan bus ini dulu"

Sosok yang bernama Minho dan Changbin mengangguk, kemudian mendudukan diri di kursi depan Jisung dan Jongin. Mereka sempat memperkenalkan diri juga dan langsung dibalas oleh lima pemuda yang sudah lebih dulu tiba disana.

Kendaraan mulai bergerak perlahan menembus kegelapan District 9. Chan masih belum bergabung bersama yang lain, sebab si pria Bang mau memastikan penggerakan kendaraan itu tidak terlacak menara pengawas.

Dinding besar dilewati dengan mudah dan hal itu sedikit memberi rasa lega pada Bang Chan. Merasa perjalanan akan memakan waktu, pria berkulit putih itu pun keluar dari ruang kemudi setelah lebih dulu mengaktifkan mode otomatis untuk kendaraan roda enam tersebut. Ketujuh teman pelariannya sudah berganti pakaian ketika Chan tiba, bahkan beberapa sudah terlihat berbincang akrab.

"Hyung, kau juga ganti bajumu" Changbin berujar sambil melempar kembali tas milik Bang Chan.

Chan pun mengangguk kemudia mengeluarkan sepasang pakaian untuk dia kenakan. Tanpa canggung pria itu menukar pakaiannya lantas membuang pakaian putih -khas District 9- keluar jendela. Sosok Chan sempat mematung sesaat menatap pakaian putih yang terhempas begitu saja di jalanan dan seketika sesuatu dalam dirinya seperti berbisik pelan menanyakan pada dirinya yang lain 'apa ini keputusan yang benar?'

_________

| Districk 9|

*********

"Belum tidur?" Chan bertanya pada Hyunjin yang masih terjaga.

Hwang Hyunjin menoleh pada sosok yang tadi memilih duduk di sampingnya. Senyum hangat khas pria Bang itu dilempar, membuat Hyunjin ikut merekahkan kurva serupa di wajah tampannya. Bus masih berjalan dengan mode otomatis yang sudah Chan atur lokasi tujuannya.

"Belum mengantuk" Jawab Hyunjin.

Chan mengangguk pelan, kemudian menatap satu per satu wajah pulas teman-teman pelariannya. Enam pria tersebut terlihat begitu damai menikmati lelap yang sudah menyapa tak lama setelah perjalanan mereka meninggalkan District 9. Raungan sirine tak lagi terdengar, bahkan tembok-tembok tinggi khas gedung tempat merek dulu disatukan sudah tak lagi terlihat. Kini disepanjang perjalanan mereka hanya terlihat pepohonan tinggi yang membuat suasana terasa menyeramkan.

"Hyung...mereka ini sebenarnya siapa?" Tanya Hyunjin pada Bang Chan.

"Mereka?" Telunjuk Chan menunjuk rekan-rekannya yang lain "Mereka sama sepertimu Hyunjin-a. Mereka...orang-orang yang tak ingin dikekang oleh doktrin-doktrin petinggi District 9" Jelas Chan kemudian.

"Apa...mereka bisa kita percaya hyung?" Tanya Hyunjin sedikit ragu.

Jujur Hyunjin belum bisa mempercayai satu pun dari rekan mereka, meski pada kenyataannya enam pria itu ikut dalam pelarian bersama dirinya dan Chan. Yang lebih tua merasa maklum dengan sifat Hyunjin satu itu, mengingat sudah berkali-kali si pemuda Hwang dikhianati rekannya ketika hendak melarikan diri. Hyunjin bahkan pernah nyaris gila karena lebih dari seminggu dikurung dalam ruangan serba putih tanpa jendela.

"Aku sudah menyelidiki mereka Hyunjin-a dan mereka sangat bisa dipercaya" Jawab Chan.

"Kau yakin hyung?"

"100%"

Hyunjin diam mendengar jawaban dari Chan, namun ketidak puasan masih tergambar jelas di wajah pria berbibir tebal tersebut.

"Kenapa?" Tanya Chan yang menyadari hal itu.

"Tidak...tidak apa-apa" Jawab Hyunjin sambil menggeleng.

Chan mengubah posisi duduknya menjadi menghadap Hyunjin, kemudian meraih bahu yang lebih muda dan mengusap pelan.

"Kau...khawatir?" Tanya Chan.

Tak mencoba membantah, Hyunjin mengangguk pelan membenarkan frasa tanya yang Chan lontarkan.

"Jangan khawatir, hyung ada disini bersamamu" Tukas Chan mencoba menenangkan Hyunjin.

Hanya seulas senyum terpaksa yang Hyunjin berikan sebagai balasan ucapan yang Chan lontarkan. Karena jujur, meski dia berusaha untuk meredap rasa khawatir di hatinya Hyunjin tetap tidak bisa mengusir pergi perasaan tersebut. Entahlah, mungkin Hyunjin hanya belum terbiasa dengan teman-teman barunya atau dia terlalu peka terhadap hal buruk yang akan menimpanya.

"Sebaiknya kau tidur saja, perjalanan kita masih lama" Chan mengusap pelan kepala Hyunjin.

"Baik" Meski rasa kantuk belum mendera, Hyunjin tetap memejamkan mata.

Bersama tangan Chan yang maih mengusap surai hitamya, Hyunjin mulai mencoba menarik lelap seperti teman-teman barunya.

_________

| Districk 9|

*********

"Beberapa menteri dan anggota dewan menolak usul kita membentuk District 9" Lapor Taewoo pada Joon

"Kenapa?"

"Mereka bilang itu membuang dana dan lagi, mereka juga tak yakin kalau hal itu akan berdampak baik pada mereka" Jelas Taewoo.

"Kalau begitu mulailah dengan meminta putra pemimpin tertinggi bergabung. Jika pemimpin tertinggi saja mengirim putra mereka....pasti bawahannya akan mengikuti jejak sang pemimpin dengan sendirinya"

"Tapi Hwang Chansung juga tak setuju dengan hal itu, hyung"

Joon tersenyum kemudian menyesap wine yang ada di tangan kirinya "Temui Bae Suzy, dan katakan padanya kalau Bang Yongguk sudah mengirimkan putra mereka untuk masuk ke District 9"

"Hanya itu?"

"Iya, hanya itu"

"Apa itu akan berhasil?"

"Tentu" Joon tersenyum culas "Ketika harta dan tahta tak bisa menggoyahkan iman seorang pria, bukankah satu-satunya senjata adalah wanita. Jadi...biarkan sang wanita yang mengubah keputusan sang pemimpin kita"

_________

| To Be Continue|

|See You Next Part|

|Langsa, 8 Januari 2021 |

|Porumtal|

|Battle Story With Haebaragi13 cek profilnya dan cari cerita dengan judul serupa|

________

𝗛𝗮𝗽𝗽𝘆 𝗕𝗶𝗿𝘁𝗵𝗱𝗮𝘆 𝗜.𝗡

#HappyINDay
#스테이의_영원한_아기빵_생일축하해
#MaknaeINOnTopDay
#StrayKids #스트레이키즈
#아이엔 #I_N

Continue Reading

You'll Also Like

164K 8K 28
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
63.6K 184 4
FEM HYUCK! KARYAKARSA ONLY! JOROK BANGET! MINOR DNI! MARKHYUCK AREA "Kisah aca dan selingkuhannya, sopir angkot langganan aca ke pasar, abang malik"
181K 28.6K 52
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
89.1K 7.8K 81
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...